20 mekanisme kepemimpinan yang dijalankan bersama budaya
perusahan dan organisasi. c.
Evaluasi Strategi, evaluasi strategi diperlukan karena keberhasilan yang telah dicapai dapat diukur kembali untuk menetapakan tujuan
berikutnya. Evaluasi menjadi tolak ukur untuk strategi yang akan dilaksanakan kembali oleh suatu organisasi dan evaluasi sangat
diperlukan untuk memastikan sasaran yang dinyatakan telah dicapai. Ada 3 macam kegiatan mendasar mengevaluasi strategi,
diantaranya : 1.
Meninjau faktor-faktor internal dan eksternal yang menjadi dasar strategi.
2. Mengukur prestasi membandingkan hasil yang
diharapkan dengan kenyataan. 3.
Mengambil tindakan korektif untuk memastikan bahwa prestasi sesuai dengan rencana.
B. Koperasi Syariah
1. Pengertian Koperasi Syariah
Dilihat dari segi bahasa etimologi, koperasi berasal dari kata latin yaitu Cum yang berarti
“dengan” dan Apareri yang berarti “bekerja”. Dalam literatur bahasa inggris dikenal dengan istilah Co dan Operation, sedangkan
yang dalam bahasa belanda dikenal dengan istilah Cooperation Veregening
21 yang berarti bekerja sama dengan orang lain untuk mencapai suatu tujuan
tertentu.
17
Dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 dinyatakan bahwa yang dimaksud dengan kata koperasi adalah badan hukum yang beranggotakan
orang-orang atau badan hukum koperasi dengan landasan kegiatannya berdasarkan prinsip-prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat
yang berdasarkan atas asas kekeluargaan
18
. Koperasi dalam literatur kajian fiqh klasik, dikenal dengan istilah
syirkah ta’awuniyah yaitu perserikatan atau perkongsian dalam berekonomi yang berlandasakan kepada asas kebersamaan. Sedangkan kalau dilihat dari
segi istilah, koperasi adalah akad antara orang-orang untuk berserikat modal untuk memperoleh keuntungan.
Adapun pengertian koperasi jasa keuangan syariah KJKS adalah koperasi yang kegiatan usahanya bergerak di bidang pembiayaan, investasi
dan simpanan sesuai pola bagi hasil syariah. Sedangkan unit jasa keuangan syariah UJKS adalah unit koperasi yang bergerak dibidang usaha,
pembiayaan, investasi dan simpanan dengan poal bagi hasil syariah sebagai bagian kegiatan koperasi yang bersangkutan.
19
17
Hadi Kusma, Hukum Koperasi Indonesia, Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2002 h.1 Cet.II
18
UU Perkoperasian No25 tahun 1992 Pasal 1 Yogyakarta: Pustaka Yustisia, 2007 h,.2
19
Junaedi. B.SM,Islam dan Interpreneurlisme:Suatu Studi Fiqh Ekonomi Bisnis Modern,Jakarta: Kalam Mulia,1992.,h.147
22
2. Peran dan Fungsi Koperasi Syariah
Dalam sistem koperasi konvensional, mencari keuntungan untuk kesejahteraan anggota lebih diutamakan, baik dengan cara tunai atau
membungakan uang yang ada pada anggota. Ironisnya sebagai anggota yang meminjam biasanya anggota yang mengalami defisit keuangan sehari-hari dan
pihak koperasi memberlakukannya sama dengan pinjaman lainya dengan mematok bunga sebagai jasa koperasi yang sama besar.
Pada koperasi syariah hal ini tidak dibenarkan, akan tetapi menentukan imbalan seperti: feeujrah untuk pelayanan jasa-jasa, marginribhun untuk
jual beli dan bagi hasil untuk kerja sama usaha itu diperbolehkan oleh Syar’i. Adapun peran dan fungsi koperasi syariah antara lain sebagai berikut:
a. Sebagai manajer investasi
Koperasi syariah merupakan manajer investasi dari pemilik dana yang dihimpunnnya. Besar kecilnya hasil usaha koperasi
tergantung dari
keahlian, kehati-hatian,
profesionalisme koperasi. Penyaluran dana yang dilakukan koperasi syariah
memiliki implikasi langsung kepada berkembang sebuah koperasi syariah.
Koperasi syariah melakukan fungsi ini sebagai lembaga yang menginvestasikan dana-dana anggotanya pada usaha-usaha
yang menguntungkan. Jika terjadi kerugian diluar kesengajaan dan kelalaian pihak mudharib, maka koperasi syariah tidak boleh
23 meminta ganti rugi sedikit pun karena kerugian dibebankan pada
pemilik dana. b.
Sebagai investor Koperasi syariah menginvestasikan dana yang dihimpun
dari anggota maupun pihak lain dengan pola investasi yang sesuai dengan syariah. Investasi yang sesuai meliputi akad beli
secara tunai, tidak tunai ataupun sewa-menyewa. keuntungan yng diperoleh dibagi secara proporsional sesuai kesepakan
nisbah pada pihak yang memberikan dana seperti tabungan sukarela atau investasi pihak lain sisanya dimasukkan pada
pendapatan operasional koperasi syariah. c.
Fungsi sosial Konsep koperasi syariah mengharuskan memberikan
pelayanan sosial baik kepada anggota yang membutuhkan maupun kepada masyarakat
dhu’afa. Kepada anggota yang membutuhkan pinjaman darurat dapat diberikan pinjaman
kebajikan dengan pengembalian pokok al-Qard yang sumber dananya berasal dari modal maupun laba yang dihimpun.
Dimana anggota tidak dibebankan bunga dan sebagainya seperti yang berlaku pada koperasi konvensional. Sementara bagi
anggota masyarakat dhu’afa dapat diberilan pinjaman kebajikan
24 dengan atau tanpa pengembalian pokok Qard ak-hasan yang
sumber dananya dari dana zakat, infaq dan shadaqoh ZIS.
20
3 . Karakteristik Koperasi Syariah
Adapun falsafah yang mendasari gagasan koperasi sesungguhnya adalah kerjasama, gotong royong dan demokrasi ekonomi, menuju kesejahteraan
umum. Melihat dari segi falsafah yang mendasari gerakan koperasi, kita temukan
banyak segi yang mendukung persamaan dan diberi rujukan dari segi ajaran Islam, antara lain penekanan akan pentingnya kerjasama dan tolong menolong
ta’awun, persaudaraan ukhuwah dan pandangan hidup demokrasi musyawarah. Lahirnya lembaga keuangan mikro syariah termasuk koperasi
syariah sesungguhnya dilatarbelakangi oleh pelarangan riba secara tegas dalam Al-
Qur’an. Islam mengangap riba sebagai satu unsur buruk yang merusak masyarakat secara ekonomi, sosial maupun moral. Oleh karena itu, Al-
Qur’an melarang umat Islam memberi atau memakan
riba
21
. Koperasi syariah sebagai koperasi yang beroperasi berdasarkan prinsip-
prinsip syariah menurut ketentuan al- Qur’an dan al-Hadis, memiliki
karakteristik yang berbeda dengan koperasi konvensional, diantaranya:
20
“BMT Syariah” artikel diakses pada 25 April 2011 dari http:www. bmt- syariah.blogspot.com...12peran-dan-fungsi-koperasi-syariah.html.
21
Ilmi Makhalul, Teori dan Praktek Lembaga Mikro Keuangan Syariah, Jakarta: UI Press, 2002, hal. 1
25 a.
Koperasi syariah tidak melakukan jual beli uang money changersharf.
b. Adanya Dewan Pengawas Syariah untuk mengawasi segala
bentuk produk-produk yang ditawarkan kepada masyarakat umum dan khususnya untuk anggota dan juga segi sistem
operasioanal yang diterapkan oleh koperasi syariah. Adapun tugas Dewan Pengawas Syariah secara detail sebagai berikut:
1 Menumbuh kembangan penerapan nilai-nilai syariah
dalam kegiatan perekonomian pada umumnya dan keuangan pada khususnya.
2 Mengeluarkan fatwa atas jenis-jenis kegiatan keuangan.
3 Mengeluarean fatwa atas produk dan jasa keuangan
syariah. 4
Mengawasi penerapan fatwa yang telah dikeluarkan. c.
Usaha koperasi syariah meliputi semua kegiatan usaha yang halal, baik, thayyib dan tidak ada unsur riba, masyir dan gharar
serta menguntungkan dengan sistem bagi hasil profit loss sharing dan revenue profit dan loss sharing dan juga tidak
melanggar peraturan undang – undang yang berlaku di Negara
Indonesia.
22
22
Sunarto Zulkifli, Panduan Transakasi Perbankan Syariah, Jakarta: Zikrul Hakim, 2003 h. 11
26 d.
Koperasi syariah menjalankan usaha sebagaimana tersebut dalam sertifikasi usaha koperasi.
e. Mengakui hak milik anggota terhadap modal usaha.
f. Hubungan dengan para anggota dalam bentuk hubungan
kemitraan dan kekeluargaan.
4. Produk-Produk Koperasi Syariah