BAB 5 HASIL PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan terhadap 30 buah sampel gigi premolar rahang atas yang dibagi menjadi enam kelompok dengan masing-masing kelompok terdiri dari
lima sampel yang diberi perlakuan berbeda. Uji kebocoran mikro dilakukan dengan melihat penetrasi zat warna methylene blue 2 menggunakan stereomikroskop
perbesaran 25 kali yang diberi skor 0-3 Tabel 1. Skor kebocoran mikro dengan penetrasi zat warna pada Keenam Kelompok
Perlakuan
Kelompok Perlakuan
Bagian Skor Kebocoran Mikro
1 2
3 1
Polishing dengan sistem one-step segera setelah
restorasi Oklusal
3 2
- -
Servikal -
- 1
4 2
Polishing dengan sistem one-step 15 menit
setelah restorasi Oklusal
5 -
- -
Servikal -
- -
5
3 Polishing dengan sistem
one-step 24 jam setelah restorasi
Oklusal 5
- -
- Servikal
1 -
4 -
4 Polishing dengan sistem
multiple-step segera setelah restorasi
Oklusal 4
1 -
- Servikal
- -
1 4
5 Polishing dengan sistem
multiple-step 15 menit setelah restorasi
Oklusal 3
2 -
- Servikal
- 2
- 3
6 Polishing dengan sistem
multiple-step 24 jam setelah restorasi
Oklusal 4
1 -
- Servikal
3 1
1 -
Tabel 1 diatas menunjukkan hasil pengamatan kebocoran mikro pada kelompok 1 dengan sistempolishingone-step segera setelah restorasi pada bagian
margin oklusal diperoleh 3 sampel berskor 0 dan 2 sampel berskor 1, pada bagian margin servikal diperoleh 1 sampel berskor 2 dan 4 sampel berskor 3. Pada kelompok
2 dengan sistempolishing one-step 15 menit setelah restorasi pada bagian margin oklusal diperoleh 5 sampel berskor 0 dan pada bagian margin servikal diperoleh 5
sampel berskor 0. Pada kelompok 3 dengan sistem polishing one-step24 jam setelah restorasi pada bagian margin oklusal diperoleh 5 sampel berskor 0 dan pada bagian
margin servikal diperoleh 1 sampel berskor 1 dan 4 sampel berskor 2. Pada kelompok 4 dengan sistem polishing multiple-step segera setelah restorasi pada bagian margin
oklusal diperoleh 4 sampel berskor 0 dan 1 sampel berskor 1, pada bagian margin servikal diperoleh 1 sampel berskor 2 dan 4 sampel berskor 3. Pada kelompok 5
dengan sistempolishing multiple-step 15 menit setelah restorasi pada bagian margin oklusal diperoleh 3 sampel berskor 0 dan 2 sampel berskor 1, pada bagian margin
servikal diperoleh 2 sampel berskor 1 dan 3 sampel berskor 3. Pada kelompok 6 dengan sistempolishing multiple-step 24 jam setelah restorasi pada bagian margin
oklusal diperoleh 4 sampel berskor 0 dan 1 sampel berskor 1, pada bagian margin servikal diperoleh 3 sampel berskor 0, 1 sampel berskor 1 dan 1 sampel berskor 2.
Kemudian dilakukan pengambilan foto sampel pada setiap kelompok perlakuan. Gambar 16 menunjukkan sampel kelompok 1, 2 dan 3. Gambar 17
menunjukkan sampel kelompok 4, 5 dan 6.
Gambar 19. Hasil foto stereomikroskop pembesaran 25 kali, A. Kelompok 1 pada tepi oklusal menunjukkan skor 1 dan tepi servikal menunjukkan skor 2, B.
Kelompok 2 pada tepi oklusal menunjukkan skor 0 dan tepi servikal menunjukkan skor 3, C. Kelompok 3 pada tepi oklusal menunjukkan
skor 0 dan tepi servikal menunjukkan skor 0
Gambar 20. Hasil foto stereomikroskop pembesaran 25 kali, A. Kelompok 4 pada tepi oklusal menunjukkan skor 0 dan tepi servikal menunjukkan skor 3, B.
Kelompok 5 pada tepi oklusal menunjukkan skor 1 dan tepi servikal menunjukkan skor 3, C. Kelompok 6 pada tepi oklusal menunjukkan skor
0 dan tepi servikal menunjukkan skor 0
Hasil pengamatan kebocoran mikro dengan stereomikroskop 25 kali dianalisa dengan Kruskal-Wallis Test untuk melihat pengaruh waktu terhadap
kebocoran mikro dengan polishing one-step yaitu pada kelompok 1, 2, dan 3 serta
pengaruh waktu terhadap kebocoran mikro dengan polishing multiple-step yaitu pada kelompok 4, 5, dan 6. Hasil uji statistik dengan Kruskal-Wallis Test dapat dilihat oada
tabel 2. Tabel 2. Hasil Uji Statistik Kruskal-Wallis TestPengaruh Waktu Polishing
terhadap Kebocoran Mikro p0.05 =
Kelompok N
Asymp. Sig. Oklusal
Servikal 1
5 0.116
0.004 2
5 3
5 Total
15 4
5 0.727
0.015 5
5 6
5 Total
15 Dari tabel 2 terlihat bahwa tidak terlihat pengaruh yang signifikan p0.05
pada bagian tepi oklusal pada kelompok 1, 2, 3 dengan p=0.116 dan kelompok 4, 5, 6 dengan p=0.727. Pengaruh yang signifikan p0.05 terlihat pada tepi servikal pada
kelompok 1, 2, 3 dengan p=0.004 dan kelompok 4, 5, 6 dengan p=0.015. Kemudian analisis statistik dilanjutkan dengan menggunakan Mann-Whitney Test untuk melihat
pengaruh pada tepi servikal antara kelompok 1 dan 2, 1 dan 3, 2 dan 3, 4 dan 5, 4 dan 6, 5 dan 6.
Tabel 3. Hasil Uji Statistik Mann-Whitney Test Pengaruh Waktu Polishing terhadap Kebocoran Mikro p0.05 =
Kelompok 1 dan 2
1 dan 3 2 dan 3
4 dan 5 4 dan 6
5 dan 6 Asym. Sig.
0.317 0.015
0.004 0.366
0.009 0.039
Dari hasil uji statistik dengan Mann-Whitney Test diperoleh hasil bahwa antara kelompok 1 dan 2 tidak terdapat pengaruh yang signifikan p0.05 yaitu
p=0.317, antara kelompok 1 dan 3 terdapat pengaruh yang signifikan p0.05 yaitu p=0.015, antara kelompok 2 dan 3 terdapat pengaruh yang signifikan p0.05 yaitu
p=0.004, antara kelompok 4 dan 5 tidak terdapat pengaruh yang signifikan p0.05 yaitu p=0.366, antara kelompok 4 dan 6 terdapat pengaruh yang signifikan p0.05
yaitu p=0.009, antara kelompok 5 dan 6 terdapat pengaruh yang signifikan p0.05 yaitu p=0.039.
Untuk melihat pengaruh sistemone-step dan multiple-step pada waktu segera kelompok 1 dan 4, 15 menit kelompok 2 dan 5, 24 jam kelompok 3 dan 6
terhadap kebocoran mikro dilakukan Mann-Whitney Test. Hasil uji statistik dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4. Hasil Uji Statistik Mann-Whitney TestPengaruh Sistem Polishing terhadap Kebocoran Mikro p0.05 =
Kelompok N
Asymp. Sig Oklusal
Servikal 1
5 0.513
1.00 4
5 Total
10 2
5 0.134
0.134 5
5 Total
10 3
5 0.317
0.106 6
5 Total
10 Dari tabel 4 terlihat bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan p0.05
antara kelompok 1 dan 4 pada tepi oklusal p=0.513 dan tepi servikal p=1.00, antara kelompok 2 dan 5 tidak ada pengaruh yang signifikan p0.05 pada tepi oklusal
p=0.134 dan tepi servikal p=0.134, antara kelompok 3 dan 6 tidak ada pengaruh yang signifikan p0.05 pada tepi oklusal p=0.317 dan tepi servikal p=0.106.
BAB 6 PEMBAHASAN