Keterampilan Proses Sains KPS

mengidentifikasikan variabel secara oprasional, merancang penelitian, dan melaksanakan eksperimen. Hosnan 2014: 370 menyatakan kemampuan-kemampuan yang diharapkan terbentuk melalui keterampilan proses adalah kemampuan : 1. Mengamati, 2. Mengklasifikasikan, 3. Menafsirkan, 4. Meramalkan, 5. Menerapkan, 6. Merencanakan Penelitian, dan 7. Mengkomunikasikan. Sedangkan menurut Dimyati dan Mujiono 2012: 140-145 keterampilan-keterampilan proses dasar terdiri atas enam keterampilan yakni: 1 Mengamati Melalui pengamatan siswa dapat belajar tentang duinia sekitar,dengan mengamati objek-objek dan fenomena alam menggunakan pancaindra: penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman, dan perasapengecap. Semua informasi yang diperoleh dapat menuntut keingintahuan siswa tentang lingkungan sekitar. Kegiatan mengamati memiliki dua sifat utama yaitu sifat kualitatif dan sifat kuantitatif. Mengamati bersifat kualitatif dalam pelaksanaannya hanya menggunakan pancaindra untuk memperoleh informasi, contohnya yaitu menentukan warna penglihatan, mengenali suara pendengaran, membandingkan rasa pengecap, menentukan objek yang kasar dan halus perabaan, dan membedakan bau objek penciuman. Sedangkan mengamati bersifat kuantitatif dalam pelaksanaannya selain menggunakan pancaindra yaitu menggunakan peralatan lain yang dapat memberikan informasi khusus dan tepat, contohnya seperti kegiatan meghitung panjang objek yang sangat panjang sehingga membutuhkan alat bantu meteran, menentukan suhu air yang mendidih dengan menggunakan bantuan alat ukur termometer, dan lain sebagainya. 2 Mengklasifikasikan Berbagai macam objek, peristiwa, dan segala yang ada dikehidupan sekitar akan lebih mudah dipahami apabila dilakukan dengan menentukan berbagai jenis golongannya dengan cara mengamati persamaan, perbedaan, dan hubungan serta pengelompokan objek berdasarkan kesesuaian dengan berbagai tujuan. Contoh kegiatan mengklasifikasi yaitu mengklasifikasikanmengelompokan makhluk hidup selain manusia menjadi dua kelompok : binatang dan tumbuhan. Contoh lain yaitu mengelompokkan binatang yang beranak, bertelur, dan beranak dan bertelur, dan lain sebagainya. 3 Mengkomunikasikan Kemampuan berkomunikasi seseorang merupkan dasar untuk segala yang dikerjakan. Komunikasi efektif yang jelas, tepat dan tidak samar-samar menggunakan keterampilan yang perlu dalam komunikasi,seharusnya dilatih dan dikembangkan pada siswa. Hal ini dikarenakan semua orang memiliki kebutuhan untuk mengemukakan ide dan perasaan dapa diri seseorang. Contoh keterampilan komunikasi adalah mendiskusikan suatu masalah, membuat laporan, membaca peta, membaca grafik, tabel, dan kegiatan lainnya yang sejenis. 4 Mengukur Kegiatan mengukur di dalam kehidupan sehari-hari sangat diperlukan, untuk mengetahui jumlah objek, jarak, dan sebagainya. Mengukur dapat diartikan sebagai membandingkan yang diukur dengan satuan ukuran tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. Contoh kegiatan mengukur antara lain yaitu : mengukur panjang garis, mengukur berat badan, mengukur temperatur kamar, dan kegiatan lain yang sejenis. 5 Memprediksi Prediksi merupakan ramalan dari apa yang kemudian hari mungkin dapat diamati. Memprediksi juga dapat diartikan sebagai mengantisipasi atau membuat ramalan tentang segala hal yang akan terjadi di waktu mendatang dengan berdasarkan perkiraan pada pola tertentu atau hubungan antara fakta, konsep dan prinsip dalam ilmu pengetahuan. 6 Menyimpulkan Menyimpulkan merupakan suatu keterampilan memutuskan keadaan suatu objek atau peristiwa berdasarkan fakta, konsep, dan prinsip yang diketahui. Contoh kegiatannya yaitu: berdasarkan pengamatan diketahui bahwa api lilin mati setelah ditutup dengan gelas rapat- rapat, sehingga siswa dapat menyimpulkan bahwa lilin dapat menyala apabila ada oksigen.

C. LKS Berbasis Keterampilan Proses Sains

Secara umum LKS bermanfaat untuk guru dan peserta didik, baik sebagai pedoman dalam pembelajaran dan sebagai salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan di sekolah dalam proses belajar mengajar. LKS berbasis KPS mengajarkan peserta didik untuk menemukan hal-hal baru secara langsung melalui suatu eksperimen dan penguasaan konsep. Pada penilitian ini LKS dikembangkan dengan menerapkan pendekatan keterampilan proses, langkah-langkah keterampilan proses di integrasikan ke dalam seluruh bagian LKS, mulai dari uraian materi untuk memunculkan motivasi siswa, langkah kerja yang disusun sistematis sampai dengan pertanyaan-pertanyaan yang menuntun siswa dalam menemukan konsep pembelajaran. LKS yang berbasis KPS mempunyai kelebihan seperti yang diungkapkan Salirawati 2011: 2, yaitu LKS yang berbasis KPS dapat memudahkan guru dalam mengarahkan siswanya untuk dapat menemukan konsep- konsep melalui aktivitas sendiri, dapat mengembangkan sikap ilmiah serta mengembangknan minat siswa terhadap alam sekitarnya, mengubah kondisi belajar dari suasana “guru sentris menjadi “siswa sentris”. Langkah-langkah pengembangan LKS menurut Suryobroto dalam Salirawati, 2011: 4 sebagai berikut: 1. Menetapkan standar kompetensi, judul, dan tujuan pembelajaran kompetensi dasar yang ingin dicapai. 2. Menganalisis dan menjabarkan kompetensi dasar menjadi indikator dengan langkah-langkah sebagai berikut: a Merumuskan kompetensi dasar yang ingin dicapai. b Memilih dan menjabarkan materi pembelajaran berdasarkan kompetensi dasar yang ingin dicapai. c Membuat indikator pencapaian kompetensi dasar. d Menetapkan prosedur, jenis, dan alat penilaian berbasis kelas sesuai dengan misi Kurikulum. Menetapkan alternatif kegiatan pengalaman belajar yang dapat memberikan peluang yang optimal kepada siswa untuk mengembangkan keterampilan keterampilan proses sains di dalam dirinya. e Menetapkan dan mengembangkan bahan media sumber yang sesuai dengan kemampuan dasar yang akan dicapai, karakteristik siswa, fasilitas sarana dan prasarana, dan karakteristik lingkungan siswa. f Menyusun LKS yang lengkap, yaitu menuangkan hasil-hasil yang telah dilakukan menjadi sebuah LKS. Sedangkan Prastowo 2014: 216-224 mengungkapkan langkah-langkah pengembangan LKS, antara lain: a Menentukan tujuan pembelajaran. b Pengumpulan Materi; dalam tahapan ini kita menentukan materi dan tugas yang akan dimasukkan ke dalam LKS. c Penyusunan Elemen atau unsur-unsur d Pemeriksaan dan Penyempurnaan; pada tahapan ini dilakukan validasi yang meliputi 3 variabel. Untuk mengetahui suatu LKS itu dikatakan layak atau tidak, maka perlu dilakukan penilaian. Menurut Joni dalam Salirawati, 2011: 4-5 penilaian LKS dapat diadaptasi dari cara penilaian Paket Belajar, yaitu: 1. Penilaian pra input, yaitu penilaian yang dilakukan segera setelah LKS selesai disusun dengan tujuan untuk pemantapan penyempurnaan sebelum LKS disebarluaskan. Penilaian ini dilakukan oleh tim pengembang dengan cara menganalisis LKS berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan dengan bantuan instrumen penilaian yang merupakan terjemahan dari kriteria tersebut. 2. Penilaian input, yaitu penilaian yang bertujuan mengetahui peran LKS dalam keseluruhan program uji coba. Penilaian ini dilakukan sebelum LKS diterapkan di dalam kelas. Penilaian dilakukan oleh personel yang terlibat dalam uji coba, seperti: tim pengembang, dosen, dan administrator. Cara penilaian sama dengan penilaian pra input. 3. Penilaian proses, yaitu penilaian yang bertujuan mengetahui seberapa jauh LKS tersebut sesuai dengan kondisi kelas yang sebenarnya, yang akhirnya akan dipakai untuk penyempurnaan atau merevisi LKS. Penilaian ini dilakukan ketika LKS sedang diterapkan. Caranya dapat dengan mengadakan observasi kelas dan wawancara dengan pihak- pihak yang terlibatPenilaian kualitas LKS dapat dilakukan oleh orang yang ahli dalam bidang penyusunan LKS atau ahli media karena LKS adalah media, guru bidang ilmu yang sesuai dengan materi dalam LKS, maupun siswa sebagai pengguna LKS. Prastowo 2014: 319 mengungkapkan bahwa terdapat manfaat dan kegunaan yang diperoleh dari pengembangan bahan ajar LKS bagi siswa maupun guru, diantaranya sebagai berikut: 1. Bagi guru 1 Diperoleh bahan ajar LKS ynag sesuai tuntutan kurikulum dan kebutuhan siswa 2 Tidak lagi bergantung pada buku teks 3 Mengembangkan komunikasi pembelajaran yang efetif antara guru dan siswa karena siswa merasa lebih dipercaya kepada gurunya 4 Menambah khazanah pengetahuan dan pengalaman guru dalam menulis bahan ajar. 2. Bagi siswa 1 Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik 2 Siswa lebih banyak mendapatkan kesempatan untuk belajar secara mandiri dengan bimbingan guru 3 Siswa mendapatkan kemudahan dalam mempelajari setiap kompetensi yang harus dikuasai LKS hasil pengembangan ini diharapkan dapat membantu siswa melakukan kerja ilmiah untuk menemukan konsep pembelajaran yang ingin dicari, sehingga siswa menjadi terbiasa untuk melakukan kegiatan- kegiatan ilmiah dan kemampuan kerja ilmiahnya dapat meningkat.