BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Singkat PT Bank Central Asia, Tbk
BCA berdiri tanggal 21 Februari 1957 di pusat perniagaan kota, Jakarta, dengan nama “Bank Central Asia, N.V.” Setelah go public tahun 2002, BCA kini
bernama “PT Bank Central Asia, Tbk.” Kini kantor pusat BCA terletak di jalan Jenderal Sudirman Kav. 22-23, Jakarta Selatan.
Daftar bank yang pernah bergabung dengan BCA adalah: 1.
Bank Sarana Indonesia 31 Januari 1973 2.
Bank Gemari 30 Juni 1976 3.
Bank Indo-Commercial 30 Maret 1979 Perkembangan-perkembangan BCA selanjutnya adalah:
1977 BCA menjadi bank devisa bank yang dapat melayani transaksi dalam
valuta asing. 1980
BCA memiliki kantor pusat, 7 kantor cabang utama KCU dan 144 kantor cabang pembantu KCP.
1984 BCA memiliki dua kantor perwakilan di Hongkong dan New York AS.
1987 Peluncuran Bank Card kartu ATM BCA yang merupakan cikal bakal
Kartu Paspor BCA. 1989 Peluncuran Tahapan BCA.
Universitas Sumatera Utara
1991 Penerapan sistem online dengan VSAT Very Small Aperture Terminal. VSAT memungkinkan terlaksananya transaksi di seluruh cabang BCA di
mana saja. 1992 BCA menjadi anggota SWIFT Society for Worldwide Interbank Financial
Telecommunication. 1994 Implementasi IBS Integrated Banking System di seluruh cabang BCA.
IBS terbagi dalam tiga aplikasi turunan: 1.
IDS Integrated Deposit System, untuk memproses transaksi setoran, tarikan, pemindahbukuan oleh teller IDS.
2. ITS Integrated Transfer System, untuk memproses transaksi transfer
oleh teller ITS. 3.
CIS Customer Information System, untuk menyimpan data nasabah oleh Customer Service Officer CSO.
1997 BCA memiliki 88 KCU, ratusan KCP dan ATM Plus, serta total aset
berjumlah Rp 52,915 triliun. BCA meluncurkan Gebyar Tahapan BCA di televisi. Melalui program Gebyar Tahapan BCA, BCA menjalin
komunikasi dengan masyarakat Indonesia baik yang sudah menjadi nasabah maupun yang belum. Sebagai kegiatan public relation yang
bersifat entertainment, Gebyar Tahapan BCA menayangkan berbagai informasi mengenai produk-produk dan fasilitas perbankan terbaru, dan
bagaimana cara memanfaatkannya untuk diketahui oleh masyarakat luas. 1998
Krisis moneter, BCA mengalami rush berkepanjangan dan diambil alih oleh Badan Penyehatan Perbankan Nasional BPPN menjadi Bank Trade
Universitas Sumatera Utara
Over BTO. Rush yaitu penarikan dana besar-besaran dan beramai-ramai oleh nasabah yang panik dan khawatir terhadap keselamatan dananya di
bank. 1999
BCA selesai direkapitulasi dan 92,8 kepemilikan BCA dikuasai oleh pemerintah oleh BPPN.
2000 Tanggal 25 April 2000, BPPN menyerahkan kembali BCA kepada Bank
Indonesia, yang berarti BCA telah “sehat” kembali. Pada tahun itu BCA yang memiliki asset Rp 96,188 triliun melakukan penawaran umum 22,5
saham kepada masyarakat go public. 2001
BPPN melakukan divestasi 10 dari seluruh saham BCA sehingga kepemilikan BPPN atas BCA turun menjadi 60,3. Aset BCA meningkat
menjadi Rp 103,206 triliun. 2002
Pemerintah melakukan divestasi pelepasan saham 51 yang dimenangkan oleh Farindo Investments Mauritius Limited. Aset BCA
mencapai Rp 117,304 triliun. 2003
Memiliki total aset Rp 133,260 triliun 31 Desember 2003 sebagai bank peringkat tiga terbesar di bawah Bank Mandiri sekitar Rp 250 triliun dan
BNI. 2004
BPPN melakukan divestasi atas saham BCA sebesar 1,4 kepada publik melalui penawaran terbatas. Aset BCA berjumlah Rp 149,169 triliun.
2005 Tanggal 21 September 2005 PPA Perusahaan Pengelola Aset – Pengganti
BPPN menjual sisa 5,02 saham yang dimilikinya. Berdasarkan data 30
Universitas Sumatera Utara
September 2005, BCA memiliki aset sebesar Rp 148,550 triliun, peringkat kedua di bawah Bank Mandiri dengan aset Rp 256,78 triliun.
2006 Pada tanggal 28 Februari 2006 BCA memiliki 770 kantor cabang di
seluruh wilayah Indonesia, yang terdiri dari 118 KCU, 651 KCP, 1 Kantor Kas di Rumbai, Riau serta sekitar 4.019 ATM.
B. Visi, Misi dan Tata Nilai BCA 1. Visi BCA