selama 24 jam dan selama-lamanya 6 bulan dalam tahun yang sama”
Mangkutak,http:mangkutak.wordpress.com?20090105dasar- dasar pariwisata.
2. Menurut Komisi Liga Bangsa-bangsa 1937, “...wisatawan adalah
orang yang selama 24 jam atau lebih mengadakan perjalanan di negara yang bukan tempat kediamannya yang biasa”
Inan,http:inan56.wordpress.comcategorypengantar-pariwisata. 3.
U.N Confrence on Interest Travel and Toursm di Roma 1963 menggunakan istilah pengunjung visitor untuk setiap orang yang
datang ke suatu negara yang bukan tempat tinggalnya yang biasa untuk keperluan apa saja, selain melakukan perjalanan yang digaji.
Pengunjung yang dimaksudkan meliputi 2 kategori yaitu : a
Excurtionist, yaitu : pengunjung yang hanya tinggal sehari di negara yang dikunjungi tanpa bermalam
b Wisatawan yaitu : pengujung yang datang ke suatu negara yang
dikunjungnya selama 24 jam dan dengan tujuan untuk bersenang-senang, berlibur, kesehatan, belajar, keperluan
agama, dan olah raga, bisnis, keluarga, utusan dan pertemuan.
2.2 Jenis-jenis Pariwisata
Seperti telah disebut di muka, kebanyakan batasan pariwisata telah merinci motif-motif yang mendorong seseorang untuk melakukan perjalanan wisata.
Universitas Sumatera Utara
Terutama dalam International tourism, motif-motif tersebut tercermin dengan adanya berbagai jenis pariwisata.
Walaupun banyak jenis-jenis wisata detentukan menurut motif tujuan perjalanan, dapat pula dibedakan adanya beberapa jenis pariwisata khusus sebagai
berikut : • Pariwisata untuk Menikmati Perjalanan Pleasure Tourism
Bentuk pariwisata ini dilakukan oleh orang-orang meninggalkan tempat tinggalnya untuk berlibur, untuk mencari udara segar yang baru, untuk memenuhi
kehendak ingin tahunya, untuk melihat sesuatu yang baru, untuk menikmati keindahan alam dan lain-lain. Sementara orang melakukan perjalanan semata-
mata untuk menikmati tempat-tempat atau alam yang beda antara satu dengan yang lain.
• Pariwisata untuk Rekreasi Recration Tourism Jenis pariwisata ini dilakukan orang-orang yang menghendaki menghendaki
pemanfaatan hari-hari liburnya untuk beristirahat, untuk memulihkan kesegaran jasmani dan rohani, dan lain sebagainya. Biasanya, mereka tinggal selama
mungkin di tempat-tempat yang dianggapnya benar-benar menjamin untuk tujuan tersebut seperti : di tepi pantai, di pegunungan, di pusat-pusat peristirahatan atau
pusat-pusat kesehatan, dengan tujuan menemukan kenikmatan yang diperlukan. • Pariwisata untuk Kebudayaan Cultural Tourism
Jenis ini ditandai oleh adanya rangkaian motivasi, seperti keinginan untuk belajar di pusat-pusat pengajaran dan riset, mempelajari adat-istiadat,
Universitas Sumatera Utara
kelembagaan, dan cara hidup rakyat negara lain, untuk menemukan monumen bersejarah, dan lain-lain.
• Pariwisata untuk Olah Raga Sport Tourism Jenis ini dapat dibagi dalam dua kategori :
a. Big Sport Events, yaitu peristiwa-peristiwa olah raga besar seperti
Olympiade Games, kejuaraan ski dunia, kejuaraan tinju dunia, dan lain-lain yang menarik perhatian tidak hanya pada olah
ragawannya sendiri, tetapi juga ribuan penonton atau
penggemarnya. b.
Sporting Tourism of the Practitioners, yaitu pariwisata olah raga bagi mereka yang ingin berlatih dan mempraktekkan sendiri,
seperti pendakian gunung, olah raga naik kuda, berbura, memancing, dan lain-lain.
• Pariwisata untuk Urusan Usaha Dagang Business Tourism Jenis pariwisata ini telah menimbulkan berbagai persoalan. Banyak ahli teori,
ahli sosiologi maupun ekonomi beranggapan bahwa perjalanan untuk keperluan usaha tidak dapat dianggap sebagai perjalanan wisata karena unsur voluntury atau
sukareala tidak terlibat. Menurut beberapa para ahli teori, perjalanan usaha ini adalah untuk profesional travel atau perjalanan karena ada kaitannya dengan
pekerjaan atau jabatan yang tidak memberikan kepada pelakunya baik pilihan daerah tujuan maupun pilihan waktu perjalanan.
• Pariwisata untuk Berkonvensi Convention Tourism
Universitas Sumatera Utara
Peranan jenis ini pariwisata ini makin lama makin penting. Tanpa menghitung banyaknya konvensi atau konferensi nasional, banyaknya simposium maupun
sidang yang diadakan setiap tahun di berbagai negara pada tahun 1969 telah ditaksir 3.500 konferensi internasional. Jumlah setiap tahunnya terus meningkat
dan diperkirakan mencapai angka 9.500 untuk tahun 1975 dan 19.00 konferensi international untuk tahun 1980. Banyak negara yang menyadari besarnya potensi
ekonomi dari jenis pariwisata konferensi ini sehingga mereka saling berusaha untuk menyiapkan dan mendirikan bangunan-bangunan yang khusus
diperlengkapi untuk tujuan ini atau membangun “pusat-pusat konferensi” lengkap dengan fasilitas mutakhir yang diperlukan untuk menjamin efisiensi operasi
konferensi dalam Spillane,1983:29.
2.3 Defenisi Objek Wisata