Analisis Konsep Laju Reaksi

Tabel 3. Lanjutan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 3. Tumbukan efektif Tumbukan yang mempunyai energy yang cukup untuk memutuskan ikatan- ikatan kimia pada zat yang bereaksi dan menghasilkan energy Konsep abstrak  Tumbukan  Ikatan kimia  Zat yang bereaksi  Frekuensi tumbukan  Energy partikel pereaksi  Arah tumbukan Partikel- partikel pereaksi dalam suatu reaksi Tumbukan tidak efektif Tahap transisi Tumbukan antara molekul- molekul gas N 2 O dan NO menghasilkan gas N 2 dan NO 2 Semakin besar konsentrasi, semakin besar kemungkina n partikel saling bertumbukan 4. Reaksi kimia Hasil dari tumbukan antar partikel yang bereaksi dapat menghasilkan senyawa baru Konsep abstrak  Reaktan  Produk Mol pereaksi - Persamaan reaksi - A 2 g + B 2 g → AB g Molekul A 2 dan B 2 atau dianggap ikatan A-A dan B-B putus dan terbentuk ikatan A-B Katalis mempercepa t reaksi karena dapat menurunkan energy aktivasi .5. Energi Aktivasi Energi kinetik minimum yang harus Konsep abstrak  Pertikel perekasi Jumlah energy Energi Energi ionisasi Energy kinetic Agar NO 2 dan N 2 O bereaksi Peningkatan suhu 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 dimiliki oleh partikel pereaksi sehingga mengahasilkan tumbukan efektif  Tumbukan efektif  Energy kinetik minimum yang tersedia dibutuhkan energy minimum sebanyak 209 kJ memperbesa r fraksi molekul yang mencapai energy aktivasi 6.. Laju reaksi Laju reaksi adalah laju bertambahnya produk atau berkurangnya pereaksi per satuan waktu, dinyatakan dalam suatu persamaan laju reaksi dan dipengaruhi oleh konsentrasi pereaksi, luas bidang sentuh, suhu, serta katalis Konsep abstrak  Laju reaksi  Perubahan konsentrasi pereaksi atau produk dalam satuan waktu  Dinyatakan dalam persamaan laju reaksi Konsentra si zat komponen reaksi Reaksi kimia Faktor-faktor yang mempengaruh i laju reaksi  Konsentrasi  Suhu  Luas permukaan  Katalis Reaksi yang berlangsung lambat seperti perkaratan besi, apel teroksidasi. Reaksi yang berlangsung cepat seperti pembakaran kertas, meledaknya bom.  Kebakara n hutan  Membusu knya nasi 7. Faktor- faktor yang mempengaru hi laju reaksi Semua factor yang dapat mengendalikan laju reaksi baik melambatkan reaksi maupun mempercepat laju reaksi yang terdiri atas luas permukaan, konsentrasi, suhu dan katalis Konsep abstrak  Mengendalikan laju reaksi  Mempercepat reaksi dan memperlambat reaksi Komposisi Pengaruh perubahan reaksi  Kecepatan reaksi  Waktu perubahan  Luas permukaan  Konsentrasi pereaksi  Suhu  Katalis  Laju meluruhnya batu pualam dalam larutan HCl Bahan mkanan yang dipotong – potong lebih cepat matang 8. Luas permukaan Semakin besar luas permukaan suatu zat, maka laju reaksinya Konkrit  Luas permukaan besar laju Besar kecilnya luas Faktor yang mempengaru hi laju reaksi  Konsentrasi  Suhu  Katalis  Laju berlangsun g cepat 0,3 g CaCO3 yang bentuknya  Mengun yah makanan Tabel 3. Lanjutan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 semakin lambat dan sebaliknya, makin luas permukaan suatu zat lajunya semakin cepat reaksi lambat  Luas permukaan kecil laju reaksi cepat permukaan  Laju berlangsun g lambat serbuk ketika direaksikan dengan larutan HCl 0,1M lebih cepat habis bereaksi menghasilkan gas CO 2 dibandingkan dengan 0,3 g CaCO3 kepingan ketika direaksikan dengan larutan HCl 0,1M  Sayur yang dipotong kecil- kecil lebih cepat matang 9. Konsentrasi pereaksi Semakin besar konsentrasi pereaksi, maka laju reaksinya semakin cepat dan sebaliknya makin kecil konsentrasi pereaksi, lajunya semakin lambat Konkrit  Konsentrasi makin besarlaju reaksi makin cepat  Konsentrasi makin kecil laju reaksi semakin lambat Komposisi konsentrasi Faktor yang mempengaru hi laju reaksi  Luas permukaan  Suhu  Katalis  Laju berlangsu ng cepat  Laju berlangsu ng lambat 0,06 g Mg dalam HCl 1M lebih cepat meluruh dibandingkan dengan 0,06 g Mg dalm 0,5 M larutan HCl Alkohol yang berkonsentr asi 25 lebih cepat memabukka n dibandingka n dengan yang konsentrasin ya 5 10. Suhu Makin tinggi suhu makin cepat laju reaksi, sebaliknya makin rendah suhu makin lambat laju Konkrit  Suhu tinggi,aju reaksi cepat  Suhu rendah aju reaksi Perubahan suhu Faktor yang mempengaru hi laju reaksi  Luas permukaan  Konsentrasi  Katalis  Laju berlangsu ng cepat  Laju berlangsu Reaksi antara Na 2 S 2 O3 dengan HCl akan lebih cepat Air yang direbus lebih cepat mendidih pada suhu Tabel.3 Lanjutan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 reaksinya lambat ng lambat beraeaksi menghasilkan endapan belerang pada suhu tinggi dibandingkan dengan pada suhu rendah tinggi dibandingka n dengan suhu rendah Makanan yang dimasak pada suhu tinggi akan lebih cepat matang dibandingka n dengan suhu rendah 11. Katalis Penambahan katalis dapat mempercepat laju reaksi Konsep abstrak Katalis ditambahkan, laju reaksi makin cepat Zat yang ditambahk an dalam pereaksi Faktor yang mempengaru hi laju reaksi  Luas permukaan  Konsentrasi  Suhu  Laju berlangsu ng cepat  Laju berlangsu ng lambat Reaksi H 2 O 2  H 2 O + O2 berlangsung sangat lambat pada suhu kamar hingga sulit teramati sehingga dimbahkan FeCl 3 sebagai katalis Untuk memanjat pagar yang tinggi harus menggunaka n tangga untuk mempercepa t memanjat, tangga disnggap sebagai katalis. 12. Persamaan laju reaksi Persamaan laju reaksi menyatakan hasil kali suatu tetapan laju reaksi dengan konsentrasi reaktan dipangkatkan orde reaksi Konsep abstrak  Persamaan laju reaksi  Tetapan laju reaksi  Orde reaksi Konsentras i zat komponen reaksi Laju reaksi  Tetapan laju reaksi  Orde reaksi - Amonia dapat dibuat dari gas nitrogen dan gas hidrogen menurut persamaan berikut: N 2 g + Amonia dapat dibuat dari gas nitrogen dan gas hidrogen menurut persamaan berikut: Tabel. 3 Lanjutan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 3H 2 g  2NH 3 g Persamaan laju nya adalah v = k [N 2 ] x [H 2 ] y N 2 g + 3H 2 g  2NH 3 g Persamaan laju nya adalah v = k [N 2 ][H 2 ] 3 13. Tetapan laju reaksi Tetapan laju reaksi adalah tetapan yang harganya bergantung pada jenis pereaksi, suhu dan katalis Konsep abstrak  Tetapan laju reaksi  Dipengaruhi jenis pereaksi, suhu, dan katalis  Jenis pereaksi  Suhu  Katalis Laju reaksi  Orde reaksi  Persamaan laju reaksi - Konstanta laju suatu reaksi ialah 3,46 x 10 - 2 detik -1 pada 298 K. - 14. Orde reaksi Orde reaksi menyatakan derajat pengaruh konsentrasi reaktan terhadap laju reaksi Konsep abstrak  Derajat laju reaksi  Konsentr asi reaktan  Jenis pereaksi Laju reaksi  Tetapan laju reaksi  Persamaan laju reaksi - - - Tabel.3 Lanjutan

D. Kerangka Pemikiran

Pembelajaran menggunakan model discovery learning terutama dalam membela- jarkan materi laju reaksi merupakan pembelajaran yang dapat memberikan kondisi belajar aktif dan kreatif kepada siswa. Pembelajaran ini melibatkan siswa secara langsung untuk memecahkan suatu masalah melalui tahap-tahap pembelajaran, sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan mela- tihkan keterampilan dalam memecahkan masalah berdasarkan pemikiran kreatif siswa. Model pembelajaran ini memiliki enam langkah sederhana meliputi pem- berian rangsangan, pernyataan identifikasi masalah, pengumpulan data, peng- olahan data, pembuktian, dan menarik kesimpulan generalisasi. Pada tahap awal pembelajaran discovery learning pada materi laju reaksi adalah pemberian rangsangan kepada siswa berupa permasalahan atau fenomena yang telah disediakan dalam bentuk narasi, visualisasi gambar sub mikroskopis dan grafik yang dapat diamati menggunakan inderanya. Pada tahap ini sis-wa diminta mengamati dan mengidentifikasi suatu permasalahan dan fenomena teori tumbu- kan berdasarkan gambar sub mikroskopis dan fenomena laju reaksi seperti data hasil percobaan yang tertera pada tabel pengamatan, dan grafik laju reaksi. De- ngan hal itu diharapkan akan menumbuhkan rasa ingin tahu siswa dan memotifasi siswa untuk menemukan masalah serta aktif berpikir dalam menyelesaikan masa- lah tersebut. Kemudian siswa diminta menuliskan hasil identifikasi tersebut da- lam LKS yang telah disediakan. Tahap ini bertujuan untuk menyediakan kondisi interaksi belajar yang dapat mengembangkan dan membantu siswa dalam menye- lesaikan masalah tersebut. Dengan demikian, keterampilan berfikir luwes siswa yaitu menghasilkan gagasan, jawaban atau pertanyaan yang bervariasi serta dapat melihat susuatu masalah dari sudut pandang yang berbeda pada tahap pemberian rangsangan. Tahap kedua adalah identifikasi masalah. Pada tahap ini guru memberikan suatu permasalahan kepada siswa kemudian siswa diminta un-tuk mengidentifikasi ma- salah tersebut, agar siswa terpacu berfikir kreatif untuk mengungkapkan gagasan gagasan tentang permasalahan yang sedang dihadapi, sehingga siswa akan ter- motivasi untuk mengidentifikasi masalah dalam bentuk pertanyaan. Selanjutnya guru memberikan kesempatan pada siswa untuk mengumpulkan informasi yang relevan, kemudian siswa diminta untuk membuat hipotesis yang akan diuji kebe- narannya. Dengan demikian, diiharapkan keterampilan berfikir luwes dapat ber- kembang pada langkah identifikasi masalah tersebut. Tahap ketiga adalah pengumpulan data. Pada tahap ini, siswa mengumpulkan data-data atau berbagai informasi tentang permasalahan atau feno-mena yang relevan guna menguji benar tidaknya hipotesis. Proses pengumpulan informasi yang dilakukan dalam pembelajaran ini adalah dengan cara mengidentifikasi gam- bar sub mikroskopis, merancang percobaan, mengidentifikasi data hasil percobaan laju reaksi, dan mengerjakan perhitungan berdasarkan data hasil percobaan. Me- lalui kegiatan-kegiatan tersebut, jika ditinjau dari segi pengeta-huan siswa akan terpacu untuk berpikir dan menghasilkan gagasan, jawaban, atau pertanyaan yang bervariasi, dan jika ditinjau dari segi sikap siswa dapat memberikan bermacam- macam penafsiran terhadap suatu gambar, cerita atau masalah. Dengan demi- kian, diharapkan keterampilan berfikir luwes menghasilkan gagasan atau jawaban yang bervariasi. Selanjutnya, tahap pengolahan data. Pada tahap ini, data yang telah diperoleh kemudian dioleh guna untuk menemukan informasi atau pengetahuan baru untuk mendapatkan pembuktian secara benar. Pada tahap ini, guru membimbing siswa dalam mengolah data yang telah didapatkan. Selanjutnya siswa berdiskusi dalam kelompoknya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terdapat pada LKS. Melalui diskusi ini, keterampilan berpikir kreatif khususnya pada indikator kete- rampilan berpikir luwes terlatih dengan diberikannya kebebasan siswa dalam menghasilkan gagasannya lebih bervariasi atau berbeda dari orang lain. Tahap selanjutnya adalah tahap pembuktian. Pada tahap ini, siswa melakukan pemeriksaan dengan cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang dihubungkan dengan hasil pengolahan data. Dengan kebebasan dalam me- ngolah semua informasi yang mereka dapatkan dan mengaitkannya dengan penge- tahuan awal yang dimiliki siswa, sehingga proses ini membawa siswa mengem- bangkan keterampilan berpikirnya terutama keterampilan berpikir luwes siswa. Tahap yang terakhir adalah tahap menarik kesimpulan. Tahap ini dilakukan se- telah hipotesis diuji kebenarannya. Siswa diminta untuk merumuskan kesimpulan dan dapat memberikan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan untuk mencapai suatu keputusan yang konkrit. Berdasarkan uraian dan langkah-langkah di atas dengan penggunaan model pem- belajaran discovery learning pada pembelajaran materi teori tumbukan dan laju reaksi dapat meningkatkan keterampilan berpikir kreatif terutama pada keteram- pilan berpikir luwes siswa.

E. Anggapan Dasar

Anggapan dasar dalam penelitian ini adalah: 1. Siswa-siswi kelas XI MIA semester ganjil SMA Negeri 5 Metro tahun pe- lajaran 20142015 yang menjadi subjek penelitian mempunyai kemampuan dasar yang sama. 2. Perbedaan n-Gain keterampilan berpikir kreatif siswa semata-mata terjadi karena perubahan perlakuan dalam proses belajar. 3. Faktor-faktor lain diluar perilaku pada kedua kelas diabaikan.

F. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam pembelajaran materi laju reaksi menggunakan model pembela- jaran discovery learningefektif dalam meningkatkan keterampilan berpikir luwes siswa.