Penerapan metode Mind Map (peta pikiran) dalam pembelajaran matematika pada materi segiempat di kelas VIIA SMP Pangudi Luhur Wedi Klaten.

(1)

i

PENERAPAN METODE MIND MAP (PETA PIKIRAN) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA MATERI SEGIEMPAT DI

KELAS VIIA SMP PANGUDI LUHUR WEDI KLATEN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

Disusun Oleh : M.G. Rosita Riana Dewi

NIM: 081414074

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA


(2)

(3)

(4)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami

pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir. (Pengkotbah 3 : 11)

Allah tak memberi apa yang kita harapkan,

Melainkan Dia memberi apa yang kita butuhkan…

Dengan penuh syukur, kupersembahkan skripsiku ini untuk : Allah Bapaku di surga, Kedua orang tuaku

Kakak-kakakku, Seseorang yang selalu menyayangiku Terima kasih untuk segala dukungan, doa, dan kasih yang diberikan


(5)

(6)

(7)

vii ABSTRAK

M.G. Rosita Riana Dewi, 2012. Penerapan Metode Mind Map (Peta Pikiran)

Dalam Pembelajaran Matematika Pada Materi Segiempat di Kelas VIIA SMP Pangudi Luhur Wedi Klaten. Program Studi Pendidikan Matematika,

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penelitian ini bertujuan (1) untuk mengetahui sejauhmana penerapan metode Mind Map (peta pikiran) ditinjau dari keterlaksanaan pembelajaran berdasarkan RPP, (2) untuk mengetahui sejauhmana antusiasme siswa terhadap pelaksanaan proses pembelajaran matematika dengan menggunakan metode Mind Map (peta pikiran), (3) untuk mengetahui bentuk-bentuk interaksi yang muncul antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa dalam pelaksanaan proses pembelajaran matematika dengan menggunakan metode Mind Map (peta pikiran).

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII A SMP Pangudi Luhur Wedi Klaten sebanyak 42 siswa. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2011/2012 dengan materi bangun datar segiempat. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian ini dilaksanakan dalam enam kali pertemuan. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi, angket, wawancara dan dokumentasi berupa foto dan rekaman handycam. Data keterlaksanaan RPP diperoleh melalui lembar observasi, data antusiasme siswa dalam pembelajaran diperoleh melalui angket dan wawancara, sedangkan bentuk-bentuk interaksi yang muncul dalam pembelajaran diperoleh melalui lembar observasi dan rekaman handycam.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Berdasarkan keterlaksanaan RPP, tahap-tahap pembelajaran dengan menggunakan metode Mind Map (Peta Pikiran) terlaksana secara keseluruhan, hanya pada pertemuan kedua dan ketiga ada langkah pembelajaran yang harus dibalik urutannya oleh guru, (2) Antusiasme siswa secara individu dalam mengikuti pembelajaran masuk dalam kriteria tinggi, dimana skor terendah siswa dalam pengisian angket adalah 57,14 % dan skor tertinggi adalah 94,29 %. Secara keseluruhan atau kelas, antusiasme siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan metode Mind Map adalah sebesar 80,77 % masuk dalam kriteria tinggi, (3) Bentuk-bentuk interaksi yang muncul antara guru dengan siswa, antara lain dalam mengucapkan salam, menjelaskan, menyuruh, bertanya, menanggapi, dan menegur siswa, sedangkan interaksi yang muncul antara siswa dengan siswa antara lain dalam membahas tugas bersama-sama atau diskusi, bertanya dan menanggapi siswa lain.

Kata kunci : keterlaksanaan RPP, antusiasme siswa, bentuk-bentuk interaksi, segiempat, mind map (peta pikiran).


(8)

viii ABSTRACT

M.G. Rosita Riana Dewi, 2012. The Apply of Mind Map Method of

Mathematics on Quadrangle Materials at VIIA SMP Pangudi Luhur Wedi Klaten. Mathematics Study Program, Mathematics and Nature Science

Department, Faculty of Teacher and Educational Science, University of Sanata Dharma Yogyakarta.

This research was aimed to find out (1) how far the apply of mind map method was seen from the lesson plan feasibility, (2) how far the students’enthusiasm toward mathematics learning process using mind map method was, (3) kinds of interaction appear between teacher-student and student-student in mathematics learning process using mind map method.

The subjects of this research were 42 students of VII A SMP Pangudi Luhur Wedi Klaten. This research was done on even semester year 2011/2012 using quadrangle materials. This was descriptive research, done in 6 meetings. The instruments used were observation sheets, questionnaires, interviews and documentations (photos and videos). The data of lesson plan feasibility got from observation, students’enthusiasm got from questionnaire and interview, kinds of interaction got from observation and handycam record.

The results showed that (1) based on lesson plan feasibility, the learning steps using mind map method was fully done, but on second and third meeting there were learning steps that should be changed by the teacher, (2) students’ enthusiasm individually were high, with the lowest score was 57,14 % and the highest was 94,29 % on the questionnaire. In all, students’enthusiasm on learning using mind map method was high, 80,77 %, (3) kinds of interaction between teacher-student were greeting, explaining, ordering, asking, responding and admonishing. While interactions between student-student were doing the task together or discussion, asking and responding other students.

Key words : lesson plan feasibility, students’enthusiasm, kinds of interaction, quadrangle, mind map


(9)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas berkat dan karunia Tuhan Yesus Kristus, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan di Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini banyak penulis jumpai kesulitan dan hambatan. Namun berkat bantuan Tuhan dan bantuan dari semua pihak, akhirnya semua kesulitan dan hambatan yang ditemui penulis dapat teratasi dengan baik. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Dominikus Arif Budi Prasetyo, S.Si., M.Si. sebagai dosen pembimbing atas segala bimbingan, bantuan, dan kesabaran dalam membimbing penyelesaian skripsi ini.

2. Br. Yohanes Sudarman FIC, S.Pd. selaku kepala sekolah SMP Pangudi Luhur Wedi Klaten yang telah memberikan ijin pelaksanaan penelitian ini. 3. Ibu Christina Retno Prasetyaningsih, S.Pd. selaku guru pengampu mata

pelajaran matematika kelas VII untuk bantuan yang diberikan sehingga penelitian ini dapat terlaksana dengan baik.

4. Siswa-siswi kelas VII A SMP Pangudi Luhur Wedi Klaten tahun ajaran 2011-2012 atas kerjasama dalam penelitian ini.


(10)

x

5. Segenap staf sekretariat dan dosen-dosen Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, khususnya dosen-dosen Program Studi Pendidikan Matematika yang telah membantu memperlancar studi penulis di Universitas Sanata Dharma.

6. Kedua orang tuaku Bapak Ignatius Sutarno dan (Alm) Ibu Theresia Sri Lestari, serta kakak-kakakku Mas Eko, Mbak Eni, Mas Agus, Mbak Dewi yang selalu mendoakan, memberikan semangat dan dorongan kepada penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.

7. Teman-teman genk JFC dan genk Ponari yang selalu memberikan keceriaan serta teman-teman Pendidikan Matematika angkatan 2008 atas semangat dan kebersamaan selama belajar di Universitas Sanata Dharma. 8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah banyak

membantu penulis dalam penyelesaian skripsi dan penyelesaian studi penulis di Universitas Sanata Dharma.

Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya.


(11)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT... viii

KATA PENGANTAR... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL... xiv

DAFTAR GAMBAR... xv

DAFTAR LAMPIRAN... xvii

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah... 4

D. Tujuan Penelitian... 5

E. Batasan Istilah... 5


(12)

xii BAB II. LANDASAN TEORI

A. Matematika ... 8

B. Proses Pembelajaran Matematika ... 9

C. Interaksi Belajar Mengajar ... 10

D. Metode Mind Map (Peta Pikiran) ... 12

E. Materi Pembelajaran ... 17

1. Persegi ... 17

a. Pengertian Persegi ... 17

b. Sifat-sifat Persegi ... 17

c. Keliling dan Luas ... 19

2. Persegi Panjang ... 20

a. Pengertian Persegi Panjang ... 20

b. Sifat-sifat Persegi Panjang ... 20

c. Keliling dan Luas ... 21

3. Belah Ketupat ... 22

a. Pengertian Belah ketupat... 22

b. Sifat-sifat Belah ketupat ... 22

c. Keliling dan Luas ... 22

4. Trapesium ... 24

a. Pengertian Trapesium... 24

b. Sifat-sifat Trapesium ... 24

c. Keliling dan Luas ... 24

5. Layang-layang ... 26

a. Pengertian Layang-layang ... 26

b. Sifat-sifat Layang-layang ... 26

c. Keliling dan Luas ... 26

6. Jajargenjang ... 28

a. Pengertian Jajargenjang ... 28

b. Sifat-sifat Jajargenjang ... 28


(13)

xiii

F. Kerangka Berpikir ... 29

BAB III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 31

B. Jenis Penelitian ... 31

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 32

D. Instrumen Penelitian ... 33

1. Instrumen untuk kegiatan pembelajaran ... 33

2. Instrumen pengumpulan data ... 34

E. Teknis Analisis Data ... 37

BAB IV. PELAKSANAAN PENELITIAN, TABULASI DATA DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian ... 41

B. Tabulasi Data... 47

1. Data Keterlaksanaan RPP... 47

2. Data Angket Antusiasme Siswa ... 52

3. Data Hasil Wawancara dengan Siswa ... 54

C. Pembahasan ... 56

1. Keterlaksanaan RPP ... 56

2. Antusiasme Siswa ... 58

3. Interaksi Belajar dan Mengajar ... 64

D. Keterbatasan Penelitian ... 77

BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan... 78

B. Saran ... 79


(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Rancangan Kegiatan Pembelajaran 34

Tabel 3.2 Rancangan Sebaran Angket 35

Tabel 3.3 Skor Angket Antusiasme Siswa 38

Tabel 3.4 Penilaian Antusiasme 39

Tabel 3.5 Kriteria Antusiasme Siswa 39

Tabel 4.1 Jadwal Pembelajaran Penelitian 41

Tabel 4.2 Persentase Hasil Jawaban Angket Antusiasme Siswa 52 Tabel 4.3 Hasil Jawaban Siswa Setiap Indikator 53

Tabel 4.4 Hasil Wawancara dengan Siswa 54


(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Contoh Mind Map (Peta Pikiran) 15

Gambar 2.2 Persegi ABCD 17

Gambar 2.3 Diagonal Persegi ABCD 17

Gambar 2.4 Sumbu Simetri Persegi ABCD 18

Gambar 2.5 Simetri Putar Persegi ABCD 19

Gambar 2.6 Persegi Panjang ABCD 20

Gambar 2.7 Diagonal Persegi Panjang ABCD 20

Gambar 2.8 Sumbu Simetri Persegi Panjang ABCD 21

Gambar 2.9 Belah Ketupat ABCD 22

Gambar 2.10 Diagonal Belah Ketupat ABCD Menjadi Dua 23 Segitiga Kongruen

Gambar 2.11 Trapesium ABCD 24

Gambar 2.12 Pembagian Trapesium ABCD Menjadi Tiga 25 Bangun Datar

Gambar 2.13 Layang-layang ABCD 26

Gambar 2.14 Diagonal Layang-layang ABCD Menjadi Dua 27 Segitiga Sama Kaki

Gambar 2.15 Jajargenjang ABCD 28


(16)

xvi Persegi Panjang OO’CD

Gambar 4.1 Diagram Persentase Setiap Indikator 61 Gambar 4.2 Guru menjelaskan dengan bantuan power point 66

Gambar 4.3 Guru menjelaskan secara tertulis 66

Gambar 4.4 Siswa maju menuliskan hasil pekerjaannya 67 Gambar 4.5 Siswa menjelaskan pada siswa lain saat diskusi 74


(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) L1

Materi Pelajaran L16

Lembar Observasi Keterlaksanaan RPP Pertemuan Pertama L17 Lembar Observasi Keterlaksanaan RPP Pertemuan Kedua L19 Lembar Observasi Keterlaksanaan RPP Pertemuan Ketiga L21 Lembar Observasi Keterlaksanaan RPP Pertemuan Keempat L22 Lembar Observasi Keterlaksanaan RPP Pertemuan Kelima L24 Lembar Observasi Keterlaksanaan RPP Pertemuan Keenam L26

Tabulasi Pengisian Angket Antusiasme L27

Contoh Pengisian Angket Antusiasme Siswa L29

Lembar Observasi Interaksi Pertemuan Pertama L35

Lembar Observasi Interaksi Pertemuan Kedua L39

Lembar Observasi Interaksi Pertemuan Keempat L43

Lembar Observasi InteraksI Pertemuan Kelima L47

Transkrip Video L51

Foto Penelitian L70

Surat Ijin Penelitian L75


(18)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan sebuah proses dengan metode-metode tertentu, sehingga memperoleh pengetahuan, pemahaman dan cara tingkah laku sesuai kebutuhan (Muhibbin, 1991:10). Sekolah memiliki peran yang sangat besar terhadap hal tersebut, terutama melalui proses pembelajaran matematika di kelas. Dalam proses belajar mengajar, penggunaan metode pembelajaran yang tepat sangat menentukan keberhasilan belajar siswa, dapat menjadikan siswa mencapai prestasi belajar yang tinggi dan dapat mengembangkan potensi yang tersimpan dalam dirinya, sehingga mereka akan lebih termotivasi untuk belajar matematika dan tidak menganggap matematika sebagai pelajaran yang sulit bahkan menganggap bahwa pelajaran matematika merupakan pelajaran yang menyenangkan.

Berdasarkan pengalaman peneliti pada waktu melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Negeri 4 Yogyakarta, pada umumnya siswa-siswi masih mengikuti langkah-langkah proses pembelajaran yang sama persis seperti yang diberikan oleh guru di kelas. Hal ini menunjukkan inisiatif siswa dalam proses pembelajaran tergantung oleh guru. Siswa cenderung


(19)

menerima suatu konsep secara langsung dari guru. Siswa tidak diberi kebebasan untuk berpikir lebih luas bagaimana memahami materi, menyelesaikan suatu permasalahan yang sesuai dengan minat dan kemampuannya sendiri.

Menurut Von Gaserfeld pengetahuan merupakan hasil kegiatan mengkonstruksi, pengetahuan tidak dapat di transfer begitu saja kepada mereka yang menerimanya. Pengetahuan harus dibangun sendiri secara aktif oleh setiap orang yang mau mengetahuinya. Seperti halnya dengan matematika sebagai aktivitas manusia, pengetahuan matematika juga tidak datang dengan sendirinya, melainkan dengan menemukan sendiri pengetahuan itu secara aktif.

Hal ini memberikan inspirasi pada peneliti untuk mencoba menggunakan pendekatan pembelajaran yang mendorong proses pembelajaran matematika agar siswa berusaha mencari, memahami dan mengkonstruksi suatu pengetahuan secara pribadi, dimana guru bertugas sebagai fasilitator. Oleh karena itu, peneliti membagikan kuisoner untuk mencari permasalahan apa saja yang terjadi di sekolah yang akan peneliti jadikan sebagai tempat penelitian, yaitu di SMP Pangudi Luhur Wedi Klaten. Hasil kuisoner yang dibagikan kepada siswa-siswi SMP Pangudi Luhur Wedi Klaten, diketahui siswa mengalami kesulitan dalam memahami dan mengingat konsep atau rumus sehingga menyebabkan hambatan dalam belajar. Penyebab siswa mengalami hambatan belajar dikarenakan pembelajaran masih berpusat pada guru, sehingga tingkat kepahaman dipengaruhi oleh gaya guru mengajar. Dalam pembelajaran, siswa akan mencatat segala informasi yang ditulis oleh guru di papan tulis


(20)

dengan sama persis. Cara mencatat tradisional yaitu mencatat bagian pokok materi secara terpisah dan banyak menggunakan kata-kata, kurang memberikan kesempatan pada siswa untuk mencoba menghubungkan atau mengkaitkan materi yang satu dengan materi yang lain. Hal ini dapat menjadi salah satu sebab mengapa konsep atau rumus sering sulit untuk diingat oleh siswa.

Salah metode yang diduga mampu membuat suasana proses pembelajaran lebih menarik untuk membantu permasalahan di atas adalah metode Mind Map (peta pikiran). Menurut Iwan Sugiarto (2004:75) Mind Map (peta pikiran) merupakan suatu metode pembelajaran yang sangat baik digunakan oleh guru untuk meningkatkan daya hafal siswa dan pemahaman konsep siswa yang kuat, siswa juga dapat meningkat daya kreatifitasnya melalui kebebasan berimajinasi. Mind Map (peta pikiran) juga merupakan teknik meringkas bahan yang akan dipelajari dan memproyeksikan masalah yang dihadapi ke dalam bentuk peta atau teknik grafik sehingga lebih mudah memahaminya. Seperti yang diungkapkan oleh Tony Buzan (2008: 4) pembelajaran matematika dengan menggunakan metode Mind Map (peta pikiran) akan meningkatkan daya hafal dan motivasi belajar siswa yang kuat, serta siswa menjadi lebih kreatif.

Berdasarkan uraian di atas, dalam upaya mencapai ke arah tujuan penelitian, maka penulis ingin melakukan penelitian dengan judul “PENERAPAN METODE MIND MAP (PETA PIKIRAN) DALAM


(21)

PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA MATERI SEGIEMPAT DI KELAS VIIA SMP PANGUDI LUHUR WEDI KLATEN”

B. Identifikasi Masalah

1. Masih kurangnya variasi metode pembelajaran yang mendorong siswa untuk mengkonstruksi pengetahuan.

2. Siswa cenderung menerima suatu konsep secara langsung dari guru sehingga kurang inisiatif dalam proses pembelajaran.

3. Sebagian besar siswa merasa kesulitan dalam mempelajari konsep dan mengingat rumus matematika.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah sebagaimana di atas, maka rumusan masalah yang diajukan adalah sebagai berikut:

1. Sejauhmana penerapan metode Mind Map ditinjau dari keterlaksanaan pembelajaran berdasarkan RPP?

2. Sejauhmana antusiasme siswa terhadap pelaksanaan proses pembelajaran matematika dengan menggunakan metode Mind Map?

3. Bagaimana bentuk-bentuk interaksi yang muncul antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa dalam pelaksanaan proses pembelajaran matematika dengan menggunakan metode Mind Map?


(22)

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui sejauhmana penerapan metode Mind Map ditinjau dari keterlaksanaan pembelajaran berdasarkan RPP.

2. Mengetahui sejauhmana antusiasme siswa terhadap pelaksanaan proses pembelajaran matematika dengan menggunakan metode Mind Map.

3. Mengetahui bentuk-bentuk interaksi yang muncul antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa dalam pelaksanaan proses pembelajaran matematika dengan menggunakan metode Mind Map.

E. Batasan Istilah

Istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Metode Mind Map (Peta Pikiran)

Mind Map adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan secara harafiah akan memetakan pikiran-pikiran kita (Buzan, 2008:4). Dengan kata lain, Mind Map adalah cara mencatat atau meringkas bahan yang memetakan pikiran siswa dengan menggunakan simbol-simbol, gambar, tulisan warna-warni sehingga nampak seperti karya seni, dimana suatu materi akan mudah diingat dalam bentuk gambar warna-warni dan simbol yang menarik.


(23)

2. Antusiasme Siswa

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, antusiasme berarti gairah, gelora semangat, minat besar. Gairah terhadap sesuatu yang ada di dalam kehidupan. Antusiasme bersumber dari dalam diri, secara spontan atau melalui pengalaman terlebih dahulu. Dengan kata lain, antusiasme adalah suatu perasaan kegembiraan terhadap sesuatu hal, yang merupakan respon positif terhadap sesuatu yang ada di sekitar kita.

Indikator antusiasme siswa dalam penelitian ini adalah adanya respon, perhatian, kemauan, konsentrasi, dan kesadaran yang timbul pada diri siswa tanpa adanya paksaan atau suruhan yang diikuti oleh keinginan untuk melibatkan diri dalam aktivitas siswa dan proses belajar mengajar yang sedang berlangsung.

3. Interaksi

Interaksi belajar mengajar yang terjadi antara guru dan siswa merupakan komunikasi atau hubungan timbal balik atau hubungan dua arah antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa dalam melakukan kegiatan belajar mengajar.


(24)

F. Manfaat Penelitian

Secara umum hasil yang diperoleh dari penelitian diharapkan: 1. Bagi guru

Memberdayakan guru matematika dalam menggunakan metode Mind Map yang dapat menjadi sebuah alternatif solusi sebagai bahan acuan dalam pelaksanaan proses pembelajaran.

2. Bagi siswa

Meningkatkan kemampuan berpikir inovatif siswa dalam mengikuti proses pembelajaran matematika, serta pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

3. Bagi peneliti

Menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman yang berharga dalam menerapkan pelaksanaan proses pembelajaran matematika dengan menggunakan metode Mind Map.

4. Bagi pembaca

Memberikan informasi yang cukup bagi pembaca mengenai pembelajaran dengan menggunakan metode Mind Map dan memberikan masukan kepada peneliti lain yang ingin melakukan penelitian sejenis.


(25)

8 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Matematika

Matematika berasal dari perkataan Latin mathematica yang mulanya diambil dari perkataan Yunani mathematike yang berarti “relating to learning”. Kata itu mempunyai akar kata mathema yang berarti pengetahuan atau ilmu. Menurut James yang dikutip oleh Erman Suherman (2003: 19), mengatakan matematika adalah ilmu logika mengenai bentuk, susunan, besaran dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan jumlah yang banyak yang terbagi ke dalam tiga bidang yaitu Aljabar, Analisis dan Geometri. Herman Hudojo (2005: 36) mengartikan matematika sebagai ilmu yang berkenaan dengan ide-ide atau gagasan-gagasan, struktur-struktur dan hubungannya yang diatur secara logis, bersifat abstrak, penalarannya deduktif dan dapat memasuki wilayah cabang ilmu lainnya.

Soedjadi (2000: 11) menyatakan beberapa definisi matematika berdasarkan sudut pandang pembuatnya, sebagai berikut:

1. Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak dan terorganisir secara sistematis.


(26)

3. Matematika adalah pengetahuan tentang penalaran logika dan berhubungan dengan bilangan.

4. Matematika adalah pengetahuan tentang fakta-fakta kuantitatif dan masalah ruang dan bentuk.

5. Matematika adalah pengetahuan tentang struktur-struktur yang logik. 6. Matematika pengetahuan tentang aturan-aturan yang ketat.

B. Proses Pembelajaran Matematika

Proses adalah kata yang berasal dari bahasa Latin “Processus” yang berarti “berjalan ke depan”. Kata ini mempunyai konotasi urutan langkah atau kemajuan yang mengarah pada suatu saran atau tujuan. Dalam psikologi belajar, proses berarti cara-cara atau langkah-langkah khusus yang dengannya beberapa perubahan ditimbulkan hingga tercapainya hasil-hasil tertentu. Jadi proses belajar dapat diartikan sebagai tahapan perubahan perilaku kognitif, afektif, dan psikomotorik yang terjadi dalam diri siswa. Perubahan tersebut bersifat positif dalam arti berorientasi ke arah yang lebih maju daripada keadaan sebelumnya (Muhibbin Syah, 1997: 113).

Pembelajaran secara sederhana dapat diartikan sebagai interaksi berkelanjutan antara pengembangan dan pengalaman hidup. Dalam makna lebih kompleks, pembelajaran hakikatnya adalah usaha dari seorang guru untuk membelajarkan siswanya (mengarahkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya) dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Dari makna ini jelas


(27)

terlihat bahwa pembelajaran adalah proses interaksi dua arah antara peserta didik dengan pendidik (guru), dimana antara keduanya terjadi komunikasi yang intens dan terarah menuju suatu tujuan yang ingin dicapai (Trianto, 2009:17)

Pembelajaran matematika adalah proses aktif individu siswa yang bersosialisasi dengan guru, sumber atau bahan belajar, teman dalam memperoleh pengetahuan baru. Proses aktif individu menyebabkan perubahan tingkah laku, misalnya setelah belajar matematika siswa itu mampu mendemonstrasikan pengetahuan dan ketrampilan matematikanya dimana sebelumnya ia tidak dapat melakukannya (Herman Hudojo, 2001: 92). Hal ini sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Utari Sumarno (2004:5) yaitu pembelajaran matematika memang diarahkan untuk mengembangkan kemampuan berpikir matematis yang meliputi pemahaman, pemecahan masalah, penalaran, komunikasi, dan koreksi matematis, kritis, serta sikap yang terbuka dan objektif.

C. Interaksi Belajar Mengajar

Interaksi merupakan salah satu pengertian dari komunikasi. Di dalam pendidikan, komunikasi merupakan interaksi edukatif yaitu interaksi yang berlangsung dalam ikatan tujuan pendidikan. Interaksi edukatif ini sering disebut interaksi belajar mengajar. Dalam interaksi semacam ini terjadi siswa belajar dan guru mengajar, keduanya untuk mencapai tujuan pendidikan. Adapun tugas siswa ialah belajar, yaitu mengembangkan potensi seoptimal mungkin sehingga tujuan tercapai sesuai dengan apa yang dicita-citakan, sedangkan tugas seorang guru


(28)

ialah mengajar, dimana guru harus membimbing anak belajar dengan menyediakan situasi dan kondisi yang tepat agar potensi anak berkembang semaksimal mungkin. Dengan demikian diharapkan tujuan pendidikan dapat tercapai.

Menurut Oemar Hamalik (2001: 54), pengajaran adalah interaksi belajar dan mengajar. Pengajaran berlangsung sebagai suatu proses saling mempengaruhi antara guru dan siswa. Di antara keduanya terdapat hubungan atau komunikasi interaksi yaitu di satu pihak guru mengajar dan di pihak lain siswa belajar. Keduanya menunjukkan aktivitas yang seimbang hanya berbeda perannya saja. Proses pengajaran itu berlangsung dalam situasi pengajaran, dimana didalamnya terdapat komponen-komponen atau faktor-faktor yaitu:

1. tujuan mengajar 2. siswa belajar 3. guru mengajar 4. metode mengajar 5. alat bantu mengajar

6. penilaian dan situasi pengajaran

Di dalam proses pengajaran, semua komponen tersebut bergerak dalam suatu rangkaian kegiatan yang terarah guna membawa pertumbuhan siswa ke tujuan yang diinginkan. Jadi dapat dikatakan bahwa pengajaran merupakan suatu pola yang direncanakan.


(29)

Menurut Nana Sudjana (2009: 61), interaksi belajar mengajar yang terjadi antara guru dan siswa merupakan komunikasi atau hubungan timbal balik atau hubungan dua arah antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa dalam melakukan kegiatan belajar mengajar. Interaksi ini dapat dilihat dalam :

a. Tanya jawab atau dialog antara guru dengan siswa atau antara siswa dengan siswa

b. Bantuan guru terhadap siswa yang mengalami kesulitan belajar, baik secara individu maupun kelompok

c. Teguran guru kepada siswa d. Peran guru sebagai fasilitator

D. Metode Mind Map (Peta Pikiran)

Metode ini pertama kali diperkenalkan oleh Tony Buzan pada awal 1970-an yaitu, seor1970-ang ahli d1970-an penulis produktif di bid1970-ang psikologi, kreativitas d1970-an pengembangan diri. Mind map merupakan suatu pendekatan yang lebih efektif, membantu otak untuk berfikir secara teratur, memasukkan informasi ke dalam otak dan mengambil informasi dari otak. Mind Map adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan secara harafiah akan memetakan pikiran-pikiran kita (Buzan, 2008:4). Catatan yang dibuat tersebut membentuk gagasan yang saling berkaitan, dengan topik utama di tengah dan subtopik serta perincian menjadi cabang-cabangnya.


(30)

Secara individual kita dapat menganalisis ide-ide, mencatat pelajaran atau merencanakan penelitian baru sehingga dapat mengidentifikasi secara jelas dan kreatif apa yang telah direncanakan. Strategi Mind Map juga dapat menghilangkan kebosanan dalam mencatat cara tradisional, sehingga dalam hal ini otak akan lebih cepat mencerna serta mengingat catatan yang telah dibuat. Manfaat dari metode ini adalah sebagai berikut :

1. Mempercepat pembelajaran, karena mampu memahami konsep yang sama dengan kerja otak ketika menerima pelajaran.

2. Melihat koneksi antar topik yang satu dengan yang lain yang memiliki keterkaitan.

3. Membantu penggalian ide dan mengasah kemampuan otak untuk bekerja. 4. Membantu ide serta gagasan yang mengalir karena tidak selalu ide dan

gagasan dapat direkam.

5. Melihat gambaran suatu gagasan secara luas dan besar, sehingga membantu otak bekerja secara maksimal dan berfikir besar terhadap suatu gagasan.

6. Menyederhanakan struktur ide dan gagasan tersebut. 7. Memudahkan untuk mengingat ide dan gagasan tersebut. 8. Meningkatkan daya kreatifitas dan inovatif.

Buzan (2008: 14-16), sarana dan prasarana untuk membuat Mind Map adalah :


(31)

b. Pena dan pensil warna c. Otak

d. Imajinasi

Mind Map membutuhkan imajinasi atau pemikiran, adapun cara

pembuatan Mind Map adalah :

1) Mulailah dari tengah kertas kosong

2) Gunakan gambar (simbol) untuk ide utama

3) Gunakan berbagai warna, karena warna akan membuat Mind Map lebih hidup, menambah energi kepada pemikiran kreatif

4) Hubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat dan hubungkan cabang-cabang tingkat dua dan tiga ke tingkat satu dan dua dan seterusnya

5) Buatlah garis hubung yang melengkung 6) Gunakan satu kata kunci untuk setiap garis 7) Gunakan gambar


(32)

Gambar 2.1 Contoh Mind Map (Peta Pikiran)

Dalam prinsipnya Mind map sangat sederhana, cukup menuliskan dengan mengikuti kemana otak kita berfikir, apa yang terlintas, apa yang teringat dalam bentuk coretan yang berkaita-kaitan (radiant thinking), dimulai dari tengah sebagai pusat kemudian mengembangkan ke arah tepi. Menurut Pandley (1994) metode Mind Map bertujuan untuk membangun pengetahuan siswa dalam belajar secara sistematis, yaitu sebagai teknik untuk meningkatkan pengetahuan siswa dalam penguasaan konsep dari suatu materi pelajaran. Adapun tahap-tahap pembelajaran matematika dengan menggunakan metode Mind Map sebagai berikut:

1. Guru menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran tentang materi pelajaran yang akan dipelajari.

2. Siswa mempelajari konsep tentang materi pelajaran yang dipelajari dengan bimbingan guru.


(33)

3. Guru mengelompokkan siswa ke dalam beberapa kelompok kemudian siswa diminta untuk membuat peta pikiran dari materi yang dipelajari.

4. Untuk mengevaluasi siswa tentang pemahaman terhadap materi, guru menunjuk beberapa siswa mempresentasikan hasil peta pikiran dengan menuliskan di papan tulis.

5. Dari hasil presentasi yang ditulis oleh siswa di papan tulis, guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan.

6. Guru memberikan soal latihan tentang materi yang dipelajari kepada siswa untuk dikerjakan secara individu.

7. Pada akhir pembelajaran diadakan tes untuk mengetahui pemahaman konsep dan kemampuan akademis siswa.

Dari uraian di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa pembelajaran dengan metode Mind Map adalah metode pembelajaran yang dirancang untuk memberikan siswa ketrampilan berfikir, serta merupakan suatu metode pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk menghubungkan konsep-konsep yang penting dalam mempelajari suatu materi pelajaran.


(34)

D. Materi Pembelajaran

Dalam penelitian ini materi yang digunakan yaitu segiempat. Segiempat adalah bangun datar yang dibentuk dari empat buah titik, setiap tiga titik tidak boleh segaris yang dihubungkan. (Jacobs, R Harold, 1974).

1. Persegi

a. Pengertian

Gambar 2.2 Persegi ABCD

Persegi adalah bangun datar segiempat yang mempunyai dua pasang sisi sejajar dan sama panjang, serta salah satu sudutnya 90º. (Jacobs, R Harold, 1974)

b. Sifat-sifat Persegi :

Gambar 2.3 Diagonal Persegi ABCD

A

C D

B

A

C D


(35)

1) Keempat sisinya sama panjang, yaitu AB = BC = CD = AD 2) Keempat sudutnya masing-masing sebesar 90 º

3) Setiap sudut dibagi dua sama besar oleh diagonalnya. Sehingga diagonalnya membentuk sumbu simetri.

DAC = CAB ABD = DBC

4) Kedua diagonalnya sama panjang, AC = BD

5) Kedua diagonal saling berpotongan tegak lurus membagi dua sama panjang, yaitu AC tegak lurus BD

6) Memiliki 4 sumbu simetri, yaitu

Gambar 2.4 Sumbu Simetri Persegi ABCD

A

C D

B A

C D

B

A

C D

B A

C D


(36)

7) Memiliki simetri putar tingkat empat, yaitu :

Gambar 2.5 Simetri Putar Persegi ABCD

c. Keliling dan Luas persegi

Berdasarkan gambar 2.2 apabila AB adalah sisi 1, BC sisi 2, CD sisi 3 dan DA sisi 4, sesuai dengan sifat sisi persegi bahwa AB = BC = CD = DA. Keliling dari bangun datar persegi ialah panjang dari kurva tertutup dengan AB + BC + CD + DA atau dengan kata lain keliling persegi adalah 4 × sisi = 4 × s

Luas dari bangun datar persegi ialah banyaknya persegi satuan yang tepat menutupi bangun datar persegi. Maka luas bangun datar persegi adalah sisi × sisi = s × s

A

C D

B D

B C

A

C

A B

D B

D A


(37)

2. Persegi panjang a. Pengertian

Gambar 2.6 Persegi Panjang ABCD

Persegi panjang adalah bangun datar segiempat yang mempunyai dua pasang sisi yang berhadapan sejajar serta salah satu sudutnya 900 . (Jacobs, R Harold, 1974)

b. Sifat-sifat persegi panjang :

Gambar 2.7 Diagonal Persegi Panjang ABCD

(i) Sisi-sisi yang berhadapan sama panjang, yaitu AB = CD, AD = BC; (ii)Tiap-tiap sudutnya sama besar yaitu 900

A = B = C = D = 900

(iii) Kedua diagonal sama panjang, yaitu AC = BD

A

D C

B O

A

D C


(38)

(iv) Kedua diagonal saling berpotongan membagi dua sama panjang, yaitu AO = OC dan BO = OD

(v)Memiliki dua sumbu simetri

Gambar 2.8 Sumbu Simetri Persegi Panjang

c. Keliling dan Luas persegi panjang

Berdasarkan gambar 2.6 apabila AB adalah sisi 1, BC sisi 2, CD sisi 3 dan DA sisi 4, sesuai dengan sifat sisi persegi panjang bahwa AB = CD disebut dengan panjang (p) dan BC = DA disebut dengan lebar (l).

Keliling dari bangun datar persegi panjang ialah panjang dari kurva tertutup dengan AB + BC + CD + DA atau dengan kata lain keliling persegi panjang adalah 2p + 2l = 2 × (p + l).

Luas dari bangun datar persegi panjang ialah banyaknya persegi satuan yang tepat menutupi bangun datar persegi panjang. Maka luas bangun datar persegi panjang adalah panjang × lebar = p × l.

A

D C

B A

D C


(39)

3. Belah Ketupat a. Pengertian

Gambar 2.9 Belah Ketupat ABCD

Belah ketupat adalah bangun datar segiempat yang mempunyai dua pasang sisi yang sejajar sama panjang. (Jacobs, R Harold, 1974)

b. Sifat-sifat belah ketupat :

(i) Semua sisinya sama panjang, yaitu AB = BC = CD = DA (ii) Sudut-sudut yang berhadapan sama besar, yaitu

A = C dan B = D

(iii) Kedua diagonal merupakan sumbu simetri

c. Keliling dan Luas belah ketupat

Berdasarkan gambar 2.9 apabila AB adalah sisi 1, BC sisi 2, CD sisi 3 dan DA sisi 4, sesuai dengan sifat sisi belah ketupat bahwa AB = BC = CD = DA dan memiliki 2 diagonal yaitu BD disebut diagonal 1 (d1) dan AC diagonal 2 (d2).

A

D

C


(40)

Keliling dari bangun datar belah ketupat ialah panjang dari kurva tertutup dengan AB + BC + CD + DA atau dengan kata lain keliling belah ketupat adalah 4 × sisi = 4 × s

Luas dari bangun datar belah ketupat ialah banyaknya persegi satuan yang tepat menutupi bangun datar belah ketupat.

Gambar 2.10 Diagonal Belah Ketupat ABCD Menjadi Dua Segitiga Kongruen

Luas ABCD = luas ABD + luas BCD

=

+

=

=

=

A

D

C

B

O O A

B

C

B


(41)

4. Trapesium a. Pengertian

Gambar 2.11 Trapesium ABCD

Trapesium adalah bangun datar segi empat yang mempunyai tepat dua sisi sejajar. (Jacobs, R Harold, 1974)

b. Sifat-sifat trapesium :

(i) Memiliki dua sisi sejajar yaitu AB // CD

(ii) Jumlah sudut yang berdekatan di antara dua garis sejajar adalah 1800. ABC + BCD = 1800

BAD + ADC = 1800 c. Keliling dan Luas trapesium

Berdasarkan gambar 2.11 apabila AB adalah sisi 1, BC sisi 2, CD sisi 3 dan DA sisi 4, sesuai dengan sifat sisi trapesium bahwa AB sejajar dengan DC disebut berturut-turut dengan sisi bawah dan sisi atas, sedangkan AD dan BC disebut dengan sisi samping.

Keliling dari bangun datar trapesium ialah panjang dari kurva tertutup dengan AB + BC + CD + DA.

A

D C


(42)

Luas dari bangun datar trapesium ialah banyaknya persegi satuan yang tepat menutupi bangun datar trapesium.

Gambar 2.12 Pembagian Trapesium ABCD Menjadi Tiga Bangun Datar

Luas ABCD = luas AED + luas EFCD + luas FBC

= (½ AE x ED) + (EF x FC) + (½ FB x FC)

= (½ AE x ED) + (½ x 2 x EF x FC) + (½FB x FC) = (½ AE x ED) + (½(EF + EF) x FC) + (½FB x FC) = (½ AE x ED) + (½(EF + EF) x ED) + (½FB x ED) = ½ ED (AE + EF + EF + FB)

= ½ ED (AE + EF + FB + CD) = ½ ED (AB + CD)

= ½ t (sisi bawah + sisi atas) E

D C

F F C

B A

D

E A

A D D

C C

B B

E F


(43)

5. Layang-layang a. Pengertian

Gambar 2.13 Layang-layang ABCD

Layang-layang adalah bangun datar segiempat yang memiliki sepasang-sepasang sisi yang berdekatan sama panjang. (Jacobs, R Harold, 1974) b. Sifat-sifat layang-layang :

(i) Masing-masing sepasang sisinya sama panjang, AB = AD dan BC = CD

(ii) Terdapat sepasang sudut sama besar;

ABC =

ADC (iii) Salah satu diagonalnya merupakan sumbu simetri

(iv) Salah satu diagonalnya membagi dua tegak lurus sama panjang c. Keliling dan Luas layang-layang

Berdasarkan gambar 2.13 apabila AB adalah sisi 1, BC sisi 2, CD sisi 3 dan DA sisi 4, sesuai dengan sifat sisi layang-layang bahwa AB = AD dan BC = DC, memiliki 2 diagonal yaitu BD disebut diagonal 1 (d1) dan AC diagonal 2 (d2).

A

B

C D


(44)

Keliling dari bangun datar layang-layang ialah panjang dari kurva tertutup dengan AB + BC + CD + DA.

Luas dari bangun datar layang-layang ialah banyaknya persegi satuan yang tepat menutupi bangun datar layang-layang.

Gambar 2.14 Diagonal Layang-layang ABCD Menjadi Dua Segitiga Sama Kaki

Luas ABCD = luas ABD + luas BCD

=

+

=

=

=

O O

A

B

C B

D D

A

B B

C C D

D O


(45)

6. Jajargenjang a. Pengertian

Gambar 2.15 Jajargenjang ABCD

Jajargenjang adalah adalah bangun datar segiempat yang mempunyai dua pasang sisi yang berhadapan sejajar.

b. Sifat - sifat jajargenjang :

(i) Sisi - sisi yang berhadapan pada setiap jajargenjang sama panjang dan sejajar; AB = DC ; AD = BC

(ii) Sudut - sudut yang berhadapan pada setiap jajargenjang sama besar; A = C ; B = D

(iii)Pada setiap jajargenjang kedua diagonalnya saling membagi dua sama panjang

c. Keliling dan Luas jajargenjang

Berdasarkan gambar 2.15 apabila AB adalah sisi 1, BC sisi 2, CD sisi 3 dan DA sisi 4, sesuai dengan sifat sisi jajargenjang bahwa AB = DC dan AB sejajar dengan DC disebut berturut-turut dengan sisi bawah dan sisi atas. Sama halnya dengan AD = BC dan AD sejajar dengan BC disebut dengan sisi samping.


(46)

Keliling dari bangun datar jajargenjang ialah panjang dari kurva tertutup dengan AB + BC + CD + DA.

Luas dari bangun datar jajargenjang ialah banyaknya persegi satuan yang tepat menutupi bangun datar jajargenjang.

Gambar 2.16 Perubahan Jajargenjang ABCD Menjadi Persegi Panjang OO’CD

Luas jajar genjang = panjang × lebar = p × l = alas × tinggi = a × t

E. Kerangka Berpikir

Tujuan dari pembelajaran matematika adalah membentuk kemampuan bernalar pada diri siswa yang tercermin melalui kemampuan berpikir kritis, logis, sistematis dalam memecahkan suatu permasalahan baik dalam bidang matematika, bidang lain, maupun dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pembelajaran matematika ini, siswa diharapkan dapat mengkonstruksi pengetahuan yang dimilikinya dari pengalaman-pengalaman masa lalu. Proses mengkonstruksi pengetahuan siswa memerlukan keaktifan baik dalam mencari maupun menyampaikan suatu informasi yang dimilikinya. Keaktifan siswa dalam

A

B

D C

O O’

O O’

D C


(47)

pembelajaran dapat dilihat dari kemampuan dan kemauan siswa dalam bertanya, memberi tanggapan, menyatakan definisi ataupun menarik suatu kesimpulan. Oleh karena itu, perlu diciptakan suatu proses pembelajaran yang dapat membuat siswa merasa antusias dan aktif.

Metode Mind Map merupakan suatu pendekatan yang lebih efektif, membantu otak untuk berfikir secara teratur, memasukkan informasi ke dalam otak dan mengambil informasi dari otak. Metode pembelajaran ini dirancang untuk memberikan ketrampilan berfikir, serta dapat membantu siswa untuk menghubungkan konsep-konsep yang penting dalam mempelajari suatu materi pelajaran. Dengan demikian diharapkan dapat membuat siswa lebih terfokus dalam memahami materi, mengingat rumus, mendorong keaktifan dan antusiasme dalam pembelajaran matematika.


(48)

31 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Pangudi Luhur Wedi Klaten. Waktu penelitian dilaksanakan bulan Mei 2012. SMP Pangudi Luhur Wedi beralamatkan di Dukuh Karangrejo, Desa Pandes, Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten. Sekolah dibawah naungan Yayasan Pangudi Luhur ini memiliki Akreditasi A. SMP Pangudi Luhur Wedi merupakan lembaga pendidikan yang mengedapankan perkembangan dan pertumbuhan siswa secara utuh dan optimal, sehingga menghasilkan siswa yang cerdas, berkepribadian, bersemangat, dan cinta kasih. Sekolah ini ditunjang dengan fasilitas pembelajaran yang lengkap dan kegiatan pengembangan diri dalam bentuk Ekstra Kurikuler.

B. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif ini bertujuan untuk menggambarkan keadaan atau status fenomena yang akan diteliti. Peneliti akan menggambarkan penerapan proses pembelajaran berdasarkan keterlaksanaan RPP, mengetahui sejaumana antusiasme siswa dan bentuk-bentuk interaksi yang muncul antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa. Data


(49)

akan dikumpulkan dengan menggunakan lembar observasi, angket penelitian dan wawancara.

Penelitian ini akan mengungkapkan kejadian yang terjadi dalam proses pembelajaran matematika dengan menggunakan metode Mind Map. Dalam penelitian ini, data-data yang ditemukan selama pembelajaran matematika dengan metode Mind Map, nantinya akan dideskripsikan atau dipaparkan secara faktual, sistematis dan disimpulkan.

C. Subjek Penelitian

Subyek dari penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VII A yang berjumlah 42 orang, SMP Pangudi Luhur Wedi Klaten semester genap tahun ajaran 2011/2012.

D. Perumusan Variabel

Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Dalam penelitian ini variabel yang digunakan yaitu :

1. Variabel Bebas/Penyebab (Independent Variable)

Variabel bebas atau penyebab adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan/timbulnya variabel terikat. Yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran matematika dengan metode Mind Map.


(50)

2. Variabel Terikat (Dependent Variable)

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat dari variabel bebas. Yang menjadi variabel terikat dalam penelitian ini adalah keterlaksanaan RPP, antusiasme siswa dan interaksi siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan metode Mind Map pada materi segiempat.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian. Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan yaitu instrumen keterlaksanaan pembelajaran, instrumen antusiasme dan instrumen interaksi.

1. Instrumen keterlaksanaan pembelajaran

Instrumen untuk melakukan kegiatan membelajaran adalah rencana pelaksanaan pembelajaran. Berikut ini adalah beberapa komponen yang tercantum dalam RPP :

Materi Pembelajaran: Bangun Segiempat

Standar Kompetensi: 6. Memahami konsep segiempat dan segitiga serta menentukan ukurannya

Kompetensi Dasar: 6.2. Mengidentifikasi sifat-sifat persegi panjang, persegi, trapesium, jajargenjang, belah ketupat dan layang-layang

6.3. Menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan segiempat serta menggunakannya dalam pemecahan masalah


(51)

Indikator Pencapaian Kompetensi :

1. Menjelaskan pengertian jajargenjang, persegi, persegi panjang, belah ketupat, trapesium, dan layang-layang menurut sifatnya

2. Menjelaskan sifat-sifat segiempat ditinjau dari sisi, sudut dan diagonalnya

3. Menurunkan rumus keliling bangun segiempat 4. Menurunkan rumus luas bangun segiempat

Rencana pelaksanaan pembelajaran dirancang sehingga mendukung pelaksanaan pembelajaran matematika dengan metode Mind Map. Alokasi waktu dalam kegiatan pembelajaran, lebih banyak diberikan pada proses diskusi kelompok dan diskusi kelas, sehingga siswa lebih berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Dalam RPP ini, peneliti mengalokasikan waktu sebanyak 6 kali pertemuan, tabel rancangan kegiatan pembelajaran direncanakan sebagai berikut:

Tabel 3.1 Rancangan Kegiatan Pembelajaran Pertemuan

ke-

Kegiatan Pembelajaran Keterangan

1 Menjelaskan pengertian dan sifat-sifat bangun segiempat

Pendalaman materi

menggunakan metode Mind Map

2 Menurunkan rumus keliling bangun segiempat

Pendalaman materi

menggunakan metode Mind Map

3

- Ulangan materi sifat bangun segiempat - Latian soal keliling

bangun segiempat

Tes 1

4

- Menurunkan rumus luas bangun segiempat - Menyebar angket

penelitian

Pendalaman materi

menggunakan metode Mind Map

5

Latihan soal mengenai keliling dan luas bangun segiempat

Pendalaman soal di buku Modul 6 Ulangan materi luas bangun


(52)

Dalam mengamati keterlaksanaan RPP, dilakukan dengan cara menyontreng tahap kegiatan apakah terlaksana atau tidak. Berikut ini contoh lembar observasi keterlaksanaan RPP yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2 Lembar Observasi Keterlaksanaan RPP Kegiatan

Keterlaksanaan

Keterangan

Ya Tidak

Apersepsi :

1. Menyampaikan salam pembuka dan memeriksa kesiapan siswa dalam pembelajaran.

2. Menyampaikan tujuan pembelajaran.

3. Memotivasi peserta didik dengan memberi penjelasan tentang pentingnya mempelajari materi ini.

Kegiatan Inti :

4. Guru memberikan stimulus berupa peragaan bangun datar untuk mengingatkan siswa nama-nama bangun datar tersebut. 5. Guru mengarahkan siswa untuk

mengidentifikasi hal-hal yang berkaitan dengan bangun datar yang diperagakan guru. 6. Siswa bekerja dalam kelompok

untuk membuat peta pikiran sifat-sifat bangun segiempat.

7. Perwakilan kelompok

mempresentasikan hasil pekerjaan di depan kelas (± 3 kelompok maju presentasi).

8. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan. Kegiatan akhir :

9. Guru memberikan tugas individual untuk siswa. 10. Siswa diingatkan untuk

mempelajari materi berikutnya, yaitu Keliling bangun segiempat.


(53)

2. Instrumen antusiasme

Instrumen antusiasme dalam penelitian ini adalah : a. Angket

Angket adalah sebuah penyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden, dalam arti laporan tentang dirinya atau hal-hal yang diketahuinya. Angket dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui antusiasme siswa selama mengikuti pembelajaran matematika dengan metode Mind Map. Angket ini akan terdiri dari 35 butir pernyataan. Angket ini dibuat dengan skala Guttman. Tiap pernyataan disajikan dengan skala ukur

“ya’ dan “tidak”. Berikut ini adalah rancangan sebaran angket siswa:

Tabel 3.3 Rancangan Sebaran Angket

Variabel Indikator Positif Negatif

Antusiasme Respon siswa 1, 2, 4, 5 3, 6 Perhatian yang berupa

ketertarikan dalam mempelajari matematika

7, 9, 11 8, 10, 12

Kemauan untuk belajar matematika 13, 14,16, 18, 19, 21, 22,23 15, 17, 20

Konsentrasi belajar matematika 24, 26, 27, 28,

30

25, 29, 31 Kesadaran dalam

melaksanakan tanggung jawab

32, 33, 34, 35

-

Lembar angket antusiasme siswa yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


(54)

b. Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan secara langsung atau lisan kepada subjek penelitian. Wawancara ini ditujukan kepada siswa untuk mengetahui antusias siswa selama mengikuti pembelajaran matematika dengan metode Mind Map. Dalam wawancara ini tidak seluruh subjek penelitian diwawancarai. Namun, peneliti akan mengambil 4 orang siswa saja, sebagai subjek wawancara. Siswa yang diwawancarai akan dipilih berdasarkan hasil belajarnya, dari kelompok siswa yang hasil belajar rendah, sedang dan tinggi. Hasil dari wawancara ini juga digunakan sebagai penekanan pernyataan dari siswa yang telah diisikan pada angket. Adapun pertanyaan dalam wawancara antara lain :

1. Apa pendapatmu mengenai pembelajaran dengan metodeMind Map yang sudah kita laksanakan ?

No Pernyataan Ya Tidak

1 Proses pembelajaran seperti ini, membuat saya aktif menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru. 2 Proses pembelajaran seperti ini, membuat saya aktif

menjawab pertanyaan yang diajukan oleh teman saya. 3 Saya kurang memiliki kesempatan untuk menjawab

pertanyaan dalam diskusi.

4 Saya menanggapi kembali jawaban atau pernyataan yang diutarakan oleh guru.

dst ……….


(55)

2. Apakah ada perbedaan antara pembelajaran sebelumnya dengan pembelajaran metode Mind Map?

3. Bagaimana perasaan yang kamu rasakan selama mengikuti pembelajaran matematika dengan metode Mind Map?

4. Apakah kamu merasa aktif selama pembelajaran metode Mind Map dalam kelompok dan dalam presentasi kelas ?

5. Apakah metode Mind Map membantu kamu dalam memahami materi yang diajarkan?

6. Apakah kamu merasa kesulitan selama pembelajaran metode Mind Map digunakan dalam pembelajaran matematika ?

7. Apa manfaat yang dapat kamu ambil setelah melaksanakan pembelajaran matematika dengan menggunakan pembelajaran metode Mind Map.

3. Instrumen Interaksi

Instrumen interaksi dalam penelitian ini adalah : a. Lembar observasi

Observasi atau pengamatan merupakan suatu aktivitas untuk pengumpulan data dengan cara mengamati dan mencatat mengenai kondisi-kondisi, proses-proses dan perilaku-perilaku objek penelitian. Dalam kegiatan observasi ini digunakan lembar observasi berupa catatan penting yang digunakan untuk mengobservasi interaksi guru dengan siswa dan interaksi siswa dengan siswa dalam pelaksanaan proses pembelajaran matematika


(56)

dengan menggunakan metode Mind Map. Untuk mempermudah pengamatan, peneliti meminta bantuan observer untuk mengamati siswa dalam tiap kelompok dengan cara mencentang (√) lembar observasi berdasarkan kegiatan yang dilakukan siswa. Lembar observasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3.5 Lembar Observasi Interaksi Interaksi Guru – Siswa

No Pernyataan Siswa Guru

1 Guru menyampaikan hal-hal penting dalam proses pembelajaran secara klasikal.

2 Siswa mendengarkan dengan seksama penjelasan guru.

3 Guru menanyakan kembali kepada siswa mengenai penjelasan yang diutarakan, apakah sudah dapat diterima baik oleh siswa ataukah belum.

4 Siswa menjawab apa yang ditanyakan guru dengan penuh perhatian.

dst ………..

Interaksi Siswa – Siswa

No Pernyataan

Siswa

Guru 1 Siswa bertanya dengan siswa lain

dalam satu kelompok

2 Siswa bertanya dengan siswa lain yang berbeda kelompok.

3 Siswa menjawab bila ada teman satu kelompok yang menanyakan sesuatu.


(57)

b. Foto dan rekaman video

Foto dan rekaman video digunakan untuk memberikan gambaran secara visual mengenai kegiatan siswa. Foto diambil dengan menggunakan kamera dan rekaman video diambil dengan menggunakan handycam selama proses pembelajaran dengan metode Mind Map berlangsung.

F. Teknik Analisis Data

Data adalah hasil pencatatan peneliti, baik berupa fakta maupun angka. Untuk menganalisis data hasil penelitian diperlukan suatu cara atau metode analisis data. Analisis data hasil penelitian bertujuan agar data mudah diinterpretasikan sehingga laporan yang dihasilkan, mudah dipahami. Teknik analisis yang digunakan untuk menganalisis data hasil penelitian, akan dijelaskan di bawah ini:

1. Analisis Hasil Lembar Observasi

a. Data Keterlaksanaan RPP dan Bentuk-bentuk interaksi

Hasil lembar observasi dianalisis secara deskriptif berdasarkan aktivitas, kondisi, dan langkah-langkah pembelajaran yang terjadi di kelas.

4 Siswa menjawab bila ada teman dari kelompok lain yang menanyakan sesuatu.


(58)

2. Analisis Hasil Angket

Berikut langkah-langkah menganalisa hasil angket : a. Pemberian skor

Data antusiasme siswa dalam mengikuti dan melaksanakan proses pembelajaran matematika dengan menggunakan metode Mind Map dianalisis dari hasil pengukuran antusiasme siswa. Pemberian skor dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.6 Skor Angket Antusiasme Siswa

Alternatif Jawaban Skor

Positif Negatif

Ya (Y) 1 0 Tidak (T) 0 1

Jumlah item angket antusiasme siswa sebanyak 35 butir, sehingga jumlah skor terendah yang mungkin dicapai adalah 0 dan jumlah skor terbesar yang mungkin dicapai adalah 35.

b. Menghitung Persentase Antusiasme

Untuk mengetahui persentase masing-masing individu dan keseluruhan (persentase antusiasme kelas), maka dapat dihitung dengan rumus :

Tabel 3.7 Penilaian Antusiasme Antusiasme

Per Siswa Keseluruhan

Keterangan :

Y = jumlah jawaban YA T = jumlah jawaban TIDAK


(59)

jP = jumlah pertanyaan n = jumlah responden

c. Pengklasifikasian tingkat antusiasme siswa terhadap pembelajaran matematika dengan metode Mind Map

Setelah mendapatkan hasil persentase dari antusiasme, maka dapat dilihat kriteria persentase responden untuk antusiasme siswa sebagai berikut:

Tabel 3.8 Kriteria Antusiasme Siswa

Persentase Keterangan

P ≤ 50% Rendah

P ˃ 50% Tinggi

Keterangan: P adalah persentase

Dari hasil tersebut kemudian dihitung rata-rata persentasenya untuk membuat suatu kesimpulan agar dapat menjawab permasalahan yang diteliti menggunakan suatu argumentasi dan diskripsi yang rasional.

d. Analisis Hasil Wawancara

Hasil wawancara dianalisis secara deskriptif. Wawancara digunakan sebagai salah satu alat pendukung untuk mengetahui antusiasme siswa dalam melaksanakan pembelajaran matematika dengan metode Mind Map.


(60)

43

BAB IV

PELAKSANAAN PENELITIAN, TABULASI DATA DAN PEMBAHASAN

A.Pelaksanaan Penelitian

Penelitian diadakan di kelas VII-A SMP Pangudi Luhur Wedi. Sebelum penelitian dilakukan, peneliti membagikan kuisoner untuk mengetahui pendapat siswa mengenai pembelajaran yang berlangsung. Setelah kuisoner dianalisis, kebanyakan siswa mengalami kesulitan dalam mengingat dan memahami konsep. Peneliti kemudian melaksanakan beberapa kali observasi, yaitu pada tanggal 21 Februari, 12 dan 16 Maret 2012 yang bertujuan untuk mengenal kondisi kelas dan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru.Pada tanggal 18 April 2012, peneliti melakukan pengenalan metode terlebih dahulu kepada siswa kelas VII-A mengenai Mind Map, tujuannya agar pada saat penelitian berlangsung siswa sudah mengerti betul tentang pembuatan Mind Map.

Penelitian yang diadakan di kelas VII-A ini, dilakukan sebanyak 6 kali pertemuan, tiap pertemuan selama 80 menit. Adapun rincian dalam setiap pertemuan sebagai berikut :


(61)

Tabel 4.1 Jadwal Pembelajaran Penelitian

Adapun deskripsi pembelajaran pada setiap pertemuan adalah sebagai berikut :

1. Pertemuan I

Pertemuan I dilaksanakan pada hari Senin, 7 Mei 2012 pada pukul 09.55 – 11.15. Materi pembelajaran untuk pertemuan ini adalah sifat-sifat bangun segiempat. Secara garis besar, pembelajaran dilaksanakan dalam tiga tahapan yaitu apersepsi, kegiatan inti dan penutup. Dalam tahap apersepsi, guru menyampaikan hal-hal penting yang akan dipelajari dan memotivasi siswa untuk siap mempelajari materi dengan menggunakan metode Mind Map. Pada kegiatan inti, dibagi dalam tiga tahap juga yaitu eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Guru bertugas sebagai fasilitator yang mengarahkan siswa untuk melaksanakan tahapan-tahapan kegiatan dan juga memberikan bantuan jika siswa

HARI / TANGGAL JAM MATERI

Senin, 7 Mei 2012 9.55 – 11.15

Menjelaskan pengertian dan sifat-sifat bangun segiempat

Rabu, 9 Mei 2012 8.20 – 9.55

Menurunkan rumus keliling bangun segiempat

Jumat, 11 Mei 2012 7.00 – 8.20

- Ulangan materi sifat bangun segiempat

- Latian soal keliling bangun segiempat

Senin, 14 Mei 2012 9.55 – 11.15

Menurunkan rumus luas bangun segiempat

Rabu, 16 Mei 2012 8.20 – 9.55

Latihan soal mengenai keliling dan luas bangun segiempat

Jumat, 18 Mei 2012 7.00 – 8.20

Ulangan materi luas bangun segiempat


(62)

mengalami kesulitan. Kegiatan eksplorasi dan elaborasi diisi dengan diskusi kelompok dan presentasi. Terdapat 6 kelompok yang terdiri 7 orang siswa per kelompok. Siswa bertugas mendiskusikan sifat-sifat bangun segiempat kemudian memetakan dengan Mind Map dalam karton. Diskusi kelompok pada pertemuan ini dilaksanakan di luar kelas agar lebih kondusif. Setelah itu, kegiatan dilanjutkan dengan presentasi kelompok, kembali ke ruang kelas. Masing-masing kelompok maju untuk menjelaskan sifat-sifat satu bangun segiempat. Setelah presentasi, masuk ke kegiatan konfirmasi yaitu tanya jawab apabila ada sifat yang belum dipahami, kemudian siswa bersama guru meluruskan konsep dan membuat kesimpulan sifat-sifat dari setiap bangun segiempat. Tidak semua kelompok dapat maju presentasi dikarenakan keterbatasan waktu sehingga hanya dua kelompok yang maju, yaitu kelompok 3mempresentasikan sifat-sifat bangun persegi dan kelompok 1 mempresentasikan sifat-sifat bangun trapesium. Tahap terakhir adalah kegiatan penutup, guru memberikan tugas individual pada siswa untuk membuat Mind Map sifat-sifat bangun segiempat dalam buku kerja. Guru juga menghimbau agar siswa di rumah mempelajari konsep keliling bangun segiempat yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.


(63)

2. Pertemuan II

Pertemuan II dilaksanakan pada hari Rabu, 9 Mei 2012 pukul 08.20 - 09.55. Materi pembelajaran untuk pertemuan kali ini adalah keliling bangun segiempat. Pada tahap apersepsi, guru lebih mengingatkan sifat-sifat bangun segiempat yang sudah dibahas pada pertemuan sebelumnya. Pada tahap kegiatan inti, masih melanjutkan presentasi perwakilan kelompok yang belum maju mempresentasikan sifat-sifat bangun segiempat, yaitu kelompok 2 mempresentasikan jajar genjang, kelompok 6 mempresentasikan persegi panjang, kelompok 5 mempresentasikan belah ketupat dan kelompok 4 mempresentasikan layang-layang. Setelah itu, guru masuk tahap kegiatan eksplorasi dengan memberikan arahan agar siswa melihat kembali keterkaitan antar sifat-sifat dengan memetakan kembali sifat-sifat bangun segiempat di papan tulis. Guru juga memberikan sedikit pengantar untuk materi yang akan dipelajari pada pertemuan kali ini. Kegiatan dilanjutkan ke tahap elaborasi dengan bekerja dalam kelompok untuk melengkapi Mind Map kelompok mengenai keliling bangun segiempat pada karton. Setelah itu, masing-masing perwakilan kelompok menuliskan konsep keliling di papan tulis, kemudian masuk kegiatan konfirmasi yaitu membahas satu per satu pekerjaan siswa yang maju. Guru meneliti dan membenarkan konsep yang kurang tepat kemudian memberikan penekanan konsep yang benar. Pada kegiatan penutup, guru memberikan pekerjaan rumah kepada siswa untuk mengerjakan


(64)

soal di modul mengenai keliling bangun segiempat dan juga melengkapi kembali Mind Map dengan konsep keliling bangun segiempat.

3. Pertemuan III

Pertemuan III dilaksanakan pada hari Jumat, 11 Mei 2012 pukul 07.00 – 08.20. Pada kegiatan apersepsi, guru mengingatkan kembali secara lisan rumus keliling bangun-bangun segiempat. Pada pertemuan kali ini, kegiatan inti pada satu jam pelajaran pertama diisi dengan membahas pekerjaan rumah mengenai keliling. Guru meminta siswa untuk maju menuliskan hasil pekerjaan di papan tulis lalu dicek secara klasikal. Siswa dengan sukarela mengangkat tangan untuk berebut maju ke depan. Siswa-siswa tersebut adalah siswa dengan nomor absent 23, 36, 20, 18, 7, 37, 28, 9, 40, 6. Setelah itu, satu jam pelajaran berikutnya diadakan ulangan mengenai sifat-sifat bangun segiempat.

4. Pertemuan IV

Pertemuan IV dilaksanakan pada hari Senin, 14 Mei 2012 pukul 09.55 – 11.15. Materi pembelajaran untuk pertemuan ini adalah luas bangun segiempat. Dalam tahap apersepsi, guru menyampaikan hal-hal penting yang akan dipelajari dan membahas ulangan mengenai materi sifat-sifat bangun segiempat pada pertemuan sebelumnya. Soal-soal ulangan dibahas satu per satu agar siswa mengetahui proses mengerjakan yang


(65)

benar. Kegiatan eksplorasi dan elaborasi diisi dengan diskusi kelompok dan presentasi. Siswa kembali masuk ke dalam kelompok untuk bertugas mendiskusikan konsep luas bangun segiempat kemudian memetakan dengan Mind Map dalam karton. Pada diskusi kelompok kali ini dilaksanakan di dalam ruangan kelas. Suasana diskusi cukup ramai karena Kegiatan dilanjutkan dengan presentasi kelompok. Masing-masing kelompok maju untuk menjelaskan luas satu bangun segiempat. Setelah presentasi, masuk ke kegiatan konfirmasi yaitu tanya jawab apabila ada konsep luas yang belum dipahami, kemudian siswa bersama guru meluruskan konsep dengan bantuan power point dan membuat kesimpulan luas dari setiap bangun segiempat. Tahap terakhir adalah kegiatan penutup, guru memberikan pekerjaan rumah kepada siswa mengenai soal-soal yang berhubungan dengan luas bangun segiempat dan meminta siswa untuk melengkapi Mind Map konsep luas bangun segiempat dalam buku kerja.

5. Pertemuan V

Pertemuan V dilaksanakan pada hari Jumat, 16 Mei 2012 pukul 07.00 – 08.20. Pada kegiatan apersepsi, guru mengingatkan kembali secara lisan rumus luas bangun-bangun segiempat. Pada pertemuan kali ini, kegiatan inti diisi dengan membahas pekerjaan rumah mengenai keliling dan luas bangun segiempat. Guru meminta siswa untuk maju menuliskan hasil pekerjaan di papan tulis. Para siswa dengan sukarela


(66)

mengangkat tangan untuk maju menuliskan hasil pekerjaannya. Siswa-siswa tersebut adalah Siswa-siswa dengan nomor absent 37, 43, 36, 39, 41, 14. Pada kegiatan penutup, guru memberikan informasi pada siswa agar mempelajari materi keliling dan luas bangun segiempat sebagai bahan ulangan pada pertemuan selanjutnya.

6. Pertemuan VI

Pertemuan VI dilaksanakan pada hari Jumat, 18 Mei 2012 pukul 07.00 – 08.20. Pada pertemuan kali ini diadakan ulangan mengenai keliling dan luas bangun segiempat selama 2 jam pelajaran.

B.Tabulasi Data

1. Data Keterlaksanaan RPP

Pertemuan pertama

Kegiatan

Keterlaksanaan

Keterangan

Ya Tidak

Apersepsi :

1. Menyampaikan salam pembuka dan memeriksa kesiapan siswa dalam pembelajaran.

2. Menyampaikan tujuan pembelajaran. 3. Memotivasi peserta didik dengan memberi

penjelasan tentang pentingnya mempelajari materi ini.

Kegiatan Inti :

4. Guru memberikan stimulus berupa peragaan bangun datar untuk mengingatkan siswa nama-nama bangun datar tersebut.

√ √

Semua kegiatan dilaksanakan guru sesuai urutan.


(67)

5. Guru mengarahkan siswa untuk mengidentifikasi hal-hal yang berkaitan dengan bangun datar yang diperagakan guru. 6. Siswa bekerja dalam kelompok untuk

membuat peta pikiran sifat-sifat bangun segiempat.

7. Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil pekerjaan di depan kelas (± 3 kelompok maju presentasi).

8. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan. Kegiatan akhir :

9. Guru memberikan tugas individual untuk siswa.

10. Siswa diingatkan untuk mempelajari materi berikutnya, yaitu Keliling bangun segiempat.

√ √ √ √ √ √ Hanya 2 kelompok yang maju, kelompok 1 dan 4

Siswa diminta untuk membuat peta pikiran dari materi yang sudah dipresentasikan dengan kreasi sendiri di buku masing-masing.

Pertemuan kedua

Kegiatan

Keterlaksanaan

Keterangan

Ya Tidak

Apersepsi :

1. Menyampaikan salam pembuka dan memeriksa kesiapan siswa dalam pembelajaran.

2. Menyampaikan tujuan pembelajaran. 3. Memotivasi peserta didik dengan memberi

penjelasan tentang pentingnya mempelajari materi ini.

4. Mengingatkan kembali materi yang dibahas pada pertemuan sebelumnya.

Kegiatan Inti :

5. Siswa melanjutkan presentasi mengenai sifat-sifat bangun segiempat.

6. Guru mengarahkan siswa untuk melihat kembali keterkaitan antar sifat-sifat dan masuk

√ √ √ √ √ Semua kegiatan dilaksanakan guru sesuai urutan. Pada kegiatan memotivasi dilaksanakan setelah presentasi lanjutan selesai.


(68)

materi keliling bangun Segiempat 7. Siswa bekerja dalam kelompok untuk

membuat peta pikiran keliling bangun segiempat.

8. Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil pekerjaan di depan kelas.

9. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan.

Kegiatan Akhir :

10. Guru memberikan pekerjaan rumah (PR) mengenai keliling bangun segiempat dan melengkapi catatan peta pikiran mengenai Keliling segiempat.

11. Peserta didik diingatkan untuk mempelajari kembali sifat-sifat bangun segiempat untuk test-1 pada pertemuan selanjutnya.

√ √ √ √ √ √ Pertemuan ketiga Kegiatan Keterlaksanaan Keterangan

Ya Tidak

Apersepsi :

1. Menyampaikan salam pembuka dan memeriksa kesiapan siswa dalam pembelajaran.

Kegiatan Inti :

2. Siswa mengerjakan soal test mengenai sifat-sifat segiempat.

3. Guru membahas jawaban pekerjaan rumah (PR) dengan meminta siswa menuliskan hasil pekerjaan di depan kelas.

4. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan. Kegiatan Akhir :

5. Siswa diminta mempelajari materi mengenai Luas bangun segiempat untuk pertemuan selanjutnya. √ √ √ √ √ Terlaksana Langkah kegiatan diubah yaitu membahas PR terlebih dahulu baru kemudian ulangan. Terlaksana


(69)

Pertemuan keempat

Kegiatan

Keterlaksanaan

Keterangan

Ya Tidak

Apersepsi :

1. Menyampaikan salam pembuka dan memeriksa kesiapan siswa dalam pembelajaran.

2. Menyampaikan tujuan pembelajaran. 3. Memotivasi peserta didik dengan memberi

penjelasan tentang pentingnya mempelajari materi ini.

4. Mengingatkan kembali materi yang dibahas pada pertemuan sebelumnya.

Kegiatan Inti :

5. Guru memberikan stimulus kepada siswa untuk mengidentifikasi hal-hal yang berkaitan dengan Luas berdasarkan sifat-sifat bangun segiempat.

6. Siswa bekerja dalam kelompok untuk

membuat peta pikiran Luas bangun segiempat. 7. Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil

pekerjaan di depan kelas.

8. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan. Kegiatan akhir :

9. Guru memberikan pekerjaan rumah (PR) mengenai keliling bangun segiempat.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ Semua kegiatan dilaksanakan guru sesuai urutan.

Siswa juga diminta untuk melengkapi mind map di buku catatan.

5 menit terakhir, siswa diminta untuk mengisi angket penelitian.


(70)

Pertemuan kelima

Kegiatan

Keterlaksanaan

Keterangan

Ya Tidak

Apersepsi :

1. Menyampaikan salam pembuka dan memeriksa kesiapan siswa dalam pembelajaran.

2. Menyampaikan tujuan pembelajaran. 3. Mengingatkan kembali materi yang dibahas

pada pertemuan sebelumnya. Kegiatan Inti :

4. Guru membahas jawaban pekerjaan rumah (PR) dengan meminta siswa menuliskan hasil pekerjaan di depan kelas.

5. Guru memberikan latihan soal-soal Keliling dan Luas bangun segiempat.

6. Siswa diminta untuk menuliskan hasil pekerjaan di depan kelas untuk dibahas secara klasikal.

7. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan. Kegiatan Akhir :

Siswa diminta mempelajari kembali materi Keliling dan Luas bangun segiempat untuk test-2 pada pertemuan selanjutnya.

√ √ √ √ √ √ √ √ Semua kegiatan dilaksanakan guru sesuai urutan. Pertemuan keenam Kegiatan Keterlaksanaan Keterangan

Ya Tidak

Apersepsi :

1. Menyampaikan salam pembuka dan memeriksa kesiapan siswa dalam ulangan. Kegiatan inti :

2. Ulangan keliling dan luas bangun segiempat

Terlaksana

Terlaksana selama 2 jam pelajaran


(71)

2. Data Angket Antusiasme Siswa a. Antusiasme siswa secara individu

Data hasil angket antusiasme siswa pada pembelajaran matematika menggunakan metode Mind Map dihitung skor dalam persen kemudian diklasifikasikan berdasarkan tabel 3.8 kriteria antusiasme siswa diperoleh kesimpulan berikut :

Tabel 4.2 Persentase Hasil Jawaban Angket Antusiasme Siswa Kode

Siswa

Pernyataan positif

Pernyataan

negatif Jumlah

skor bernilai 1

Skor (%) Kriteria

Antusiasme Ya (1) Tidak (0) Ya (0) Tidak (1)

1 21 3 4 7 28 80 % Tinggi 2 19 5 7 4 23 65,71 % Tinggi 3 23 1 4 7 30 85,71 % Tinggi 4 24 0 3 8 32 91,43 % Tinggi 5 21 3 5 6 27 77,14 % Tinggi 6 24 0 3 8 32 91,43 % Tinggi 7 23 1 4 7 30 85,71 % Tinggi 8 22 2 1 10 32 91,43 % Tinggi 9 18 6 3 8 26 74,29 % Tinggi 10 22 2 6 5 27 77,14 % Tinggi 11 21 3 1 10 31 88,57 % Tinggi 12 17 7 3 8 25 71,43 % Tinggi 13 23 1 3 8 31 88,57 % Tinggi 14 20 4 1 10 30 85,71 % Tinggi 15 23 1 2 9 32 91.43 % Tinggi 16 24 0 4 7 31 88,57 % Tinggi 17 16 8 7 4 20 57,14 % Tinggi 18 23 1 1 10 33 94,29 % Tinggi 19 16 8 4 7 23 65,71 % Tinggi 20 20 4 4 7 27 77,14 % Tinggi 21 20 4 5 6 26 74,29 % Tinggi 22 20 4 5 6 26 74,29 % Tinggi 23 19 5 7 4 23 65,71 % Tinggi 24 24 0 4 7 31 88,57 % Tinggi

25 keluar

26 21 3 3 8 29 82,86 % Tinggi 27 20 4 3 8 28 80 % Tinggi

28 tidak mengikuti pelajaran

29 24 0 8 3 27 77,14 % Tinggi 30 24 0 4 7 31 88,57 % Tinggi 31 23 1 2 9 32 91,43 % Tinggi 32 23 1 4 7 30 85,71 % Tinggi 33 24 0 3 8 32 91,43 % Tinggi


(72)

Untuk mengetahui antusiasme siswa secara keseluruhan, berdasarkan pedoman penilaian antusiasme diperoleh kesimpulan berikut :

b. Data Setiap Indikator Angket Antusiasme

Data hasil jawaban siswa pada setiap indikator angket antusiasme dalam pembelajaran matematika menggunakan metode Mind Map akan disajikan dalam tabel berikut :

Tabel 4.3 Hasil Jawaban Siswa Setiap Indikator

Indikator

Jumlah pernyataan

bernilai 1 Respon 196 Perhatian 218 Kemauan 342 Konsentrasi 258 Kesadaran 145

34 20 4 6 5 25 71,43 % Tinggi 35 19 5 6 5 24 68,57 % Tinggi 36 24 0 3 8 32 91,43 % Tinggi 37 19 5 4 7 26 74,29 % Tinggi 38 18 6 6 5 23 65,71 % Tinggi 39 24 0 6 5 29 82,86 % Tinggi 40 24 0 3 8 32 91,43 % Tinggi 41 23 1 1 10 33 94,29 % Tinggi 42 23 1 4 7 30 85,71 % Tinggi 43 18 6 9 2 20 57,14 % Tinggi Total 1159


(73)

3. Data Hasil Wawancara Dengan Siswa

Berikut ini adalah hasil wawancara dengan beberapa siswa kelas VII SMP Pangudi Luhur Wedi mengenai antusiasme mereka terhadap pembelajaran matematika dengan metode Mind Map. Wawancara ini dilakukan untuk mendukung angket antusiasme siswa. Peneliti mengambil 4 orang siswa (14, 35, 34 dan 37) yang diwawancara berdasarkan hasil belajarnya, dari kelompok siswa yang hasil belajar rendah, sedang dan tinggi.

Tabel 4.4 Hasil Wawancara Dengan Siswa

No. Pertanyaan Jawaban

1. Apa pendapatmu mengenai pembelajaran dengan metode Mind Map yang sudah kita laksanakan ?

S1 :lebih singkat gak usah nyatet kayak sejarah, banyak banget…lebih ringkas gitu gak usah perlu mikir banyak, dah ada ringkasannya S2: menyenangkan…dapat pengetahuan baru S3: biasa aja...

S4 : Seneng..enak....hal yang baru buat belajar 2. Apakah ada perbedaan

antara pembelajaran sebelumnya dengan pembelajaran metode Mind Map?

S1: kalo mind map lebih sederhana dan mudah dipahami, kalau pelajaran sebelumnya lama dan panjang. Awalnya jelasin materi dulu terus latihan yang mudah sampe yang sulit. Kalo mind map, belajar melajarin materinya lebih cepet terus latihan soal

S2: pembelajaran mind map lebih menyenangkan. Kalau pembelajaran sebelumnya gitu-gitu aja, kurang variasi. Diterangin terus latian soal S3: ada…pembelajaran sebelumnya langsung

bahas soal, materi sekalian bahas soal. Kalau sama mbaknya mahamin materi terus kerja kelompok nulis rumus-rumus di karton terus maju nerangin di depan

S4 : Lebih enak mind map mbak...sebelumnya jelasin sebentar, latihan-latihan terus ulangan. Kalau sama mbaknya, mahamin materi ma kelompok, bikin peta mind map, dijelasin, latihan terus ulangan.

3. Bagaimana perasaan yang kamu rasakan selama

S1: Seneng, jadi pengalaman baru. Beda kalo ngerjain sendiri sama ngerjain kelompok


(1)

Lampiran | 73 Hasil Mind Map individu .


(2)

(3)

Lampiran| 75


(4)

Lampiran| 76


(5)

vii

ABSTRAK

M.G. Rosita Riana Dewi, 2012. Penerapan Metode Mind Map (Peta Pikiran)

Dalam Pembelajaran Matematika Pada Materi Segiempat di Kelas VIIA SMP Pangudi Luhur Wedi Klaten. Program Studi Pendidikan Matematika,

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penelitian ini bertujuan (1) untuk mengetahui sejauhmana penerapan metode Mind Map (peta pikiran) ditinjau dari keterlaksanaan pembelajaran berdasarkan RPP, (2) untuk mengetahui sejauhmana antusiasme siswa terhadap pelaksanaan proses pembelajaran matematika dengan menggunakan metode Mind Map (peta pikiran), (3) untuk mengetahui bentuk-bentuk interaksi yang muncul antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa dalam pelaksanaan proses pembelajaran matematika dengan menggunakan metode Mind Map (peta pikiran).

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII A SMP Pangudi Luhur Wedi Klaten sebanyak 42 siswa. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2011/2012 dengan materi bangun datar segiempat. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian ini dilaksanakan dalam enam kali pertemuan. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi, angket, wawancara dan dokumentasi berupa foto dan rekaman handycam. Data keterlaksanaan RPP diperoleh melalui lembar observasi, data antusiasme siswa dalam pembelajaran diperoleh melalui angket dan wawancara, sedangkan bentuk-bentuk interaksi yang muncul dalam pembelajaran diperoleh melalui lembar observasi dan rekaman handycam.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Berdasarkan keterlaksanaan RPP, tahap-tahap pembelajaran dengan menggunakan metode Mind Map (Peta Pikiran) terlaksana secara keseluruhan, hanya pada pertemuan kedua dan ketiga ada langkah pembelajaran yang harus dibalik urutannya oleh guru, (2) Antusiasme siswa secara individu dalam mengikuti pembelajaran masuk dalam kriteria tinggi, dimana skor terendah siswa dalam pengisian angket adalah 57,14 % dan skor tertinggi adalah 94,29 %. Secara keseluruhan atau kelas, antusiasme siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan metode Mind Map adalah sebesar 80,77 % masuk dalam kriteria tinggi, (3) Bentuk-bentuk interaksi yang muncul antara guru dengan siswa, antara lain dalam mengucapkan salam, menjelaskan, menyuruh, bertanya, menanggapi, dan menegur siswa, sedangkan interaksi yang muncul antara siswa dengan siswa antara lain dalam membahas tugas bersama-sama atau diskusi, bertanya dan menanggapi siswa lain.

Kata kunci : keterlaksanaan RPP, antusiasme siswa, bentuk-bentuk interaksi, segiempat, mind map (peta pikiran).


(6)

viii

ABSTRACT

M.G. Rosita Riana Dewi, 2012. The Apply of Mind Map Method of

Mathematics on Quadrangle Materials at VIIA SMP Pangudi Luhur Wedi Klaten. Mathematics Study Program, Mathematics and Nature Science

Department, Faculty of Teacher and Educational Science, University of Sanata Dharma Yogyakarta.

This research was aimed to find out (1) how far the apply of mind map method was seen from the lesson plan feasibility, (2) how far the students’enthusiasm toward mathematics learning process using mind map method was, (3) kinds of interaction appear between teacher-student and student-student in mathematics learning process using mind map method.

The subjects of this research were 42 students of VII A SMP Pangudi Luhur Wedi Klaten. This research was done on even semester year 2011/2012 using quadrangle materials. This was descriptive research, done in 6 meetings. The instruments used were observation sheets, questionnaires, interviews and documentations (photos and videos). The data of lesson plan feasibility got from

observation, students’enthusiasm got from questionnaire and interview, kinds of

interaction got from observation and handycam record.

The results showed that (1) based on lesson plan feasibility, the learning steps using mind map method was fully done, but on second and third meeting there were learning steps that should be changed by the teacher, (2) students’ enthusiasm individually were high, with the lowest score was 57,14 % and the highest was 94,29 % on the questionnaire. In all, students’enthusiasm on learning using mind map method was high, 80,77 %, (3) kinds of interaction between teacher-student were greeting, explaining, ordering, asking, responding and admonishing. While interactions between student-student were doing the task together or discussion, asking and responding other students.

Key words : lesson plan feasibility, students’enthusiasm, kinds of interaction, quadrangle, mind map


Dokumen yang terkait

Pengaruh teknik mencatat (mind map) terhadap hasil belajar Matematika siswa

0 18 140

Pengaruh Teknik Mencatat Menggunakan Peta Pikiran (Mind Map) Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Siswa SD Pada Aspek Elaborasi

0 25 214

An Alignment Equation for Using Mind Map

0 3 3

Penerapan model pembelajaran Penemuan Terbimbing dengan menggunakan media bantu geogebra pada materi lingkaran di kelas VIII A SMP Pangudi Luhur Wedi Klaten tahun ajaran 2013/2014.

0 1 181

Penerapan model pembelajaran Mind Map (peta pikiran) dalam pembelajaran matematika pada pokok bahasan materi bangun ruang sisi datar di kelas VIII B SMP Pangudi Luhur Bayat Klaten.

0 4 322

Motivasi dan hasil belajar siswa kelas VI A SMP Pangudi Luhur Wedi Klaten dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran Mind Map (peta pikiran) pada materi segiempat.

0 0 159

Mind Map Peta Pikiran Apa dan Bagaimana

0 0 7

Penerapan metode Mind Map (peta pikiran) dalam pembelajaran matematika pada materi segiempat di kelas VIIA SMP Pangudi Luhur Wedi Klaten - USD Repository

0 6 176

MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII A SMP PANGUDI LUHUR WEDI KLATEN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN MIND MAP (PETA PIKIRAN) PADA MATERI SEGIEMPAT Skripsi : Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gel

0 0 157

Penerapan model pembelajaran Mind Map (peta pikiran) dalam pembelajaran matematika pada pokok bahasan materi bangun ruang sisi datar di kelas VIII B SMP Pangudi Luhur Bayat Klaten - USD Repository

0 0 320