PENDAHULUAN Pencegahan Primer Terhadap Karies Gigi Anak

BAB 1 PENDAHULUAN

Karies merupakan suatu penyakit infeksi dan suatu proses demineralisasi yang progresif pada jaringan keras gigi yaitu enamel, dentin dan sementum dimana dalam prosesnya plak dibiarkan berkembang pada periode waktu yang lama. Mikroorganisme penyebab karies adalah streptococcus dan laktobacillus dimana dapat menimbulkan demineralisasi pada enamel. Apabila proses demineralisasi berulang terus menerus dan tidak seimbang dengan remineralisasi maka karies dapat terjadi bahkan dapat berlanjut mencapai dentin dan pulpa bahkan dapat menimbulkan nekrosis. 1-4 Sampai sekarang karies masih merupakan masalah kesehatan baik di negara maju maupun negara berkembang. Data dari Bank WHO 2000 menunjukkan bahwa pada anak umur 12 tahun memiliki indikator kritis karena sekitar 76,97 karies menyerang pada usia tersebut. Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga SKRT, 2004 prevalensi karies di Indonesia mencapai 90,05 dan ini tergolong lebih tinggi dibandingkan dengan negara berkembang lainya. 2 Tingginya prevalensi karies disebabkan kurang seriusnya masyarakat dan pemerintah menangani hal ini. Banyak yang belum sadar untuk melakukan pemeriksaan rutin ke dokter gigi, atau klinik kedokteran gigi sebelum terjadi peningkatan karies dalam mulutnya. 2 Hugh Roadman Leavell dan E Guerney Clark Leavell dan Clark dari Universitas Harvard dan Colombia membuat klasifikasi pencegahan tersebut atas tiga Universitas Sumatera Utara yaitu pencegahan primer merupakan pencegahan yang dilakukan sebelum terjadinya penyakit, sekunder untuk menghambat atau mencegah penyakit agar tidak berkembang atau kambuh lagi, dan tersier yaitu mencegah kehilangan fungsi. Pencegahan yang paling efektif adalah pencegahan primer, karena dilakukan sebelum terjadi penyakit dimana gigi belum mengalami kerusakan sama sekali. 2 Skripsi ini akan membahas pengertian pencegahan primer, faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya keries, serta tindakan pencegahan primer yang dilakukan pada anak. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 PENGERTIAN DAN DEFENISI