penelitian yang dilakukan oleh Tumengkol dkk pada masyarakat desa Kembuan, kecamatan Tondano Utara, dari 83 responden, yang mengalami xerostomia adalah
sebanyak 33 responden, obat antihipertensi merupakan kelompok obat yang paling sering menyertai xerostomia.
7
Hasil laporan bulanan Puskesmas Sentosa Baru Medan bulan Agustus 2014 diketahui bahwa penderita hipertensi yang berkunjung ke puskesmas sebanyak 108
orang untuk jenis kelamin laki-laki dan 115 orang pada perempuan. Kunjungan pasien untuk berobat penyakit lain seperti diabetes sebanyak 46 orang laki-laki dan
51 orang perempuan. Kunjungan untuk pengobatan hipertensi termasuk kunjungan yang terbanyak dibandingkan kunjungan untuk berobat penyakit lain. Berdasarkan
uraian tersebut, peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran xerostomia pada pasien hipertensi di Puskesmas Sentosa Baru dan Puskesmas Sering Medan.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana gambaran xerostomia pada pasien hipertensi di Puskesmas Sentosa Baru dan Puskesmas Sering Medan.
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran xerostomia pada pasien hipertensi di Puskesmas Sentosa Baru dan Puskesmas Sering Medan.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui prevalensi xerostomia pada pasien hipertensi di Puskesmas Sentosa Baru dan Puskesmas Sering Medan.
2. Untuk mengetahui rata-rata laju alir saliva pada pasien hipertensi di Puskesmas Sentosa Baru dan Puskesmas Sering Medan.
3. Untuk mengetahui prevalensi xerostomia pada pasien hipertensi di Puskesmas Sentosa Baru dan Puskesmas Sering Medan berdasarkan usia.
4. Untuk mengetahui prevalensi xerostomia pada pasien hipertensi di Puskesmas Sentosa Baru dan Puskesmas Sering Medan berdasarkan jenis kelamin.
5. Untuk mengetahui prevalensi jenis obat antihipertensi yang dikonsumsi pasien hipertensi di
Puskesmas Sentosa Baru
dan Puskesmas Sering Medan. 6. Untuk mengetahui prevalensi xerostomia pada pasien hipertensi di Puskesmas
Sentosa Baru dan Puskesmas Sering Medan berdasarkan jenis obat antihipertensi yang dikonsumsi.
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat untuk ilmu pengetahuan
Memperoleh data mengenai gambaran xerostomia pada pasien hipertensi yang dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi perkembangan ilmu pengetahuan
khususnya di bidang kedokteran gigi.
1.4.2 Manfaat untuk masyarakat
Memperoleh informasi dan pengetahuan mengenai xerostomia agar masyarakat lebih memperhatikan kesehatan serta kebersihan gigi dan mulutnya serta bagaimana
cara penanggulangannya.
1.4.3 Manfaat untuk peneliti
Menambah wawasan dan pengalaman bagi peneliti dalam melakukan penelitian tentang gambaran xerostomia pada pasien hipertensi serta dapat digunakan sebagai
referensi untuk penelitian lebih lanjut.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan sistem peredaran darah yang menyebabkan kenaikan tekanan darah diatas normal, yaitu 14090 mmHg. Pada stadium dini
hipertensi sering tidak memberikan gejala apapun, sehingga banyak yang tidak menyadari bahwa dirinya sudah menderita hipertensi. Sedangkan pada golongan yang
menyadari dapat merasakan adanya gejala berupa sakit kepala, mimisan, pusing, mudah marah, telinga berdengung, rasa berat di tengkuk, mudah lelah, mata
berkunang-kunang dan sukar tidur sebagai gejala yang banyak dijumpai. Hasil Riset Kesehatan Dasar Riskesdas tahun 2007 menunjukkan prevalensi hipertensi secara
nasional mencapai 31,7 dan sebagian besar kasus hipertensi di masyarakat belum terdeteksi.
1,5
Hipertensi dapat diklasifikasikan berdasarkan etiologi dan tingginya tekanan darah. Berdasarkan etiologinya, hipertensi dibagi menjadi hipertensi primer dan
hipertensi sekunder :
6
1. Hipertensi primer atau hipertensi esensial adalah hipertensi tanpa kelainan dasar patologi yang jelas. Lebih dari 90 kasus merupakan hipertensi esensial.
Penyebab multifaktorial meliputi faktor genetik dan lingkungan. Faktor genetik mempengaruhi kepekaan terhadap natrium, kepekaan terhadap stres, reaktivitas
pembuluh darah terhadap vasokonstriktor dan lain-lain. Sedangkan yang termasuk faktor lingkungan antara lain diet, kebiasaan merokok, stres, emosi, obesitas dan lain-
lain. 2. Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang disebabkan penyakit lain.
Hipertensi sekunder meliputi 5-10 kasus hipertensi. Termasuk dalam kelompok ini antara lain hipertensi akibat penyakit ginjal hipertensi renal, hipertensi endokrin,
kelainan saraf pusat, obat-obatan dan lain-lain.
Hipertensi berdasarkan tingginya tekanan darah yakni bila tekanan darah seseorang 14090 mmHg maka dikatakan hipertensi. Untuk pembagian yang lebih
rinci, The Joint National Committee on prevention, evaluation and treatment of high blood presure JNC, membuat klasifikasi yang mengalami perubahan dari waktu ke
waktu. Klasifikasi terbaru JNC VII,2003 membagi hipertensi menjadi tingkat 1 dan tingkat 2. Klasifikasi tekanan darah untuk usia 18 tahun atau lebih berdasarkan JNC
VII,2003 :
6
1. Normal : sistol 120 mmHg dan diastol 80 mmHg
2. Prehipertensi : sistol 120-139 mmHg dan diastol 80-89 mmHg 3. Hipertensi
Tingkat 1 : sistol 140-159 mmHg dan diastol 90-99 mmHg
Tingkat 2 : sistol 160 mmHg dan diastol 100 mmHg
2.2 Obat Antihipertensi