Instrumen Penugasan sebagai Komponen Penilaian Hasil Belajar

5

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Instrumen Penugasan sebagai Komponen Penilaian Hasil Belajar

1. Penilaian Hasil Belajar Penilaian hasil belajar merupakan salah satu komponen penting dalam pembelajaran. Menurut Nitko dan Brookhart 2007: 4 penilaian atau assessment merupakan suatu proses mengumpulkan informasi untuk dijadikan dasar dalam membuat suatu keputusan tentang siswa, kurikulum, program dan sekolah. Definisi yang lebih spesifik tentang penilaian dalam proses pembelajaran menurut Popham 1995: 7 adalah educational assessment is a formal attempt to determine . Pada definisi ini tercakup tiga komponen utama dalam proses penilaian, yaitu: formal attempt, studen dan educational variables of interest. Formal attempt adalah suatu upaya formal yang disengaja a deliberate effort dan dilakukan secara sistematis. Adapun yang dimaksud dengan adalah status siswa berkaitan dengan pengetahuan, sikap dan keterampilannya. Sedangkan educational variables of interest adalah berbagai macam kepentingan yang berkaitan dengan pembelajaran. 6 Sedangkan menurut Edward dan Richard 2007: 217 penilaian hasil belajar memiliki perbedaan dengan evaluasi hasil belajar, Penilaian hasil belajar assessment merupakan proses pengumpulan penggunaan informasi oleh guru melalui sejumlah bukti untuk membuat keputusan tentang pencapaian hasil belajarkompetensi siswa. Sedangkan evaluasi hasil belajar evaluation adalah proses pemberian nilai angka pada lembar kerja siswa, biasanya dilakukan pada akhir semester. Menurut Anderson dan Krathwohl 2001: 245, proses penilaian yang dilakukan oleh seorang pendidik pada dasarnya karena dua alasan, yaitu pertama, untuk memantau perkembangan belajar anak dan untuk membuat penyesuaian-penyesuaian dalam pengajaran, baik untuk individu maupun semua siswa. Kedua, untuk menentukan peringkat pencapaian belajar siswa dalam periode waktu tertentu. Dengan demikian dua fungsi utama penilaian adalah pendiagnosisan dan pemeringkatan. Berdasarkan pada perbedaan kedua tujuan di atas, penilaian dibedakan atas penilaian formatif dan penilaian sumatif. Penilaian formatif bertujuan untuk mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan pembelajaran, misanya guru membutuhkan informasi tentang sejauh mana efektifitas pendekatan pembelajaran yang digunakan guru dalam kelas, guru kemudian melakukan penilaian formatif, salah satu caranya bisa dengan memberikan pertanyaan atau melakukan pengamatan terhadap siswa, dalam penilaian ini, guru tidak memberikan nilai berupa angka. Hasil penilaian ini kemudian dijadikan umpan balik feedback sebagai rekomendasi perbaikan dalam pembelajaran. Penilaian sumatif atau yang sering dianggap sebagai evaluasi, secara spesifik bertujuan untuk memberikan nilai angka. Penilaian ini dirancang untuk 7 mengetahui sejauh mana penguasaan siswa terhadap materi pelajaran yang telah disampaikan oleh guru dan ketercapaian indikator pelajaran oleh siswa. Penilaian sumatif dibedakan menjadi dua macam, yaitu penilaian tes dan penilaian nontes. Hasil penilaian ini selama satu semester secara kolektif merupakan komponen evaluasi. Kedua jenis penilaian yang telah disebutkan di atas sangat penting dalam proses pembelajaran walaupun memiliki tujuan yang berbeda. Penilaian yang pertama digunakan untuk memperbaiki atau merencanakan pembelajaran, sedangkan penilaian selanjutnya digunakan untuk menentukan tingkat pencapaian akademik yang telah dicapai siswa. Bloom, Hasting, Madaus dalam Edward Richard 2007: 219 menyatakan: keduanya merupakan bagian yang sangat vital dalam menguasai proses belajar dan mengajar Both are the vital part of mastery teaching and learning . Dengan demikian rangkuman pengertian dari penilaian hasil belajar dalam pembelajaran adalah segala kegiatan yang dirancang dan dilaksanakan secara disengaja dan sistematis dalam mengumpulkan informasi yang akan digunakan sebagai dasar dalam mengambil keputusan tentang pengetahuan, sikap, dan keterampilan siswa untuk berbagai macam kepentingantujuan pembelajaran. 2. Instrumen Penugasan dan Rubrik Penilaian Berdasarkan tujuan pembelajaran, aktivitas penilaian di kelas dapat dikelompokkan ke dalam tiga ranah: pertama pada ranah kognitif, yaitu 8 penilaian yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan atau keterampilan berpikir. Kedua, pada ranah afektif adalah penilaian yang dilakukan untuk mengembangkan sikap, rasa dan watakkepribadian. Ketiga, pada ranah psikomotor, yaitu penilaian untuk meningkatkan keterampilan secara fisik. Salah satu tuntutan dari suatu proses penilaian adalah menghasilkan penilaian yang valid. Menurut Nitko dan Brookhart 2007: 127 , karena format alat penilaian instrumen yang berbeda tidak memberikan hasil penilaian yang valid untuk semua tujuan different assessment options are not equally valid for all purposes, maka diperlukan format instrumen yang berbeda untuk tujuan penilaian yang berbeda. Salah satu contohnya adalah penilaian dengan tugas. Dalam Permendiknas tahun 2006 disebutkan : Penilaian hasil belajar oleh guru menggunakan berbagai teknik penilaian berupa tes, observasi, penugasan perseorangan atau kelompok, dan bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dan tingkat perkembangan peserta didik. Teknik penugasan baik perseorangan maupun kelompok dapat berbentuk tugas rumah danatau proyek. Ada banyak jenis format tugas dalam proses penilaian hasil belajar siswa, Nitko dan Brookhart 2007: 127 menggolongkan ke dalam empat kategori, yaitu: 1 format paper and pencil, meliputi: bentuk pilihan, jawaban singkat, menjodohkan, essay dan lain-lain, 2 format unjuk kerja, meliputi: checklist, rating scales dan sign and category systems, 3 format aktivitas jangka panjang, meliputi: projects, extended written assginments, laboratory exercises dan portofolio, 4 format komunikasi personal, meliputi: wawancara dan pertanyaan verbal. 9 Tidak jauh berbeda dengan pernyataan sebelumnya, Roestiyah 1988: 133 menyatakan bahwa: Tugas diberikan dalam bentuk daftar sejumlah pertanyaan mengenai mata pelajaran tertentu atau satu perintah yang harus dibahas dengan diskusi atau perlu di cari uraiannya pada buku pelajaran. Dapat juga berupa tugas tertulis atau tugas lisan yang lain, dapat ditugaskan mengumpulkan sesuatu, mengadakan observasi terhadap sesuatu dan bisa juga melakukan eksperimen. Tugas itu juga dapat berupa perintah, kemudian siswa mempelajari bersama teman atau dikerjakan sendiri dan menyusun laporan resume. Berdasarkan penjabaran di atas maka dapat ditarik suatu definisi dari instrumen penugasan, yaitu salah satu instrumen penilaian hasil belajar dengan menggunakan berbagai teknik baik tes maupun nontes yang berfungsi tidak hanya untuk mengukur kemampuan kognitif siswa, tapi juga untuk mengukur kemampuan afektif dan psikomotor siswa. Instrumen penugasan membutuhkan rubric sebagai acuan penilaian. Heidi Goodrich Andrade dalam Zainul 2001: 5 mendefinisikan rubric sebagai suatu alat penskoran yang terdiri dari daftar seperangkat kriteria atau apa yang harus dihitung. Definisi yang dikemukakan oleh Goodrich ini sangat singkat dan jelas, sehingga hanya dengan sekali membacanya, kita sudah tahu dan mengerti apakah hakikat rubric sebenarnya. Tidak jauh berbeda dengan Goodrich, Arends 2008: 244 mendefinisikan scoring rubrics sebagai deskripsi terperinci tentang tipe kinerja tertentu dan kriteria yang akan digunakan untuk menilainya. Untuk memudahkan dalam membuat rubrics, Mertler 2001 dalam Arends 2008: 245, 247 membuatkan templatenya sebagai berikut: Tabel 2.1 Rubrik Holistik oleh Mertler 2001 10 Skor Deskripsi 5 Memperlihatkan pemahaman yang lengkap tentang permasalahannya. Seluruh persyaratan tugas dimasukkan ke dalam respons. 4 Memperlihatkan pemahaman yang cukup tentang permasalahannya. Seluruh persyaratan tugas dimasukkan ke dalam respons. 3 Memperlihatkan pemahaman parsial tentang permasalahannya. Kebanyakan persyaratan tugas dimasukkan ke dalam respons. 2 Memperlihatkan pemahaman terbatas tentang permasalahannya. Banyak persyaratan tugas yang tidak tampak dalam respons. 1 Memperlihatkan sama sekali tidak memahami permasalahannya. Tabel 2.2 Rubrik Analitik oleh Mertler 2001 Mulai Mengembangkan Menguasai Exemplary Skor Kriteria 1 Deskripsi yang merefleksik an kinerja tingkat pemula. Deskripsi yang merefleksikan pergeseran ke arah kinerja tingkat menguasai. Deskripsi yang merefleksik an kinerja tingkat menguasai. Deskripsi yang merefleksik an kinerja paling tinggi. Kriteria 2 Deskripsi yang merefleksik an kinerja tingkat pemula. Deskripsi yang merefleksikan pergeseran ke arah kinerja tingkat menguasai. Deskripsi yang merefleksik an kinerja tingkat menguasai. Deskripsi yang merefleksik an kinerja paling tinggi. Kriteria 3 Deskripsi yang merefleksik an kinerja tingkat pemula. Deskripsi yang merefleksikan pergeseran ke arah kinerja tingkat menguasai. Deskripsi yang merefleksik an kinerja tingkat menguasai. Deskripsi yang merefleksik an kinerja paling tinggi. Kriteria 4 Deskripsi yang merefleksik an kinerja tingkat pemula. Deskripsi yang merefleksikan pergeseran ke arah kinerja tingkat menguasai. Deskripsi yang merefleksik an kinerja tingkat menguasai. Deskripsi yang merefleksik an kinerja paling tinggi. Menurut Bernie Dodge dan Nancy Pickett 2007, rubric adalah alat skoring untuk asesmen yang bersifat subjektif, yang didalamnya terdapat satu set kriteria dan standar yang berhubungan dengan tujuan pembelajaran yang akan diases ke anak didik. 11 Berbeda dengan dua pendapat sebelumnya, Bernie dan Nancy merincikan kembali rubric sebagai berikut: fokus untuk mengukur suatu sasaran kinerja, perilaku, atau mutu, menggunakan peringkat, dan berisi karakteristik spesifik yang diatur dalam skala yang menggambarkan standar kinerja yang akan diukur tersebut. Lebih sederhana dari itu Nitko 1996: 241 menyatakan dalam bukunya, Scoring rubrics adalah suatu alat yang berisi seperangkat aturan yang digunakan untuk mengases kualitas dari performansikinerja siswa. Sama halnya dengan Goodrich, Nitko juga mendefinisikan scoring rubric secara sederhana, singkat, dan jelas. Sedikit berbeda dengan empat definisi sebelumnya, Popham 1995: 148 lebih menggunakan kata criteria dalam mendefinisikan rubrics. Menurutnya criteria adalah alat yang digunakan untuk mengidentifikasi respon siswa dalam rangka mempertimbangkan sejauh mana kecukupan unjuk kerja yang mereka tampilkan. Menurut Zainul 2001 sebagai kriteria dan alat penskoran, rubrik terdiri dari Senarai dan gradasi mutu. Senarai adalah daftar yang diwujudkan dengan dimensi-dimensi kinerja, aspek-aspek atau konsep-konsep yang akan dinilai. Gradasi mutu mulai dari tingkat yang paling sempurna sampai dengan tingkat yang paling buruk. Menurut istilah yang digunakan dalam Chicago Public Schools dalam Zainul, 2001, secara singkat scoring rubric terdiri atas beberapa elemen, yaitu 1 dimensi yang akan dijadikan dasar menilai kinerja siswa, 2 definisi dan contoh yang merupakan penjelasan dari setiap dimensi, 3 skala yang akan digunakan menilai dimensi, dan 4 standar untuk setiap kategori kinerja. 12 Secara umum ada dua tipe rubrics, yaitu holistik dan analitik. Rubric holistik memungkinkan pemberi skor untuk membuat penilaian tentang kinerja produk atau proses secara keseluruhan, terlepas dari bagian-bagian komponennya. Sedangkan rubric analitik menuntut pemberi skor untuk menilai komponen- komponen yang terpisah atau tugas-tugas individual yang berhubungan dengan kinerja yang dimaksud. Menurut Martin 2000: 34-35 rubric holistik adalah rubric yang menggunakan skor tunggal dalam menilai produk, proses, dan penampilan. Rubric holistik terdiri dari beberapa kriteria namun tetap merujuk dalam satu klausa atau paragraf. Sedangkan rubric analitik menilai produk, proses, dan penampilan dalam atribut atau dimensi yang terpisah dan mempunyai deskriptor untuk tiap dimensinya. Namun pada buku Educational Assessment of Students, Nitko 1996: 266 mengemukakan bahwa rubric ada 3 jenis, yaitu : 1 rubric holistik, yaitu rubric yang menilai proses secara keseluruhan tanpa adanya pembagian komponen secara terpisah, 2 rubric analitik, yaitu rubric yang menilai proses secara terpisah dan hasil akhirnya adalah dengan menggabungkan penilaian dari tiap komponen, dan 3 Holistik dengan catatan, yaitu rubric untuk mendukung penilaian holistik karena didalamnya disertai dengan catatan mengenai kekuatan dan keterbatasan dari proses yang sedang dinilai. Dari beberapa pengertian yang telah disebutkan di atas maka dapat disimpulkan bahwa rubrik yaitu alat yang berisi seperangkat kriteria yang digunakan untuk mengukur kinerja siswa. 13

B. Teknik Peta Pikiran