Latar Belakang Masalah Analisis Chant Dalam Acara Nonton Bareng Pada Komunitas Chelsea Indonesia Supporters Club Regional Medan

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Musik berkembang berdampingan dengan kehidupan masyarakat, dan menjadi kebutuhan yang penting terhadap berlangsungnya kegiatan masyarakat sampai pada era modern ini. Kebutuhan penting tersebut mencakup berbagai bidang, seperti: kebudayaan, pendidikan, agama, kedokteran, psikologi, olahraga, dan lain-lain. Dalam bidang olahraga, fungsi musik sediri sangatlah beragam. Sebagai contoh dalam bidang olahraga senam aerobik, yang menggunakan musik sebagai pengiring untuk melakukan berbagai gerakan yang telah disusun sesuai aturan. Biasanya disesuaikan dengan ritme yang diinginkan oleh peserta senam aerobic ini. Contoh lain misalnya pada olahraga rugby. 1 Para cheerleders 2 Yang menarik dalam situasi olahraga internasional saat ini, menurut penulis olahraga yang paling banyak peminatnya dan paling banyak melibatkan bisnis adlaah olahraga sepakbola. Di dunia ini setiap lima thun sekali selalu dipergelarkan pertandingan Piala Dunia World Club. Seterusnya setiap negara juga berlomba-lomba untuk membuat pertandingan-pertandingan yang melakukan bermacam-macam gerakan enerjik sambil bersorak meneriaki tim atau pemain sebagai bentuk dukungan atau penyemangat. 1 Rugby adalah salah satu cabang olahraga yang bertujuan memasukkan bola ke garis pertahanan lawan baik dengan cara ditendang, dipegang sambil membawa lari bola, Olahraga ini amat diminati di Amerika dan Eropa. 2 Cheerleders adalah kumpulan atau kelompok orang dalam beberapa cabang olahraga yang bertugas untuk memberikan semangat dari luar lapangan 2 berlingkup nasional atau juga kawasan dan antarkawasan. Di peringkat nasional di negara-negara Eropa, selalu dipergelarkan pertandingan- pertandingan sepak bola antar klub di setiap negara. Misalnya di Spanyol dikelola dalam La Liga yang diikuti oleh klub-klub sepakbola seperti: Barcelona, Real Madrid, Atletico Madrid, Valencia, Sevilla, Villareal, Malaga, Athletic Club, Celta de Vigo, Espanyol, Rayo Valecano, dan lain-lainnya. Kemudian di Jerman terdapat pertandingan nasionalnya yang disebut Bundesliga, yang diikuti oleh tim-tim sepakbola Jerman seperti: Werder Bremen, Bayern Munchen, Freiburg, Schalke, Hoffenheim, Eintrach Frankfurt, Stuttgart, Paderborn, Borrusia Dortmunt, Köln, Hannover, dan lain-lainnya. Demikian pula di Inggris terdapat pergelaran pertandingan- pertandingan sepakbola, yang dikelola dalam English Premiere League Liga Primer Inggris yang diikuti oleh klusb-klub sepakbola seperti: Leichester City, New Castle, Swansea City, Stoke City, Liverpool, Sunderland, South Hampton, West Ham, Burnley FS, Aston Villa, Manchester City, Manchester United, Arsenal, Chlesea, dan lainnya. Dalam skripsi ini, penulis akan memfokuskan perhatian pada bagaimana para pencinta fans Chelsea di kota Medan menmpertunjukkan yel-yel chant untuk tim kesayangan mereka. Hampir di semua negara terdapat liga-liga yang mempertandingkan antar klub sepakbola di negara tersebut. Ada negara-negara yang demi kemajuan sepakbolanya melakukan transfer pemain secara internasional. Ada pula negara yang membatasi transfer pemain ini. Itu semua tergantung dari kebijakan nasionalnya. Ada pula selain di peringkat dunia dan nasional, digelar pula pertandingan antar negara di kawasan tertentu. Misalnya di Asia 3 dipergelarkan liga piala Asia, SEA Games, dan lainnya. Demikian pula ada liga Eropa, ada pula liga antara negara-negara di benua Amerika. Dalam rangka mengarahkan pengelalaan persepakbolaan, para pencinta sepakbola ini membentuk organisasi persepakbolaan baik di peringkat, daerah, nasional, kawasan intranasional, dan internasional atau dunia. Namun agak berbeda dengan bidang-bidang olahraga lainnya, seperti tinju yang diwadahi oleh beberapa badan tinju dunia seperti WBA, WBC, IBF, WBO, maka organisasi sepakbola dunia hanya dikelola oleh FIFA Federation International Football Association. Dalam konteks nasional Indonesia, kita mengenal adanya induk organisasi sepakbola yang disebut dengan PSSI Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia. Kemudian klub-klub sepak bola di Indonesia di antaranya adalah: Persija Jakarta, PSMS Medan, PSDS Deli Serdang, PSPS Riau, Mitra Kukar, Semen Padang, Persib bandung, PSIS Semarang, Persebaya Surabaya, PSM Makasar, Persipura Jayapura, dan lain-lainnya. Persepakbolaan nasional Indonesia juga menggunakan sistem pengelolaan selain menggunakan pemain lokal juga menggunakan pemain asing dalam sistem kontrak kerja. Intinya adalah sepakbola merupakan hasrat atau keinginan manusia untuk menghibur dirinya melalui olahraga, yang paling banyak peminatnya di dunia ini. Di dalam kegiatan sepakbola ini terjadi berbagai aktivitas-aktivitas, seperti: ekonomi dan bisnis, seperti jualan makanan dan minuman, jualan karcis pertandingan, pembuat kaos sepakbola, persahabatan dan “perseturuan” sosial antar pendukung, transmisi kebudayaan, nonton bareng, sampai juga dampak-dampak negatifnya seperti judi bola baik secara manual atau online, prostitusi dalam konteks piala dunia, tawuran antara pendukung, holiganisme, 4 dan lain-lainnya. Itulah fenomena sepakbola dilihat dari perspektif ilmu budaya. Pada olahraga sepakbola, musik sangat berperan penting dalam perkembangannya. Untuk memulai suatu pertandingan sepakbola, terlebih dahulu diadakan opening ceremonial upacara pembukaan. Dimana pada bagian ini berisi para pemain yang sambil memasuki lapangan dan berbaris akan diiringi musik. Selain itu, musik juga tidak lepas dari para penonton dan pendukung tim yang sedang bertanding dalam stadion. Umumnya mereka menampilkan nyanyian atau permainan musik berbentuk marching. 3 Labih rincinya chant merupakan jenis yel atau yel-yel yang dimainkan untuk memberikan semangat kepada orang lain, baik secara individu maupun kelompok dalam lingkungan sepakbola. Namun seiring perkembangannya, chant bukan saja bertujuan untuk memberikan semangat, namun juga bertujuan menghina pihak lain. Bahkan sampai menggunakan lirik-lirik yang mengandung unsur rasisme. Pertunjukan yang mereka mainkan tersebut disebut chant. Sebuah chant bisa berbentuk nyanyian atau vokal, ensambel, ataupun gabungan vokal dengan ensambel. Chant juga memiiliki aturan permainan. Chant dimainkan mengikuti alur pertandingan. Dimulai dari upacara pembukaan sebelum pertandingan opening ceremony sampai kepada akhir pertandingan. Pada masa kini, chant tidak hanya dimainkan dalam stadion sepakbola, di mana pertandingan sepakbola sedang berlangsung. Chant juga dimainkan secara tidak langsung dalam sebuah tempat dimana para pendukung 3 Marching merupakan salah satu cabang musik yang penuh gairah dan sifatnya memberikan semangat. 5 menonton bersama dalam sebuah layar lebar. Biasanya tempat yang dimaksud seperti kafe, bioskop, gedung olahraga, dan lain-lain. Istilah permainan chant adalah chanting. Kegiatan menonton bersama dalam layar yang lebar tersebut biasanya disebut nonton bareng yang umum disingkat nonbar atau nobar. Kegiatan ini biasanya diadakan ketika tim yang di diidolakan sedang bertanding. Sebelum acara nobar dilakukan, biasanya telah dipublikasikan terlebih dahulu lewat media sosial seperti twitter, facebook, path, BlackBerry Massanger, Instagram. 4 Terdapat suatu komunitas di Indonesia dimana komunitas ini merupakan komunitas penggemar tim sepakbola Chelsea Football Club yang berasal dari London, Inggris. Komunitas ini bernama Chelsea Indonesia Supporters Club yang umum di sebut CISC. Tujuannya agar masyarakat tau kegiatan nobar akan dilaksanakan. CISC merupakan komunitas pendukung Chelsea Football Club di Indonesia yang resmi dan telah mendapat lisensi resmi dari Chelsea Football Club official fans club of Indonesia. CISC berpusat di Jakarta dan telah memiliki banyak anak cabang yang tersebar di seluruh Indonesia. Anak cabang tersebut selanjutnya disebut sebagai regional. Salah satu regional CISC terbesar di Sumatera, terdapat di kota Medan, yang bernama Chelsea Indonesia Supporters Club Regional Medan atau biasa disebut CISC Medan. CISC Medan bermarkas di kafe Pit Stop Coffee Jl. Setia Budi Titi Bobrok no. 1415 Medan 4 Media soial adalah alat komunikasi berbentuk perangkat lunak yang menghubungkan penggunanya dengan pengguna lain baik secara individu, kelompok, maupun umum 6 CISC Medan rutin mengadakan kegiatan nonton bareng apabila ada jadwal pertandingan sepakbola antara tim Chelsea Football Club melawan tim lain. Kepengurusan CISC akan mengumumkan lewat media sosial acara nonton bareng yang akan datang. Acara nonton bareng yang diadakan CISC Medan terbuka untuk umum, tidak hanya anggota resmi tetapi bisa juga dari simpatisan dan non anggota. Acara nonton bareng merupakan salah satu agenda kerja dari kepengurusan CISC. Acara ini tergolong unik karena di dalam acara ini terdapat bentuk kekompakan seperti menggunakan seragam yang sama, memainkan chant secara bersama, dan lain-lain. Apalagi acara ini berlangsung secara rutin. Karena adanya hal tersebut, maka penulis tertarik untuk mengangkat chant lebih lanjut dalam sebuah penelitian. Fakta-fakta tersebut sangatlah relevan dan menarik untuk dikaji secara etnomusikologi. Sebagai disiplin ilmu pengetahuan yang penulis pelajari selama beberapa tahun belakangan ini. Seperti dikemukakan oleh para pakarnya etnomusikologi merupakan disiplin ilmu pengetahuan yang mengkaji musik di dalam kebudayaan. Secara kesejarahan, etnomusikologi merupakan sebuah disiplin ilmu yang merupakan fusi dari musikologi dan antropologi etnologi. Secara eksplisit apa itu etnomusikologi sebagai sebuah disiplin ilmu pengetahuan manusia, didefinisikan oleh Merriam, sebagai berikut. Ethnomusicology carries within itself the seeds of its own division, for it has always been compounded of two distinct parts, the musicological and the ethnological, and perhaps its major problem is the blending of the two in a unique fashion which emphasizes neither but takes into account both. This dual nature of the field is marked by its literature, for where one scholar writes technically upon the structure of music sound as a system in itself, another chooses to treat music as a functioning part of human culture and as an integral part of a 7 wider whole. At approximately the same time, other scholars, influenced in considerable part by American anthropology, which tended to assume an aura of intense reaction against the evolutionary and diffusionist schools, began to study music in its ethnologic context. Here the emphasis was placed not so much upon the structural components of music sound as upon the part music plays in culture and its functions in the wider social and cultural organization of man. It has been tentatively suggested by Nettl 1956:26-39 that it is possible to characterize German and American schools of ethnomusicology, but the designations do not seem quite apt. The distinction to be made is not so much one of geography as it is one of theory, method, approach, and emphasis, for many provocative studies were made by early German scholars in problems not at all concerned with music structure, while many American studies heve been devoted to technical analysis of music sound Merriam 1964:3-4. 5 Apa yang dikemukakan oleh Merriam seperti kutipan di atas, bahwa para pakar atau ahli etnomusikologi membawa dirinya sendiri kepada benih- benih pembagian ilmu, yaitu musikologi dan antropologi. Selanjutnya dalam memfusikan kedua disiplin ini, maka dalam etnomusikologi akan menimbulkan kemungkinan-kemungkinan masalah besar dalam rangka mencampur kedua disiplin itu, tentu saja setiap etnomusikolog akan berada dalam fokus keahlian ilmu pada salah satu bidangnya saja, tetapi tetap mengandung kedua disiplin tersebut. Sifat dualisme lapangan studi etnomusikologi ini, dapat ditandai dari bahan-bahan bacaan yang dihasilkannya. Katakanlah seorang sarjana etnomusikologi menulis secara teknis tentang struktur suara musik sebagai suatu sistem tersendiri. Di lain sisi, sedangkan sarjana lain memilih untuk memperlakukan musik sebagai suatu bagian dari fungsi kebudayaan 5 Dalam aplikasi disiplin etnomusikologi di Indonesia dan dunia, terdapat sebuah buku yang terus populer sampai sekarang ini, dalam realitasnya menjadi “bacaan wajib ” bagi para pelajar dan mahasiswa etnomusikologi seluruh dunia, dengan pendekatan kebudayan, fungsionalisme, strukturalisme, sosiologis, dan lain-lainnya. Buku yang diterbitkan tahun 1964 oleh North Western University di Chicago Amerika Serikat ini, menjadi semacam “karya utama” di antara karya-karya yang berciri khas etnomusikologis. 8 manusia, dan sebagai bagian yang integral dari keseluruhan kebudayaan. Di dalam masa yang sama, beberapa sarjana dipengaruhi secara luas oleh para pakar antropologi Amerika, yang cenderung untuk mengasumsikan kembali suatu reaksi terhadap aliran-aliran yang mengajarkan teori-teori evolusioner difusi, dimulai dengan melakukan studi musik dalam konteks etnologisnya. Dalam kerja yang seperti ini, penekanan etnologis yang dilakukan para sarjana ini lebih luas dibanding dengan kajian struktur komponen suara musik sebagai suatu bagian dari permainan musik dalam kebudayaan, dan fungsi-fungsinya dalam organisasi sosial dan kebudayaan manusia yang lebih luas. Hal tersebut telah disarankan secara bertahap oleh Bruno Nettl yaitu terdapat kemungkinan karakteristik aliran-aliran etnomusikologi di Jerman dan Amerika, yang sebenarnya tidak persis sama. Mereka melakukan studi etnomusikologi ini, tidak begitu berbeda, baik dalam geografi, teori, metode, pendekatan, atau penekanannya. Beberapa studi provokatif awalnya dilakukan oleh para sarjana Jerman. Mereka memecahkan masalah-masalah yang bukan hanya pada semua hal yang berkaitan dengan struktur musik saja. Para sarjana Amerika telah mempersembahkan teknik analisis suara musik. Dari kutipan di atas tergambar dengan jelas bahwa etnomusikologi dibentuk dari dua disiplin ilmu dasar yaitu antropologi dan musikologi. Walaupun terdapat variasi penekanan bidang yang berbeda dari masing- masing ahlinya. Namun terdapat persamaan bahwa mereka sama-sama berangkat dari musik dalam konteks kebudayaannya. 9 Secara khusus, mengenai beberapa definisi tentang etnomusikologi telah dikemukakan dan dianalisis oleh para pakar etnomusikologi. Pada tulisan edisi berbahasa Indonesia, Rizaldi Siagian dari Universitas Sumatera Utara USU Medan, dan Santosa dari Sekolah Tinggi Seni Indonesia STSI Surakarta, telah mengalihbahasakan berbagai definisi etnomusikologi, yang terangkum dalam buku yang bertajuk Etnomusikologi, tahun 1995, yang diedit oleh Rahayu Supanggah, terbitan Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia, yang berkantor pusat di Surakarta. Dalam buku ini, Alan P. Merriam mengemukakan 42 definisi etnomusikologi dari beberapa pakar, menurut kronologi sejarah dimulai oleh Guido Adler 1885 sampai Elizabeth Hesler tahun 1976. 6 Dari semua penujelasan tentang apa itu etnomusikologi, maka dapatlah ditarik kesimpulan bahwa etnomusikologi adalah sebuah disiplin ilmu pengetahuan yang merupakan nhasil fusi dari antropologi etnologi dan musikologi, yang mengkaji musik baik secara struktural dan juga sebagai fenomenal sosial dan budaya manusia di seluruh dunia. Para ahlinya lulusan sarjana etnomusikologi atau peringkat magister dan doktoral disebut sebagai etnomusikolog. 6 Buku ini diedit oleh R. Supanggah, diterbitkan tahun 1995, dengan tajuk Etnomusikologi. Diterbitkan di Surakarta oleh Yayasan bentang Budaya, Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia. Buku ini merupakan kumpulan enam tulisan oleh empat pakar etnomusikologi Barat seperti: Barbara Krader, George List, Alan P. Merriam, dan K.A. Gourlay; yang dialihbahasakan oleh Santosa dan Rizaldi Siagian. Dalam buku ini Alan P. Merriam menulis tiga artikel, yaitu: a “Beberapa Definisi tentang ‘Musikologi Komparatif’ dan ‘Etnomusikologi’: Sebuah Pandangan Historis-Teoretis,” b “Meninjau Kembali Disiplin Etnomusikologi,” c “Metode dan Teknik Penelitian dalam Etnomusikologi.” Sementara Barbara Krader menulis artikel yang bertajuk “Etnomusikologi.” Selanjutnya George List menulis artikel “Etnomusikologi: Definisi dalam Disiplinnya.” Pada akhir tulisan ini K.A. Gourlay menulis artikel yang berjudul “Perumusan Kembali Peran Etnomusikolog di dalam Penelitian.” Buku ini barulah sebagai alihbahasa terhadap tulisan-tulisan etnomusikolog Barat. Ke depan, dalam konteks Indonesia diperlukan buku-buku panduan tentang etnomusikologi terutama yang ditulis oleh anak negeri, untuk kepentingan perkembangan disiplin ini. Dalam ilmu antropologi telah dilakukan penulisan buku seperti Pengantar Ilmu Antropologi yang ditulis antropolog Koentjaraningrat, diikuti oleh berbagai buku antropologi lainnya oleh para pakar generasi berikut seperti James Dananjaya, Topi Omas Ihromi, Parsudi Suparlan, Budi Santoso, dan lain-lainnya. 10 Kembali kepada chant dalam acara nonton bareng dalam komunitas CISC Regional Medan, maka dapat dikaji secara etnomusikologi dengan alasan-alasan berikut ini. 1. Chant adalah nyanyian yel untuk memberikan semangat kepada tim sepakbola dalam konteks permainan pertunjukan dalam olahraga, nyanyan adalah salah satu bidang kajian dalam etnomusikologi. 2. Chant adalah mengandung nilai-nilai budaya, dalam hal ini adalah budaya masyarakat Inggris, khususnya para pencinta atau komunitas klub sepakbola Chlesea. 3. Chant yang disajikan oleh CISC Regional Medan didukung oleh warga Negara Indonesia, terutama di kalangan generasi muda, yang berminat dalam bidang sepakbola, khususnya pencinta klub sepakbola peringkat dunia Chelsea, yang berasal dari Inggris dan termasuk ke dalam daftar papan atas klub sepakbola dunia. Yang menarik dalam hal ini bagaimana mereka ini pada fans klub menginternalisasi chant tersebut dalam nonton bareng. 4. Chant ini merupakan proses globalisasi peradaban secara umum, dan khususnya dalam konteks olahraga sepakbola, yang memperlihatkan internalisasinya di seluruh dunia termasuk di Kota Medan, Sumatera Utara. Hal-hal seperti terurai tersebut di ataslah, yang menjadi latar belakang penulis tertarik untuk membahas chant lebih lanjut dan mengangkat judul Analisis Chant dalam Acara Nonton Bareng pada Komunitas Chelsea Indonesia Supporters Club Regional Medan dalam laporan penelitian ini untuk melihat hasil analisis struktur musik chant dalam acara nonton bareng komunitas CISC Medan. 11

1.2 Pokok Permasalahan