Uji t Uji Parsial Uji F Uji Serempak Pembahasan Hasil Analisis

69

b. Uji t Uji Parsial

Untuk melihat pengaruh belanja modal dan PAD secara individu terhadap belanja pemeliharaan, dapat dihitung dengan menggunakan uji statistik t. Berdasarkan hasil pengolah data dengan program SPSS, maka diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 5.8. Uji t Model Unstandardized Coefficients Standardize Coefficients t Sig Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant Belanja modal Pad -.224 506 .408 .628 .043 .078 .672 .302 -.358 11.669 5.253 .721 .000 .000 .740 .740 1.351 1.351 a. Dependent Variable: belanja pemeliharaan Sumber: Hasil Penelitian 2009 data diolah Dari tabel diatas dapat disimpulkan: 1. Uji t digunakan untuk menguji signifikansi konstanta dari setiap variabel independennya. Terlihat diatas belanja modal mempunyai angka signifikansi sebesar 0,000 berada dibawah 0,05 yang menunjukkan bahwa belanja modal secara individual mempengaruhi belanja pemeliharaan. 2. Uji t digunakan untuk menguji signifikansi konstanta dari setiap variabel independennya. Terlihat diatas PAD mempunyai angka signifikansi sebesar 0,000 berada dibawah 0,05 yang menunjukkan bahwa PAD secara individual mempengaruhi belanja pemeliharaan 70

c. Uji F Uji Serempak

Untuk melihat pengaruh belanja modal, dan PAD secara serempak terhadap belanja pemeliharaan, dapat dihitung dengan menggunakan uji statistik F. Berdasarkan hasil pengolah data dengan program SPSS, maka diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 5.9. Uji F Model Sum of Squares df Mean Square F Sig 1 Regression Residua 136.492 45.538 2 102 68.246 .446 152.864 .000 a Total 182.030 104 a. Predictors: Constant, pad, belanja modal b. Dependent Variable: belanja pemeliharaan Sumber: Hasil Penelitian 2009 data diolah Dari Uji Anova atau F-test, diperoleh F hitung sebesar 152,864 dengan tingkat signifikansi 0,000 berada dibawah signifikansi regresi yaitu 0,05. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa belanja modal dan PAD secara serempak berpengaruh terhadap belanja pemeliharaan.

5.2. Pembahasan Hasil Analisis

Dari Tabel 5.8 di atas dapat dibentuk suatu persamaan regresi berganda yaitu: Y = -0,224 + 0,506 X1 + 0,408 X2 Dimana: Y = Belanja Pemeliharaan X1 = Belanja Modal 71 X2 = Pendapatan Asli Daerah PAD

5.2.1. Pengaruh Belanja Modal terhadap Belanja Pemeliharaan

Belanja modal berpengaruh signifkan dan memiliki Koefisien regresi yang bertanda positif sebesar 0,506, hal ini berarti apabila nilai koefisien lainnya tetap tidak berubah, maka kenaikan belanja modal sebesar 1 akan menaikkan belanja pemeliharaan sebesar 0,506 atau 50,6 . Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Bland Nunn, 2002 yang menyatakan bahwa kedua belanja tersebut memiliki tujuan yang sama, yakni meningkatkan pelayanan kepada publik, dari hal ini dapat dilihat bahwa semua daerah kabupaten kota di Sumatera Utara berusaha untuk memberikan layanan publik yang lebih baik kepada masyarakatnya. Hal ini juga sesuai penelitian Abdullah dan Halim 2004 yang mengatakan bahwa belanja modal berpengaruh positif dan signifikan teradap belanja pemeliharaan, tetapi berbeda dengan penelitian Karo-Karo 2006 yang menemukan bahwa tidak terdapat korelasi di antara belanja modal dan belanja pemeliharaan, di mana Karo-karo menggunakan sampel kabupatenkota di Pulau Jawa untuk anggaran 2003-2004. Perbedaan hasil penelitian ini dengan penelitian Karo-Karo 2006, kemungkinan disebabkan bahwa penelitian Karo-Karo menggunakan sampel kabupaten kota di Pulau Jawa dan waktu penelitian yang relatif singkat. 72

5.2.2. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah terhadap Belanja Pemeliharaan

Pendapatan asli daerah X2 berpengaruh signifikan dan memiliki koefisien regresi bertanda positif sebesar 0,408. Hal ini mengandung arti bahwa apabila nilai koefisien regresi variabel lainnya tetap tidak berubah, maka kenaikan variabel PAD sebesar 1 akan menaikkan belanja pemeliharaan sebesar 40,8 . Hal ini berbeda dengan hasil penelitian Abdullah dan Halim 2004 yang mengatakan bahwa dana perimbangan yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap belanja pemeliharaan, sedangkan pendapatan asli daerah tidak berpengaruh. Hal ini juga sesuai dengan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini di mana pendapatan asli daerah secara simultan dan parsial berpengaruh terhadap belanja pemeliharaan pemerintahan kabupatenkota di Propinsi Sumatera Utara. Selain itu hasil ini juga sesuai dengan teori yang dikemukakan Thomassen 1999. yang menyatakan bahwa peningkatan investasi pemerintah daerah belanja modal dan belanja pemeliharaan diharapkan mampu meningkatkan kualitas layanan publik yang pada gilirannya mampu meningkatkan tingkat partisipasi kontribusi publik terhadap pembangunan yang tercermin dari peningkatan PAD. Hal ini juga sesuai dengan UU Perimbangan Keuangan Pusat-Daerah UU- PKPD yang mengisyaratkan bahwa setiap pemerintah kabupaten kota untuk meningkatkan pendapatan asli daerah masing-masing agar dapat meningkatkan belanja modal dan belanja pemeliharaan daerah masing masing agar terciptanya layanan publik yang prima dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat masing- masing kabupaten kota. 73

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN