3.3.2.2 Proses pembuatan pit.
Pit atau anak sarune adalah istilah dari reed yang digunakan pada sarune Pakpak. Bahan utama dalam pembuatan pit ini adalah daun make yakni sejenis
daun palma yang biasa diperoleh dari hutan, biasanya tumbuhan ini akan tumbuh di tempat yang memiliki kelembaban tanah yang tinggi, seperti pada pinggiran
sungai, danau, atau juga rawa. Mardi 23 tahun mengatakan, sampai sejauh ini untuk bahan pembuatan pit, para pembuat sarune masih menggunakan daun make
karena dianggap lebih tahan dan lebih baik. Alternatif lain ubtuk bahan pit dibuat dari daun kelapa atau rumbia.
Gambar 8 : Daun bulung make yang telah dikeringkan.
Bahan lain yang diperlukan untuk membuat pit ialah batang bulu ayam. Batang bulu ayam ini berfungsi sebagai penyangga atau tempat daun make akan
diikat dan dibentuk menadi pit. Sedangkan bahan yang digunakan untuk mengikat daun adalah ijuk atau benang nilon.
25
25
Wawancara: Mardi Boangmanalu pada bulan oktober tahun 2013
Universitas Sumatera Utara
A B
Gambar 9 : A. Benang nilon sebagai pengikat daun make
B. Batang bulu ayam, tempat diikatkannya daun make
Dalam proses pembuatan pit ini, yang pertama dilakukan adalah menggulung daun make. Daun digulung sedemikian rupa hingga membentuk
bulatan. Selanjutnya batang bulu ayam dimasukkan ke bulatan daun make tersebut, kemudian kedua benda tersebut diikatkan dengan menggunakan ijuk atau
benang nilon agar sisi daun make tersebut menempel rapat dengan batang bulu ayam. Hal ini dilakukan agar hasil suara yang ditiupkan ke daun make tersebut
dapat keluar secara terpokus ke lubang sarune melalui lobang batang bulu ayam tersebut.
Tahap selanjutnya yang harus dilakukan adalah menekan pit hingga pipih dan berbentuk konis, panjang daun yang telah dibentuk adalah ± 1 cm, dan
panjang batang bulu ayam adalah ± 1,5 sampai 2 cm. Setelah dibentuk, maka panjang keseluruhan adalah mencapai ± 1 cm. sedangkan ukuran lebar daun yang
telah dibentuk adalah 0,5 hingga 0,7 cm.
Gambar 10 : Daun make setelah dibentuk.
Universitas Sumatera Utara
Akan tetapi, setelah pit selesai dilakukan, pit tersebut belum terjamin untuk dapat berbunyi ketika ditiup. Maka untuk mengatasinya, ada dua cara yang sering
dilakukan. Cara pertama: melembabkan daun make dengan menggunakan air liur air ludah. Hal ini dilakukan dengan cara menempelkan lidah pada bagian pit dan
meratakan kelembaban daun dengan menggunakan lidah agar daun tidak terlalu basah. Cara yang kedua adalah menipiskan daun make dengan pisau atau kulit
bambu yang telah ditipiskan. Cara kedua ini dilakukan apabila cara pertama gagal, dan cara ini hanya dilakukan apabila situasi sangat mendesak yaitu saat
pembuatan pit yang baru tidak dapat dilakukan dalam waktu yang singkat. Pada umunya daya tahan pit sangatlah terbatas, terutama saat sarune
dimainkan dalam durasi yang agak lama. Pit ini sangat mudah basah, sehingga untuk mengatasi masalah saat sarune dimainkan pada durasi yang panjang
biasanya pada upacara adat, para pemain sarune harus menyediakan beberapa pit cadangan.
Ada dua jenis pit yang ada pada serune Pakpak, kedua jenis ini dibedakan berdasarkan jumlah bilahan daun make yang menjadi reed penghasil bunyi pada
instrumen sarune tersebut, yang pertama adalah double reed yaitu pit yang memiliki jumlah bilaha reed sebanyak dua lapis, dan yang kedua adalah quart
douple reed, yakni pit yang memiliki bilahan reed sebanyak empat lapis. Perbedaan jumlah reed ini dibuat tergantung pada tingkat ketebalan daun make.
Jika daun make yang ingin dijadikan sebagai reed agak tipis, maka daun tersebut
Universitas Sumatera Utara
akan dilapis hingga empat lapis dalam satu buah pit, namun jika daun make yang akan dijadikan reed cukup tebal, maka cukup dilapis sebanyak dua lapis saja.
26
Gambar 11: Double reed bulung make
Gambar 12. Quart douple reed
3.3.2.3 Proses pembuatan kambung baba.