Gambaran Pengetahuan Remaja Tentang Khasiat Susu Bagi Kesehatan

(1)

Oleh : LENI RIZKI. D

090100161

NIM

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2012


(2)

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh : LENI RIZKI. D

090100161

NIM

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2012


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Penelitian : Gambaran Pengetahuan Remaja tentang Khasiat Susu bagi Kesehatan

Nama : LENI RIZKI. D

NIM : 090100161

Medan, Desember 2011 Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

NIP. 19540220 198011 1 001

(Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH) Penguji I

(Dr. dr. Nelva Karmila Jusuf, SpKK(K) NIP. 19670915 199702 2 001

Pembimbing

(dr. Murniati Manik, MSc, SpKK) NIP. 19530719 198003 2 001

Penguji II

(dr. Zulkarnain Rangkuti, MSi) NIP. 19520917 198112 1 001


(4)

ABSTRAK

Susu mengandung banyak zat gizi yang diperlukan oleh tubuh manusia. Konsumsi susu terutama dimaksudkan untuk memperkuat tulang sehingga tulang lebih padat, tidak rapuh dan tidak mudah terkena osteoporosis pada usia lanjut. Zat gizi yang diperlukan tersebut antara lain adalah kalsium, yang terutama terkandung didalam susu.

Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran pengetahuan remaja tentang khasiat susu bagi kesehatan.

Metode penelitian dengan menggunakan desain cross sectional, dilakukan pada remaja di SMA Negeri 8 Medan. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara consecutive sampling dengan besar sampel sebanyak 80 responden , dimana data diambil dengan menggunakan instrumen kuesioner yang terdiri dari 20 pertanyaan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 80 responden, 38 responden (47,5%) memiliki pengetahuan baik, 41 responden (51,2%) memiliki pengetahuan sedang, dan 1 responden (1,3%) memiliki pengetahuan kurang tentang susu. Sebanyak 51 responden (63,8%) mengetahui definisi susu, 57 responden (71,3%) mengetahui komposisi susu, sebanyak 76 responden (95%) mengetahui manfaat susu, 28 responden (35%) mengetahui jenis-jenis susu, 74 responden (92,5%) mengetahui pengolahan produk susu. Dari hasil penelitian sebanyak 46 responden (57,5%) beralasan tidak mengonsumsi susu karena takut menjadi gemuk, 28 responden (35%) beralasan tidak mengonsumsi susu karena baunya yang kurang sedap yang membuat mual, dan 6 responden (7,5%) beralasan tidak mengonsumsi susu karena harganya mahal.

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pengetahuan remaja di SMA Negeri 8 Medan tentang khasiat susu bagi kesehatan tergolong ke dalam tingkat pengetahuan sedang. Oleh karena itu, diharapkan guru-guru dapat lebih memberikan informasi tentang khasiat susu bagi kesehatan agar murid-murid mau mengonsumsi susu sejak dini dan bagi pemerintah diharapkan bisa menurunkan harga susu bagi masyarakat guna meningkatkan daya beli masyarakat.


(5)

ABSTRACT

Milk contains many nutrients needed by the human body. Milk consumption is useful for strengthening the bones to be more compact, not brittle, and less susceptible to osteoporosis in the elderly. The necessary nutrient mainly contained in milk is calcium.

The purpose of this research is to find out the level of knowledge of adolescens about the health benefits of milk.

This research used the cross-sectional design. Sampling method that used is consecutive sampling, with 80 respondents from SMA N 8. The instrument of this research is a questionnaire with 20 questions.

Result showed that out of 80 respondents. 38 respondents (47,5%) have a good knowledge, 41 respondents (51,2%) had moderate knowledge, and 1 respondents (1,3%) have less knowledge about milk. 51 respondents (63,8%) knew about the definition of milk, 57 respondents (71,3%) knew about the composition of milk, 76 respondents (95%) knew about the benefit of milk, 28 respondents (35%) knew about the kinds of milk, 74 respondents (92,5%) knew about the product of processing milk. Result showed 46 respondents (57,5%) not to consume milk because they are afraid to be overweight, 28 respondents (35%) because of bad odor of milk, and 6 respondents (7,5%) because of high price of milk.

In conclusion, mostly of adolescens have a moderate knowledge. Therefore, teachers are expected to give more information about benefit of milk so that students want to consume milk from an early age and the government is also expected to lower the price of milk so it becomes more accesible for purchase. Keywords: knowledge, adolescene, benefit of milk.


(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan sarjana kedokteran Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Selama proses penyelesaian karya tulis ilmiah yang berjudul “Gambaran Pengetahuan Remaja tentang Khasiat Susu bagi Kesehatan” ini saya banyak menerima bimbingan, pengarahan, saran-saran dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Unversitas Sumatera Utara.

2. dr. Murniati Manik, MSc, SpKK, selaku dosen pembimbing saya yang telah banyak memberi arahan, masukan, dan dukungan moril kepada penulis sehingga karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik.

3. Dosen penguji, dr. Nelva Karmila Yusuf, SpKK(K) dan dr. Zulkarnain Rangkuti, MSi yang telah memberikan saran-saran untuk menyempurnakan karya tulis ilmiah ini.

4. Departemen IKK (Ilmu Kedokteran Komunitas) Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara serta segenap dosen yang terlibat yang telah membimbing secara teknis dalam penyusunan proposal penelititan.

5. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang telah membesarkan penuh kasih sayang dan tiada bosan-bosannya memberikan dukungan lahir dan batin kepada saya untuk menyelesaikan pendidikan.

6. Seluruh staf pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis selama masa pendidikan. 7. Kepala Sekolah, Guru-Guru dan Para murid di SMA Negeri 8 atas


(7)

8. Saudara Septian Prawijaya, S.Pd yang telah banyak memberikan dukungan luar biasa selama penyusunan karya tulis ilmiah ini.

9. Teman-teman seperjuangan, Ike Retno Yolanda, Wilda Khairani Dalimunthe, Nina Kirana Harahap, Maulinda Putri dan seluruh teman-teman angkatan 2009, penulis mengucapkan terima kasih.

Saya menyadari bahwa proposal penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu saya mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang membangun agar dapat menyempurnakan karya tulis ilmiah ini. Semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Desember 2012 Penulis,

Leni Rizki. D 090100161


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Pengesahan ... i

Abstrak ... ii

Abstract ... iii

Kata Pengantar ... iv-v Daftar Isi ... vi-vii Daftar Tabel ... viii

Daftar Gambar ... ix

Daftar Lampiran ... x

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1-2 1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Tujuan Penelitian ... 2-3 1.4 Manfaat Penelitian ... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1 Pengetahuan ... 4

2.1.1 Definisi Pengetahuan ... 4

2.1.2 Tingkat Pengetahuan dalam Domain Kognitif ... 5-6 2.2 Remaja ... 6

2.2.1 Definisi Remaja ... 6-7 2.3 Susu ... 7

2.3.1 Definisi Susu ... 7-8 2.3.2 Komposisi Susu ... 8-9 2.3.3 Manfaat Susu ... 10-13 2.3.4 Jenis-Jenis Susu ... 13


(9)

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ... 18

3.1 Kerangka Konsep ... 18

3.2 Definisi Operasional ... 18-19 BAB 4 METODE PENELITIAN ... 20

4.1 Jenis Penelitian ... 20

4.2 Waktu dan Tempat Penelitian ... 20

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 20-22 4.4 Metode Pengumpulan Data ... 22

4.4.1 Pengumpulan data ... 22

4.4.2 Instrumen Penelitian ... 22

4.5 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 22-24 4.6 Metode Analisis Data ... 24-25 4.7 Ethical Clearance ... 25

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 26

5.1 Hasil Penelitian ... 26

5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 26

5.1.2 Deskripsi Karakteristik Responden ... 26-27 5.1.3 Hasil Analisis Data ... 27-30 5.2 Pembahasan ... 30

5.2.1 Analisis Karakteristik Responden ... 30

5.2.2 Gambaran Pengetahuan ... 30-32 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 33

6.1 Kesimpulan ... 33 6.2 Saran ... 33-34 DAFTAR PUSTAKA ... 35-36 LAMPIRAN


(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner ... 23-24 Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 26 Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur ... 26 Tabel 5.3 Distribusi Jawaban Responden Menurut Pertanyaan ... 27-28 Tabel 5.4 Distribusi Pengetahuan Responden tentang Susu ... 29 Tabel 5.5 Distribusi Pengetahuan Responden Menurut Jenis Kelamin ... 29 Tabel 5.6 Distribusi Pengetahuan Responden Menurut Umur... 30


(11)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar Riwayat Hidup Peneliti

Lampiran 2. Kuesioner Penelitian Lembar Penjelasan Kuesioner Penelitian Lampiran 3. Lembar Penjelasan Kuesioner Penelitian

Lampiran 4. Lembar Pernyataan Persetujuan Setelah Penjelasan (Informed Consent) Kesediaan Mengikuti Penelitian Lembar Penjelasan

Kuesioner Penelitian

Lampiran 5. Output SPSS Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Penelitian

Ethical Clearence

Lampiran 6. Ethical Clearence

Lampiran 7. Surat Izin Penelitian Lampiran 8 Data Induk Penelitian Lampiran 9 Hasil Output SPSS


(13)

ABSTRAK

Susu mengandung banyak zat gizi yang diperlukan oleh tubuh manusia. Konsumsi susu terutama dimaksudkan untuk memperkuat tulang sehingga tulang lebih padat, tidak rapuh dan tidak mudah terkena osteoporosis pada usia lanjut. Zat gizi yang diperlukan tersebut antara lain adalah kalsium, yang terutama terkandung didalam susu.

Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran pengetahuan remaja tentang khasiat susu bagi kesehatan.

Metode penelitian dengan menggunakan desain cross sectional, dilakukan pada remaja di SMA Negeri 8 Medan. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara consecutive sampling dengan besar sampel sebanyak 80 responden , dimana data diambil dengan menggunakan instrumen kuesioner yang terdiri dari 20 pertanyaan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 80 responden, 38 responden (47,5%) memiliki pengetahuan baik, 41 responden (51,2%) memiliki pengetahuan sedang, dan 1 responden (1,3%) memiliki pengetahuan kurang tentang susu. Sebanyak 51 responden (63,8%) mengetahui definisi susu, 57 responden (71,3%) mengetahui komposisi susu, sebanyak 76 responden (95%) mengetahui manfaat susu, 28 responden (35%) mengetahui jenis-jenis susu, 74 responden (92,5%) mengetahui pengolahan produk susu. Dari hasil penelitian sebanyak 46 responden (57,5%) beralasan tidak mengonsumsi susu karena takut menjadi gemuk, 28 responden (35%) beralasan tidak mengonsumsi susu karena baunya yang kurang sedap yang membuat mual, dan 6 responden (7,5%) beralasan tidak mengonsumsi susu karena harganya mahal.

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pengetahuan remaja di SMA Negeri 8 Medan tentang khasiat susu bagi kesehatan tergolong ke dalam tingkat pengetahuan sedang. Oleh karena itu, diharapkan guru-guru dapat lebih memberikan informasi tentang khasiat susu bagi kesehatan agar murid-murid mau mengonsumsi susu sejak dini dan bagi pemerintah diharapkan bisa menurunkan harga susu bagi masyarakat guna meningkatkan daya beli masyarakat.


(14)

ABSTRACT

Milk contains many nutrients needed by the human body. Milk consumption is useful for strengthening the bones to be more compact, not brittle, and less susceptible to osteoporosis in the elderly. The necessary nutrient mainly contained in milk is calcium.

The purpose of this research is to find out the level of knowledge of adolescens about the health benefits of milk.

This research used the cross-sectional design. Sampling method that used is consecutive sampling, with 80 respondents from SMA N 8. The instrument of this research is a questionnaire with 20 questions.

Result showed that out of 80 respondents. 38 respondents (47,5%) have a good knowledge, 41 respondents (51,2%) had moderate knowledge, and 1 respondents (1,3%) have less knowledge about milk. 51 respondents (63,8%) knew about the definition of milk, 57 respondents (71,3%) knew about the composition of milk, 76 respondents (95%) knew about the benefit of milk, 28 respondents (35%) knew about the kinds of milk, 74 respondents (92,5%) knew about the product of processing milk. Result showed 46 respondents (57,5%) not to consume milk because they are afraid to be overweight, 28 respondents (35%) because of bad odor of milk, and 6 respondents (7,5%) because of high price of milk.

In conclusion, mostly of adolescens have a moderate knowledge. Therefore, teachers are expected to give more information about benefit of milk so that students want to consume milk from an early age and the government is also expected to lower the price of milk so it becomes more accesible for purchase. Keywords: knowledge, adolescene, benefit of milk.


(15)

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang

Pola menu empat sehat lima sempurna adalah pola menu seimbang yang bila disusun dengan baik mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh. Pola menu ini diperkenalkan kepada masyarakat pada tahun 1950 oleh Bapak Ilmu Gizi Prof.DR.Dr.Poorwo Soedarmo melalui Lembaga Makanan Rakyat Depkes dalam rangka melancarkan gerakan “sadar gizi”. Susu merupakan sumber kalsium paling baik, karena disamping kadar kalsium yang tinggi, laktosa di dalam susu membantu absorpsi susu di dalam saluran cerna (Almatsier, 2009).

Manfaat susu sebagai salah satu jenis pangan yang sehat tidak diragukan, hampir semua zat gizi yang terkandung didalam susu bermutu tinggi. Protein dan lemak susu memiliki daya cerna yang tinggi, kandungan vitamin dan mineralnya juga relatif lengkap sehingga susu memiliki peranan signifikan dalam meningkatkan kualitas gizi. Dengan mengetahui besarnya manfaat susu bagi kesehatan tubuh maka sudah seharusnya jika masyarakat mulai membudidayakan minum susu sejak sekarang (Nasution, 2009).

Menurut riset konsumsi susu negara kita merupakan yang terendah di Asia tenggara, Indonesia hanya mengkonsumsi susu sebesar 7,7 liter per kapita per tahun, ini berarti tertinggal jauh jika dibandingkan dengan negara Malaysia yang mencapai 25 liter, bahkan lebih rendah dari Vietnam yang mencapai 8,5 liter per kapita per tahun (Nasution, 2009). Sedangkan pada tahun 2011, tingkat konsumsi susu masyarakat Indonesia 11 liter per kapita per tahun (Kemenkes RI, 2011).

Masa remaja, merupakan masa yang penting dalam kehidupan manusia, karena kondisi kesehatan saat remaja akan menentukan kondisi kesehatan saat dewasa hingga usia lanjut. Pada masa remaja terjadi puncak pertumbuhan massa tulang yang menyebabkan kebutuhan gizi pada masa ini lebih tinggi dari fase kehidupan lainnya. Pada masa ini sering terjadi perubahan pola konsumsi pangan dan minuman yang apabila tidak dikontrol dengan baik, akan dapat merugikan pada masa selanjutnya. Menurut Weaver (2000), telah terjadi perubahan pola


(16)

konsumsi minuman pada remaja Amerika. Ditemukan lebih dari separuh remaja Amerika mengonsumsi minuman susu kurang dari sekali sehari, sedangkan yang dianjurkan adalah sebanyak tiga kali sehari (Suryono, 2007).

Salah satu yang harus dianjurkan pada remaja adalah mengonsumsi susu sebagai minuman utama, karena susu merupakan sumber utama kalsium yang diperlukan untuk kesehatan tulang. Menurut Heaney dan Whiting (2004), masa remaja merupakan saat yang sangat penting dalam pencapaian puncak kepadatan tulang. Pada saat ini, khususnya pada saat remaja akhir pada usia 18 tahun, sekitar 90% hingga 95% kepadatan tulang telah tercapai (Suryono, 2007).

Perempuan memiliki jaringan tulang yang lebih sedikit dan lebih cepat kehilangan masa tulang dibanding laki-laki. Menurut data International Osteoporosis Foundation (IOF) setidaknya satu dari tiga wanita dan satu dari lima laki-laki diatas usia 50 tahun di seluruh dunia terkena osteoporosis (Meikawati, Amalia, 2010).

Rendahnya konsumsi susu di Indonesia dipicu oleh banyak hal. Salah satunya adalah rasa susu yang kurang enak membuat mual dan muntah, harga susu yang relatif tinggi, remaja yang takut gemuk, dan intoleransi laktosa bagi sebagian orang (Komarudin, 2000).

Berdasarkan penjelasan di atas, maka peneliti berkeinginan untuk melakukan penelitian mengenai gambaran pengetahuan remaja tentang khasiat susu bagi kesehatan.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana gambaran pengetahuan remaja tentang khasiat susu bagi kesehatan.

1.3Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum


(17)

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui pengetahuan remaja tentang definisi susu. 2. Mengetahui pengetahuan remaja tentang komposisi susu. 3. Mengetahui pengetahuan remaja tentang manfaat susu. 4. Mengetahui pengetahuan remaja tentang jenis-jenis susu.

5. Mengetahui pengetahuan remaja tentang pengolahan produk susu. 6. Mengetahui pengetahuan remaja tentang alasan-alasan tidak

mengonsumsi susu.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi Institusi Pendidikan

Bagi institusi pendidikan untuk dijadikan bahan masukan dan memberikan informasi bagi guru tentang khasiat susu bagi kesehatan.

2. Bagi Remaja

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan tambahan informasi bagi remaja tentang khasiat susu bagi kesehatan dan lebih memilih susu sebagai minuman kesehatan daripada jenis minuman lainnya.

3. Bagi Peneliti

Sebagai bahan masukan dalam menerapkan metode penelitian yang telah dipelajari.

4. Bagi Pemerintah

Sebagai masukan agar pemerintah dapat menurunkan harga susu guna meningkatkan daya beli masyarakat terhadap susu.


(18)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengetahuan

2.1.1. Definisi Pengetahuan

Perilaku dalam bentuk pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui mengenai sesuatu hal. Pengetahuan merupakan hasil tahu dan terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behaviour) (Notoatmodjo, 2003).

Penelitian Rogers (1974) dalam Notoatmodjo (2003), mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), di dalam diri orang tersebut menjadi proses yang berurutan yakni:

a. Awareness (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu stimulus (objek) tersebut. b. Interest, dimana orang tersebut merasa tertarik terhadap

stimulus (objek) tersebut. Disini sikap subjek sudah mulai timbul.

c. Evaluation, dimana orang tersebut menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.

d. Trial, dimana subjek mulai mencoba melakukan perilaku baru. e. Adoption, dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan


(19)

2.1.2. Tingkat Pengetahuan dalam Domain Kognitif

Pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu: (Notoatmodjo, 2003).

1. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Yang termasuk dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari semua yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Kata kerja untuk mengukur bahwa seseorang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya. 2. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikannya secara benar. Orang yang telah paham terhadap suatu objek harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya.

3. Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada kondisi real (sebenarnya). Aplikasi disini diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi lain.

4. Analisis (analysis)

Analisis diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis antara lain dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.


(20)

5. Sintesis (synthesis)

Sintesis diartikan sebagai suatu kemampuan untuk meyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya, dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori yang telah ada.

6. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi diartikan sebagai kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria yang telah ada.

2.2. Remaja

2.2.1. Definisi

Remaja adalah masa peralihan dari anak menuju dewasa dimana terjadi pertumbuhan fisik, mental, emosional dan psikososial yang sangat cepat sehingga berdampak pada aspek kehidupannya (Proverawati, 2009).

Remaja menurut berbagai sudut pandang: 1. Batasan remaja menurut WHO

Menurut klasifikasi WHO dalam Proverawati (2009), batasan remaja adalah usia 10-19 tahun. Sementara United Nations

(UN) menyebutnya sebagai anak muda (youth) untuk usia 15-24 tahun. Kemudian disatukan dalam batasan kaum muda (young people) yang mencakup usia 10-24 tahun.

2. Batasan remaja menurut UNFPA

UNFPA (2003) dalam Badriah (2011) mendefinisikan remaja adalah individu kelompok umur 10-19 tahun yang dibagi dalam dua terminasi yaitu remaja awal yaitu 10-14 tahun dan remaja akhir 15-19 tahun.


(21)

3. Remaja ditinjau dari perkembangan fisik

Puncak pertambahan berat dan tinggi badan wanita tercapai pada usia masing-masing 12,9 dan 12,1 tahun. Menarche akan terjadi sekitar 9-12 bulan setelah itu. Di negara maju, pertumbuhan cepat tersebut tidak berlangsung lama, biasanya selesai pada usia 17 tahun. Namun, di negara tengah berkembang (miskin), pendewasaan fisik berjalan lebih lama dan baru selesai pada usia 19 tahun (Arisman, 2002).

Masa remaja merupakan salah satu periode penting pertumbuhan dan kematangan jaringan dan organ tubuh. Masa remaja adalah fase terakhir dari proses pertumbuhan dan perkembangan manusia menjadi dewasa. Selain pada masa bayi dan anak, pertumbuhan tinggi badan paling cepat terjadi pada masa ini. Proses pematangan fungsi-fungsi organ tubuh juga berakhir pada masa remaja (Waluya, 2007).

Remaja dianggap sebagai suatu periode dalam kehidupan yang secara gizi perlu diperhitungkan karena tiga sebab, yaitu (Waluya, 2007):

1. Pada masa remaja, terjadi peningkatan kebutuhan energi dan zat gizi yang sangat besar akibat pertumbuhan dan perkembangan fisik yang pesat.

2. Berubahnya gaya hidup dan kebiasaan makan remaja yang mempengaruhi asupan dan kebutuhan zat gizi.

3. Adanya kelompok remaja yang mempunyai kebutuhan gizi khusus, misalnya remaja yang aktif dalam berolahraga, hamil, diet berlebih.

2.3. Susu

2.3.1. Definisi Susu

Standar Nasional Indonesia (SNI) tahun 1997 dalam Wijayanti (2009), menyebutkan bahwa susu murni adalah cairan yang berasal dari puting sapi yang sehat dan bersih diperoleh dengan cara yang benar yang


(22)

kandungan alamiahnya tidak dikurangi atau ditambah sesuatu apapun dan belum mendapat perlakuan apapun.

Menurut Hadiwiyoto (1994) dalam Wijayanti (2009), air susu merupakan jenis bahan pangan hewani, berupa cairan putih yang dihasilkan oleh hewan ternak mamalia dan diperoleh dengan cara pemerahan.

Susu adalah cairan yang dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar susu (mammae), baik dari binatang maupun dari payudara seorang ibu (Sediaoetama, 2009).

Susu merupakan sumber protein, lemak, vitamin dan mineral yang dibutuhkan untuk kesehatan (Sitorus, 2009). Susu merupakan sumber kalsium (Ca) paling baik, karena di samping kadar kalsium yang tinggi, laktosa di dalam susu membantu absorpsi susu di dalam saluran cerna (Almatsier, 2009).

2.3.2. Komposisi Susu

Menurut Hadiwiyoto (1994) dalam Wijayanti (2009), komposisi air susu secara umum:

1. Air (87,9%)

Air merupakan komponen penyusun utama susu. Air berfungsi sebagai pelarut komponen lain pengisi susu. Kadar air yang tinggi memungkinkan susu sebagai media untuk tumbuh dan berkembangnya bakteri di dalam air susu.

2. Lemak (3,45%)

Kadar lemak sangat berarti dalam penentuan nilai gizi air susu. Bahan makanan hasil olahan dari bahan baku air susu seperti mentega, keju, krim, susu kental, dan susu bubuk banyak mengandung lemak.

3. Protein (3,2%)


(23)

Albumin ditemukan 5 g per kg air susu, dalam keadaan larut. Di dalam pembentukan keju, albumin memisah dalam bentuk whey. 4. Laktosa (4,6%)

Laktosa adalah bentuk karbohidrat yang terdapat di dalam air susu. Bentuk ini tidak terdapat dalam bahan-bahan makanan yang lain. Kadar laktosa di dalam air susu adalah 4,6% dan ditemukan dalam keadaan larut. Laktosa terbentuk dari dua komponen gula yaitu glukosa dan galaktosa. Sifat air susu yang sedikit manis ditentukan oleh laktosa. Kadar laktosa dalam air susu dapat dirusak oleh beberapa jenis kuman pembentuk asam susu. Laktosa dalam susu dapat menyebabkan mencret atau gangguan pencernaan bagi orang yang tidak tahan terhadap laktosa. Hal ini disebabkan kurangnya enzim laktase atau disebut lactose intolerence.

5. Vitamin dan enzim (0,85%)

Susu mengandung vitamin-vitamin baik yang larut dalam lemak maupun larut dalam air. Vitamin yang larut dalam lemak yaitu vitamin A, D, E, K. Sedangkan vitamin yang larut di dalam air susu yaitu vitamin B kompleks, vitamin C, asam nikotinat, dan asam pantotenat.

Enzim yang merupakan komponen dalam susu diantaranya adalah peroksidase, laktase, lipase, reduktase, katalase, dan fosfatase. Dengan adanya pemanasan, enzim tidak akan berfungsi lagi.

6. Mineral (0,7%)

Mineral yang terdapat di dalam susu adalah kalsium, fosfor, besi, magnesium, natrium, kalium, dan beberapa unsur mikromineral esensial lain (Sitorus, 2009).


(24)

2.3.3. Manfaat Susu

Minum susu adalah hal pertama yang dilakukan ketika lahir. Sampai sekarang, kita masih tetap dianjurkan untuk minum susu setiap hari.

Menurut Aziz (2007) dalam Suparyanto (2011), adapun beberapa manfaat dari susu, antara lain:

1. Untuk Tulang

Kandungan kalsium dalam susu memberi kekuatan dan bentuk pada tulang dan gigi juga membantu mencegah osteoporosis pada usia lanjut.

2. Mencegah Kerusakan Gigi

Minum susu akan mengurangi resiko kerusakan gigi, misalnya seperti gigi berlubang. Susu kaya akan vitamin D dan kalsium yang penting untuk pertumbuhan gigi yang sehat dan kuat. 3. Mengurangi Keluhan Insomnia

Kandungan triptofan merangsang tubuh memproduksi serotonin. Serotonin berfungsi untuk menimbulkan rasa tenang dan rileks pada tubuh, sehingga rasa kantuk dapat segera muncul.

4. Mempercepat Pertumbuhan

Susu berisi nutrisi yang penting yang akan menunjang pertumbuhan tulang, gigi, kuku, dan rambut yang baik. Jika memiliki kebiasaan minum susu sejak dini, akan sangat membantu untuk tumbuh tinggi dan kuat.

5. Mengganti Cairan yang Hilang

Seperti manfaat minum air putih, susu juga berperan menggantikan cairan tubuh yang hilang sekaligus menyuplai vitamin dan mineral pada tubuh saat melakukan aktivitas yang tinggi.

6. Untuk Tehindar dari Stress


(25)

Inilah keuntungan susu dalam menangggulangi stress (Sitorus, 2009).

Manfaat kandungan gizi dalam susu menurut Hasyim (2009) dalam Suparyanto (2011):

1. Mineral a. Natrium

Fungsi natrium bagi tubuh antara lain membantu mempertahankan keseimbangan air, asam dan basa dalam cairan ekstraseluler, sebagai bahan penyusun dari cairan (getah) pankreas, empedu, dan keringat, berperan penting dalam kontraksi otot dan transmisi syaraf.

b. Kalium

Kalium penting dalam transmisi saraf dan relaksasi otot. c. Kalsium

Mineral ini berguna untuk membentuk serta mempertahankan tulang dan gigi agar tetap sehat, mencegah osteoporosis, membantu proses pembekuan darah dan penyembuhan luka dan mengatur kontraksi otot.

d. Magnesium

Fungsi magnesium adalah merelaksasi otot, apabila otot kaku, timbul rasa ngilu-ngilu yang membuat badan terasa sakit.

e. Zat Besi (Fe)

Salah satu unsur penting dalam proses pembentukan sel darah merah adalah zat besi. Kekurangan zat besi dapat menimbulkan penyakit anemia.

2. Protein

Fungsi protein antara lain untuk pertumbuhan dan pemeliharaan, pembentukan antibodi, dan mengangkut zat-zat gizi.


(26)

3. Triptofan

Triptofan merangsang tubuh memproduksi serotonin. Serotonin berfungsi untuk menimbulkan rasa tenang dan rileks pada tubuh, sehingga rasa kantuk dapat segera muncul. Triptofan merupakan salah satu bagian dari asam amino esensial dan terkandunng dalam protein.

4. Vitamin a. Vitamin A

Vitamin A diperlukan untuk penglihatan. Vitamin A menjaga kesehatan sel pada berbagai macam struktur mata.

b. Vitamin B

Vitamin B1, berperan dalam metabolisme energi dimana tiamin menjadi bagian dari ATP, yaitu sejenis koenzim yang dibutuhkan dalam metabolisme energi.

Vitamin B2, bermanfaat dalam perannya dalam menghasilkan energi dan nutrisi.

Vitamin B12, membantu pembentukan sel-sel darah. c. Vitamin D

Vitamin D berfungsi dalam pertumbuhan dan perkembangan tulang dan gigi, mempengaruhi absorpsi kalsium dan fosfor. 5. Karbohidrat

Laktosa adalah karbohidrat utama susu. Laktosa merupakan zat makanan yang menyediakan energi bagi tubuh. Namun, laktosa ini harus dipecah menjadi glukosa dan galaktosa oleh enzim bernama laktase agar dapat diserap usus. Jika tubuh kekurangan enzim laktase maka akan terjadi gangguan pencernaan pada saat mengonsumsi susu. Peristiwa tersebut dinamakan intoleransi laktosa.


(27)

metabolisme dan mengontrol berbagai proses fisiologis dan biokimia pada manusia.

2.3.4. Jenis-Jenis Susu 1. Susu Sapi

Susu sapi diketahui memiliki jumlah kalsium paling banyak dan memiliki kandungan protein dua kali lipat dibanding jenis susu lainnya. Tapi bagi orang yang tidak bisa mencerna laktosa (intoleransi laktosa) maka sebaiknya hindari susu sapi. Gejala yang muncul dari intoleransi laktosa adalah nyeri perut, gas, kembung atau diare (Wijayanti, 2009).

2. Susu Kambing

Susu kambing adalah minuman kaya gizi. Bahkan, kandungan gizinya tidak kalah dengan susu sapi. Selain itu, keluhan-keluhan kesehatan yang sering dijumpai akibat mengonsumsi susu sapi tidak ditemui pada orang yang mengonsumsi susu kambing. Oleh karenanya, susu kambing bisa menjadi alternatif bagi konsumen yang alergi terhadap susu sapi (Susanto, Budiana, 2005).

3. Susu Kuda Liar

Susu kuda liar mempunyai keistimewaan yaitu tidak mengalami penggumpalan dan kerusakan meskipun tidak dipasteurisasi dan tanpa diberi bahan pengawet apapun, serta tahan disimpan pada suhu kamar sampai 5 bulan. Sifat ini memberi petunjuk bahwa dalam susu kuda liar terkandung zat yang dapat menghambat pertumbuhan atau membunuh bakteri yang diduga senyawa antimikroba alami (Infovet, 2009).


(28)

2.3.5. Pengolahan Produk Susu 1. Krim dan Susu Skim

Krim adalah bagian susu yang banyak mengandung lemak yang timbul ke bagian atas dari susu pada waktu didiamkan atau dipisahkan dengan alat pemisah. Susu skim adalah bagian susu yang banyak mengandung protein. Susu skim mengandung semua zat makanan dari susu kecuali lemak dan vitamin-vitamin yang larut dalam lemak. Susu skim mengandung enersi lebih rendah karena diambilnya lemak tersebut. Susu skim dapat digunakan oleh orang yang menginginkan nilai kalori rendah di dalam makanannya, karena susu skim hanya mengandung 55% dari seluruh energi susu.

Ada enam macam krim, yaitu:

a. Half and half cream

Krim yang hanya mengandung lemak 10,5-16%.

b. Light cream

Krim yang mempunyai kandungan lemak 18-22%.

c. Light whipping cream

Krim yang mempunyai kandungan lemak 30-34%.

d. Heavy whipping cream

Krim yang mempunyai kandungan lemak lebih besar daripada 34%.

e. Sour cream (krim asam)

Krim yang kadar lemaknya tidak kurang daripada 18% yang diperam dengan bakteri asam laktat.

f. Whips

Krim pasteurisasi yang mengandung gula (Saleh, 2004).


(29)

2. Susu Pasteurisasi

Produk olahan ini adalah susu yang telah mengalami proses pasteurisasi. Proses pasteurisasi termasuk proses pemanasan setiap komponen (partikel) dalam susu pada suhu 62oC selama 30 menit, atau pemanasan pada suhu 72oC selama 15 detik, yang segera diikuti dengan proses pendinginan.

Tujuan Pasteurisasi:

a. Untuk membunuh bakteri patogen yang dapat menyebabkan penyakit.

b. Untuk mempertinggi atau memperpanjang daya simpan bahan. c. Dapat memberikan atau menimbulkan cita rasa yang lebih

menarik konsumen.

d. Pada pasteurisasi susu, proses ini dapat menginaktifkan fosfatase dan katalase, yaitu enzim-enzim yang membuat susu cepat rusak (Saleh, 2004).

3. Susu Kental Manis

Susu ini biasanya dikemas dalam kaleng dan diolah dengan cara menguapkan sebagian airnya dari susu segar. Pada susu ditambahkan gula sehingga susu ini terlalu manis dan mengandung enersi sangat tinggi. Susu ini tidak baik diberikan kepada bayi, tetapi masih dapat dikonsumsi oleh anak dan orang dewasa. Susu ini sangat manis sehingga biasanya dikonsumsi dengan mencampurnya dalam air kopi, air teh atau air coklat (Saleh, 2004). Susu kental manis lebih tahan bila kalengnya telah dibuka, meskipun demikian sebaiknya susu ini jangan terlalu lama dibiarkan setelah kaleng dibuka, karena lama-lama akan terjadi pembusukan (Sediaoetama, 2009).

4. Yoghurt

Yoghurt merupakan produk olahan susu melalui proses fermentasi dengan bakteri Lactobacillus bulgaricus dan


(30)

Yoghurt lebih mudah dicerna didalam perut dibandingkan susu biasa. Selain itu yoghurt juga mengandung nilai pengobatan terhadap lambung dan usus yang terluka, kadar kolestrol didalam darah dapat diturunkan dengan mengonsumsi yoghurt, sehingga dapat mencegah terjadinya penyumbatan pembuluh darah (atherosklerosis). Yoghurt sangat sesuai dikonsumsi oleh penderita defisiensi enzim laktase dalam tubuhnya (lactose intolerance), dimana tubuh tidak mampu mengubah laktose menjadi glukosa dan galaktosa. Kelainan ini mengakibatkan timbulnya sakit perut dan diare setelah mengonsumsi susu. Dengan mengonsumsi yoghurt kejadian tersebut tidak perlu terjadi. Yoghurt mempunyai kandungan protein lebih tinggi daripada susu sapi, tetapi mempunyai lemak yang lebih rendah. Hal ini tentu sangat bermanfaat bagi orang yang ingin melakukan diet (Saleh, 2004).

5. Susu kedelai

Susu kedelai mampu menggantikan susu sapi karena protein susu kedelai mempunyai susunan asam amino hampir mirip dengan susu sapi. Proteinnya bahkan lebih tinggi, selain itu susu kedelai tidak mengandung kolesterol karena merupakan produk nabati. Namun umumnya susu kedelai mempunyai aroma yang kurang disukai yaitu beany flavour atau bau langu. Bau ini karena enzim lipooksigenase yang terdapat dalam kacang kedelai (Khomsan, 2010).

2.3.6. Alasan- Alasan Tidak Mengonsumsi Susu

Beberapa alasan remaja tidak mengonsumsi menurut Komarudin (2000), yaitu:


(31)

Walaupun susu sudah lebih beragam baik jenis, rasa, warna, penyajian dan sebagainya.

2. Harga susu

Harga susu masih relatif tinggi bagi masyarakat dengan ekonomi menengah ke bawah. Dengan penghasilan yang relatif kecil dan kebutuhan lain yang lebih penting, keluarga akan lebih memenuhi kebutuhan yang lebih penting.

3. Intoleransi Laktosa

Penyebabnya karena kurangnya produksi laktase dalam tubuh. Laktase adalah enzim yang dihasilkan usus kecil yang berfungsi memecah laktosa yang terkandung dalam susu agar dapat diserap oleh tubuh. Tetapi bagi penderita intoleransi laktosa, proses pemecahan laktosa tidak berlangsung sempurna sehingga laktosa yang tidak tercerna akan masuk dalam usus besar dan dicerna oleh bakteri yang ada di dalamnya sehingga menyebabkan perut kembung, berisi banyak gas, dan diare. Sebagai solusi dari perasaan mual atau sakit perut, dapat mengganti susu dengan memberikan susu rendah laktosa.

4. Takut menjadi Gemuk

Hal ini terjadi karena kurangnya pengetahuan tentang susu. Padahal bisa diatasi dengan mengonsumsi susu skim, dimana susu ini mempunyai kandungan lemak yang rendah.


(32)

BAB 3

KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah:

Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian

3.2. Defenisi Operasional • Defenisi opersional

Pengetahuan tentang khasiat susu adalah segala sesuatu yang diketahui tentang susu (pengertian susu, komposisi susu, manfaat susu, jenis-jenis susu, pengolahan produk susu, dan alasan-alasan tidak mengonsumsi susu).

Susu adalah cairan yang dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar susu (mammae), baik dari binatang maupun dari payudara seorang ibu. • Cara ukur pada penelitian ini adalah dengan metode angket.

• Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner, pertanyaan yang diajukan sebanyak 20 pertanyaan. Jawaban yang benar diberi skor 1 dan jawaban yang salah diberi skor 0.

Setelah seluruh kuesioner dinilai, maka tingkat pengetahuan dikelompokkan berdasarkan kategori berikut (Arikunto, 2007):

1. Baik, bila menjawab pertanyaan benar >75% dari nilai tertinggi. 2. Cukup bila menjawab pertanyaan benar 40%-75% dari nilai tertinggi. 3. Kurang bila menjawab pertanyaan benar <40% dari nilai tertinggi.

Khasiat Susu bagi Kesehatan Pengetahuan Remaja


(33)

Dengan demikian, penilaian terhadap pengetahuan responden berdasarkan sistem skoring adalah:

a. Skor 15 hingga 20 : Baik b. Skor 8 hingga 14 : Sedang c. Skor 0 hingga 7 : Kurang

• Skala pengukuran dinyatakan dalam skala ordinal (rangking), yaitu kurang, sedang, dan baik.


(34)

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang bertujuan melakukan deskripsi mengenai fenomena yang ditemukan (Sostroasmoro, 2008). Penelitian ini didesain dengan desain cross-sectional (potong lintang), dimana tiap subjek hanya di observasi satu kali dan pengukuran variabel subjek dilakukan pada saat pemeriksaan.

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Oktober 2012 di SMA Negeri 8 Medan.

4.3. Populasi dan Sampel 4.3.1. Populasi

Populasi adalah sejumlah besar subjek yang mempunyai karakteristik tertentu (Wahyuni, 2007). Populasi dari penelitian ini adalah remaja putra dan putri di SMA Negeri 8 Medan.

4.3.2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan cara tertentu hingga dianggap dapat mewakili populasinya (Sostroasmoro, 2008).

Yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah remaja putra dan putri di SMA N 8 Medan dan memenuhi kriteria inklusi.

Adapun kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Kriteria Inklusi


(35)

- Tidak mendapat mata pelajaran khusus tentang khasiat susu. Kriteria Ekslusi

- Mendapat mata pelajaran khusus tentang khasiat susu. - Responden tidak bersedia mengisi kuesioner.

Teknik pengambilan sampel dilakukan secara consecutive sampling

dimana semua sampel yang didapat dan memenuhi kriteria pemilihan dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah sampel yang diperlukan terpenuhi (Sostroasmoro, 2008). Adapun besar sampel minimal untuk penelitian ini diambil berdasarkan rumus dibawah ini (Wahyuni, 2007):

n =

N ��1− �2

2

.p. (1–p)

(N−1) d2+ ��1− �2

2

. p. (1−p)

dimana:

n = besar sampel minimum N= besas populasi

Z1 - α/2 = nilai distribusi normal baku (table Z) pada α tertentu p = harga proporsi di populasi

d = kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir

Pada penelitian ini, tingkat kepercayaan dikehendaki sebesar 95% sehingga untuk Zα dua arah diperoleh nilai Z1 - α/2 = 1,96. Nilai P yang ditetapkan adalah 0,5 karena penelitian belum mengetahui proporsi sebelumnya, selain itu karena penggunaan p = 0,5 mempunyai nilai p.(1-p) paling besar sehingga dihasilkan besar sampel paling banyak. Kesalahan absolute yang diinginkan adalah 10% .

Berdasarkan rumus diatas, besarnya sampel yang diperlukan dalam penelitian adalah :


(36)

n = N �� 1− �

2 �

2

.p. (1–p)

(N−1) d2+ ��1− �2

2

. p. (1−p)

n = 433(1.96)

2. 0.5. (1–0.5)

(433−1)(0.1)2+ (1.96)2 .0.5. (1−0.5)

n= 78,75

maka sampel dibulatkan menjadi 80 orang.

4.4. Metode Pengumpulan Data 4.4.1. Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan jenis data primer dan data sekunder. Data primer ini dikumpulkan dengan metode angket dengan menggunakan instrumen kuisioner. Data sekunder berupa data jumlah murid diperoleh dari bagian Tata Usaha di SMA Negeri 8 Medan.

4.4.2. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat-alat yang akan digunakan untuk pengumpulan data (Notoatmodjo, 2010).

Instrumen penelitian ini berupa kuesioner sebagai alat bantu dalam pengumpulan data yang terdiri dari pertanyaan-pertanyaan dalam bentuk pertanyaan tertutup (Closed Ended) dengan variasi pertanyaan berupa

multiple choice, yang mana dari beberapa jawaban yang disediakan responden hanya memilih satu diantaranya yang sesuai dengan pendapatnya untuk mengumpulkan data tingkat pengetahuan responden tentang khasiat susu bagi kesehatan.

4.5. Uji Validitas dan Reliabilitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevaliditasan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih


(37)

memiliki validitas rendah. Instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan.

Uji validitas dilakukan dengan korelasi Pearson, skor yang didapat dari setiap pertanyaan dikorelasikan dengan skor total untuk tiap variabel.setelah semua korelasi untuk setiap pertanyaan dengan skor total diperoleh, nilai-nilai tersebut dibandingkan dengan nilai r tabel. Jika nilai koefisien korelasi Pearson dari suatu pertanyaan tersebut berada diatas nilai r tabel, maka pertanyaan tersebut valid. Dari hasil perhitungan menggunakan 20 sampel menunjukkan bahwa dari 20 pertanyaan kuesioner yang diuji cobakan semuanya valid.

Reliabilitas adalah suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Dikatakan reliabel jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Berdasarkan hasil uji reliabilitas kuesioner dengan menggunakan uji Cronbach (Cronbach Alpha) dengan menggunakan program SPSS, pada lampiran menunjukkan bahwa dari 20 pertanyaan kuesioner pengetahuan yang diuji cobakan, maka semua pertanyaan valid dan reliabel dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena r hasil > r tabel (0,444) dan nilai alpha > dari r tabel.

Uji validitas dan reliabilitas ini dilakukan dengan melibatkan 20 sampel dan memiliki karakteristik yang hampir sama dengan sampel penelitian. Hasil uji validitas dan reliabilitas dapat dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Variabel Nomor

Pertanyaan

Total Pearson Correlation

Status Alpha Status

Pengetahuan 1 0,582 Valid 0,943 Reliabel

2 0,549 Valid Reliabel

3 0,771 Valid Reliabel

4 0,811 Valid Reliabel


(38)

6 0,733 Valid Reliabel

7 0,712 Valid Reliabel

8 0,793 Valid Reliabel

9 0,582 Valid Reliabel

10 0,549 Valid Reliabel

11 0,771 Valid Reliabel

12 0,690 Valid Reliabel

13 0,608 Valid Reliabel

14 0,733 Valid Reliabel

15 0,712 Valid Reliabel

16 0,793 Valid Reliabel

17 0,582 Valid Reliabel

18 0,549 Valid Reliabel

19 0,771 Valid Reliabel

20 0,690 Valid Reliabel

4.6. Metode Analisis Data

Pengolahan data adalah suatu proses dalam memperoleh data ringkasan atau angka ringkasan dengan menggunakan cara-cara tertentu (Wahyuni, 2007).

1. Editing

Suatu metode untuk memeriksa ketepatan dan kelengkapan data. 2. Coding

Data yang telah terkumpul diberi kode oleh peneliti secara manual sebelum diolah dengan komputer.

3. Entry

Data yang telah dibersihkan kemudian dimasukkan ke dalam program komputer.

4. Cleaning


(39)

5. Saving

Penyimpanan data untuk dianalisis. 6. Analisis data

Analisis data yang diperoleh dilakukan secara deskriptif dengan menggunakan program komputer SPSS.

4.7. Ethical Clearance

Penelitian ini telah mendapat persetujuan dari bagian Komisi Etik tentang Pelaksanaan Penelitian Bidang Kesehatan. Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner, dan sebelum pengisian kuesioner akan dilampirkan lembar persetujuan setelah penjelasan (informed consent) kesediaan mengikuti penelitian. Hasil penelitian dan jawaban responden hanya akan digunakan untuk keperluan penelitian dan identitas responden akan dirahasiakan.


(40)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 8 yang berlokasi di Jalan Sampali No. 23 Medan.

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada siswa dan siswi di SMA Negeri 8 Medan diperoleh data-data yang dikumpulkan dan disajikan dalam bentuk tabel seperti yang diuraikan dibawah ini.

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin n %

Perempuan 41 51,2

Laki-laki 39 48,8

Total 80 100,0

Dari tabel 5.1, dapat dilihat bahwa dari keseluruhan 80 responden, responden terbanyak ialah perempuan dengan total sebanyak 41 orang (51,2%) dibandingkan dengan laki-laki dengan total sebanyak 39 orang (48,8%).

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur

Umur (tahun) n %

14 6 7,5

15 34 42,5

16 25 31,2

17 15 18,8


(41)

Dari tabel 5.2, dapat dilihat bahwa responden terbanyak ialah responden dengan usia 15 tahun sebanyak 34 responden (42,5%), usia 16 tahun sebanyak 25 responden (31,2%), usia 17 tahun sebanyak 15 responden (18,8%) dan usia 14 tahun sebanyak 6 responden (7,5%).

5.1.3. Hasil Analisis Data

Tingkat pengetahuan responden terhadap khasiat susu dinilai dari jawaban-jawaban responden terhadap 20 pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner. Pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5.3 Distribusi Jawaban Responden Menurut Pertanyaan

No Pertanyaan

Pengetahuan

Benar Salah

n % n %

1. Dalam pola menu 4 sehat 5 sempurna, susu termasuk kedalam kelompok:

51 63,8 29 36,2

2. Kita perlu minum susu, karena: 73 91,3 7 8,7 3. Kita seharusnya minum susu pada saat: 77 96,3 3 3,7 4. Keuntungan bentuk susu yang cair adalah: 66 82,5 14 17,5 5. Komposisi yang terkandung dalam susu,

yaitu:

57 71,3 23 28,7

6. Komposisi susu yang terbanyak adalah: 5 6,3 75 93,7 7. Zat yang terkandung dalam susu yg berguna

untuk pertumbuhan tulang, yaitu:

74 92,5 6 7,5

8. Manfaat susu bagi kesehatan tulang dan gigi adalah:

76 95 4 5

9. Susu dapat mengurangi keluhan insomnia (sulit tidur) karena didalam susu ada kandungan zat:

47 58,8 33 41,2


(42)

11. Yang termasuk jenis susu, yaitu: 28 35 52 65 12. Dibawah ini yang termasuk makanan dari

olahan susu:

76 95 4 5

13. Dibawah ini yang termasuk cara pengolahan susu:

74 92,5 6 7,5

14. Salah satu kelemahan dari susu sapi adalah kemungkinan terjadinya intoleransi laktosa setelah mengkonsumsi susu yang ditandai dengan muntah atau diare, solusi terbaik untuk orang tersebut adalah:

63 78,8 17 21,2

15. Kelebihan susu skim bagi orang yang sedang diet, yaitu:

65 81,3 15 18,7

16. Kekurangan dari susu kental manis adalah: 33 41,3 47 58,8 17. Kelebihan dari yogurt adalah: 61 76,3 19 23,7 18. Kelebihan susu kedelai sebagai produk

nabati yaitu:

67 83,8 13 16,2

19. Hal yang kurang disukai konsumen yang meminum susu kedelai yaitu:

65 81,3 15 18,7

20. Alasan orang kurang menyukai susu yaitu: 28 35 52 65

Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa jumlah responden yang benar dalam menjawab kuesioner dan paling banyak adalah pertanyaan “Kita seharusnya minum susu pada saat” (pertanyaan nomor 3) ada 77 responden (96,3%), dan dapat diketahui pula bahwa jumlah responden yang benar dalam menjawab kuesioner dan paling sedikit adalah pertanyaan “Komposisi susu yang terbanyak adalah” (pertanyaan nomor 6) dimana hanya 5 responden (6,3%) yang menjawab dengan benar.

Berdasarkan jawaban responden tersebut, maka gambaran pengetahuan responden diklasifikasikan menjadi 3 kategori yaitu baik, sedang dan kurang.


(43)

Tabel 5.4 Distribusi Pengetahuan Responden tentang Susu

Pengetahuan Frekuensi (n) Persentase (%)

Baik 38 47,5

Sedang 41 51,2

Kurang 1 1,3

Total 80 100,0

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa kelompok responden tertinggi memiliki gambaran pengetahuan sedang yaitu sebanyak 41 orang (51,2%), dan kelompok responden terendah dengan kategori pengetahuan kurang sebanyak 1 orang (1,3%).

Gambaran pengetahuan responden juga dideskripsikan berdasarkan karakteristik responden yaitu jenis kelamin dan umur. Sebaran distribusinya berupa frekuensi dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 5.5 Distribusi Pengetahuan Responden Menurut Jenis Kelamin Jenis

Kelamin

Pengetahuan

Total

Kurang Sedang Baik

Perempuan 0 14 27 41

Laki-laki 1 27 11 39

Total 1 41 38 80

Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa jenis kelamin yang terbanyak yaitu perempuan terdapat 27 responden yang memiliki tingkat pengetahuan baik, sedangkan jenis kelamin laki-laki terdapat 27 responden dengan tingkat pengetahuan sedang.


(44)

Tabel 5.6 Distribusi Pengetahuan Responden Menurut Umur Umur

(tahun)

Pengetahuan

Total

Kurang Sedang Baik

14 0 2 4 6

15 1 15 18 34

16 0 13 12 25

17 0 11 4 15

Total 1 41 38 80

Dari tabel diatas, tampak bahwa dari kelompok umur yang terbanyak yaitu 15 tahun terdapat 18 responden yang berpengetahuan baik, 15 responden berpengetahuan sedang dan hanya 1 responden berpengetahuan kurang. Sedangkan dari kelompok umur yang paling sedikit yaitu 14 tahun terdapat 4 responden berpengetahuan baik dan 2 responden berpengetahuan sedang.

5.2. Pembahasan

5.2.1. Analisis Karakteristik Responden

Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan adanya variasi karakteristik responden berdasarkan umur dan jenis kelamin. Berdasarkan karakteristik-karakteristik tersebut, dari hasil penelitian ini diketahui bahwa mayoritas responden berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 41 responden (51,2%) (Tabel 5.1), dan menurut umur sebanyak 34 responden (42,5%) (Tabel 5.2) adalah 15 tahun.

5.2.2. Gambaran Pengetahuan

Dengan mengetahui sebaran jawaban responden pada pertanyaan yang menilai pengetahuan responden diperoleh gambaran pengetahuan responden adalah sedang yaitu sebanyak 41 orang (51,2%) (Tabel 5.4) dari total responden 80 orang. Ada 2 hal yang mungkin menjadi penyebab


(45)

mempunyai pengetahuan kurang tentang tentang khasiat susu, kedua, karena mereka kurang mengerti maksud dari pertanyaan yang saya ajukan.

Dari tabel 5.3 dapat dilihat bahwa sebanyak 51 responden (63,8%) mengetahui definisi susu, sebanyak 57 responden (71,3%) mengetahui komposisi susu, dan sebanyak 76 responden (95%) mengetahui manfaat susu. Hasil penelitian juga menunjukkan 28 responden (35%) mengetahui jenis-jenis susu, pada pertanyaan ini mayoritas responden menjawab “yoghurt” padahal jawaban yang seharusnya adalah “susu kambing”, hal ini terjadi karena responden belum bisa membedakan yang mana termasuk jenis susu dan yang mana termasuk hasil olahan susu. Serta sebanyak 74 responden (92,5%) mengetahui pengolahan produk susu. Dari hasil penelitian sebanyak 46 responden (57,5%) beralasan tidak mengonsumsi susu karena takut gemuk, 28 responden (35%) beralasan tidak mengonsumsi susu karena baunya yang kurang sedap yang membuat mual, dan 6 responden (7,5%) beralasan tidak mengonsumsi susu karena harganya mahal. Hal ini berbeda dengan hasil penelitian Komarudin pada tahun 2000 tentang faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi susu pada remaja yang menunjukkan faktor terbanyak remaja tidak mengonsumsi susu karena bau susu tersebut (Komarudin, 2000). Perbedaan ini mungkin terjadi karena bau susu yang kurang sedap tersebut kini dapat diatasi dengan rasa susu yang bervariasi seperti rasa coklat, vanilla, dan lain-lain, sehingga bau susunya tidak menjadi masalah lagi. Namun terjadi kesalahan persepsi dari para remaja tersebut dimana mereka beralasan takut gemuk bila mengonsumsi susu, padahal hal tersebut dapat diatasi dengan mengonsumsi susu rendah lemak seperti susu skim.

Dari tabel 5.5 dapat dilihat pengetahuan remaja putri tentang susu lebih baik dibandingkan remaja putra yaitu sebanyak 27 responden berpengetahuan baik, sedangkan remaja putra sebanyak 27 responden berpengetahuan sedang.

Umur merupakan hal yang mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang, semakin dewasa dan berumur seseorang akan semakin banyak


(46)

pula pengalaman dan informasi yang diperolehnya. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian pada tabel 5.6, dimana responden yang berumur lebih dari 15 tahun yaitu 16 responden memiliki pengetahuan yang baik, 24 responden memiliki pengetahuan sedang, dan tidak ada yang memiliki pengetahuan kurang.

Responden adalah remaja putra dan putri di SMA Negeri 8 Medan. Dimana mereka masih beralasan tidak mengonsumsi susu karena alasan takut gemuk, karena hal ini sehingga menyebabkan mayoritas responden memiliki pengetahuan dengan kategori sedang terhadap khasiat susu bagi kesehatan.


(47)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan uraian dari pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Pengetahuan remaja di SMA Negeri 8 Medan tentang khasiat susu bagi kesehatan paling banyak dalam kategori sedang 51,2%, diikuti kategori baik 47,5% dan hanya 1,3% dalam kategori kurang.

2. Remaja di SMA Negeri 8 Medan memiliki pengetahuan sedang (63,8%) mengenai definisi susu.

3. Remaja di SMA Negeri 8 Medan memiliki pengetahuan sedang (71,3%) mengenai komposisi susu.

4. Remaja di SMA Negeri 8 Medan memiliki pengetahuan baik (95%) mengenai manfaat susu.

5. Remaja di SMA Negeri 8 Medan memiliki pengetahuan kurang (35%) mengenai jenis-jenis susu.

6. Remaja di SMA Negeri 8 Medan memiliki pengetahuan baik (92,5%) mengenai pengolahan produk susu.

7. Remaja di SMA Negeri 8 Medan sebanyak 46 responden (57,5%) beralasan tidak mengonsumsi susu karena takut gemuk, 28 responden (35%) beralasan tidak mengonsumsi susu karena baunya yang kurang sedap yang membuat mual, dan 6 responden (7,5%) beralasan tidak mengonsumsi susu karena harganya mahal.

6.2. Saran

Dari seluruh proses penelitian yang telah dijalani oleh penulis dalam menyelesaikan penelitian ini, maka dapat diungkapkan beberapa saran yang mungkin dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berperan dalam penelitian ini. Adapun saran tersebut, yaitu:


(48)

1. Guru-guru di SMA Negeri 8 Medan agar lebih mengajarkan tentang khasiat susu bagi kesehatan karena pengetahuan remaja masih tergolong sedang, mengingat banyaknya khasiat susu bagi kesehatan sudah semestinya kita mengonsumsinya sejak dini.

2. Remaja di SMA Negeri 8 Medan agar lebih meningkatkan pengetahuan tetang khasiat susu bagi kesehatan dan tidak perlu takut gemuk bila mengonsumsi susu.

3. Peneliti lebih lanjut agar lebih mengembagkan penelitian tentang khasiat susu bagi kesehatan, misalnya dengan cara membandingkan pengetahuan remaja di tingkat SMP dan SMA.

4. Pemerintah diharapkan dapat menurunkan harga susu, karena sebagian responden tidak mengonsumsi susu karena adanya kendala dengan harga susu yang masih relatif tingi bagi sebagian orang.


(49)

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S., 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Arikunto, S., 2007. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Arisman, M.B., 2002. Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta: EGC.

Badriah, D.L., 2011. Gizi dalam Kesehatan Reproduksi. Bandung: PT Refika Aditama.

Infovet. 2009. Majalah Peternakan Dan Kesehatan Hewan, Jakarta:104.

Khomsan, A., 2010. Pangan dan Gizi untuk Kesehatan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Komarudin, C., 2000. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsumsi Susu pada Remaja. Bagian Gizi Masyarakat dan Sumber Daya Keluarga, Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Meikawati, W., Amalia, R., 2010. Hubungan Kebiasaan Minum Susu dan Olahraga dengan Kepadatan Tulang Remaja. Diperoleh dari: [Diakses tanggal 26 Maret 2012].

Nasution, A., 2009. Sikap dan Prefensi Konsumen dalam Mengonsumsi Susu Cair. Bagian Manajemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Notoatmodjo, S., 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S., 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Proverawati, A., 2009. Buku Ajar Gizi untuk Kebidanan. Yogyakarta: Nuha


(50)

Saleh, E., 2004. Teknologi Pengolahan Susu dan Hasil Ikutan Ternak. Bagian Produksi Ternak, Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Sediaoetama, A.D., 2009. Ilmu Gizi. Jakarta: Dian Rakyat.

Sitorus, R., 2009. Makanan Sehat dan Bergizi. Bandung: Yrama Widya.

Sostroasmoro, S., 2008. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta: Sagung Seto.

Suryono, et al., 2007. Pengaruh Pemberian Susu terhadap Indeks Massa Tubuh

dan Kepadatan Tulang Remaja. Diperoleh dari:

Susanto, D., Budiana., 2005. Cara Pengolahan Siap Konsumsi Susu Kambing. Jakarta: Penerbit Swadaya.

Wahyuni, A.S., 2007. Statistika Kedokteran. Jakarta: Bamboedea Communication.

Waluya, A., 2007. Perubahan Konsumsi Pangan pada Mahasiswi

Peserta Program Pemberian Makanan Tambahan di IPB. Bagian Gizi Masyarakat dan Sumber Daya Keluarga, Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Wijayanti, S., 2009. Identifikasi dan Pemeriksaan Jumlah Total Bakteri Susu Sapi Segar. Bagian Farmasi, Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.


(51)

LAMPIRAN 1

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Leni Rizki Dalimunthe Tempat / Tanggal Lahir : Medan / 11 September 1991

Agama : Islam

Alamat : Jln. Abadi Gg. Mulya No. 30 Medan Riwayat Pendidikan :

1. TK Aisyiyah Bustanul Athfal Sigambal (1996-1997) 2. SD Negeri 112149 Sigambal (1997-2003)

3. SMP Swasta Al-Azhar Medan (2003-2006) 4. SMA Negeri 1 Rantau Selatan (2006-2009)

5. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (2009-Sekarang)

Pas Photo


(52)

LAMPIRAN 2

KUESIONER

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KHASIAT SUSU BAGI KESEHATAN

No. Responden :

A. IDENTITAS RESPONDEN Nama Lengkap :

Umur :

Jenis Kelamin :

Kelas :

Alamat :

B. PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SUSU Pilihlah satu jawaban yang paling benar:

1. Dalam pola menu 4 sehat 5 sempurna, susu termasuk kedalam kelompok:

a. 4 sehat b. 5 sempurna

c. 4 sehat dan 5 sempurna

2. Kita perlu minum susu, karena: a. Susu dapat membuat kita tinggi b. Susu minuman berenergi tinggi

c. Susu minuman yang kaya dan lengkap akan nutrisi 3. Kita seharusnya minum susu pada saat:


(53)

4. Keuntungan bentuk susu yang cair adalah: a. Susu tidak gampang basi

b. Susu mudah diserap dengan sempurna oleh tubuh c. Mengurangi bau dari susu

5. Komposisi yang terkandung dalam susu, yaitu: a. Kalsium saja

b. Air, lemak, protein, laktosa, vitamin dan mineral c. Kalsium dan lemak

6. Komposisi susu yang terbanyak adalah: a. Kalsium

b. Air c. Lemak

7. Zat yang terkandung dalam susu yg berguna untuk pertumbuhan tulang, yaitu:

a. Kalium b. Magnesium c. Kalsium

8. Manfaat susu bagi kesehatan tulang dan gigi adalah:

a. Membantu mencegah osteoporosis dan mengurangi resiko kerusakan gigi

b. Mempermudah kita agar tumbuh tinggi c. Mengurangi nyeri pada tulang

9. Susu dapat mengurangi keluhan insomnia (sulit tidur) karena didalam susu ada kandungan zat apa?

a. Triptophan b. Kalsium c. Protein

10. Susu mengandung laktosa yang berguna untuk: a. Pembentukan energi bagi tubuh

b. Zat pembangun


(54)

11. Yang termasuk jenis susu, yaitu: a. Susu kambing

b. Yogurt

c. Susu kental manis

12. Manakah dibawah ini yang termasuk makanan dari olahan susu? a. Tempe, tahu

b. Kecap, madu

c. Mentaga, yogurt, keju

13. Manakah dibawah ini yang termasuk cara pengolahan susu? a. Pasteurisasi (pemanasan), evaporasi (penguapan)

b. Di jemur dibawah sinar matahari c. Penggilingan

14. Salah satu kelemahan dari susu sapi adalah kemungkinan terjadinya intoleransi laktosa setelah mengkonsumsi susu yang ditandai dengan muntah atau diare, solusi terbaik untuk orang tersebut adalah:

a. Mengganti dengan susu rendah laktosa b. Tidak minum susu lagi

c. Mencampur susu dengan teh

15. Kelebihan susu skim bagi orang yang sedang diet, yaitu: a. Kandungan karbohidratnya rendah

b. Kandungan lemaknya rendah c. Kandungan proteinnya rendah

16. Kekurangan dari susu kental manis adalah: a. Susu tersebut mahal

b. Susu ini terlalu manis

c. Susu ini dapat menyebabkan mual dan muntah 17. Kelebihan dari yogurt adalah:

a. Kandungan kalsium nya tinggi b. Kadungan lemaknya tinggi


(55)

a. Tidak mengandung kolesterol b. Kandungan lemaknya tinggi c. Kandungan proteinnya rendah

19. Sedangkan hal yang kurang disukai konsumen yang meminum susu kedelai yaitu:

a. Rasanya terlalu manis b. Rasa asam pada susu kedelai

c. Aroma beany flavour atau bau langu pada susu kedelai 20. Alasan orang kurang menyukai susu yaitu:

a. Harganya mahal

b. Baunya yang kurang sedap membuat mual c. Takut membuat gemuk


(56)

LAMPIRAN 3

LEMBAR PENJELASAN Assalamualaikum Wr.Wb.

Salam sejahtera bagi kita semua,

Pertama-tama, saya ucapkan terima kasih sebesar-besarnya atas kesediaannya meluangkan waktu untuk mengisi surat persetujuan ini.

Izinkan saya memperkenalkan diri. Nama saya Leni Rizki Dalimunthe. Saya sedang menjalani kuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (USU) angkatan 2009. Saat ini saya sedang mengerjakan penelitian guna melengkapi Karya Tulis Ilmiah yang menjadi kewajiban saya untuk menyelesaikan pendidikan di Fakultas Kedokteran.

Adapun judul penelitian saya adalah “Gambaran Pengetahuan Remaja tentang Khasiat Susu bagi Kesehatan”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana gambaran pengetahuan remaja tentang khasiat susu bagi kesehatan.

Untuk itu saya memohon kesediaan Anda unutuk ikut serta dalam penelitian ini, yaitu sebagai responden. Saya memohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang berisi 20 pertanyaan seputar susu yang meliputi komposisi susu, manfaat susu, jenis-jenis susu, pengolahan produk susu, dan alasan tidak mengonsumsi susu. Partisipasi Anda dalam penelitian ini adalah bebas dan tanpa paksaan, Anda berhak menolak berpartisipasi tanpa dikenakan sanksi apapun.

Demikian saya beritahukan. Atas kesediaan dan partisipasi Anda saya ucapkan terima kasih. Semoga partisipasi Anda dalam penelitian ini membawa manfaat besar bagi kita semua.


(57)

LAMPIRAN 4

LEMBAR PERNYATAAN

PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT) KESEDIAAN MENGIKUTI PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini, Nama :

Umur : Kelas : Alamat :

Setelah mendapat penjelasan dengan baik mengenai tujuan dan mafaat penelitian yang berjudul “Gambaran Pengetahuan Remaja tentang Khasiat Susu bagi Kesehatan”.

Saya bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian ini, tanpa adanya paksaan dari pihak manapun. Saya akan menjawab seluruh pertanyaan yang diberikan oleh peneliti dengan semampu saya.

Medan, __________________2012 Yang membuat pernyataan

(___________________________) Nama dan Tanda Tangan


(58)

LAMPIRAN 9 Frequencies:

Jenis Kelamin

Frequenc

y Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid PR 41 51,3 51,3 51,3

LK 39 48,8 48,8 100,0

Total 80 100,0 100,0

Umur

Frequenc

y Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 14 6 7,5 7,5 7,5

15 34 42,5 42,5 50,0

16 25 31,3 31,3 81,3

17 15 18,8 18,8 100,0


(59)

Pengetahuan

Frequenc

y Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Kurang 1 1,3 1,3 1,3

Sedang 41 51,3 51,3 52,5

Baik 38 47,5 47,5 100,0

Total 80 100,0 100,0

Susu termasuk kedalam kelompok:

Frequenc

y Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 29 36,3 36,3 36,3

1 51 63,8 63,8 100,0

Total 80 100,0 100,0

Kita perlu minum susu, karena:

Frequenc

y Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 7 8,8 8,8 8,8

1 73 91,3 91,3 100,0


(60)

Kita seharusnya minum susu pada saat:

Frequenc

y Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 3 3,8 3,8 3,8

1 77 96,3 96,3 100,0

Total 80 100,0 100,0

Keuntungan bentuk susu yang cair adalah:

Frequenc

y Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 14 17,5 17,5 17,5

1 66 82,5 82,5 100,0

Total 80 100,0 100,0

Komposisi yang terkandung dalam susu, yaitu:

Frequenc

y Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 23 28,8 28,8 28,8

1 57 71,3 71,3 100,0


(61)

Komposisi susu yang terbanyak adalah:

Frequenc

y Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 75 93,8 93,8 93,8

1 5 6,3 6,3 100,0

Total 80 100,0 100,0

Zat yang terkandung dalam susu yg berguna untuk pertumbuhan tulang:

Frequenc

y Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 6 7,5 7,5 7,5

1 74 92,5 92,5 100,0

Total 80 100,0 100,0

Manfaat susu bagi kesehatan tulang dan gigi:

Frequenc

y Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 4 5,0 5,0 5,0

1 76 95,0 95,0 100,0


(62)

Susu dapat mengurangi keluhan insomnia (sulit tidur) karena:

Frequenc

y Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 33 41,3 41,3 41,3

1 47 58,8 58,8 100,0

Total 80 100,0 100,0

Susu mengandung laktosa, gunanya:

Frequenc

y Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 54 67,5 67,5 67,5

1 26 32,5 32,5 100,0

Total 80 100,0 100,0

Yang termasuk jenis susu, yaitu:

Frequenc

y Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 52 65,0 65,0 65,0

1 28 35,0 35,0 100,0


(63)

Dibawah ini yang termasuk makanan dari olahan susu:

Frequenc

y Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 4 5,0 5,0 5,0

1 76 95,0 95,0 100,0

Total 80 100,0 100,0

Dibawah ini yang termasuk cara pengolahan susu:

Frequenc

y Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 6 7,5 7,5 7,5

1 74 92,5 92,5 100,0

Total 80 100,0 100,0

solusi terbaik untuk orang tersebut adalah:

Frequenc

y Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 17 21,3 21,3 21,3

1 63 78,8 78,8 100,0


(64)

Kelebihan susu skim bagi orang yang sedang diet, yaitu:

Frequenc

y Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 15 18,8 18,8 18,8

1 65 81,3 81,3 100,0

Total 80 100,0 100,0

Kekurangan dari susu kental manis adalah:

Frequenc

y Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 47 58,8 58,8 58,8

1 33 41,3 41,3 100,0

Total 80 100,0 100,0

Kelebihan dari yogurt adalah:

Frequenc

y Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 19 23,8 23,8 23,8

1 61 76,3 76,3 100,0


(65)

Kelebihan susu kedelai sebagai produk nabati yaitu:

Frequenc

y Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 13 16,3 16,3 16,3

1 67 83,8 83,8 100,0

Total 80 100,0 100,0

Hal yang kurang disukai konsumen yang meminum susu kedelai yaitu:

Frequenc

y Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 15 18,8 18,8 18,8

1 65 81,3 81,3 100,0

Total 80 100,0 100,0

Alasan orang kurang menyukai susu yaitu:

Frequenc

y Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 52 65,0 65,0 65,0

1 28 35,0 35,0 100,0


(66)

Crosstabs:

Pengetahuan Berdasarkan Jenis Kelamin Pengetahuan Total Kurang Sedang Baik Kurang

JK PR 0 14 27 41

LK 1 27 11 39

Total 1 41 38 80

Pengetahuan Berdasarkan Umur

Pengetahuan Total Kurang Sedang Baik Kurang UMU

R

14 0 2 4 6

15 1 15 18 34

16 0 13 12 25

17 0 11 4 15


(67)

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 T

P1 Pearson Correlatio

n

1 ,638(*

*) ,115 ,236 ,471(*

) ,522(*

) ,115 ,290

1,000(**

) ,638(**) ,115 ,061 ,346 ,522(*) ,115 ,290 1,000(

**) ,638(*

*) ,115 ,061 Sig.

(2-tailed) ,002 ,628 ,317 ,036 ,018 ,628 ,215 ,000 ,002 ,628 ,800 ,135 ,018 ,628 ,215 ,000 ,002 ,628 ,800

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

P2 Pearson Correlatio n

,638(*

*) 1 ,302 ,082 ,287 ,212 ,101 ,414 ,638(**)

1,000(**

) ,302 -,032 ,101 ,212 ,101 ,414 ,638(*

*) 1,000(

**) ,302 -,032 Sig.

(2-tailed) ,002 ,196 ,731 ,220 ,369 ,673 ,069 ,002 ,000 ,196 ,895 ,673 ,369 ,673 ,069 ,002 ,000 ,196 ,895

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

P3 Pearson Correlatio n

,115 ,302 1 ,612(* *)

,612(*

*) ,302 ,600(*

*) ,905(*

*) ,115 ,302 1,000(

**)

,524(*

) ,400 ,302 ,600(*

*) ,905(*

*) ,115 ,302 1,00 0(** ) ,524(* ) Sig.

(2-tailed) ,628 ,196 ,004 ,004 ,196 ,005 ,000 ,628 ,196 ,000 ,018 ,081 ,196 ,005 ,000 ,628 ,196 ,000 ,018

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

P4 Pearson Correlatio n

,236 ,082 ,612(*

*) 1 ,792(* *) ,739(* *) ,816(* *) ,533(*

) ,236 ,082 ,612(*

*) ,899(*

*) ,612(*

*) ,739(**)

,816(* *)

,533(*

) ,236 ,082 ,612(

**)

,899(* *) Sig.

(2-tailed) ,317 ,731 ,004 ,000 ,000 ,000 ,015 ,317 ,731 ,004 ,000 ,004 ,000 ,000 ,015 ,317 ,731 ,004 ,000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

P5 Pearson Correlatio n

,471(*

) ,287 ,612(*

*) ,792(*

*) 1 ,739(*

*) ,612(*

*) ,533(*

) ,471(*) ,287 ,612(*

*) ,685(*

*) ,816(*

*) ,739(**)

,612(* *)

,533(* )

,471(*

) ,287 ,612(

**)

,685(* *) Sig.

(2-tailed) ,036 ,220 ,004 ,000 ,000 ,004 ,015 ,036 ,220 ,004 ,001 ,000 ,000 ,004 ,015 ,036 ,220 ,004 ,001

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20


(1)

n Sig.

(2-tailed) ,000 ,002 ,628 ,317 ,036 ,018 ,628 ,215 ,000 ,002 ,628 ,800 ,135 ,018 ,628 ,215 ,002 ,628 ,800

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

P 18 Pearson Correlatio n ,638(* *) 1,000(

**) ,302 ,082 ,287 ,212 ,101 ,414 ,638(**)

1,000(**

) ,302 -,032 ,101 ,212 ,101 ,414

,638(*

*) 1 ,302 -,032

Sig.

(2-tailed) ,002 ,000 ,196 ,731 ,220 ,369 ,673 ,069 ,002 ,000 ,196 ,895 ,673 ,369 ,673 ,069 ,002 ,196 ,895

N

20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

P 19

Pearson Correlatio n

,115 ,302 1,000( **)

,612(* *)

,612(*

*) ,302 ,600(*

*) ,905(*

*) ,115 ,302

1,000( **)

,524(*

) ,400 ,302

,600(* *)

,905(*

*) ,115 ,302 1

,524(* ) Sig.

(2-tailed) ,628 ,196 ,000 ,004 ,004 ,196 ,005 ,000 ,628 ,196 ,000 ,018 ,081 ,196 ,005 ,000 ,628 ,196 ,018

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

P 20

Pearson Correlatio n

,061 -,032 ,524(* ) ,899(* *) ,685(* *) ,664(* *) ,734(* *) ,453(*

) ,061 -,032

,524(* )

1,000( **)

,524(*

) ,664(**)

,734(* *)

,453(*

) ,061 -,032 ,524(

*) 1

Sig.

(2-tailed) ,800 ,895 ,018 ,000 ,001 ,001 ,000 ,045 ,800 ,895 ,018 ,000 ,018 ,001 ,000 ,045 ,800 ,895 ,018

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

T O T A L Pearson Correlatio

n ,582(*

*) ,549(* ) ,771(* *) ,811(* *) ,857(* *) ,733(* *) ,712(* *) ,793(*

*) ,582(**) ,549(*) ,771(*

*) ,690(*

*) ,608(*

*) ,733(**)

,712(* *) ,793(* *) ,582(* *) ,549(* ) ,771( **) ,690(* *) Sig.

(2-tailed) ,007 ,012 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,007 ,012 ,000 ,001 ,004 ,000 ,000 ,000 ,007 ,012 ,000 ,001

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20


(2)

** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). * Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Reliability

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items


(3)

nama umur JK P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 Pengetahua

1 15 PR 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 Baik

2 16 LK 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 Sedang

3 14 LK 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 Baik

4 15 LK 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 Sedang

5 15 LK 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 Baik

6 16 PR 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Baik

7 15 PR 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Baik

8 15 PR 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 Sedang

9 15 PR 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Baik

10 15 PR 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 Sedang

11 14 PR 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Baik

12 15 PR 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 Sedang

13 15 PR 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 Sedang

14 15 PR 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 Baik

15 14 PR 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 Sedang

16 14 PR 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Baik

17 16 PR 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 Sedang

18 15 LK 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 Sedang

19 15 LK 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 Baik

20 15 LK 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 Kurang

21 15 LK 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 Sedang

22 14 LK 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 Sedang

23 14 PR 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 Baik

24 15 LK 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 Sedang


(4)

25 15 LK 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Baik

26 15 PR 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Baik

27 16 LK 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 Sedang

28 16 LK 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 Sedang

29 15 PR 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 Baik

30 15 LK 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 Baik

31 16 PR 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 Baik

32 15 PR 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 Baik

33 15 PR 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 Baik

34 15 PR 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Baik

35 15 PR 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 Sedang

36 15 PR 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 Baik

37 16 PR 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 Sedang

38 16 PR 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 Sedang

39 15 PR 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 Sedang

40 17 PR 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 Sedang

41 15 PR 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 Sedang

42 16 PR 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 Baik

43 15 PR 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 Baik

44 15 LK 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 Sedang

45 16 LK 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 Sedang

46 16 PR 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 Baik

47 16 PR 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 Baik


(5)

49 15 PR 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Baik

50 15 LK 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 Sedang

51 16 LK 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 Sedang

52 16 LK 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 Baik

53 15 LK 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 Sedang

54 16 LK 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 Baik

55 16 PR 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 Sedang

56 16 PR 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 Baik

57 15 PR 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 Baik

58 15 PR 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 Baik

59 16 PR 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 Baik

60 15 PR 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 Sedang

61 17 LK 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 Sedang

62 17 LK 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 Sedang

63 17 LK 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 Sedang

64 16 LK 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 Sedang

65 16 LK 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 Sedang

66 16 PR 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 Baik

67 17 PR 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 Baik

68 16 LK 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 Sedang

69 17 LK 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 Sedang

70 17 LK 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 Sedang

71 17 LK 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 Sedang

72 16 LK 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 Baik

73 17 LK 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 Baik


(6)

74 17 LK 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 Sedang

75 17 LK 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 Baik

76 17 LK 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 Baik

77 17 LK 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 Sedang

78 17 LK 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 Sedang

79 17 LK 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 Sedang