Instrumen Penugasan Berbasis Peta Pikiran

17 dan menghasilkan suatu interpretasi konsep yang benar, seperti contoh yang ditunjukkan pada gambar berikut ini: Gambar 2.3 Peta pikiran energi oleh learningfundamentals.com

C. Instrumen Penugasan Berbasis Peta Pikiran

Teknik peta pikiran diharapkan dapat mengarahkan siswa untuk mengelaborasikan kemampuan kognitifnya dalam menyerap, menganalisis, mengorganisasikan, dan menyajikan kembali informasi secara holistik dan menarik. Hal ini yang kemudian menjadi dasar acuan peneliti dalam mengembangkan instrumen penugasan. Bentuk penugasan yang cocok dengan teknik peta pikiran ini adalah lembar kerja atau worksheet yang dilengkapi dengan materi bacaan ilmiah. Menurut Abela, lembar kerja worksheet yang dilengkapi dengan materi bacaan, memiliki komponen sebagai berikut: 18 1 Dimulai dengan pertanyaan yang mengundang rasa ingin tahu. 2 Menyertakan pertanyaan teknik skimming dan scanning untuk mendorong siswa mendapatkan gambaran teks secara luas. 3 Menyediakan pertanyaan secara komprehensif. 4 Menyediakan pertanyaan diskusi untuk memperkenalkan siswa umpan balik pembelajaran. Berdasarkan analisa di atas, maka peneliti menyusun spesifikasi produk yang berisi beberapa komponen pokok sebagai berikut: 1. Lembar materi bacaan fisika Materi dasar fisika dalam lembar kerja ini diturunkan dari kompetensi dasar dalam silabus, materi-materi tersebut kemudian peneliti bagi lagi menjadi sub- sub materi dengan mengacu pada indikator pembelajaran. Sub-sub materi tersebut yang kemudian peneliti sajikan dalam bentuk materi bacaan fisika yang berisi lembar artikel berita online dan ringkasan materi. Materi bacaan fisika yang disediakan menuntut siswa untuk melakukan teknik skimming dan scanning. Teknik Skimming adalah teknik membaca untuk mendapatkan ide pokok atau intisari terhadap suatu bacaan, sedangkan scanning adalah teknik membaca dengan melompat untuk lansung ke sasaran yang dicari. Menurut Rahmat langkah-langkah skimming dan scanning: Langkah-langkah skimming adalah : 1. Baca judul, sub judul dan subheading untuk mencari tahu apa yang dibicarakan teks tersebut. 2. Perhatikan ilustrasi gambar atau foto agar Anda mendapatkan informasi lebih jauh tentang topik tersebut. 3. Baca awal dan akhir kalimat setiap paragrap. 4. Jangan membaca kata per kata. Biarkan mata Anda melakukan skimming kulit luar sebuah teks. Carilah kata kunci atau keywordnya 19 5. Lanjutkan dengan berpikir mengenai arti teks tersebut Sedangkan langkah-langkah scanning adalah: 1. Perhatikan penggunaan 2. Carilah kata yang dicetak tebal, miring atau yang dicetak berbeda dengan teks lainnya. 3. Terkadang penulis menempatkan kata kunci di batas paragraf 2. Lembar aktivitas curah gagasan Brainstorming Lembar kerja peta pikiran mindmap worksheet menggunakan metode curah gagasan brainstorming sebagai dasar pengembangannya. Seperti yang dijabarkan dalam Wikipedia tentang teknik peta pikiran: Pemetaan pikiran menggunakan teknik curah gagasan dengan menggunakan kata kunci bebas, simbol, gambar, dan melukiskannya secara kesatuan di sekitar tema utama seperti pohon dengan akar, ranting, dan daun-daunnya. Tahap pertama setelah tema ditentukan dan kata kunci hasil curah gagasan dituliskan, dilukis, dan ditandai dengan warna atau simbol tertentu adalah menyusun ulang kata kunci tersebut. Kemudian proses curah gagasan diteruskan kembali secara bebas. Kata kunci yang digunakan disarankan hanya satu kata tunggal. Sementara Roestiyah 2001: 73 memberikan definisi curah gagasan sebagai berikut: Metode Brainstorming adalah suatu teknik mengajar yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas, yaitu dengan melontarkan suatu masalah ke kelas oleh guru, kemudian siswa menjawab atau menyatakan pendapat, atau komentar sehingga mungkin masalah tersebut berkembang menjadi masalah baru, atau dapat diartikan pula sebagai satu cara untuk mendapatkan banyak ide dari sekelompok manusia dalam waktu yang singkat. Tujuan curah pendapat adalah untuk membuat kompilasi kumpulan pendapat, informasi, pengalaman semua siswa yang sama atau berbeda. Hasilnya kemudian dijadikan peta informasi, peta pengalaman, atau peta gagasan mindmap untuk menjadi pembelajaran bersama. Metode ini digunakan untuk menguras habis apa yang dipikirkan para siswa dalam menanggapi masalah yang dilontarkan guru di kelas tersebut. Sedangkan menurut Kristanto dalam http:www.purnawankristanto.com: 20 Metode curah gagasan merupakan pengembangan dari metode kode kata. Cara yang dipakai oleh metode kode kata ini adalah dengan memilih kata kunci dari tema suatu bahan bacaan yang sudah ditentukan. Kata ini dipakai sebagai pijakan awal yang akan menuntun siswa untuk menemukan satu tema dari bahan bacaan yang spesifik. Setiap kata akan memicu siswa untuk memikirkan beberapa pengalaman yang siswa miliki. Ketika siswa mengingat kembali satu pengalaman belajar, hal itu akan mendorong siswa untuk menghubungkannya dengan pengalaman belajar lain yang mungkin terlupakan. Berawal dari sebuah kata, siswa menuliskan semua ide yang berkaitan dengan kata tersebut. Hal ini dapat diibaratkan seperti mencurahkan air di dalam gelas ke dalam baskom. Seluruh isi gelas dituangkan semuanya. Tidak ada yang dipilih-pilih. Demikian juga dalam menuliskan ide, menuliskan apa saja yang terlintas di otak tanpa menyeleksinya, tidak perlu memusingkan urut-urutannya, alur logika atau ejaan tulisan. Empat langkah dalam melakukan curah gagasan menurut Smith, yaitu: 1. Siapkan kertas kosong tak bergaris dan minimal dua spidol dengan warna yang berbeda. 2. Tentukan suatu tema yang akan menjadi objek curah gagasan, buatlah daftar pertanyaan yang mungkin dari tema tersebut sebagai umpan balik untuk mengeluarkan pendapatide tentang tema tersebut. 3. Tentukan batas waktu untuk melakukan curah gagasan. 4. Evaluasi kembali hasil curah gagasan tersebut dengan melibatkan orang lain. Dalam lembar kerja peta pikiran yang peneliti kembangkan, aktivitas brainstorming termanifestasikan dalam lembar aktivitas yang kemudian akan mengarahkan siswa untuk membuat peta pikiran. Lembar kerja siswa berbasis peta pikiran ini merupakan salah satu komponen penilaian hasil belajar yang berfungsi sebagai media pembelajaran. Menurut Suyanto 2006, media pembelajaran dikatakan baik atau efektif jika telah dilakukan tiga uji penting pada kondisi tertentu yaitu uji isi materi, uji desain media, dan uji efektivitas 21 media. Rentang nilai yang digunakan dari penilaian setiap uji adalah sebagai berikut: Tabel 2.3. Konversi skor kualitas ke pernyataan kualitas Skor kualitas Pernyataan kualitas 3,26 - 4,00 Sangat Baik 2,51 - 3,25 Baik 1,76 - 2,50 Cukup Baik 1,01 - 1,75 Kurang Baik

D. Gelombang Elektromagnetik