Analisis Chant Dalam Acara Nonton Bareng Pada Komunitas Chelsea Indonesia Supporters Club Regional Medan

(1)

i

ANALISIS CHANT DALAM ACARA NONTON BARENG

PADA KOMUNITAS CHELSEA INDONESIA SUPPORTERS

CLUB REGIONAL MEDAN

SKRIPSI SARJANA O

L E H

NAMA: INDRA SUHERIANTO SIHOTANG

NIM:

100707012

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU BUDAYA

DEPARTEMEN ETNOMUSIKOLOGI MEDAN


(2)

ii

ANALISIS CHANT DALAM ACARA NONTON BARENG

PADA KOMUNITAS CHELSEA INDONESIA SUPPORTERS

CLUB REGIONAL MEDAN

SKRIPSI SARJANA

O L E H

NAMA: INDRA SUHERIANTO SIHOTANG NIM:

100707012

Disetujui

Pembimbing I, Pembimbing II,

Drs. Muhammad Takari, M.Hum., Ph.D. Drs. Perikuten Tarigan, M.Si.

NIP 196512211991031001 NIP 195804021987031003

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU BUDAYA

DEPARTEMEN ETNOMUSIKOLOGI MEDAN


(3)

iii

KATA PENGANTAR

Segala pujian, syukur, homat, dan kemulian hanya dalam Tuhan Yesus Kristus, yang atas berkat penyertaan-Nya yang begitu besar menyertai kehidupan penulis. Dimana oleh karena kekuatan yang dari pada-Nya dan hadirat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi ini berjudul “Analisis Chant Dalam Acara Nonton Bareng Pada Komunitas Chelsea Indonesia Supporters Club Regional Medan.” Skripsi ini diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Seni pada Departemen Etnomusikologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari banyak hambatan dalam penulisan penyelesaian skripsi. Hal ini tidak lepas dari rasa bosan, letih, jenuh yang penulis rasakan. Tetapi berkat dorongan motivasi dan semangat orang-orang disekitar, membuat penulis kembali bangkit untuk bersemangat dalam proses penyelesaian skripsi ini.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orangtua yang sangat saya kasihi ayahanda St. Abdon Rianto Sihotang dan ibunda Hermina Sembiring. Terima kasih buat kasih sayang, nasihat, motivasi kalian. Terima kasih telah memberikan semangat dan doa yang tiada putusnya sehingga saya bisa meyelesaikan skripsi ini. Terimakasih kepada adik Hakrie Rio Afriandi Sihotang yang pada saat ini mengemban tugas sebagai mahasiswa, semoga cepat menyusul gelar sarjana. Dan terima kasih juga kepada adik Feby Putri Shoshanny atas doa dan motivasi kalian.


(4)

iv

Terima kasih kepada keluarga besar Sihotang, Bapauda Erick Sihotang dan Inanguda Yasinta beserta adik-adik Joy Sihotang, Josafat Sihotang, Josua Sihotang. Kepada Amangboru Parsaoran Pasaribu S. Pd, Inangboru Flora Sihotang M. Pd. K, dan adik-adik Reynald Pasaribu, Sofia Pasaribu. Kepada Bapauda Pdt. Bonarmanjaya Sihotang, Inanguda Raskita Brutu, dan adik Divandra Sihotang. Kepada Amangboru Moko Manurung, Inangboru Erni Sihotang dan adik Nimo Manurung. Kepada Bapauda Judika Sihotang, Inanguda Duma Riris Silalahi dan adik Cleo Sihotang. Kepada Tiroy Sihotang S.Pd yang banyak memberikan pengalaman dalam proses pembelajaran ke arah yang lebih baik dalam kehidupan saya.

Terima kasih kepada keluarga besar Sembiring, Ibu Tua, adik Dara, dan adik Nora. Tulang Javet dan Nantulang, Bapauda Jon Henri Purba, ibuk Teti Jusniar Sembiring, dan adik Nia serta adik Ioka. Kepada Tulang Eva, Nantulang dan kepada adik-adik Aza, Dinda dan Adam. Terimakasih buat doa dan kasih sayang kalian. Semoga Tuhan selalu beserta kita.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada yang terhormat Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya USU Medan. Begitu juga segenap jajaran di Dekanat Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara.

Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat Bapak Drs. M. Takari, M.Hum., Ph.D. sebagai Ketua Departemen Etnomusikologi dan juga sekaligus sebagai Dosen Pembimbing I penulis yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih untuk nasehat-nasehat, ilmu serta pengalaman yang telah Bapak berikan kepada saya selama berkuliah. Kiranya Tuhan selalu membalaskan


(5)

v

semua kebaikan yang Bapak berikan. Kepada Bapak Drs. Perikuten Tarigan, M.Si. selaku Dosen Pembimbing II yang dengan sabar mendidik penulis dengan ilmu pengetahuan dan motivasi dalam proses penyelesaian skripsi ini. Terima kasih untuk perhatian yang Bapak berikan. Kiranya Tuhan membalas semua kebaikan Bapak.

Terima kasih juga kepada Ibu Dra. Heristina Dewi, M.Pd. selaku sekretaris Departemen Etnomusikologi FIB USU, yang telah membantu lancarnya administrasi kuliah saya selama ini, serta ilmu yang diberikan.

Terima kasih juga ditujukan kepada yang terhormat seluruh seluruh staf pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah banyak memberikan pemahaman-pemahaman baru dan wawasan kepada penulis selama penulis menjalani perkuliahan. Kepada seluruh dosen di Etnomusikologi, Bapak Drs. Muhammad Takari, M.Hum, Ph.D., Ibu Drs. Heristina Dewi, M.Pd., Bapak Prof. Mauly Purba, M.A.,Ph.D, Bapak Drs. Irwansyah Harahap, M.A., Ibu Drs. Rithaony Hutajulu, M.A., Bapak Drs. Fadlin, M.A., Bapak Drs. Bebas Sembiring, M.Si., Ibu Arifni Netrosa, SST,M.A., Ibu Dra. Frida Deliana, M.Si., Bapak Drs. Perikuten Tarigan, M.Si., Bapak Drs. Dermawan Purba, M.Si., Bapak Drs. Torang Naiborhu, M.Hum.. Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak/Ibu sekalian yang telah membagikan ilmu dan pengalaman hidup Bapak/Ibu sekalian. Sungguh ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya saya ucapkan karena telah belajar dari orang-orang hebat seperti Bapak/Ibu sekalian. Biarlah kiranya ilmu yang saya dapatkan dari bapak-ibu sekalian bisa saya aplikasikan dalam kehidupan dan pendidikan selanjutnya. Biarlah Tuhan membalaskan semua jasa-jasa Bapak/Ibu sekalian.


(6)

vi

Kepada semua informan dalam penyelesaian skripsi ini : Rekan-rekan CISC Medan, Bang Ichsan, Ade Wicaksono, terkhusus Bang Dani Chairu yang senantiasa membantu saya dalam pengerjaan skripsi ini.

Terimakasih kepada kawan-kawan Etnomusikologi satu stambuk 2010, kepada abang kakak senior dan alumni Etnomusikologi, dan kepada adik-adik junior Etnomusikologi yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Semoga kekompakan tetap ada dalam kita.

Terima kasih kepada sahabat-sahabat sekaligus teman sepermainan saya : Samuel, Denata, Bincar, Supri, Rony, Tumpak yang sedikit banyaknya membantu proses penyelesaian skripsi ini.

Terimakasih kepada rekan-rekan seperjuangan dan sepelayanan IMPERATIF yang tiada henti memberikan semangat kepada saya : abang Daniel Zai selaku kakak rohani, Denata Rajagukguk, Samuel Aritonang dan Bincar Pasaribu selaku sahabat sekaligus Kelompok Tumbuh Bersama dalam pelayanan rohani. Kepada Candra Ritonga, Candra Silitonga, Ezra Mendrofa, dan Reinhard Hutapea selaku sahabat sekaligus adik rohani saya. Kepada Binawati Parhusip, Aseng Pasaribu, Myke Milala selaku sahabat sekaligus rekan satu tim dalam Panitia Pemilihan Umum IMPERATIF 2015. Kepada pengurus IMPERATIF, kepada teman-teman Anggota Biasa IMPERATIF, abang kakak Anggota Luar Biasa IMPERATIF, dan simpatisan IMPERATIF yang senantia membantu saya. SALAM PEMIMPIN !

Terimakasih kepada rekan-rekan satu band saya HARMONI : Denata, Samuel, bang Daniel Zai, bang Nielson, kak Yanti, Ayu, dan Lia. Semoga tetap solid dalam membangun pelayanan.


(7)

vii

Terkhusus kepada kekasih, sahabat, Tety Novitasari Panjaitan yang membatu terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam proses penyelesaian skripsi ini. Semoga Tuhan Yesus semakin memberkatimu.

Kepada adik junior Etnomusokologi Yomi yang secara langsung membantu saya dalam penelitian skripsi ini. Semoga Tuhan membalas kebaikan saudara.

Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis menyadari masih belum sempurna. Oleh karena itu sebuah harapan bagi penulis terhadap saran dan kritik dari para pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap skripsi ini dapat memberikan sumbangan bagi ilmu pengetahuan, terkhusus dalam disiplin ilmu Etnomusikologi.

Medan, 5 Mei 2015 Penulis,


(8)

viii

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “Analisis Chant dalam Acara Nonton Bareng pada Komunitas Chelsea Indonesia Supporters Club Regional Medan.” Tujuan utama skripsi ini adalah menganalisis melodi chant (nyanyian yel) dan makna tekstualnya yang dinyanyikan oleh para suporter Chlesea di Kota Medan yang terorganisasikan di dalam Komunitas Chelsea Indoneia Supporters Club (CISC) Regional Medan. Ada 17 chant yang disajikan CISC Regional Medan ini.

Metode yang penulis gunakan dalam menganalisis chant tersebut adalah: studi pustaka, media sosial, situs web resmi Chelsea, dan internet, pengamatan terlibat, wawancara, perekaman data baik berupa audio, visual, maupun audio visual. Data-data lapangan kemudian diolah di laboratorium yang bersifat etnomusikologis.Teori yang penulis gunakan pada dasarnya adalah dua teori utama. Untuk mengkaji struktur melodis chat digunakan teori weighted scale—kemudian untuk menganalisis teks chant tersebut digunakan teori semiotik.

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa: (a) secara melodis 17 chant tersebut dapat dikategorikan kepada dua jenis: (a) Chant yang menggunakan melodi dan teks sekali gus sebanyak 14; (b) Chant yang hanya menggunakan teks tanpa dikaitkan dengan melodi, yaitu sebanyak 3 buah. Untuk chant yang menggunakan melodi dan teks, maka tangga nada yang digunakan adalah sebagai berikut: (i) tritonik satu chant saja; (ii) pentatonik sebanyak 4 chant; (iii) heksatonik tiga chant, dan selebihnya (iv) empat chat adalah heptatonik. Keseluruhannya masih mengacu kepada tangga nada diatonik dalam budaya musik Barat.

Dari sudut analisis teks, chant yang dimainkan dalam aktivitas nonton bareng CISC Medan ditonton dan mengikuti langsung dari stadion tempat pertandingan sepakbola Chelsea Football Club bertanding. Chant ini bisa berbentuk pujian atau dukungan kepada Chelsea Football Club, skuat pemain dan pelatih Chelsea Football Club atau berbentuk hinaan bagi tim lawan. Peran chant dalam nonton bareng sebagai bentuk eksplorasi kecintaan terhadap

Chelsea Football Club dinilai bisa menggantikan suasana tempat nonton bareng menjadi sebuah stadion dimana pertandingan sedang berlangsung.


(9)

ix

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... iii

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR BAGAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Pokok Permasalahan ... 11

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 11

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 11

1.3.2 Manfaat Penelitian ... 11

1.4 Konsep dan Teori ... 12

1.4.1 Konsep ... 12

1.4.2 Kerangka Teori ... 14

1.5 Metode Penelitian ... 21

1.5.1 Studi Kepustakaan ... 21

1.5.2 Kerja Lapangan ... 22

1.5.2.1 Wawancara ... 22

1.5.3 Kerja Laboratorium ... 23

1..6 Lokasi Penelitian ... 24

BAB II CHELSEA INDONESIA SUPPORTERS CLUB REGIONAL MEDAN 2.1 Gambaran Umum Chelsea Football Club ... 25

2.2 Chelsea Indonesia Supporters Club ... 34

2.3 Sejarah dan Perkembangan Chelsea Indonesia Suppoters Club Regional Medan ... 36

2.4 Stuktur Kepengurusan Chelsea Indonesia Supporters Club Medan ... 39

2.5 Program Kegiatan Chelsea Indonesia Supporters Club regional Medan ... 40

2.5.1 Nonton Bareng ... 40

2.5.2 Fun Futsal ... 43

2.5.3 Aksi Sosial ... 45

2.5.4 National Gathering ... 47

BAB III DESKRIPSI CHANT DALAM ACARA NONTON BARENG PADA KOMUNITAS CHELSEA INDONESIA SUPPORTERS CLUB MEDAN 3.1 Nonton Bareng ... 48

3.2 Komponen Nonton Bareng ... 51

3.2.1 Tempat dan Fasilitas ... 51

3.2.2 Waktu dan Kategori Pertandingan ... 54


(10)

x

3.3 Chant ... 56

3.3.1 Tahap-Tahap Penyajian Chant ... 58

BAB IV ANALISIS TEKSTUAL 4.1 Bentuk Teks Chant ... 61

4.2 Analisis Semiotik Pragmatik Tekstual Chant ... 62

BAB V TRANSKRIPSI DAN ANALISIS MUSIKAL CHANT 5.1 Transkripsi ... 82

5.2 Analisis ... 95

5.2.1 Tangga Nada (Scale) ... 95

5.2.1.1Rangkuman Tangga Nada ... 101

5.2.2 Wilayah Nada (Range) ... 102

5.2.2.1 Rangkuman Wilayah Nada ... 107

5.2.3 Formula Melodik (Melody Formula) ... 108

BAB VI PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 113

5.2 Saran ... 116

DAFTAR PUSTAKA ... 117


(11)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 : Logo Chelsea Football Club ... Gambar 2.2 : Logo Chelsea Indonesia Supporters Club ... Gambar 2.3 : Logo CISC Medan ... Gambar 2.4 : Aktivitas Nonton Bareng ... Gambar 2.5 : Aktivitas Nonton Bareng ... Gambar 2.6 : Aktivitas Nonton Bareng ... Gambar 2.7 : Aktivitas Nonton Bareng ... Gambar 2.8 : Berfoto Bersama Selesai Nonton Bareng ...

Gambar 2.9 : Contoh Suasana Pertandingan Futsal ...

Gambar 2.10 : CISC Medan Menjuarai Turnamen Futsal tahun 2014 ... Gambar 2.11 : Aksi Sosial CISC Medan ... Gambar 2.12 : Aksi Sosial CISC Medan ... Gambar 2.13 : National Gatthering ... Gambar 3.1 : Aktivitas Nonton Bareng ... Gambar 3.2 : Infocus dan Screen ...

Gambar 3.3 : Tempat Nonton Bareng ...

Gambar 3.4 : Dress Code Nonton Bareng ... Gambar 3.5 : Chanting ... Gambar 3.6 : Chanting ...


(12)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 : Pemasok Kostum dan Sponsor ... Tabel 2.1 : Skuat Utama ... Tabel 2.3 : Prestasi Chelsea Football Club ... Tabel 5.1 : Rangkuman Tangga Nada ... Tabel 5.2 : Rangkuman Wilayah Nada ...


(13)

xiii

DAFTAR BAGAN

Bagan 1 : Representasi Skematis Bahasa sebagai Semiotik

Sosial ... Bagan 2. : Alur Chanting ...


(14)

viii

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “Analisis Chant dalam Acara Nonton Bareng pada Komunitas Chelsea Indonesia Supporters Club Regional Medan.” Tujuan utama skripsi ini adalah menganalisis melodi chant (nyanyian yel) dan makna tekstualnya yang dinyanyikan oleh para suporter Chlesea di Kota Medan yang terorganisasikan di dalam Komunitas Chelsea Indoneia Supporters Club (CISC) Regional Medan. Ada 17 chant yang disajikan CISC Regional Medan ini.

Metode yang penulis gunakan dalam menganalisis chant tersebut adalah: studi pustaka, media sosial, situs web resmi Chelsea, dan internet, pengamatan terlibat, wawancara, perekaman data baik berupa audio, visual, maupun audio visual. Data-data lapangan kemudian diolah di laboratorium yang bersifat etnomusikologis.Teori yang penulis gunakan pada dasarnya adalah dua teori utama. Untuk mengkaji struktur melodis chat digunakan teori weighted scale—kemudian untuk menganalisis teks chant tersebut digunakan teori semiotik.

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa: (a) secara melodis 17 chant tersebut dapat dikategorikan kepada dua jenis: (a) Chant yang menggunakan melodi dan teks sekali gus sebanyak 14; (b) Chant yang hanya menggunakan teks tanpa dikaitkan dengan melodi, yaitu sebanyak 3 buah. Untuk chant yang menggunakan melodi dan teks, maka tangga nada yang digunakan adalah sebagai berikut: (i) tritonik satu chant saja; (ii) pentatonik sebanyak 4 chant; (iii) heksatonik tiga chant, dan selebihnya (iv) empat chat adalah heptatonik. Keseluruhannya masih mengacu kepada tangga nada diatonik dalam budaya musik Barat.

Dari sudut analisis teks, chant yang dimainkan dalam aktivitas nonton bareng CISC Medan ditonton dan mengikuti langsung dari stadion tempat pertandingan sepakbola Chelsea Football Club bertanding. Chant ini bisa berbentuk pujian atau dukungan kepada Chelsea Football Club, skuat pemain dan pelatih Chelsea Football Club atau berbentuk hinaan bagi tim lawan. Peran chant dalam nonton bareng sebagai bentuk eksplorasi kecintaan terhadap

Chelsea Football Club dinilai bisa menggantikan suasana tempat nonton bareng menjadi sebuah stadion dimana pertandingan sedang berlangsung.


(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Musik berkembang berdampingan dengan kehidupan masyarakat, dan menjadi kebutuhan yang penting terhadap berlangsungnya kegiatan masyarakat sampai pada era modern ini. Kebutuhan penting tersebut mencakup berbagai bidang, seperti: kebudayaan, pendidikan, agama, kedokteran, psikologi, olahraga, dan lain-lain.

Dalam bidang olahraga, fungsi musik sediri sangatlah beragam. Sebagai contoh dalam bidang olahraga senam aerobik, yang menggunakan musik sebagai pengiring untuk melakukan berbagai gerakan yang telah disusun sesuai aturan. Biasanya disesuaikan dengan ritme yang diinginkan oleh peserta senam aerobic ini. Contoh lain misalnya pada olahraga rugby.1 Para cheerleders2

Yang menarik dalam situasi olahraga internasional saat ini, menurut penulis olahraga yang paling banyak peminatnya dan paling banyak melibatkan bisnis adlaah olahraga sepakbola. Di dunia ini setiap lima thun sekali selalu dipergelarkan pertandingan Piala Dunia (World Club). Seterusnya setiap negara juga berlomba-lomba untuk membuat pertandingan-pertandingan yang melakukan bermacam-macam gerakan enerjik sambil bersorak meneriaki tim atau pemain sebagai bentuk dukungan atau penyemangat.

1

Rugby adalah salah satu cabang olahraga yang bertujuan memasukkan bola ke garis pertahanan lawan baik dengan cara ditendang, dipegang sambil membawa lari bola, Olahraga ini amat diminati di Amerika dan Eropa.

2

Cheerleders adalah kumpulan atau kelompok orang dalam beberapa cabang olahraga yang bertugas untuk memberikan semangat dari luar lapangan


(16)

2

berlingkup nasional atau juga kawasan dan antarkawasan. Di peringkat nasional di negara-negara Eropa, selalu dipergelarkan pertandingan-pertandingan sepak bola antar klub di setiap negara. Misalnya di Spanyol dikelola dalam La Liga yang diikuti oleh klub-klub sepakbola seperti: Barcelona, Real Madrid, Atletico Madrid, Valencia, Sevilla, Villareal, Malaga, Athletic Club, Celta de Vigo, Espanyol, Rayo Valecano, dan lain-lainnya. Kemudian di Jerman terdapat pertandingan nasionalnya yang disebut Bundesliga, yang diikuti oleh tim-tim sepakbola Jerman seperti: Werder Bremen, Bayern Munchen, Freiburg, Schalke, Hoffenheim, Eintrach Frankfurt, Stuttgart, Paderborn, Borrusia Dortmunt, Köln, Hannover, dan lain-lainnya.

Demikian pula di Inggris terdapat pergelaran pertandingan-pertandingan sepakbola, yang dikelola dalam English Premiere League (Liga Primer Inggris) yang diikuti oleh klusb-klub sepakbola seperti: Leichester City, New Castle, Swansea City, Stoke City, Liverpool, Sunderland, South Hampton, West Ham, Burnley FS, Aston Villa, Manchester City, Manchester United, Arsenal, Chlesea, dan lainnya. Dalam skripsi ini, penulis akan memfokuskan perhatian pada bagaimana para pencinta (fans) Chelsea di kota Medan menmpertunjukkan yel-yel (chant) untuk tim kesayangan mereka.

Hampir di semua negara terdapat liga-liga yang mempertandingkan antar klub sepakbola di negara tersebut. Ada negara-negara yang demi kemajuan sepakbolanya melakukan transfer pemain secara internasional. Ada pula negara yang membatasi transfer pemain ini. Itu semua tergantung dari kebijakan nasionalnya. Ada pula selain di peringkat dunia dan nasional, digelar pula pertandingan antar negara di kawasan tertentu. Misalnya di Asia


(17)

3

dipergelarkan liga piala Asia, SEA Games, dan lainnya. Demikian pula ada liga Eropa, ada pula liga antara negara-negara di benua Amerika.

Dalam rangka mengarahkan pengelalaan persepakbolaan, para pencinta sepakbola ini membentuk organisasi persepakbolaan baik di peringkat, daerah, nasional, kawasan intranasional, dan internasional atau dunia. Namun agak berbeda dengan bidang-bidang olahraga lainnya, seperti tinju yang diwadahi oleh beberapa badan tinju dunia seperti WBA, WBC, IBF, WBO, maka organisasi sepakbola dunia hanya dikelola oleh FIFA (Federation International Football Association).

Dalam konteks nasional Indonesia, kita mengenal adanya induk organisasi sepakbola yang disebut dengan PSSI (Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia). Kemudian klub-klub sepak bola di Indonesia di antaranya adalah: Persija Jakarta, PSMS Medan, PSDS Deli Serdang, PSPS Riau, Mitra Kukar, Semen Padang, Persib bandung, PSIS Semarang, Persebaya Surabaya, PSM Makasar, Persipura Jayapura, dan lain-lainnya. Persepakbolaan nasional Indonesia juga menggunakan sistem pengelolaan selain menggunakan pemain lokal juga menggunakan pemain asing dalam sistem kontrak kerja.

Intinya adalah sepakbola merupakan hasrat atau keinginan manusia untuk menghibur dirinya melalui olahraga, yang paling banyak peminatnya di dunia ini. Di dalam kegiatan sepakbola ini terjadi berbagai aktivitas-aktivitas, seperti: ekonomi dan bisnis, seperti jualan makanan dan minuman, jualan karcis pertandingan, pembuat kaos sepakbola, persahabatan dan “perseturuan” sosial antar pendukung, transmisi kebudayaan, nonton bareng, sampai juga dampak-dampak negatifnya seperti judi bola baik secara manual atau online, prostitusi dalam konteks piala dunia, tawuran antara pendukung, holiganisme,


(18)

4

dan lain-lainnya. Itulah fenomena sepakbola dilihat dari perspektif ilmu budaya.

Pada olahraga sepakbola, musik sangat berperan penting dalam perkembangannya. Untuk memulai suatu pertandingan sepakbola, terlebih dahulu diadakan opening ceremonial (upacara pembukaan). Dimana pada bagian ini berisi para pemain yang sambil memasuki lapangan dan berbaris akan diiringi musik. Selain itu, musik juga tidak lepas dari para penonton dan pendukung tim yang sedang bertanding dalam stadion. Umumnya mereka menampilkan nyanyian atau permainan musik berbentuk marching.3

Labih rincinya chant merupakan jenis yel atau yel-yel yang dimainkan untuk memberikan semangat kepada orang lain, baik secara individu maupun kelompok dalam lingkungan sepakbola. Namun seiring perkembangannya,

chant bukan saja bertujuan untuk memberikan semangat, namun juga bertujuan

menghina pihak lain. Bahkan sampai menggunakan lirik-lirik yang mengandung unsur rasisme.

Pertunjukan yang mereka mainkan tersebut disebut chant.

Sebuah chant bisa berbentuk nyanyian atau vokal, ensambel, ataupun gabungan vokal dengan ensambel. Chant juga memiiliki aturan permainan. Chant dimainkan mengikuti alur pertandingan. Dimulai dari upacara pembukaan sebelum pertandingan (opening ceremony) sampai kepada akhir pertandingan.

Pada masa kini, chant tidak hanya dimainkan dalam stadion sepakbola, di mana pertandingan sepakbola sedang berlangsung. Chant juga dimainkan secara tidak langsung dalam sebuah tempat dimana para pendukung

3

Marching merupakan salah satu cabang musik yang penuh gairah dan sifatnya memberikan semangat.


(19)

5

menonton bersama dalam sebuah layar lebar. Biasanya tempat yang dimaksud seperti kafe, bioskop, gedung olahraga, dan lain-lain. Istilah permainan chant adalah chanting.

Kegiatan menonton bersama dalam layar yang lebar tersebut biasanya disebut nonton bareng yang umum disingkat nonbar atau nobar. Kegiatan ini biasanya diadakan ketika tim yang di diidolakan sedang bertanding. Sebelum acara nobar dilakukan, biasanya telah dipublikasikan terlebih dahulu lewat media sosial seperti twitter, facebook, path, BlackBerry

Massanger, Instagram.4

Terdapat suatu komunitas di Indonesia dimana komunitas ini merupakan komunitas penggemar tim sepakbola Chelsea Football Club yang berasal dari London, Inggris. Komunitas ini bernama Chelsea Indonesia

Supporters Club yang umum di sebut CISC.

Tujuannya agar masyarakat tau kegiatan nobar akan dilaksanakan.

CISC merupakan komunitas pendukung Chelsea Football Club di Indonesia yang resmi dan telah mendapat lisensi resmi dari Chelsea Football

Club (official fans club of Indonesia). CISC berpusat di Jakarta dan telah

memiliki banyak anak cabang yang tersebar di seluruh Indonesia. Anak cabang tersebut selanjutnya disebut sebagai regional.

Salah satu regional CISC terbesar di Sumatera, terdapat di kota Medan, yang bernama Chelsea Indonesia Supporters Club Regional Medan atau biasa disebut CISC Medan. CISC Medan bermarkas di kafe Pit Stop

Coffee Jl. Setia Budi Titi Bobrok no. 14/15 Medan

4

Media soial adalah alat komunikasi berbentuk perangkat lunak yang menghubungkan penggunanya dengan pengguna lain baik secara individu, kelompok, maupun umum


(20)

6

CISC Medan rutin mengadakan kegiatan nonton bareng apabila ada jadwal pertandingan sepakbola antara tim Chelsea Football Club melawan tim lain. Kepengurusan CISC akan mengumumkan lewat media sosial acara nonton bareng yang akan datang. Acara nonton bareng yang diadakan CISC Medan terbuka untuk umum, tidak hanya anggota resmi tetapi bisa juga dari simpatisan dan non anggota.

Acara nonton bareng merupakan salah satu agenda kerja dari kepengurusan CISC. Acara ini tergolong unik karena di dalam acara ini terdapat bentuk kekompakan seperti menggunakan seragam yang sama, memainkan chant secara bersama, dan lain-lain. Apalagi acara ini berlangsung secara rutin. Karena adanya hal tersebut, maka penulis tertarik untuk mengangkat chant lebih lanjut dalam sebuah penelitian.

Fakta-fakta tersebut sangatlah relevan dan menarik untuk dikaji secara etnomusikologi. Sebagai disiplin ilmu pengetahuan yang penulis pelajari selama beberapa tahun belakangan ini. Seperti dikemukakan oleh para pakarnya etnomusikologi merupakan disiplin ilmu pengetahuan yang mengkaji musik di dalam kebudayaan. Secara kesejarahan, etnomusikologi merupakan sebuah disiplin ilmu yang merupakan fusi dari musikologi dan antropologi (etnologi). Secara eksplisit apa itu etnomusikologi sebagai sebuah disiplin ilmu pengetahuan manusia, didefinisikan oleh Merriam, sebagai berikut.

Ethnomusicology carries within itself the seeds of its own division, for it has always been compounded of two distinct parts, the musicological and the ethnological, and perhaps its major problem is the blending of the two in a unique fashion which emphasizes neither but takes into account both. This dual nature of the field is marked by its literature, for where one scholar writes technically upon the structure of music sound as a system in itself, another chooses to treat music as a functioning part of human culture and as an integral part of a


(21)

7

wider whole. At approximately the same time, other scholars, influenced in considerable part by American anthropology, which tended to assume an aura of intense reaction against the evolutionary and diffusionist schools, began to study music in its ethnologic context. Here the emphasis was placed not so much upon the structural components of music sound as upon the part music plays in culture and its functions in the wider social and cultural organization of man. It has been tentatively suggested by Nettl (1956:26-39) that it is possible to characterize German and American "schools" of ethnomusicology, but the designations do not seem quite apt. The distinction to be made is not so much one of geography as it is one of theory, method, approach, and emphasis, for many provocative studies were made by early German scholars in problems not at all concerned with music structure, while many American studies heve been devoted to technical analysis of music sound (Merriam 1964:3-4).5

Apa yang dikemukakan oleh Merriam seperti kutipan di atas, bahwa para pakar atau ahli etnomusikologi membawa dirinya sendiri kepada benih-benih pembagian ilmu, yaitu musikologi dan antropologi. Selanjutnya dalam memfusikan kedua disiplin ini, maka dalam etnomusikologi akan menimbulkan kemungkinan-kemungkinan masalah besar dalam rangka mencampur kedua disiplin itu, tentu saja setiap etnomusikolog akan berada dalam fokus keahlian ilmu pada salah satu bidangnya saja, tetapi tetap mengandung kedua disiplin tersebut.

Sifat dualisme lapangan studi etnomusikologi ini, dapat ditandai dari bahan-bahan bacaan yang dihasilkannya. Katakanlah seorang sarjana etnomusikologi menulis secara teknis tentang struktur suara musik sebagai suatu sistem tersendiri. Di lain sisi, sedangkan sarjana lain memilih untuk memperlakukan musik sebagai suatu bagian dari fungsi kebudayaan

5

Dalam aplikasi disiplin etnomusikologi di Indonesia dan dunia, terdapat sebuah buku yang terus populer sampai sekarang ini, dalam realitasnya menjadi “bacaan wajib ” bagi para pelajar dan mahasiswa etnomusikologi seluruh dunia, dengan pendekatan kebudayan, fungsionalisme, strukturalisme, sosiologis, dan lain-lainnya. Buku yang diterbitkan tahun 1964 oleh North Western University di Chicago Amerika Serikat ini, menjadi semacam “karya utama” di antara karya-karya yang berciri khas etnomusikologis.


(22)

8

manusia, dan sebagai bagian yang integral dari keseluruhan kebudayaan. Di dalam masa yang sama, beberapa sarjana dipengaruhi secara luas oleh para pakar antropologi Amerika, yang cenderung untuk mengasumsikan kembali suatu reaksi terhadap aliran-aliran yang mengajarkan teori-teori evolusioner difusi, dimulai dengan melakukan studi musik dalam konteks etnologisnya. Dalam kerja yang seperti ini, penekanan etnologis yang dilakukan para sarjana ini lebih luas dibanding dengan kajian struktur komponen suara musik sebagai suatu bagian dari permainan musik dalam kebudayaan, dan fungsi-fungsinya dalam organisasi sosial dan kebudayaan manusia yang lebih luas.

Hal tersebut telah disarankan secara bertahap oleh Bruno Nettl yaitu terdapat kemungkinan karakteristik "aliran-aliran" etnomusikologi di Jerman dan Amerika, yang sebenarnya tidak persis sama. Mereka melakukan studi etnomusikologi ini, tidak begitu berbeda, baik dalam geografi, teori, metode, pendekatan, atau penekanannya. Beberapa studi provokatif awalnya dilakukan oleh para sarjana Jerman. Mereka memecahkan masalah-masalah yang bukan hanya pada semua hal yang berkaitan dengan struktur musik saja. Para sarjana Amerika telah mempersembahkan teknik analisis suara musik.

Dari kutipan di atas tergambar dengan jelas bahwa etnomusikologi dibentuk dari dua disiplin ilmu dasar yaitu antropologi dan musikologi. Walaupun terdapat variasi penekanan bidang yang berbeda dari masing-masing ahlinya. Namun terdapat persamaan bahwa mereka sama-sama berangkat dari musik dalam konteks kebudayaannya.


(23)

9

Secara khusus, mengenai beberapa definisi tentang etnomusikologi telah dikemukakan dan dianalisis oleh para pakar etnomusikologi. Pada tulisan edisi berbahasa Indonesia, Rizaldi Siagian dari Universitas Sumatera Utara (USU) Medan, dan Santosa dari Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Surakarta, telah mengalihbahasakan berbagai definisi etnomusikologi, yang terangkum dalam buku yang bertajuk Etnomusikologi, tahun 1995, yang diedit oleh Rahayu Supanggah, terbitan Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia, yang berkantor pusat di Surakarta. Dalam buku ini, Alan P. Merriam mengemukakan 42 definisi etnomusikologi dari beberapa pakar, menurut kronologi sejarah dimulai oleh Guido Adler 1885 sampai Elizabeth Hesler tahun 1976.6

Dari semua penujelasan tentang apa itu etnomusikologi, maka dapatlah ditarik kesimpulan bahwa etnomusikologi adalah sebuah disiplin ilmu pengetahuan yang merupakan nhasil fusi dari antropologi (etnologi) dan musikologi, yang mengkaji musik baik secara struktural dan juga sebagai fenomenal sosial dan budaya manusia di seluruh dunia. Para ahlinya (lulusan sarjana etnomusikologi atau peringkat magister dan doktoral) disebut sebagai etnomusikolog.

6

Buku ini diedit oleh R. Supanggah, diterbitkan tahun 1995, dengan tajuk Etnomusikologi. Diterbitkan di Surakarta oleh Yayasan bentang Budaya, Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia. Buku ini merupakan kumpulan enam tulisan oleh empat pakar etnomusikologi (Barat) seperti: Barbara Krader, George List, Alan P. Merriam, dan K.A. Gourlay; yang dialihbahasakan oleh Santosa dan Rizaldi Siagian. Dalam buku ini Alan P. Merriam menulis tiga artikel, yaitu: (a) “Beberapa Definisi tentang ‘Musikologi Komparatif’ dan ‘Etnomusikologi’: Sebuah Pandangan Historis-Teoretis,” (b) “Meninjau Kembali Disiplin Etnomusikologi,” (c) “Metode dan Teknik Penelitian dalam Etnomusikologi.” Sementara Barbara Krader menulis artikel yang bertajuk “Etnomusikologi.” Selanjutnya George List menulis artikel “Etnomusikologi: Definisi dalam Disiplinnya.” Pada akhir tulisan ini K.A. Gourlay menulis artikel yang berjudul “Perumusan Kembali Peran Etnomusikolog di dalam Penelitian.” Buku ini barulah sebagai alihbahasa terhadap tulisan-tulisan etnomusikolog (Barat). Ke depan, dalam konteks Indonesia diperlukan buku-buku panduan tentang etnomusikologi terutama yang ditulis oleh anak negeri, untuk kepentingan perkembangan disiplin ini. Dalam ilmu antropologi telah dilakukan penulisan buku seperti Pengantar Ilmu Antropologi yang ditulis antropolog Koentjaraningrat, diikuti oleh berbagai buku antropologi lainnya oleh para pakar generasi berikut seperti James Dananjaya, Topi Omas Ihromi, Parsudi Suparlan, Budi Santoso, dan lain-lainnya.


(24)

10

Kembali kepada chant dalam acara nonton bareng dalam komunitas CISC Regional Medan, maka dapat dikaji secara etnomusikologi dengan alasan-alasan berikut ini.

1. Chant adalah nyanyian yel untuk memberikan semangat kepada tim

sepakbola dalam konteks permainan (pertunjukan dalam olahraga), nyanyan adalah salah satu bidang kajian dalam etnomusikologi.

2. Chant adalah mengandung nilai-nilai budaya, dalam hal ini adalah budaya

masyarakat Inggris, khususnya para pencinta atau komunitas klub sepakbola Chlesea.

3. Chant yang disajikan oleh CISC Regional Medan didukung oleh warga

Negara Indonesia, terutama di kalangan generasi muda, yang berminat dalam bidang sepakbola, khususnya pencinta klub sepakbola peringkat dunia Chelsea, yang berasal dari Inggris dan termasuk ke dalam daftar papan atas klub sepakbola dunia. Yang menarik dalam hal ini bagaimana mereka ini pada fans klub menginternalisasi chant tersebut dalam nonton bareng.

4. Chant ini merupakan proses globalisasi peradaban secara umum, dan

khususnya dalam konteks olahraga sepakbola, yang memperlihatkan internalisasinya di seluruh dunia termasuk di Kota Medan, Sumatera Utara.

Hal-hal seperti terurai tersebut di ataslah, yang menjadi latar belakang penulis tertarik untuk membahas chant lebih lanjut dan mengangkat judul Analisis Chant dalam Acara Nonton Bareng pada Komunitas

Chelsea Indonesia Supporters Club Regional Medan dalam laporan penelitian

ini untuk melihat hasil analisis struktur musik chant dalam acara nonton bareng komunitas CISC Medan.


(25)

11

1.2 Pokok Permasalahan

Dari hasil latar belakang masalah diatas, maka penulis dapat menyimpulkan pokok permasalahan yang menjadi topik bahasan dalam tulisan ini, yaitu:

1. Bagaimana proses penyajian chant dalam acara nonton bareng pada Komunitas CISC Medan ?

2. Bagaimana makna tekstual yang terdapat dalam chant dalam acara nonton bareng pada Komunitas CISC Medan ?

3. Bagaimana struktur musikal chant dalam acara nonton bareng pada Komunitas CISC Medan ?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan penulis dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui jenis dan struktur musik chant dalam acara nonton bareng pada Komunitas CISC Medan

2. Untuk mengetahui proses penyajian chant dalam acara nonton bareng pada Komunitas CISC Medan

1.3.2 Manfaat Penelitian

Manfaat darihasil penyusunan penelitian ini adalah :

1. Sebagai bentuk langkah awal penulis untuk mengasah kemampuan selaku mahasiswa Etnomusikologi Universitas Sumatera Utara


(26)

12

3. Sebagai bahan dokumentasi bagi peneliti atau etnomusikolog untuk dikembangkan berikutnya

4. Sebagai bentuk dokumenetasi tentang chant bagi Departemen Etnomusikologi yang mana referensi tentang chant belum pernah dibuat sebelumnya

1.4 Konsep dan Teori

1.4.1 Konsep

Konsep merupakan definisi dari apa yang perlu diamati, konsep menentukan antara variabel-variabel mana kita ingin menentukan adanya hubungan empiris (R. Merton dalam buku Koetjaraningrat 1983:21). Sedangkan Koentjaraningrat (2009:85) sendiri mengatakan bahwa, konsep merupakan penggabungan dan perbandingan bagian-bagian dari suatu penggambaran dengan bagian-bagian dari berbagai penggambaran lain yang sejenis, berdasarkan asas-asas tertentu secara konsisten. Berdasarkan pengertian di atas, penulis menggambarkan hubungan beberapa konsep yang berkaitan dengan tulisan ini melalui definisinya.

Analisis adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antara bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan (Kamus Besar Bahasa

Indonesia 1995:93). Kata analisis diserap melalui kata analisa yang berarti

hasil dari sebuah analisa. Dengan kata lain, analisis bisa berbentuk suvei atau penelitian terhadap suatu masalah atau peristiwa sehingga latar belakang dan proses permasalahannya tersebut dapat diketahui. Analisis yang dimaksudkan oleh penulis adalah menguraikan dan menelaah jenis dan struktur musikal, dan


(27)

13

proses penyajian chant dalam acara nonton bareng pada komunitas Chelsea

Indonesia Supporters Club Regional Medan; seperti meter, tangga nada, nada

dasar, wilayah nada, jumlah nada, inerval, formula melodik, kontur, dan sebagainya. Sdangkan untuk proses penyajian, yang dianalisis adalah tempat, waktu, peserta, dan di saat-saat seperti apa chant pada nobar disajikan.

Chant dalam acara nonton bareng pada komunitas CISC Medan dapat

penulis nyatakan sebagai objek kajian etnomusikologi karena terbentuk dari bunyi-bunyian, emosi, struktur, dan bentuk sehingga dapat diklasifikasikan sebagai nyanyian. Selain itu, chant juga mengandung elemen melodi, ritme, dan tekstur.

Nonton atau menonton berarti menyimak dan menyaksikan secara langsung suatu objek peristiwa. Hal ini berarti berkaitan dengan indera penglihatan dan pendengaran. Sedangkan bareng merupakan kata serapan yang diambil dari bahasa Jawa yang berarti bersama-sama, beramai-ramai. Dapat disimpulkan nonton bareng berarti nonton secara bersama-sama. Dimana objek nonton bareng yang penulis maksudkan dalam tulisan ini adalah pertandingan sepakbola tim Chelsea Football Club secara tidak langsung menurut tempat yakni pada sebuah layar lebar namun masih dalam waktu yang bersamaan saat pertandingan berlangsung.

Komunitas merupakan kelompok organisme yang hidup saling berinteraksi di suatu daerah tertentu (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005:260). Komunitas yang menjadi objek kajian penelitian penulis dalam tulisan ini adalah komunitas Chelsea Indonesia Supporters Club. Komunitas ini merupakan komunitas penggemar atau fans tim Chelsea Football Club dari London, Inggris.


(28)

14

1.4.2 Kerangka Teori

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995:1041), teori merupakan pendapat yang dikemukakan sebagai sesuatu keterangan mengenai sesuatu peristiwa, kejadian dan sebagainya. Teori bisa muncul dari analisis hubungan fakta yang satu dengan fakta lain pada sekumpulan fakta-fakta7

Teori digunakan sebagai patokan untuk melakukan kerja penelitian. Tujuannya agar pembahasan tentang penelitain tersebut tidak melebar. Teori merupakan analisis kuat tentang suatu fakta. Hal ini dikarenakan adanya simpulan para ahli ataupun peneliti tentang kumpulan dari beberapa peristiwa. Suwardi (2006:107) mengatakan, teori harus dibangun secara terstruktur, sejalan dengan apasaja yang mungkin akan digunakan.

.

Pada tulisan ini, yang menjadi pokok permasalahan yang akan dibahas adalah pola melodi pada chant. Teori yang tepat untuk menganalisis struktur musik pada chant adalah teori deskripsi musik (description of musical

compositions) yang dikemukakan oleh Bruno Nettl (1964:1450-1550). Dalam

teorinya terdapat hal yang perlu diperhatikan, diantaranya (1) tonalitas, (2) ritme, (3) bentuk, (4) tempo, dan (5) kontur melodi.

Penulis juga menggunakan metode transkripsi untuk membantu proses analisa struktur melodi pada chant. Transkripsi adalah proses menotasikan bunyi yang terdengar ke dalam bentuk simbol.

Chant tidak lepas dari teks. Untuk menganalisa makna-makna teks

dalam chant, penulis menggunakan teori semiotik, yaitu sebuah teori yang berbicara tentang lambang yang dikomunikasikan. Dalam bahasa Yunani, istilah semiotik disebut dengan semeion. Ferdinand de Saussure (perintis

7


(29)

15

semiotika dan ahli bahasa) mengatakan, semiotik adalah the study of “the life

of signs within society”.

Semiotik (juga disebut studi semiotik dan dalam tradisi Saussurean disebut semiologi) adalah studi tentang makna keputusan. Ini termasuk studi tentang tanda-tanda dan proses tanda (semiosis), indikasi, penunjukan, kemiripan, analogi, metafora, simbolisme, makna, dan komunikasi. Semiotika berkaitan erat dengan bidang linguistik, yang untuk sebagian, mempelajari struktur dan makna bahasa yang lebih spesifik. Namun, berbeda dari linguistik, semiotika juga mempelajari sistem-sistem tanda non-linguistik. Semiotika sering dibagi menjadi tiga cabang:

(a) Semantik: hubungan antara tanda dan hal-hal yang mereka lihat; denotata mereka, atau makna;

(b) Sintaksis: hubungan antara tanda-tanda dalam struktur formal; dan (c) Pragmatik: hubungan antara tanda dan tanda-menggunakan agen.

Semiotik sering dipandang memiliki dimensi antropologis penting; misalnya, Umberto Eco mengusulkan bahwa setiap fenomena budaya dapat dipelajari sebagai komunikasi. Namun, beberapa ahli semiotik fokus pada dimensi logis dari ilmu pengetahuan. Mereka juga menguji area untuk ilmu kehidupan— seperti bagaimana membuat prediksi tentang organisme, dan beradaptasi. Secara umum, teori-teori semiotik mengambil tanda-tanda atau sistem tanda sebagai objek studi mereka: komunikasi informasi dalam organisme hidup tercakup dalam biosemiotik (termasuk zoosemiotik).

Sintaksis adalah cabang dari semiotik yang berhubungan dengan sifat-sifat formal tanda dan simbol. Lebih tepatnya, sintaksis berkaitan dengan


(30)

16

aturan yang mengatur bagaimana kata-kata digabungkan untuk membentuk frasa dan kalimat.

Charles Morris menambahkan bahwa semantik berkaitan dengan hubungan tanda-tanda untuk designata mereka dan benda-benda yang memungkinkan atau menunjukkan; dan, penawaran pragmatik dengan aspek biotik dari semiosis, yaitu dengan semua fenomena psikologis, biologis, dan sosiologis yang terjadi dalam fungsi tanda-tanda.

Semiotik secara harfiah dapat diartikan dengan studi dari tanda-tanda kehidupan dalam masyarakat. Selain itu Halliday berteori pendekatan semiotik sosial (social semiotics), menyatakan bahwa bahasa adalah sistem arti dan sistem lain (yaitu sistem bentuk dan ekspresi) untuk merealisasikan arti tersebut. Berdasarkan hal ini, kedua teori tersebut akan mengarahkan penulis untuk menganalisis makna tersurat dan tersirat pada chant.

Dalam ilmu bahasa, terjadi pengembangan teori semiotik, yang kemudian disebut dengan teori Linguistik Sistemik Fungsional disingkat LSF. Teori ini mencoba dua pendekatan utama dalam konteks memaknai perilaku manusia, terutama perilaku dalam berbahasa, yaitu struktural dan fungsional. Kemudian dalam perkembangan belakangan ini, dalam ilmu bahasa teori LSF ini banyak digunakan dalam mengkaji bahasa-bahasa di seluruh dunia, baik yang sifatnya partikular maupun universal.

Teori Linguistik Sistemik Fungsional (LSF) dalam sejarah ilmu bahasa dikenalkan awal kalinya oleh Halliday. Menurut teori LSF ini, linguistik berperan di dalam menganalisis teks dengan tujuan untuk membedakan makna dalam konteks paradigma dan makna dalam mkonteks sistematika (Halliday, 1985:xxviii). Konteks paradigma berfungsi sebagai


(31)

17

sistem, sementara konteks sistematika dikenal dengan struktur bahasa. Manusia dapat menginterpretasikan hubungan secara paradigma dengan sistem.

Teori pendekatan semiotik sosial yang dikenalkan oleh Halliaday tahun 1985 memandang bahasa sebagai sistem arti dan sistem lain, yaitu sistem bentuk dan ekspresi untuk merealisasikan arti tersebut. Sistem semiotik sosial adalah sistem makna yang direlaisasikan melalui sistem linguistik. Sementara sistem semiotik linguitik adalah semantik, yaitu sebagai suatu bentuk realisasi dari semiotik sosial (Sinar, 2010:28).

Selanjutnya menurut Sinar (2010:17) LSF juga menjelaskan bahasa terdiri dari tiga strata yaikni: strata fonologi yang membicarakan bunyi bahasa; leksikogramatika yang membicarakan konstruksi pembentukan klausa; dan semantik yang menyangkut penyatuan klausa menjadi wacana yang bermakna.

LSF berpandangan bahwa bahasa adalah sistem semiotik sosial, yang keberhasilan menganalisis wacana dan teks tergantung kepada konteks sosial yang dihubungkan dengan konteks situasi, budaya, dan ideologi. Sistem semiotik sosial adalah sistem makna yang direalisasikan melalui sistem linguistik. Sistem semiotik linguistik adalah semantik, yaitu sebagai suatu bentuk realisasi dari semiotik sosial.

Konsep semiotik sosial adalah bahwa hubungan setiap manusia dengan lingkungan manusia penuh dengan arti. Kemudian arti-arti tersebut dipelajari melalui interaksi seorang dengan orang lain yang melibatkan lingkungan arti tersebut (Sinar, 2011:21). Maka setiap manusia atau indovidu selalu melakukan interaksi satu dengan yang lainnya, dan apa yang dihasilkan tersebut akan memberikan makna sendiri.


(32)

18

Bahasa adalah semiotik sosial dengan pengertian bahwa petanda dan

penanda dalam bahasa ditentukan oleh masyarakat pemakai bahasa tersebut.

Makna yang dibuat dalam suatu bahasa merupakan kesepakatan atau konvensi antar manusia sebagai anggota masyarakatnya. Demikian juga realisasi arti ke dalam penanda ditentukan oleh aturan masyarakat. Dengan kata lain petanda dan penanda dalam bahasa ditentukan oleh masyarakat pemakai bahasa melalui evolusi bahasa, budaya, dan peradaban manusia. Nilai atau hikmah dalam budaya manusia telah menyatu dalam bahasa. Hal ini menegaskan dan menguatkan bahwa bahasa adalah semiotik sosial.

Pada prinsipnya masyarakat diatur oleh berbagai sistem, salah satunya semiotik sebagai teori tentang tanda. Maka dengan demikian masyarakat dapat dikatakan berdimensi semiotik. Masyarakat yang berwujud manusia dikelilingi oleh tanda, diatur oleh tanda, ditentukan oleh tanda, bahkan dipengaruhi oleh tanda, sehingga dengan demikian terdapat kelompok semiotik dalam masyarakat. Misalnya kelompok pedagang yang diatur oleh tanda-tanda tertentu yang berlaku dalam kelompok mereka sendiri dan secara bersama-sama dengan kelompok lain membentuk semiotik sosial.


(33)

19

Bagan 1:

Representasi Skematis Bahasa sebagai Semiotik Sosial

Berdasarkan bagan di atas dapat dijelaskan masing-masing elemen sesuai dengan peran masing-masing sebagai berikut. Konsep teks adalah semua kegiatan yang sifatnya linguistik atau kebahasaan baik bentuk ujaran maupun tulisan, dalam konteks operasional dapat dibedakan berdasarkan konteks situasi seperti yang terdapat dalam kamus. Teks merupakan bagian paling penting dari proses semantik. Itu berarti dapat dikatakan bahwa teks dapat merupakan pilihan pada waktu yang bersamaan, dengan kata lain teks dapat didefinisikan sebagai perwujudan dari maksud atau arti apa yang kita maksud.

Konteks sosial merupakan peran masyarakat dalam melakukan interaksi dalam kehidupan sehari-hari. Dalam konteks ini akan dijelaskan keterkaitan


(34)

20

konteks sosial dengan konteks situasi. Di mana konsep teks yang disampaikan itu berupa teks lisan yang mana setiap kata atau kalimat yang disampaikan mengandung makna tersendiri. Dari konteks sosial maka akan muncul pemaknaan terhadap teks berdasarkan kepada konteks situasi dan konteks budaya.

Konteks situasi adalah lingkungan yang mana di dalamnya ada teks yang berperan terhadap hidup. Ini merupakan konsep yang telah ditetapkan dalam linguistik. Konteks situasi tidak hanya diinterpretasikan dalam istilah kongkrit sebagai sebuah laporan singkat tentang audiovisual melainkan lebih jauh lagi, sebuah representasi dari lingkungan tertentu memiliki hubungan yang relevan dengan teks. Konteks sosial merupakan salah satu jenis situasi (situation type). Struktur semiotik yang merupakan sebuah jenis situasi mempunyau tiga dimensi, yaitu aktivitas sosial yang sedang berlangsung (on

going social activity, peran hubungan (the role relationship involved), dan

sarana simbolik atau retorik (the symbolic) yang merujuk pada medan (field), sarana (mode), dan pelibat (tenor).

Sementara Sinar (2010:24) mengatakan dalam konteks situasi terdapat tiga variabel sebagai penentu faktor siatuasi yakni: (1) medan, (2) sarana, dan (3) pelibat. Medan dapat diartikan sebagai membicarakan kegiatan berinteraksi yang mempunyai dua dimensi yakni apa yang dibicarakan dan untuk apa dibicarakan, pelibat merujuk kepada siapa yang dibicarakan atau siapa yang terlibat dalam pembicaraan tersebut, dan sarana adalah bagaimana pembicaraan itu dilakukan.

Dalam mengkaji proses pertunjukan chant, penulis menggunakan teori sosiologi dan semiotik sosial. Teori ini berpendapat bahwa emosi yang ada


(35)

21

dalam manusia bisa berpindah dikarenakan rasa kebersamaan. Sebagai contoh, ketikadalam konser para penonton ikut bernyanyi bersama dengan orang maupun kelompok orang yang sedang bernyanyi di atas panggung.

1.5 Metode Penelitian

Metode penelitian adalah urutan cara atau urutan langkah yang akan dilaksanakan dalam penyelidikan untuk mendapatkan fakta-fakta secara sistematis. Yang kemudian proses pemecahannya diperlukan kumpulan dan tafsiran data, termasuk juga didalamnya, pengolahan data, lokasi penelitian, studi kepustakaan, dan kerja laboratorium.

Dalam tulisan ini, penulis melakukan penelitian yang menggunakan metode penelitan kualitatif yaitu penelitian yang mengutamakan data yang bersifat analisis, memanfaatkan teori para ahli.

Sebagai gambaran penelitiannya, metode penelitian kualitatif bergerak dari pengumpulan data ke lapangan yang kemudian dianalisis dengan teori para ahli dan pada akhirnya akan menghasilkan simpulan penelitian berupa laporan atau skripsi.

1.5.1 Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan adalah satu langkah yang baik dalam pengumulan informasi atau data dalam sebuah penelitian. Studi kepustakaan dapat dilakukan dengan mengumpulkan sumber bacaan yang bisa berasal dari buku, artikel, majalah, laporan penelitian, dan lain-lain. Dengan langkah studi kepustakaan, penulis menjadi lebih mudah melakukan penelitian sehingga penulis memperoleh informasi dan data yang diperlukan.


(36)

22

Studi kepustakaan juga merupakan langkah yang paling utama dilakukukan oleh penulis dalam megumpulan informasi yang berkaitan dengan objek permasalahan, yaitu dengan melihat dan mempelajari skripsi dari para alumni Etnomusikologi USU. Selain itu, penulis juga memanfaatkan kecanggihan teknologi seperti internet dalam memperoleh informasi.

1.5.2 Kerja Lapangan

Kerja lapangan adalah cara yang sangat penting untuk dilaksanakan dalam melakukan penelitian. Dengan melakukan kerja lapangan, seorang peneliti bisa terjun langsung ke lapangan sebagai bentuk pengumpulan data mengenai permasalahan yang sedang dibahas. Keuntungannya peneliti bisa melihat langsung peristiwa atau kejadian. Dengan demikian, peneliti bisa mengumpulkan data lewat apa yang langsung dilihatnya.

1.5.2.1Wawancara

Wawancara adalah tanya jawab antara wartawan dengan orang terkemuka dan sebagainya (Kamus Besar Bahasa Indonesia 2005:637). Tujuan dari metode wawancara adalah untuk mendapatkan data. Metode wawancara menggunakan alat bantu seperti alat tulis dan alat perekam. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga keutuhan data awal agar peneliti bisa melakukan simpulan selanjutnya.

Koentjaraningrat mengatakan ada tiga pembagian metode wawancara, yaitu: wawancara berfokus (focused interview), wawancara bebas (free

interview), dan wawancara sambil lalu (casual interview). Dengan berpatok


(37)

23

Adapun persiapan penulis sebelum melakukan wawancara adalah dengan terlebih dahulu membuat urutan pertanyaan yang akan ditujukan kepada informan dan mempersiapkan alat perekam berupa kamera. Pertanyaan yang penlis ajukan bisa beralih dari satu topik ke topik lain sesuai dengan kebutuhan data.

Sebelum melakukan wawancara, penulis juga mempersiapkan alat yang dibutuhkan pada saat wawancara, seperti alat tulis dan alat perekam berupa kamera. Hal ini bertujuan untuk mempermudah penyimpanan data, baik secara tulisan, audio, visual, maupun secara audio-visual

Dalam penelitian ini, penulis menentukan Dani Chairu sebagai informan kunci karena beliau adalah pengurus CISC Medan divisi Nonton Bareng, dan sekaligus juga penggerak atau pimpinan dalam chanting dalam acara nobar. Dan sebagai informan pangkal, penulis menentukan Ade karena beliau juga merupakan pengurus CISC Medan divisi Humas. Dalam hal ini ia bertugas mempublikasikan informasi dan kegiatan CISC Medan lewat media sosial.

1.5.3 Kerja Laboratorium

Kerja laboratorium berawal dari proses pengumpulan data, baik data lisan, data tulisan, audio, maupun data video. Data yang telah terkumpul tersebut kemudian diolah sehingga didapat suatu gambaran yang baik. Hasil pengolahan tersebut kemudian disusun dalam suatu laporan ilmiah yang berbentuk skripsi (Meriam 1995:85).

Penulisan laporan dalam skripsi berasal dari data-data yang terkumpul ditambah dengan dukungan teori-teori yang dipakai. Data yang berbentuk


(38)

24

rekaman akan disimpulkan dalam bentuk transkripsi yang kemudian dianalisis untuk memperoleh hasil laporan.

1.6 Lokasi Penelitian

Penelitian yang dilakukan oleh penulis lakukan berlokasi di Kota Medan di wilayah Setia Budi Titi Bobrok tepatnya di kafe Kede Kopi Kami, kafe Pit Stop Coffee, dan tempat sejenisnya yang merupakan tempat berlangsungnya acara nobar dimana pada saat berlangsungnya nobar selalu dimainkan chant.


(39)

25

BAB II

CHELSEA INDONESIA SUPPORTERS CLUB REGIONAL MEDAN

2.1 Gambaran Umum Chelsea Football Club

Chelsea Football Club merupakan tim sepakbola yang bersal dari

London, Inggris. Tim sepakbola ini berdiri pada 10 Maret 1905 dan bermarkas di Stamford Bridge, Fulham Road¸ London.

Chelsea Football Club adalah salah satu tim sepakbola terbesar di

dunia. Chelsea Football Club memiliki penghasilan sebesar US $ 388 juta menurut pengamatan terakhir pada bulan Januari 2015 oleh Football Money

League Deloitte8

8

Football Money League Deloitte merupakan situs internet yang berisi informasi tentang pendapatan tim sepakbola

yang menjadikannya tim sepakbola ke tujuh sebagai tim sepakbola yang memiliki pendapatan terbesar di dunia sekaligus tim sepakbola ke tiga tertinggi dengan pendapatan terbesar di Inggris. Chelsea Football Club memiliki tropi empat gelar juara Barclays Premier League atau liga

utama sepakbola domestik Inggris, dua gelar juara Football League

Championship atau ligadivisi satu sepakbola domestik Inggris, tujuh gelar juara FA Cup, lima gelar juara piala liga Inggris, empat gelar juara FA Community Shield, satu gelar juaraUEFA Champions League, satu gelar juara UEFA Europe League, dan satu gelar juara UEFA Super Cup sejak 1854 sampai 2015

(situs resmi Chelsea Football Club). Chelsea Football Club berada pada peringkat ke empat sebagai tim sepakbola dengan poin tertinggi di Eropa


(40)

26

dibawah standar UEFA9 dan sekaligus membuat Chelsea Football Club menempati peringkat pertama di Inggris (Maret 2015). Sementara IFFHS10 mencatat Chelsea Football Club berada pada peringkat ke sembilan dunia sekaligus menempati posisi ke dua di Inggris (Januari 2015). Dari sisi skuat pemainnya, Chelsea Football Club diisi oleh pemain-pemain sepakbola kelas dunia. Seperti John Terry yang merupakan pemain bertahan terbaik dan pemain pemain bertahan dengan gol terbanyak di kompetisi Premier League sejauh ini, Francesc Fabregas yang sejauh ini berada pada daftar teratas dengan pengumpan terbanyak di Premier League, dan Eden Hazard yang sekarang menjadi dribbleler atau pengiring bola terbaik di dunia.

Gambar 2.1 Logo Chelsea Football Club Sumber : chelseafc.com

9

UEFA atau Union of European Football Associations adalah badan administrasi asosiasi sepakbola di Eropa dan sebagian Asia.

10

IFFHS atau International Federation Football History & Statistic adalah organisasi yang mencatat sejarah dan rekor dalam bidang sepakbola.


(41)

27

Chelsea Football Club /ˈtʃɛlsiː/ adalah sebuah klub sepak bola Inggris yang bermarkas di Fulham, London. Chelsea didirikan pada tahun 1905 dan kini berkompetisi di Liga Utama Inggris.

Sepanjang sejarah penampilan dalam dunia sepak bola di Inggris dan Eropa, klub ini telah meraih empat gelar juara Liga Utama Inggris, tujuh Piala FA, empat Piala Liga, satu trofi Liga Champions UEFA, dua Piala Winners UEFA, satu Liga Eropa UEFA dan satu Piala Super UEFA.[3] Stadion kandang mereka Stamford Bridge, berkapasitas 41.837 kursi penonton,[2] telah digunakan sebagai stadion kandang sejak Chelsea didirikan. Sejak tahun 2003, Chelsea dimiliki oleh Roman Abramovich seorang miliuner asal Rusia.

Kesuksesan pertama Chelsea diraih saat meraih gelar juara liga pada tahun 1955. Beberapa gelar dari berbagai kompetisi juga berhasil diraih pada dekade 1960an, 1970an, 1990an, dan 2000an. Dalam periode lima belas tahun terakhir merupakan periode terbaik kesuksesan Chelsea; yang ditutup dengan untuk pertama kali meraih gelar juara Double winner, Liga Utama Inggris dan Piala FA pada tahun 2010 dan gelar juara Liga Champions UEFA pada tahun 2012.

Kostum utama Chelsea adalah kaus dan celana berwarna biru royal dengan kaus kaki berwarna putih. Kombinasi tersebut telah digunakan sejak dekade 1960an. Lambang klub telah berganti beberapa kali dalam upaya memodernisasi dan mengubah pencitraan. Lambang yang kini digunakan, yang menampilan seekor singa seremonial memegang sebuah tongkat, merupakan modifikasi dari lambang yang pernah digunakan pada dekade 1950an.[7] Rata-rata jumlah penonton liga pada laga kandang musim 2011–12 sebanyak 41.478 penonton, jumlah tertinggi keenam pada Liga Utama Inggris.[8]


(42)

28

Pada tahun 1904 H.A. Mears mengakuisisi stadion atletik Stamford Bridge dengan tujuan mengubah menjadi stadion sepak bola. Ia kemudian merencanakan pendirian sebuah klub sepak bola baru setelah tawaran yang diberikan kepada Fulham untuk menggunakan stadion tersebut ditolak. Mengingat telah ada sebuah klub bernama Fulham, nama Chelsea yang merupakan sebuah kota kecil yang berdekatan dengan stadion dipilih sebagai nama klub baru tersebut. Nama-nama lain seperti Kensington FC, Stamford Bridge FC dan London FC sempat dipertimbangkan untuk dipilih.[9] Chelsea didirikan oleh pada 10 Maret 1905 di sebuah pub The Rising Sun (kini restoran The Butcher's Hook) dan pertama kali bermain pada kompetisi Football League.

John Robertson seorang pemain timnas Skotlandia berusia 28 tahun saat itu dipilih merangkap jabatan pemain-manajer pertama Chelsea. Sejumlah pemain direkrut dari berbagai klub untuk memperkuat tim, seperti penjaga gawang William "Fatty" Foulke dari Sheffield United, Jimmy Windridge dan Bob McRoberts dari Small Heath, dan Frank Pearson dari Manchester City. Pertandingan pertama mereka terjadi pada 2 September 1905, sebuah laga tandang menghadapi Stockport County. Chelsea kalah dengan skor 0–1. Sedangkan pertandingan kandang pertama mereka adalah sebuah kemenangan 4–0 pada laga persahabatan menghadapi Liverpool. Robertson juga merupakan pencetak gol pertama Chelsea pada laga kompetitif saat kemenangan 1–0 atas Blackpool.

Chelsea mengalami sejumlah promosi-degragasi pada Divisi Satu dan Divisi Dua Liga Inggris setelah berhasil meraih promosi ke Divisi Satu pada musim kedua mereka. Pencapaian terbaik mereka pada tahun-tahun awal


(43)

29

adalah berhasil melaju hingga ke babak final Piala FA 1915 namun dikalahkan Sheffield United di Old Trafford dan saat mengakhiri Divisi Satu pada posisi tiga klasemen akhir tahun 1920. Chelsea memiliki reputasi mendatangkan pemain-pemain terkenal dan jumlah penonton yang besar, tetapi kesuksesan masih belum menghampiri mereka pada masa-masa Perang Dunia I dan II.

Mantan penyerang Arsenal dan Inggris Ted Drake menjadi manajer pada tahun 1952. Drake mulai memodernisasi klub baik di dalam dan di luar lapangan. Ia mengganti logo Chelsea pensioner, meningkatkan sistem pelatihan dan pembinaan tim usia muda, dan memperkuat kedalaman tim dengan kelihaian mendatangkan sejumlah pemain dari divisi-divisi bawah dan liga-liga amatir hingga berhasil membawa Chelsea meraih trofi juara pertama mereka, gelar juara Divisi Satu Liga Inggris 1954–55. Pada musim berikut, UEFA mengadakan kejuaraan antar klub juara liga di Eropa, Piala Champions, namun ketidaksetujuan otoritas Liga Sepak Bola Inggris dan FA membuat Chelsea menarik diri dari kejuaraan tersebut sebelum dimulai. Chelsea gagal melanjutkan kesuksesan tersebut dan hanya menjadi penghuni papan tengah klasemen liga pada dekade 1950an. Drake dipecat pada tahun 1961 dan digantikan oleh Tommy Docherty yang merangkap jabatan pemain-manajer.

Grafik yang menunjukkan kemajuan liga Chelsea selesai di musim 1905-1906 ke 2007–2008. Chelsea kembali menjadi juara Liga Utama Inggris 50 tahun kemudian, yaitu pada tahun 2005, pada masa jabatan manajer Jose Mourinho (2004 - 2007), yang saat itu mendapat dukungan penuh dari pemilik miliuner minyak berkebangsaan Rusia, Roman Abramovich.

Pada tahun yang sama (2005), Chelsea juga menjuarai Piala Carling dengan mengalahkan Liverpool. Selanjutnya pada tahun 2006, Chelsea kembali


(44)

30

berhasil menjuarai Liga Utama Inggris. Dan pada tahun 2007, Chelsea juga kembali berhasil menjuarai Piala Carling setelah mengalahkan Arsenal 2-1 dan menjadi juara Piala FA setelah mengalahkan Manchester United 1-0 lewat babak perpanjangan waktu.

Namun karena beberapa penampilan yang buruk pada awal kompetisi 2007/2008 ditambah dengan ketidak sesuaian dengan sang pemilik, akhirnya Jose Mourinho mengundurkan diri dari jabatan manager, dan kemudian digantikan oleh Avram Grant mantan manajer tim nasional Israel.

Di awal masa kepelatihan Grant, banyak kalangan yang memandangnya sebelah mata. Meski demikian, Avram Grant mampu membawa Chelsea menjadi treble runner-up yaitu di ajang Piala Carling sebelum dikalahkan Tottenham Hotspur dengan skor 2-1. Disusul menjadi runner-up Liga Utama Inggris dibawah Manchester United dan menjadi runner-up di ajang Liga Champions setelah kalah adu penalti 6-5 dari Manchester United. Namun prestasi tersebut dianggap tidak cukup baik sehingga Grant terpaksa dipecat di akhir musim.

Pada akhir Januari 2009, Avram Grant digantikan oleh pelatih asal Brasil, Luiz Felipe Scolari. Namun, Scolari juga tidak mampu memberikan prestasi yang memuaskan. Sehingga pada akhir April 2009 mengalami nasib yang sama dengan Grant. Posisi kosong manajer Chelsea kemudian diisi oleh pelatih Rusia saat itu, Guus Hiddink, sampai akhir musim 2008–09. Pada akhir bulan Mei, sebelum meninggalkan Chelsea, Guus Hiddink memberikan kenangan manis dengan membawa gelar Piala FA kelima Chelsea.

Di awal musim kompetisi 2009–10, Chelsea mengumumkan Carlo Ancelotti sebagai manajer baru, dengan masa kontrak selama 3 musim.


(45)

31

Ancelotti langsung memberikan gelar dengan membawa Chelsea menjuarai Community Shield 2009 setelah mengalahkan Manchester United dalam adu penalti. Kemenangan dalam adu penalti tersebut merupakan pertama kalinya bagi Chelsea sejak 1998, saat Chelsea menghadapi Ipswich Town di Piala Liga. Pada akhir musim, Chelsea berhasil menjuarai Liga Utama Inggris dan Piala FA, yang merupakan pencapaian pertama dalam sejarah Chelsea. Chelsea juga menjadi klub ketujuh yang berhasil mendapat rekor mengawinkan gelar Double winner tersebut. Striker Chelsea, Didier Drogba berhasil mendapatkan Golden Boot sebagai Pencetak Gol Terbanyak dengan torehan 29 gol. Pada pertandingan terakhir liga pada 9 Mei 2010, Chelsea mempermalukan Wigan dengan skor telak 8–0 dengan Drogba mencetak 3 gol. Chelsea juga mencetak rekor menang mutlak 100% terhadap semua tim empat besar Premier League (Manchester United, Liverpool, dan Arsenal). Pada musim keduanya, Ancelotti dipecat Chelsea pada Mei 2011 setelah kekalahan 1-0 dari Everton di pertandingan terakhir musim 2010–2011. Para pemain Chelsea merayakan gelar juara Liga Champions UEFA untuk pertama kalinya dalam sejarah klub.

Pada awal musim 2011–12, André Villas-Boas ditunjuk sebagai pelatih Chelsea. Setelah sejumlah hasil buruk yang dialami Chelsea, Villas-Boas dipecat pada bulan Maret 2012. Asistennya, Roberto Di Matteo yang merupakan mantan pemain Chelsea kemudian ditunjuk sebagai pelatih utama ad interim. Dibawah arahan Di Matteo Chelsea menunjukkan hasil impresif dengan berhasil meraih gelar juara Piala FA untuk ketujuh kalinya, dan Liga Champions UEFA untuk pertama kalinya dalam sejarah klub–yang sekaligus menjadi klub London pertama yang meraih gelar tersebut. Pada memenangkan


(46)

32

Liga Eropa UEFA 2012–13, Chelsea menjadi klub Inggris pertama yang memenangkan semua empat piala Eropa.

Tabel 2.1

Pemasok Kostum, dan Sponsor Utama darai Waktu ke Waktu

Periode Pemasok kostum Sponsor utama

1968–1981 Umbro

Tidak ada

1981–1983

Le Coq Sportif

1983–1984

1984–1986 Tidak ada

1986–1987 The Chelsea Collection Grange Farms, Bai Lin Tea, SIMOD 1987–1993

Umbro

1993–1994

1994–1997 Coors

1997–2001 Autoglass

2001–2005

2005–2006

Samsung Mobile 2006–2008

2008–2015


(47)

33

Tabel 2.2

Skuat Utama Per Agustus 2014 No.

Punggung Posisi Nama

1

2

3

4

5

6

7

8

10

11

12

13

18

19

21

22

23

24

26

28

20

Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Chelsea_F.C. Keterangan :

GK (Goal Keeper) : Penjaga Gawang (Kiper) DF (Defender) : Pemain Bertahan (Bek) MF (Midfilder) : Pemain Tengah (Gelandang) FW (Forward) : Pemain Depan (Striker)


(48)

34

Tabel 2.3 Prestasi Chelsea FC

NAMA KEJUARAAN JUMLAH GELAR RUNNER UP

Premier League 4 4

Football League

Championship 2 5

Piala FA 7 4

Piala Liga 6 2

Community Shield 4 6

Full Members 2 -

UEFA Champions

League 1 1

UEFA Europa League 1 -

Super 1 2

UEFA Winner 2 -

Sumbe

2.2 Chelsea Indonesia Supporters Club

Pendapatan, prestasi, atau skuat pemain yang dimiliki Chelsea Football

Club menjadikannya populer didunia. Hal ini memicu banyaknya penduduk di

dunia yang kagum akan pencapaian tim sepakbola ini. Dan ini jugalah yang membuat Chelsea Football Club memiliki supporter ke empat terbanyak di dunia.

Karena melihat banyaknya penggemar sepakbola di dunia ini, maka tidaklah heran apabila ada organisasi atau komunitas penggemar sepakbola

football fansclub di tengah-tengah masyarakat. Demikian pula halnya pada

penggemar tim sepakbola Chelsea Football Club. Tersebar berbagai fansclub

Chelsea Football Club di seluruh dunia.

Di berbagai negara di dunia sudah banyak tersebar fansclub Chelsea

Football Club. Beberapa diantaranya berstatus official sementara selebihnya


(49)

35

diakui secara resmi oleh pihak Chelsea Football Club. Sedangkan status

nonofficial merupakan kebalikan dari status official yang tidak mendapat status

resmi dari pihak Chelsea Football Club. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga nama baik Chelsea Football Club dan untuk mengatur menejemen official

supporters dengan baik. Dalam situs resmi Chelsea Football Club dimuat ada

sembilan puluh dua official supporter Chelsea Football Club yang tersebar di lima puluh tiga negara termasuk Indonesia.

Di negara Indonesia sendiri terdapat dua official supporter Chelsea

Football Club yaitu Chelsea Indonesia Supporters Club atau biasa disingkat

CISC, dan True Blue Indonesia atau TBI. CISC Lebih dahulu berdiri daripada TBI dari pihak Chelsea Football Club. CISC berdiri pada 2003 sedangkan TBI berdiri sepuluh tahun setelah CISC berdiri yaitu pada tahun 2013. CISC berpusat di Senayan Trade Center lantai dua 1060-1061, Senayan, Jakarta. Sedangkan TBI berpusat di Lapangan Futsal Pondok Jagung, Tanggerang. Masalah popularitas, CISC jauh lebih unggul dibandingkan TBI. Hal ini bisa dibuktikan lewat predikat yang diberikan oleh pihak Chelsea Football Club kepada setiap official supporter-nya. CISC mendapat predikat silver atau perak dari pihak Chelsea Football Club. Sedangkan TBI mendapat predikat bronze atau perunggu. Dari segi banyaknya members atau anggota dari official

supporters CISC juga lebih unggul daripada TBI. Dalam situs resmi Chelsea Football Club memuat CISC beranggotakan lebih dari tujuh ribu members,


(50)

36

Gambar 2.2 Logo Chelsea Indonesia Supporters Club Sumber : chelseaindo.or.id

2.3 Sejarah dan Perkembangan Chelsea Indonesia Suppoters Club

Regional Medan

CISC tidak hanya berhenti sampai pada Jakarta saja. Dalam perkembangannya, CISC memiliki banyak anak cabang tersebar hampir di seluruh kota besar di Indonesia. CISC membaginya dalam aturan regional. Jadi, setiap anak cabang CISC akan disebut sebagai regional sesuai dengan nama daerah kedudukannya. Misalnya, Chelsea Indonesia Supporters Club Regional Samarinda pada Kota Samarinda, Chelsea Indonesia Supporters Club Regional Solo pada Kota Solo, Chelsea Indonesia Supporters Club Regional Ternate pada daerah Teernate, dan lain-lain. Sama halnya dengan aturan tersebut, CISC memiliki anak cabang di Kota Medan yang disebut Chelsea Indonesia Supporters Club Regional Medan yang biasa disebut CISC Medan.

CISC Medan sendiri berdiri pada Juni 2003 yang pada saat itu masih belum berstatus official supporter. Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan informan, awalnya CISC Medan terbentuk karena para founder yang


(51)

37

pada saat itu berjumlah sekitar enam orang sering tergabung dalam aktivitas nonton bareng acara sepakbola Chelsea Footbal Club secara layar lebar di daerah Lapangan Merdeka, Medan. Seringnya bertemu satu dengan yang lain, serta dilatar belakangi rasa seperaasaan kagum dengan Chelsea Footbal Club, mereka bersepakat untuk membentuk CISC Medan dengan bekerja sama dengan pihak CISC pusat di Jakarta.

Di awal-awal masa terbentuknya, CISC Medan tidak memiliki aktivitas sebanyak sekarang. Pada saat itu kegiatan CISC Medan hanyalah nonton bareng. Fokus CISC Medan pada saat itu adalah merekrut members. Melalui relasi-relasi, para founder mulai membawa orang per orang untuk ikut bergabung dalam aktivitas nonton bareng yang sampai ujungnya calon

members tersebut mau bergabung dengan CISC Medan.

CISC Medan juga tidak memiliki homebase yang menetap. Sejak lahirnya CISC Medan selalu berpindah-pindah tempat. Hal ini dikarenakan pada awal-awal perkembangannya, aktivitas nonton bareng bukanlah suatu aktivitas yang eksis. Pada saat itu nonton bareng sangat jarang ditemukan. Pihak-pihak yang mengadakan nonton bareng belumlah sebanyak sekarang. Apalagi harga hak siar sepakbola asing masih dalam harga yang wajar tidak seperti sekarang yang mahal. Sehingga pihak-pihak televisi swasta di Indonesia masih sanggup untuk membayar. Pada saat itu Chelsea Footbal Club yang menjadi sumber sorotan dalam tulisan ini juga masih dalam proses revolusi menjadi sebuah tim yang besar, sehingga hanya sedikit dari masyarakat Medan yang masih mengenal Chelsea Footbal Club.

Berbeda halnya jaman sekarang dimana harga hak siar acara sepakbola asing sangatlah mahal. Hal ini memicu turunnya daya televisi swasta Indonesia


(52)

38

untuk memenuhi hak siar. Oleh sebab itu, televisi asing menjadi solusi untuk menjawab kebutuhan akan hak siar. Akan tetapi, siaran televisi asing hanya bisa didapatkan dengan tambahan alat berupa antena parabola yang dipasangkan ke televisi. Minimnya minat masyarakat untuk memiliki alat tambahan ini memunculkan pihak-pihak yang mengambil kesempatan ini sebagai peluang bisnis. Kafe-kafe sebagai tempat nonton bareng bermunculan. Sehingga masyarakat tidak perlu mengeluarkan biaya mahal untuk memenuhi kebutuhan rohani ini.

Ditambah lagi pencapaian Chelsea Footbal Club yang semakin melonjak tinggi, membuatnya semakin terkenal dan banyak dikagumi orang khususnya wilayah Medan. Sempat mengalami pasang surut dalam membangun regional ini, sampai akhirnya CISC Medan berkembang hingga sebesar sekarang yang memiliki jumlah members diatas dua ratus orang. Bahkan kegiatan yang dilakoni oleh CISC sudah berkembang menjadi banyak.

Popularitas aktivitas nonton bareng membuat pihak-pihak penyedia layanan nonton bareng semakin ramai. Mencari homebase juga tidak serumit dulu. Simbiosis-mutualisme atau saling menguntungkan terjadi antara pihak CISC Medan dengan penyedia layanan nonton bareng. CISC Medan menetapkan Kafe Pit Stop Coffee, Jl. Setia Budi Titi Bobrok no. 14/15 Medan sebagai homebase-nya. Dan keuntungan pihak kafe dimana peluang banyaknya pelanggan di setiap nonton bareng.


(53)

39

Gambar 2.3 Logo CISC Medan Sumber : twitter.com

2.4 Stuktur Kepengurusan Chelsea Indonesia Supporters Club Medan Dalam mengemban program kerja kepengurusan, CISC Medan memiliki struktur kepengurusan yang memiliki tugas masing-masing dalam setiap jabatannya. Hal ini dimaksudkan agar CISC Medan memiliki menejemen yang baik. Berikut adalah pengurus-pengurus beserta jabatannya di CISC Medan.

1. Koordinator Wilayah : Imam Siregar 2. Wakil Koordinator Wilayah : Wie Bertrand

3. Sekertaris : Junianti Efrida S. Y. Lubis

4. Bendahara : M. Ichsan

5. Divisi Humas : Ari Sembiring

Rency Apriliani Saragih 6. Divisi Membership : Ade Wicaksono


(54)

40

Dani Chairu

7. Divisi Nonbar : Dani Chairu

Reja Taruna

2.5 Program Kegiatan Chelsea Indonesia Supporters Club regional Medan Dalam membangun rasa kebersamaan, CISC Medan memiliki program kerja untuk memfasilitasi member-nya. Berikut adalah program kegiatan CISC Medan.

2.5.1 Nonton Bareng

Nonton bareng merupakan program kegiatan utama dari CISC.

Kegiatan ini merupakan kegiatan menonton pertandingan sepakbola antara tim sepakbola Chelsea Football Club melawan tim sepakbola lain dalam satu layar besar dimana siaran sepakbola tersebut disiarkan secara langsung oleh satu stasiun televisi. Menurut informan yang diwawancarai penulis, nonton bareng bukan hanya sekedar datang, duduk, atau menonton. Nonton bareng mempunyai nilai tersendiri didalamnya. Selain untuk hal itu, setiap orang bisa bersosialisasi dangan orang lain, bebas mengekspresikan chant, dan lain-lain. Nonton bareng terbuka untuk umum. Baik status member atau non-member boleh tergabung dalam kegiatan ini.


(55)

41

Gambar 2.4 Aktivitas Nonton Bareng Sumber: Dokumentasi Penulis, 2015, 2015

Gambar 2.5 Aktivitas Nonton Bareng Sumber: Dokumentasi Penulis, 2015, 2015


(56)

42

Gambar 2.6 Aktivitas Nonton Bareng Sumber: Dokumentasi Penulis, 2015

Foto 2.7 Aktivitas Nonton Bareng Sumber : Dokumentasi Penulis, 2015


(57)

43

Foto 2.8 Berfoto Bersama Selesai Nonton Bareng Sumber : Dokumentasi Penulis, 2015

2.5.2 Fun Futsal

Fun futsal11

11

Futsal adalah Futsal adalah permainan bola yang dimainkan oleh dua tim, yang masing-masing beranggotakan lima orang. Tujuannya adalah memasukkan bola ke gawang lawan, dengan memanipulasi bola dengan kaki. Selain lima pemain utama, setiap regu juga diizinkan memiliki pemain cadangan. Futsal dipopulerkan di Montevideo, Uruguay pada tahun 1930, oleh Juan Carlos Ceriani. Keunikan futsal mendapat perhatian di seluruh Amerika Selatan, terutamanya di Brasil. Ketrampilan yang dikembangkan dalam permainan ini dapat dilihat dalam gaya terkenal dunia yang diperlihatkan pemain-pemain Brasil di luar ruangan, pada lapangan berukuran biasa. Pele, bintang terkenal Brasil, contohnya, mengembangkan bakatnya di futsal. Sementara Brasil terus menjadi pusat futsal dunia, permainan ini sekarang dimainkan di bawah perlindungan Fédération Internationale de Football Association di seluruh dunia, dari Eropa hingga Amerika Tengah dan Amerika Utara serta Afrika, Asia, dan Oseania. Pertandingan internasional pertama diadakan pada tahun 1965, Paraguay menjuarai Piala Amerika Selatan pertama. Enam perebutan Piala Amerika Selatan berikutnya diselenggarakan hingga tahun 1979, dan semua gelaran juara disapu habis Brasil. Brasil meneruskan dominasinya dengan meraih Piala Pan Amerika pertama tahun 1980 dan memenangkannya lagi pada perebutan berikutnya tahun pd 1984. Kejuaraan Dunia Futsal pertama diadakan atas bantuan FIFUSA (sebelum anggota-anggotanya bergabung dengan FIFA pada tahun 1989) di Sao Paulo, Brasil, tahun 1982, berakhir dengan Brasil di posisi pertama. Brasil mengulangi kemenangannya di Kejuaraan Dunia kedua tahun 1985 di Spanyol, tetapi menderita kekalahan dari Paraguay dalam Kejuaraan Dunia ketiga tahun 1988 di Australia. Pertandingan futsal internasional pertama diadakan di AS pada Desember 1985, di Universitas Negeri Sonoma di Rohnert Park, California.

merupakan program kegiatan CISC Medan yang dilakukan member atau non-member setiap minggunya. Bermain futsal bertujuan untuk mempererat hubungan internal keluarga besar CISC Medan.


(58)

44

Fun futsal berlangsung pada hari Minggu sore pukul 16.00-18.00 WIB. Fun futsal biasanya berlangsung dalam lapangan Village Futsal di daerah Jl. dr. Mansyur Medan. Fun Futsal juga terbuka untuk umum. Mayoritas yang ikut dalam fun futsal adalah laki-laki.

Kadang-kadang fun futsal bisa dilakukan bekerja sama dengan

supporter club sepakbola yang lain dalam pertandingan persahabatan. Selain

itu, bisa juga tergabung dalam turnamen futsal antar supporter club sepakbola sekota Medan.

Gambar 2.9 Contoh Suasana Pertandingan Futsal Sumber: premierleague.com


(59)

45

Gambar 2.10 CISC Medan Menjuarai Turnamen Futsal tahun 2014 Sumber : twitter.com

2.5.3 Aksi Sosial

Selain berhubungan dengan kegiatan sepakbola, CISC Medan juga memliliki program kerja aksi sosial. Hal ini dilakukan sebagai bentuk kepedulian CISC Medan kepada masyarakat. Kegiatan ini dianggap penting karena menimbulkan dampak positif bagi masyarakat.

Masyarakat yang menganggap supporters club sepakbola hanya memiliki kegiatan yang bersifat kesenangan internal saja. Dengan adanya kegiatan ini, CISC Medan berharap adanya perubahan pandangan yang lebih baik terhadap komunitasnya.


(60)

46

Gambar 2.11 Aksi Sosial CISC Medan Sumber: twitter.com

Gambar 2.12 Aksi Sosial CISC Medan Sumber: twitter.com


(1)

114

interval, jumlah penggunaan nada, dan juga kontur. Dengan demikian akar dari melodi chant ini adalah budaya musik Barat, khususnya Inggris sebagai tempat bermarkasnya Chlesea F.C.

Kesimpulan berikutnya yaitu, dari sudut analisis teks, chant yang dimainkan dalam aktivitas nonton bareng CISC Medan ditonton dan mengikuti langsung dari stadion tempat pertandingan sepakbola Chelsea Football Club bertanding. Chant ini bisa berbentuk pujian atau dukungan kepada Chelsea Football Club, skuat pemain dan pelatih Chelsea Football Club atau berbentuk hinaan bagi tim lawan. Peran chant dalam nonton bareng sebagai bentuk eksplorasi kecintaan terhadap Chelsea Football Club dinilai bisa menggantikan suasana tempat nonton bareng menjadi sebuah stadion dimana pertandingan sedang berlangsung.

Sebagai kesimpulan epilog dalam penelitian ini, eksistensi sepakbola di dunia sangatlah global. Sepakbola di setiap negara di dunia memiliki peran nasionalisme untuk negaranya masing-masing tidak terlepas di negara Indonesia sendiri. Peran sepakbola di Indonesia salah satunya adalah sebagai sarana pemersatu bangsa. Hal ini dikarenakan peran sepakbola bisa diterima baik oleh semua golongan. Baik laki-laki, perempuan, orang dewasa, remaja, bahkan anak-anak sekalipun mengenal sepakbola.

Karena begitu populernya sepakbola, ide masyarakat membuat suatu komunitas penggemar sepakbola muncul. Hal ini dianggap bisa berperan sebagai sarana masyarakat untuk meng-eksplore bentuk kecintaannya terhadap sepakbola. Berbagai supporters club sepakbola baik internasional atau nasional bermunculan di Indonesia, khususnya di Kota Medan.


(2)

115

Sesuai dengan satu rasa akan kecintaan terhadap satu tim sepakbola Chelsea Football Club, komunitas Chelsea Indonesia Supporters Club Regional Medan (CISC Medan) memberikan dukungan mereka dengan berbagai bentuk. Salah satunya adalah dengan aktivitas nonton bareng. Kegiatan nonton bareng pertandingan Chelsea Football Club bukan hanya berkumpul di satu tempat, duduk, dan menonton. Komunitas CISC Medan juga memberikan dukungan mereka dengan cara mengisi acara nonton bareng dengan permainan chant.

Dalam kamus musik, chant dikenal dengan penyembahan atau pujian kepada Tuhan. Chant bisa saja berbentuk nyanyian, mazmur, adzan, dan lain sebagainya. Semuanya bersifat penyampaian rasa hormat, cinta, skyukur kepada Tuhan.

Pembahasan chant penulis dalam skripsi ini tidak sesuai dengan pemahaman chant dalam kamus musik yang selama ini diketahui. Chant yang dimaksudkan penulis adalah yel-yel atau nyanyian singkat sebagai bentuk dukungan dan hinaan dalam lingkungan sepakbola.

Chant yang dimainkan dalam aktivitas nonton bareng CISC Medan diadopsi langsung dari stadion tempat pertandingan sepakbola Chelsea Football Club bertanding, dengan memanfaatkan teknologi digital dan televisi. Chant ini bisa berbentuk pujian atau dukungan kepada Chelsea Football Club, skuat pemain dan pelatih Chelsea Football Club atau berbentuk hinaan bagi tim lawan.

Dengan demikian, chant dalam aktivitas nonton bareng CISC Medan sangatlah penting. Peran chant dalam nonton bareng sebagai bentuk eksplorasi kecintaan terhadap Chelsea Football Club dinilai bisa menggantikan suasana


(3)

116

tempat nonton bareng menjadi sebuah stadion dimana pertandingan sedang berlangsung.

5.2 Saran

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam tulisan analisis chant dalam acara nonton bareng pada komunitas Chelsea Indonesia Supporters Club Regional Medan. Untuk itu besar harapan penulis bagi para peneliti selanjutnya untuk lebih dapat menyempurnakan tentang chant.

Penulis juga mempunyai saran bagi para peneliti selanjutnya untuk bisa mengkaji chant lebih dalam, eksistensinya di tempat lain atau pandangan tentang chant dalam lingkungan lain, bukan hanya dalam tempat ibadah atau sepakbola. Semoga tulisan ini dapat memberikan kontribusi yang baik terhadap ilmu pengetahuan secara umum dan bidang etnomusikologi secara khusus.


(4)

117

DAFTAR PUSTAKA

Bakar, Abdul Latiff Abu. 2006. Aplikasi Teori Semiotika dalam Seni Pertunjukan. Etnomusikologi (Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Seni),(53), 45-51.

Batty, Clive. 2004. Kings of the King's Road: The Great Chelsea Team of the 60s and 70s. London: Vision Sports Publishing Ltd.

Batty, Clive. 2005. A Serious Case of the Blues: Chelsea in the 80s. London: Vision Sports Publishing Ltd.

Bungin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Dougherty, William P., 1994. “The Quest for Interpretants: Toward A Peircean Paradigm for Musical Semiotics.” Semiotica 99(1/2), 163-184.

Eco, Umberto, 1979, “The Role of the Reader.” dalam Umberto Uco (peny.), The Role of the Reader: Explorations in the Semiotics of Texts. Indiana: Indiana University Press. pp. 3-43.

Glanvill, Rick. 2006. Chelsea FC: The Official Biography – The Definitive Story of the First 100 Years. London: Headline Book Publishing Ltd.

Hadgraft, Rob. 2004. Chelsea: Champions of England 1954–55. London: Desert Island Books Limited.

Halliday, M.A.K dan R. Hasan. 1985. Language, Context, and Text: Aspect of Language in A Social-Semiotic Perspective. Victoria: Deakin University Press.


(5)

118

Halliday, M.A.K. 1985. An Introduction to Functional Grammar. London: Edward Arnold Ltd.

Hanslick, Eduard. 1989. The Beautiful in Music. Edited and translated by Gustave Cohen. New York: Liberal Arts.

Harris, Harry. 2005. Chelsea's Century. London: Blake Publishing.

Ingledew, John. 2006. And Now Are You Going to Believe Us: Twenty-five Years Behind the Scenes at Chelsea FC. London: John Blake Publishing Ltd. Koentjaraningrat. 1986. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Gramedia. Koentjaraningrat. 1981. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: PT.

Gramedia, Indonesia.

Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta. Lubis, Rofina Fitrian.2010. Penagruh Yel-yel Musikal SmeCK Terhadap PSMS

Pada Tontonan Sepakbola Di Stadion Teladan Medan Ditinjau Dari Aspek Psikologi Musik. Skripsi Sarjana Jurusan Etnomusikologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara.

Malinowski, Bronislaw. 1923. “The Problem of Meaning in Primitive Language” dalam Charles. K. Ogden dan I.A. Richards (ed.). The. Meaning of Meaning: A Study of Th. Influence of Language Upon Thought And of the Science of Symbolism. California: Harcourt Brace Javanovich, Inc.

Matthews, Tony. 2005. Who's Who of Chelsea. London: Mainstream Publishing. McNeil, Rhoderick J. 1998. Sejarah Musik Jilid 2. Jakarta : Gunung Mulia. Mears, Brian. 2002. Chelsea: Football Under the Blue Flag. London: Mainstream

Sport.


(6)

119

Merriam, Alan P. 1964. The Antropology of Music. Indiana: Northwestern University Press.

Nettl, Bruno.1964.Theory and Method of Ethnomusicology. New York: The Free Press.

Prier, Karl-Edmund. 1993. Sejarah Musik Jilid 2. Yogyakarta : Pusat Musik Liturgi.

Rahardi, Kunjana. 2005. Pragmatik Kesatuan Imperatif Bahasa Indonesia. Jakarta. Erlangga.

Sinar, Tengku Silvana. 2010. Kearifan Lokal Berpantun dalam Adat Perkawinan Batubara, Medan: USU Press.

Sukendro, Surya. 2014. 125 Legenda Terbesar Sepak Bola Piala Dunia FIFA 100. Jakarta: Getar.

Teeuw. A., 1980. Tergantung pada Kata. Jakarta: Pustaka Jaya. Yule, George. 1996. Pragmatik. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Media Internet : www.chelseafc.com www.projector.sg