Ketentuan Umum Upaya Peningkatan Penerimaan Pajak Hiburan Pada Dinas Pendapatan Kota Medan

BAB III GAMBARAN DATA PAJAK HIBURAN

A. Ketentuan Umum

Berdasrkan Undang – Undang No.34 Tahun 2000 tentang perubahan pertama Undang – Undang No.18 Tahun 1997 tentang pajak daerah, yang dimaksud dengan pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang. Pajak daerah merupakan pajak yang dapat dipaksakan karena berdasarkan peraturan perundang – undangan yang berlaku, dimana hasilnya digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan daerah dan pembangunan daerah. Pajak Hiburan adalah pajak atas penyelenggaraan hiburan. Dengan demikian pajak hiburan itu sendiri dapat diartikan secara singkat adalah pajak atau pungutan daerah atas penyelenggara hiburan di tempat tersediannya hiburan tersebut. Pengenaan pajak hibuaran tidak mutlak ada pada seluruh daerah kabupaten atau kota yang ada di Indonesia. Hal ini disebabkan karena penyelenggaraan daerah otonom sehingga daerah mempuyai kewenangan untuk mengenakan atau tidak mengenakan suatu jenis pajak kabupaten kota. Pembangunan kabupaten kota diseluruh Indonesia tentu tidak sama, demikian juga dengan penyelenggaraan pajak hiburan, oleh karena itu untuk dapat menerapkan pada suatu daerah kabupaten kota pemerintah daerah setempat harus mengeluarkan peraturan daerah tentang pajak hiburan yang nantinya akan menjadi landasan atau pedoman hukum operasional Universitas Sumatera Utara dalam teknis pelaksanaan pengenaan dan pemungutan pajak hiburan di daerah kabupaten kota tersebut. Dalam pemungutan pajak hiburan terdapat beberapa termologi yang perlu diketahui. Termologi tersebut adalah : 1. Hiburan adalah semua jenis pertunjukan, permaianan, permainan ketangkasan, dan atau keramaian dengan nama dan bentuk apapun, yang ditonton atau dinikmati oleh setiap orang dengan dipungut biaya, tidak termasuk penggunaan fasilitas untuk berolah raga. 2. Penyelenggaraan hiburan adalah orang pribadi atau badan yang bertindak baik untuk atas nama sendiri atau untuk dan atas nama pihak lain yang menjadi tanggungannya dalam menyelenggarakan suatu hiburan. 3. Penonton atau penunjang adalah setiap orang yang menghindari suatu hiburan untuk melihat dan atau mendengar atau menikmatinya atau menggunakan fasilitas yang disediakan oleh penyelengaraan hiburan, menggunakan fasilitas yang disediakan oleh penyelenggaraan hiburan, kecuali penyelenggaraan karyawan, artis para pemain , dan petugas yang menyadari untuk melakukan tugas pengawasan. 4. Pembayaran adalah jumlah yang diterima atau seharusnya diterima dalam bentuk apapun untuk pengganti yang diminta atau seharusnya diminta Wajib Pajak sebagai penukar atas pemakain dan atau pembelian jasa hiburan serta fasilitas penungjangnya termasuk pula semua tambahan dengan nama apapunjuga yang dilakukan oleh Wajib Pajak yang berkaitan langsung dengan Universitas Sumatera Utara penyelenggaraan hiburan. Termasuk dalam pengertian pembayaran adalah jumlah uang yang diterima atau seharusnya diterima, termasuk yang akan diterima, antara lain pembayaran yang dilakukan secara tunai. 5. Tanda masuk adalah semua tanda atau alat atau cra yang sah dengan nama dan dalam bentuk apapun yang dapat digunakan untuk menonton, menggunakan fasilitas, atau menikmati hiburan. Tanda atau alat atau cara yang sah adalah berupa tanda masuk yang yang dlegalisasi oleh Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Kota. Termasuk tanda masuk ini adalah masuk dalam bentuk apapun, misalnya karcis, tiket, undangan, kartu langganan, kaertu anggota membership , dan sejenisnya. 6. Harga Tanda Masuk, yang senlanjutnya disingkat HTM, adalah harga atau nilai nominal yang tertera atau tidak tertera pada masuk ini adlah tanda masuk yang digunakan untuk menikmati menggunakan fasilitas hiburan. Adapun dasar hukum pemungut pajak hiburan telah diatur pada Undang - undangan Nomor 34 Tahun 2000 tentang perubahan atas Undang – undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Dan Keputusan Walikota Medan Nomor 9 Tahun 2004 tentang Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 12 Tahun 2003 tentang Pajak Daerah Kota Medan yang dimana dalam isinya terdapat pernyataan yang menyatakan bahwa Kepala Daerah atau penjabat dapat memberikan persetujuan kepada Wajib Pajak untuk mengangsur pajak terutang dan menunda pembayaran pajak sampai batas waktu yangb ditentukan Universitas Sumatera Utara setelah memenuhi persyaratan yang dtentukan dengan dikenakan bunga sebesar 2 dua persen dari jumlah pajak yang belum kurang bayar.

B. Subjek dan Objek Pajak Hiburan 1. Subjek Pajak Hiburan