Pengolahan buah kelapa sawit

mulai diusahakan secara komersial pada tahun 1911. Perintis usaha perkebunan kelapa sawit di Indonesia adalah Adrien Hallet, orang Belgia yang banyak belajar tentang kelapa sawit di Afrika. Budidaya yang dilakukannya diikuti oleh K. Schaudt yang menandai lahirnya Pabrik Kelapa Sawit PKS di Indonesia. Sejak itu PKS mulai berkembang ditandai dengan adanya PKS di Deli dan Aceh.

2.2.1 Pengolahan buah kelapa sawit

Pengolahan Tandan Buah Sawit TBS di PKS bertujuan untuk memperoleh minyak kelapa sawit yang berkualitas. Proses pengolahan TBS terbagi atas dua, yaitu proses pengolahan CPO dan proses pengolahan kernel CPKO. Proses pengolahan CPO adalah sebagai berikut: a. Pengangkutan TBS ke PKS, agar mutu TBS hasil panenan tidak berubah, hendaknya segera angkut TBS ke pabrik untuk diolah. Buah yang tidak segera diolah kandungan asam lemak bebas nya ALB akan meningkat, sebaiknya TBS diolah delapan jam setelah panen. b. Sortasi TBS, Jenis dan kondisi TBS yang diolah sangat menentukan kualitas dan rendemen CPO dan Kernel yang dihasilkan, untuk itu sebelum TBS tersebut diolah sebaiknya terlebih dahulu dilakukan penyortiran terhadap TBS yang masuk ke PKS. TBS yang disortasi dimasukkan ke loading ramp tempat untuk menampung TBS yang telah disortasi dan juga sebagai peralatan mekanis pengisian ke dalam lorri keranjang buah. c. Perebusan TBS, lorri diisi dengan TBS di loading ramp, kemudian buah dan lorrinya direbus dalam stasiun perebusan atau sterilizer station. Pada umumnya besar tekanan uap yang digunakan adalah 2,3-3,0 atmosfer dengan temperatur perebusan 150 C selama 85-90 menit. d. Perontokan dan pelumatan buah, setelah perebusan, lorri yang mengandung TBS ditarik keluar dari stasiun perebusan sterilizer station dan kemudian ke stasiun pengangkutan hoisting crane yang digerakkan oleh motor. Hoisting crane akan membalik-balikkan lorri sehingga TBS jatuh ke alat perontok buah threseher. Dari threseher, buah-buah yang telah rontok dipindahkan ke mesin pelumat Universitas Sumatera Utara digester. Digester berfungsi untuk melumatkan buah agar terpisah antara daging buah, minyak dan biji sebelum dipress. e. Pengempaan pressing, bertujuan untuk memisahkan minyak mentah crude oil dengan ampas fiber and nuts. f. Pemurnian minyak Clarification, minyak kelapa sawit yang keluar dari tempat Pengempaan pressing masih berupa minyak mentah crude oil dengan ampas fiber and nuts. Dalam pemurnian minyak menggunakan ayakan bergetar vibrating screen yang merupakan alat yang berfungsi untuk menyaring minyak dari benda-benda kasar seperti serabut yang tidak mengendap di dalam sand trap tank. Ayakan bergetar vibrating screen berdiameter 1,5 m yang terdiri dari 2 ayakan dengan ukuran 40 mash dan 30 mash dan dialiri air panas dengan suhu ±85 C agar minyak dalam ayakan tidak terlalu kental dan mudah dialirkan ke dalam crude oil tank. g. Crude oil tank, di dalam crude oil tank terjadi proses pemisahan antara minyak dengan kotoran, dimana molekul kotoran yang memiliki berat jenis yang lebih besar dari minyak akan mengendap di dasar crude oil tank. Minyak yang berada di bagian atas crude oil tank akan dibawa ke CST Continous Settling Tank dengan bantuan crude oil transfer pump. Sementara kotoran yang terendap didasar crude oil tank akan dibuang sebagai limbah. h. Continous Settling Tank CST, di dalam CST dilakukan proses pengendapan lanjutan, yaitu pemanasan terhadap minyak dengan menggunakan steam yang bersuhu antara 90-100 C, pemanasan ini bertujuan agar proses pengendapan berjalan lebih cepat. CST dilengkapi dengan pengaduk mixer di dalamnya yang berfungsi untuk mengaduk minyak agar mudah terpisah antara minyak dengan kotoran dan air sludge. i. Oil Tank, minyak dari CST dibawa oleh screamer menuju oil tank, yang berfungsi untuk memanaskan minyak sebelum masuk kedalam oil purifier. Pemanasan dilakukan dengan mengalirkan steam yang bersuhu antara 90-100 C yang bertujuan untuk mempermudah pemisahan minyak dengan air dan juga kotoran ringan dengan cara pengendapan dengan kapasitas 30 m 3 . j. Oil Purifier, minyak yang telah dipanaskan dari dalam oil tank kemudian dialirkan ke oil purifier untuk proses pemurnian selanjutnya. Oil purifier mesin digerakkan Universitas Sumatera Utara oleh elektromotor yang memiliki putaran 1420-1500 rpm dengan kapasitas 7 tonjam. k. Vacuum Drier, minyak dari oil purifier dialirkan ke dalam vacuum drier dan disemprotkan ke dalam ruangan melalui nozzle. Ada 3 buah nozzle yang terdapat di dalam vacuum drier. Vacuum drier berfungsi untuk menurunkan kadar air pada minyak sehingga batas maksimum yang diinginkan yaitu 0,08-0,1 dengan kapasitas 4 tonjam. l. Sludge Tank, minyak hasil pemisahan dalam CST masuk ke dalam oil tank, sedangkan sludge akan dialirkan ke dalam sludge tank. Sludge tank berbentuk silinder dan bagian bawahnya berbentuk kerucut berfungsi memanaskan sludge agar mudah terpisah antara air, kotoran dan minyak. Pemisahan dilakuan berdasarkan prinsip perbedaan berat jenis. Pemanasan pada sludge tank dilakukan dengan memberikan steam dengan suhu 95-100 C. m. Sand Cylone, berfungsi untuk membersihkan pasir-pasir yang terdapat pada sludge tank, sehingga mempermudah pemisahan lumpur dan minyak pada unit sludge separator. n. Decanter, berfungsi untuk memisahkan antara padatan, air dan minyak. Adapun mekanisme kerjanya, minyak minyak yang akan diolah diumpankan ke decanter melalui pipa pengumpanan. Padatan yang terkumpul pada dinding karena pengaruh gaya sentrifugasi. Kedua jenis cairan yaitu minyak dan air yang mempunyai berat jenis yang berbeda, membentuk lapisan terpadu semacam silindris, minyak di lapisan bagian dalam karena berat jenisnya lebih ringan dan air di bagian luar karena berat jenisnya lebih besar. Padatan yang terkumpul pada dinding blow didorong ke ujung bow yang berbentuk kerucut oleh conveyor ke lubang pembuangan padatan dan dikeluarkan ke trailer padatan. Pemisahan optimal pada suhu minimum 90 C dan akan lebih sempurna jika decanter sebelum digunakan untuk proses telah dipanaskan dengan cara mengumpan dengan air panas yang suhunya mendekati suhu minimum. o. Sludge separator, prinsip kerja dari Sludge separator adalah berdasarkan gaya sentrifugasi sehingga antara minyak, air dan kotoran terpisah. p. Bak dekantasi, fungsi dari bak dekantasi adalah memisahkan kandungan palm oil water phase output sludge separator yang masih mengandung minyak sebesar 0,06 menjadi 0,04. Lumpur yang masih mengandung minyak yang berada Universitas Sumatera Utara dalam bak dekantasi akan dipisahkan berdasarkan berat jenisnya dimana lumpur yang berada di bagian bawah dan minyak berada di bagian atas akan dikumpulkan pada bak recycling yang selanjutnya dipompakan lagi ke continuous tank untuk di proses kembali. Lumpur dan pasir yang mengendap di dasar bak dekantasi akan dibuang di kolam fat-pit, selain fase minyak dari decanter lumpur dihasilkan dari proses blow down dari sterilizer juga masuk ke bak dekantasi untuk pengambilan minyak yang ada pada lumpur tersebut, dan water phase yang masih mengandung minyak sebesar 0.04 dialirkan kedalam fat-fit melalui parit pembuangan. Proses pengolahan kernel CPKO a. Cake Breaker Conveyor CBC, CBC berfungsi memecahkan gumpalan-gumpalan ampas pressan dan menguapkan kandugan air. Biji dengan mengikuti prinsip gravitasi jatuh ke depericarper, sedangkan fibre cangkang halus serta inti pecah ringan di hisap oleh fibre cyclone secagai bahan bakar ketel. b. Fibre cylone, adapun fungsi fibre cylone adalah untuk menghisap fraksi ringan sampah yang sudah terurai di CBC. c. Depericarper, adapun fungsi depericarper adalah membersihkan serat-serat halus yang masih melekat pada biji nut serta melekangkan kernel dengan cangkang. Alat ini bentuknya polishing drum yang di lengkapi dengan jari-jari disusun membentuk alur sehingga nut bisa keluar tromol. Nut selanjutkan dibawa oleh elevator ke nut bin, sedangkan sampah serat halus keluar di ujung tromol dan ditampung oleh wadah tersendiri. Pelengkangan kernel terhadap cangkang dengan nut di putar dan dibantingan pada dinding dari jari-jari tromol yang berputar. d. Nut silo, nut dari pulishing drum jatuh ke dalam nut conveyor dan dibawa ke nut silo melalui tromol vertikal dengan bantuan energi hisap angin yang di aktifkan oleh dust cylone fan, kemudian masuk kedalam nut cylone untuk di bagi ke dalam dua nut silo. Di nut silo terjadi proses pengeringan nut agar mudah terlepas antara kernel dan cangkangnya. Pemanasan dilakukan dengan meniupkan udara panas menggunakan blower. Suhu pemanasan di dalam nut silo berbeda pada tiap tingkatnya, yaitu: bagian atas 60 C, bagian tengah 60 C dan bagian bawah 40 C. Penyimpanan nut di dalam nut silo ± 12 jam agar pemanasan optimal. Prinsip kerja di dalam nut adalah First In First Out FIFO untuk dilanjutkan ke dalam creacker ripple mill. Universitas Sumatera Utara e. Nut grading, berfungsi untuk memisahkan biji berdasarkan ukuran biji agar diperoleh efek pemecahan biji yang optimal sesuai dengan alat pemecah biji. Biji yang cukup kering yang keluar dari pengeringan biji diangkut oleh elevator biji naik keayakan biji. Pada ayakan pertama, biji yang telah mengalami pemeraman diayak oleh plate metal defloye sehingga biji menjadi lebih bersih keadaannya kemudian biji dipisah menurut fraksi kecil, sedang dan besar. f. Ripple mill, prinsip kerjanya adalah dengan menggunakan metode gerus, artinya biji masuk melalui hopper kemudian gerus dengan ripple plate yang bentuknya bergerigi sedemikian rupa, dibantu dengan pemutaran rotor bar yang disesuaikan dengan diameter biji yang akan diolah. g. Modder bak, hasil pemecahan biji atau cracked mixture setelah dibuang sampah kotoran halus pada cracked tromol dimasukkan lebih dahulu ke dalam winnower system untuk memisahkan cangkang-cangkang dan serabut-serabut dengan sistem hisapan selanjutnya masuk ke modder bak atau clay batch separator. Modder bak berisi cairan lumpur dengan berat jenis 1400 gcc, akan memisahkan inti dengan cangkang dengan perbedaan berat jenis. h. Hydro cylone, berfungsi untuk memisahkan cangkang dengan kernel yang beroperasi berdasarkan perputaran air. Proses pemisahan hydro cylone ini dilakukan dengan bantuan media air yang dipompakan dengan tekanan 3-4 bar kedalam cylone. Akibat tekanan pompa terjadi gaya sentrifugasi dan oleh karena perbedaan berat jenis kernel dan cangkang bersama air yang berat jenis lebih besar berada di sebelah tepi pinggir dan turun ke bawah dan keluar melalui lubang. i. Tromol cangkang, berfungsi untuk memisahkan antara air dengan cangkang yang diumpankan oleh hydro cylone cangkang dan masih mengandung kernel pecah. j. Kernel dewatering screen, berfungsi untuk memisahkan inti yang berasal dari hydro cylone kernel dan inti pecah dengan air, sampah yang masih terikut. Unit ini dilengkapi dengan saringan penggetar untuk memudahkan pemisahan inti yang dihasilkan kemudian disalurkan ke kernel drier sedangkan air dan sampah dialirkan kembali ke hydro cylone. k. Kernel drier, berfungsi untuk mengeringkan kernel sehingga dicapai mutu kernel yang sesuai standar. Disini pengeringan dilakukan dengan cara menghembuskan udara panas dari heating element oleh blower dihembuskan ke dalam silo kernel. Lama pengeringan berkisar anatara 10-12 jam dengan temperatur 60-70 C. Universitas Sumatera Utara l. Kernel bin, kernel yang sudah dikeringkan di kernel bin dengan kapasitas 40 Ton. Inti sawit yang dihasilkan kemudian dikirim ke tempat pengolahan inti sawit sehingga dihasilkan minyak inti kelapa sawit mentah PKO http:regionalinvestement.com.

2.2.2 Minyak kelapa sawit mentah CPO