dapat dilakukan fluoridasi air minum di sekolah. Penelitian mengenai fluoridasi air minum di sekolah menunjukkan hasil yang aman dan cukup efektif. Konsentrasi fluor
yang dimasukkan kedalam air minum di sekolah empat kali lebih tinggi yaitu dapat mencapai 5 ppm, hal ini disebabkan karena anak-anak tidak selalu berada di
sekolah.
3,11,16
Fluor dapat ditambahkan juga dalam susu dalam pencegahannya terhadap karies. Laporan penelitian pada 80 anak yang meminum susu dengan ditambahkan
fluor 1 liter susu + 2 mg fluor dalam bentuk Na-fluor setiap hari selama 4
1 2
tahun diperoleh hasil 80 pengurangan karies.
11
Pemberian tablet fluor juga merupakan cara yang efektif pada anak yang tidak meminum air dengan konsentrasi fluor optimal. Tablet fluor tersedia dalam bentuk
tablet, tablet hisap dan obat tetes fluor. Dosis tablet yang dianjurkan untuk anak umur 6 bulan sampai 3 tahun adalah 0,25 mg, 3 sampai 6 tahun 0,5 mg, dan anak umur 6
tahun keatas 0,5-1 mg. Tablet hisap fluor diberikan setiap hari sampai molar kedua erupsi serta memiliki pengaruh yang lebih besar dari pada tablet dan obat tetes fluor
karena dibiarkan larut secara perlahan dalam mulut sehingga memiliki efek ganda topikal dan sistemik. Obat tetes fluor diberikan 5 tetes perhari untuk anak dibawah 3
tahun, dan 10 tetes perhari untuk anak diatas 3 tahun. Pemberian tablet fluor ini memerlukan kerja sama yang erat antara orang tua, guru-guru sekolah dan para dokter
gigi.
11
4.3.2 Pemberian Fluor Secara Lokal
4.3.2.1 Berkumur Larutan Fluor
Universitas Sumatera Utara
Berkumur larutan fluor diharapkan paling berhasil untuk program kesehatan gigi masyarakat dan usaha kesehatan gigi sekolah karena mempunyai beberapa
keuntungan yaitu waktu yang diperlukan sedikit, mudah diajarkan sehingga tidak membutuhkan tenaga kesehatan gigi khusus, dan material yang diperlukan tidak
banyak.
11
Larutan-larutan yang dapat dipakai adalah 0,2 NaF 2 gram dalam 1 liter air, 0,8 Na
2
FPO
3
8 gram Na
2
FPO
3
dalam 1 liter air, 0,26 fluocaril bifluaride, 0,8 SnF
2
8 gram dalam 1 liter air. Tablet NaF 0,2 juga dapat digunakan dengan melarutkannya dalam air. Untuk mendapatkan fluor 0,2 maka suatu tablet
dilarutkan dalam 25 cc air.
11
Setiap anak berkumur dengan 10 cc larutan fluor selama kurang lebih 3 menit, larutan tidak boleh ditelan. Berkumur dengan kepala tertunduk untuk menghindari
tertelannya larutan fluor.
11
4.3.2.2 Topikal Aplikasi
Telah lebih dari 30 tahun terbukti bahwa topikal aplikasi menggunakan fluor merupakan senjata yang paling ampuh untuk menambah kekuatan enamel dan dentin,
sehingga dapat menambah daya tahan terhadap serangan asam yang menyebabkan terjadinya karies, serta dapat mengurangi sifat kariogenik plak. Brown dkk. 1979
mengemukakan bahwa pemberian fluorida secara topikal dapat mempengaruhi pertumbuhan Streptokokus mutans dan mempengaruhi komposisi polisakharida
ekstraseluler yang dihasilkan. Waktu yang paling baik dilakukannya topikal aplikasi adalah ketika gigi baru saja erupsi, karena enamel pada saat itu mudah menerima
Universitas Sumatera Utara
perubahan-perubahan kimiawi terhadap unsur-unsur kimia yang terdapat dalam lingkungan rongga mulut.
11,20
Bahan fluorida yang sering dipakai pada aplikasi topikal adalah sodium fluorida NaF, Stannous Fluorida SnF
2
dan Amine Fluorida, Acidulated Phosphate Fluoride APF serta Varnish fluorida.
11,17
a. Sodium fluorida NaF
Sodium fluorida adalah bahan topikal aplikasi pertama yang digunakan secara klinik dalam pencegahan karies dan ditemukan oleh Knutson, Amstrong 1943 dan
Bibby 1944. Penggunaan fluor 2 yang dilakukan Knutson dan Amstrong mendapatkan hasil penurunan karies 69 DMFS karies, tanggal, dan penambalan
dan menganjurkan pengolesan larutan NaF sebanyak 4 kali perawatan dengan jarak kira-kira 1 minggu.
23
Keuntungan bahan ini adalah tidak mengiritasi gingiva, rasa yang enak, dan tidak mewarnai gigi akan tetapi membutuhkan beberapa kali
kunjungan dalam interval waktu yang pendek. Konsentrasi sodium fluorida yang biasa dipakai dan yang dianggap efektif untuk mengurangi karies adalah 2.
21,22
b. Stannous Fluoride SnF
2
dan amine fluorida Stannous Fluoride SnF
2
dan amine fluorida merupakan bahan yang dapat menguatkan struktur enamel sehingga dapat mencegah terjadinya karies dan
peningkatan hipersensitivitas.
23,28
Larutan dan gel stannous fluorida mengandung 8- 10 fluorida, sedangkan amine fluorida mengandung 1-1,25 fluorida yang tersedia
sebagai topikal aplikasi. SnF2 memiliki efek pengganggu yang signifikan terhadap asidogenitas plak Avatum dan Attramadal, 1978 dan formasi plak Svatum, dkk
1997; Tinanoff, 1985, pengaruh ini terjadi karena ion stannous bukanlah ion
Universitas Sumatera Utara
fluorida. Staining gigi ringan dan rasa yang tidak sedap membatasi pemakaian klinis dari stannous fluorida. Amine fluorida dilaporkan memiliki pengaruh antibakteri yang
lebih kuat dari pada kebanyakan senyawa fluorida Gehring, 1981; Meurman, 1987.
23
c. Acidulated Phosphat Fluoride APF APF diperkenalkan pada tahun 1960-an Brudevold, dkk 1963. Wellock dan
Brudevold 1953 melaporkan pemakaian APF menghasilkan penghambatan karies gigi sampai 30-40 Forrester, 1981. Keberhasilan APF ini dihubungkan dengan
kemampuan mengikat fluor dalam enamel sebagai fluorapatit. Chow 1977 menduga bahwa APF memberikan perlindungan jangka pendek sebagai sumber fluor yang
lebih kuat, juga efek jangka panjang dengan pembentukan fluorapatit yang kurang larut di bawah kondisi normal rongga mulut Clarkson dan Wei, 1982.
21,22
APF tersedia juga dalam bentuk gel yang pemakaiannya lebih mudah yaitu dengan menggunakan sendok cetak khusus. Gel APF ini biasanya diberi rasa buah-
buahan dan mint serta warna yang menarik. Warna dari bahan ini membantu memperlihatkan daerah gigi yang tidak dapat dicapai gel sehingga dapat dilakukan
pengulangan aplikasi. Bahan ini stabil tidak mengiritasi gusi, tidak menyebabkan pewarnaan pada gigi dan restorasi Forrester, 1981. Penelitian secara in vitro yang
dilakukan Wei 1973 memperlihatkan bahwa pengikatan fluor oleh enamel dari gel APF sebanding dengan bentuk larutan.
21,22
Secara klinis, larutan APF dan gel APF memperlihatkan pengurangan karies yang sama Clarkson dan Wei, l982 oleh sebab itu pada saat memilih bahan aplikasi
fluor, dokter gigi harus mempertimbang faktor-faktor seperti kemudahan aplaksi,
Universitas Sumatera Utara
biaya dan kenyamanan pasien, karena bahan ini sama-sama efektif Forrester, 1981. Larutan maupun gel APF diaplikasikan pada gigi selama 4 menit. Untuk gel APF
dapat digunakan sendok cetak khusus yang terbuat dari lilin, karet atau plastik Forrester, 1981. Produk APF yang tersedia pada umumnya mengandung 1,23
fluorida, yang setara dengan 12.300 ppm atau 12,3 mgF per mililiter produk dan digunakan dalam selang waktu 6-12 bulan.
21,22
d. Varnish fluorida Varnish fluorida diperkenalkan pada tahun 1960-an sampai 1970-an dapat
diberikan pada semua usia dimulai dari bayi sampai pasien dewasa. Kedokteran gigi anak lebih sering menggunakan bahan ini karena cara aplikasinya mudah, bahan
mudah diperoleh dan tidak memerlukan instrumen khusus sehingga pasien tidak takut bila dilakukan aplikasi topikal dengan cara ini. Varnish fluorida pada dasarnya
dikembangkan untuk memperpanjang waktu perlekatan fluorida terhadap enamel, mengikat permukaan gigi untuk periode yang lama dan mencegah kehilangan fluorida
segera setelah aplikasi. American Dental Association menyimpulkan bahwa varnish fluorida yang digunakan 2 kali dalam satu tahun efektif dalam mencegah karies gigi
primer dan permanen anak dan remaja sedangkan pemakaian 2 kali atau lebih dalam satu tahun dapat mengurangi prevalensi karies dalam populasi anak yang beresiko
tinggi.
16,17,23
Penatalaksanaan varnish fluorida:
17
a. Isolasi dan keringkan bagian kwadran gigi dengan menggunakan kain kasa, kapas,
atau pengering udara gambar 5
Universitas Sumatera Utara
b. Aplikasikan selapis tipis varnish pada tiap kwadran gigi dengan menggunakan
fluoride aplikator, biarkan mengering dalam beberapa detik gambar 6.
c. Gigi pasien akan terlihat berwarna kuning setelah dilakukan aplikasi sekitar 24-48
jam. gambar 7
Gambar 5. Gigi dikeringkan dengan kain kasa.
17
Gambar 6. Aplikasi varnish dengan menggunakan fluoride aplikator.
17
Gambar 7. Setelah aplikasi terlihat sisa film pada permukaan gigi.
17
Universitas Sumatera Utara
d. Instruksikan kepada pasien untuk tidak memakan makanan yang keras dan tidak
menggosok gigi sampai keesokan harinya.
Efek aplikasi fluor secara topikal dalam menghambat karies gigi adalah enamel menjadi lebih tahan terhadap demineralisasi asam, dapat memacu proses
remineralisasi pada permukaan enamel, menghambat sistem enzim mikrobiologi yang merubah karbohidrat menjadi asam dalam plak gigi, serta adanya efek bakteriostatik
yang menghambat kolonisasi mikroorganisme dipermukaan gigi.
11
4.3.3 Pit dan Fisur Silen