Kebocoran Mikro pada Klas V Penanggulangan Kebocoran Mikro

x 10 -6 °C dan koefisien ekspansi termal resin komposit adalah 22.5 – 45 x 10 -6 °C. Bahan restorasi yang ideal adalah bahan restorasi yang mempunyai koefisien ekspansi termal yang mendekati koefisien ekspansi termal gigi. Semakin besar perbedaan koefisien ekspansi termal antara bahan restorasi dengan gigi, semakin besar pula kebocoran mikro yang akan terjadi. 8,23,24 Resin komposit yang melalui proses polimerisasi radikal bebas dari metakrilat akan mengalami pengurangan volume, yang akan menyebabkan terjadinya penyusutan polimerisasi antara 1-5 dari volume awal. Penyusutan polimerisasi ini akan menyebabkan terjadinya kebocoran mikro. Apabila saat terjadi penyusutan polimerisasi tegangan kontraksi yang terjadi sangat tinggi dan menyebabkan sistem adhesif tidak dapat menahan tegangan tersebut, maka akan meningkatkan terjadinya kebocoran mikro. 23-25 Adhesi dari restorasi yang mempengaruhi terjadinya kebocoran mikro adalah daya tarik antara molekul dari dua zat yang berbeda. Adanya smear layer, kekasaran permukaan dan rendahnya adhesi akan menyebabkan terjadinya kebocoran mikro. Preparasi kavitas yang tidak baik, prosedur aplikasi yang kurang baik, isolasi yang tidak adekuat juga akan memyebabkan terjadinya kebocoran mikro. 8 Faktor lain yang juga berpengaruh dalam terjadinya kebocoran mikro adalahc- factor dan modulus elastisitas.C-factor adalah rasio dari permukaan yang berikatan dengan kavitas dengan permukaan yang tidak berikatan. Peningkatan nilai C akan mengakibatkan penurunan kapasitas alir yang akan menyebabkan peningkatan tekanan penyusutan.Peningkatan modulus elastisitas akan meningkatkan tegangan. Bahan restorasi yang dapat memberikan fleksibilitas yang cukup terhadap tegangan yang terjadi karena penyusutan polimerisasi akan mengurangi kebocoran mikro. 5,25-27

2.3.2 Kebocoran Mikro pada Klas V

Lesi klas V adalah lesi karies dan non-karies yang terdapat pada sepertiga gingival dari permukaan gigi bagian fasial dan lingual.Penggunaan resin komposit pada lesi klas V sering menimbulkan kesulitan karena struktur enamel yang lebih tipis pada daerah servikal menyebabkan perlekatan pada daerah servikal menjadi lebih sulit dan meningkatkan pembentukan celah mikro. 6,7 Perlekatan yang lebih baik pada enamel juga dikarenakan kandungan inorganik yang lebih banyak dan homogenitas morfologi. 25 Hal lain yang juga menyebabkan lebih tingginya skor kebocoran mikro pada tepi servikal restorasi adalah, teknik insersi bulk pada prosedur restorasi menyebabkan restorasi tertarik pada enamel margin karena kuatnya perlekatan pada enamel, sehingga menyebabkan microgaps pada daerah servikal. 10 Pada penelitian yang dilakukan oleh Küçükes ̧ men dan Sönmez 2008,kebocoran mikro yang lebih tinggi terdapat pada margin servikal dibandingkan margin oklusal pada kavitas klas V. 1,5-7

2.3.3 Penanggulangan Kebocoran Mikro

Hal-hal berikut dapat dilakukan untuk mengurangi kebocoran mikro 22 : 1. Pemilihan materi Resin komposit dengan jumlah partikel yang tinggi akan meningkatkan kekuatan restorasi dan elastisitas modulus sehingga akan mengurangi penyusutan polimerisasi, koefisien ekspansi termal dan penyerapan air. 25 2. Preparasi kavitas Ukuran dan bentuk kavitas perlu seminimal mungkin. Sudut yang membulat, pengurangan kedalaman dan pembuatan bevel di tepi fasial dan lingual kavitas di proksimal dapat mengurangi tingkat kebocoran mikro. Kavitas klas V yang membulat lebih baik dalam mengurangi kebocoran mikro dibandingkan dengan kavitas klas V yang bersudut. 22,28 3. Sistem adhesif Penggunaan etsa asam di enamel akan menghasilkan interlock mekanikal yang dapat mengurangi kebocoran mikro. Dentin bonding dapat meningkatkan adaptasi antara resin dengan dentin, namun dapat menimbulkan kebocoran nano di sekitar fibril kolagen, karena adanya lapisan hibrid yang tidak terisi oleh resin. 8 4. Liner dan basis kavitas Penggunaan semen ionomer kaca dan kalsium hidroksida sebagai basis restorasi komposit dapat melindungi pulpa dan mengurangi gumpalan resin komposit, sehingga dapat mengurangi kebocoran mikro. 8,29 5. Insersi resin komposit Insersi resin komposit dengan teknik inkremental dapat mengurangi kebocoran mikro karena lapisan antar resin komposit dapat mendistribusikan penyusutan polimerisasi sehingga resultan tegangan internal tersebar. Setiap lapisan resin diinsersi dengan ketebalan 1 – 1.5 mm. 8,10 6. Penyinaran Penggunaan teknik penyinaran 3 sisi dapat mengurangi kebocoran mikro, karena kontraksi polimerisasi yang terjadi mengarah ke arah sinar. Penyinaran dilakukan dari arah bukal, lingual dan gingival. 8,29 7. Finishing dan polishing Penggunaan instrumenhigh speed akan meningkatkan terjadinya kebocoran mikro.Teknik polishing dalam keadaan kering dapat meningkatkan kebocoran tepi restorasi karena produksi panas.Beberapa studi menyatakan finishing dan polishing yang dilakukan 24 jam setelah restorasi dapat mengurangi kebocoran mikro.Aplikasi surface sealer atau resin komposit tanpa atau sedikit partikel pengisi akan menutup dapat mengurangi terjadinya kebocoran mikro 6,8,12,26

2.4 Finishingdan Polishing