Ruang Lingkup Penelitian PENDAHULUAN

menemukan konsep, menemukan informasi, menyelidiki sendiri dan dapat me- mecahkan masalah yang sedang dihadapi. Cara belajar yang seperti ini, dapat digunakan dalam kehidupan bermasyarakat. Tujuan spesifik dari pembelajaran dengan penemuan yaitu: dalam penemuan sis- wa berkesempatan terlibat secara aktif dalam pembelajaran, sehingga siswa bela- jar menemukan pola dalam situasi konkrit maupun abstrak serta dapat meramal- kan informasi tambahan yang diberikan, siswa dapat merumuskan strategi tanya jawab untuk memperoleh informasi yang bermanfaat. Pembelajaran dengan pe- nemuan membantu siswa membentukkerjasama yang efektif, saling membagi in- formasi, mendengar danmenggunakan ide-ide orang lain. Keterampilan yang di- pelajari dalam pembelajaran lebih mudah ditransfer untuk aktifitas baru dan di- aplikasikan dalam situasi belajar yang baru Bell, 1978 Menurut Munandar Fathur dkk, 2012 memberikan pendapatnya bahwa meng- ajar dengan discovery selain berkaitan dengan penemuan juga bisa meningkatkan kemampuan berpikir kreatif. Model pembelajaran discovery merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menemukan sesuatu benda, manusia, atau peristiwa secara siste- matis, kritis, logis, memberanalitis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Adapun menurut Syah 2004 dalam mengaplikasikan model discovery learning di kelas, tahapan atau prosedur yang harus dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar secara umum adalah sebagai berikut:

1. Pemberian rangsangan

Langkah awal dari tahap stimulasi ini adalah siswa dihadapkan pada sesuatu yang dapat menimbulkan kebingungannya, setelah itu dilanjutkan untuk tidak memberi generalisasi, hal ini dimaksudkan agar timbul keinginan siswa untuk menyelediki sendiri. Disamping itu guru dapat memulai kegiatan belajar mengajar dengan mengajukan pertanyaan. Pada tahap ini siswa memiliki kesempatan untuk terlibat secara aktif dengan melakukan kegiatan mengamati data tentang fakta atau feno- mena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu. Dengan ada- nya kegiatan ini, peserta didik dapat melakukan pengamatan melalui kegiatan me- lihat, menyimak, mendengar, dan membaca hal yang penting dari suatu benda atau objek.

2. Pernyataan identifikasi masalah

Setelah melalui tahap pemberian rangsangan, tahap selanjutnya adalah guru mem- berikan kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi masalah yang telah di- berikan oleh guru, kemudian siswa dapat merumuskan masalah serta hipotesisnya atas pertanyaan dari permasalahan yang diberikan Syah, 2004. Pada tahap ini, siswa diberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan atau per- masalahan tentang apa yang telah mereka amati pada kegiatan stimulasi. Melalui kegiatan mengidentifiksi masalah ini dikembangkan rasa ingin tahu peserta didik dan keterbiasaan siswa untuk menemukan suatu masalah akan semakin terlatih. Pertanyaan tersebut menjadi dasar untuk mencari informasi yang lebih lanjut dan beragam dari sumber yang ditentukan guru sampai yang ditentukan peserta didik, dari sumber yang tunggal sampai sumber yang beragam.

3. Pengumpulan data

Ketika proses pembelajaran berlangsung guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber yang relevan, agar dapat membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang mereka buat pada tahap identifikasi masalah Syah, 2004. Tahapan ini salah satunya di- lakukan agar peserta didik dapat menggali dan mengumpulkan data atau informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Untuk itu peserta didik dapat mem- baca buku yang lebih banyak, memperhatikan fenomena atau objek yang lebih teliti, atau bahkan melakukan eksperimen. Melalui kegiatan tersebut terkumpul sejumlah informasi yang menjadi dasar bagi kegiatan berikutnya yaitu pengolahan data.

4. Pengolahan Data

Pengolahan data merupakan suatu kegiatan mengolah data dan informasi yang telah didapatkan oleh siswa. Informasi yang siswa peroleh dapat dijadikan bahan dalam pengolahan data. Sumber informasi berupa hasil bacaan, wawancara, ob- servasi, eksperimen dan sebagainya. Setelah itu semua data diolah, diacak, di- tafsirkan, ditabulasi, bahkan bila perlu dihitung dengan cara tertentu serta ditaf- sirkan pada tingkat kepercayaan tertentu Djamarah, 2006. Dalam kegiatan ini, peserta didik melakukan pemrosesan data atau informasi untuk menemukan ke- terkaitan satu informasi dengan informasi lainnya, menemukan pola dari keter- kaitan informasi dan bahkan mengambil berbagai kesimpulan dari pola yang di- temukan.

5. Pembuktian

Pada tahap ini siswa melakukan pemeriksaan secara teliti, pemeriksaan itu di- dapatkan dengan cara melakukan suatu percobaan atau eksperimen guna untuk