BAB 4 HASIL PENELITIAN
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Kecamatan Medan Denai adalah salah satu kecamatan yang ada di Kota Medan. Luas wilayahnya sebesar 905 km
2
dengan jumlah penduduk 138.689 jiwa dan terdiri dari 30.466 KK dengan kepadatan penduduk 15.324,8 km
2
. Sarana Kesehatan yang ada di Kecamatan Medan Denai meliputi 4 unit
Puskesmas Induk yaitu Puskesmas Denai, Puskesmas Tegal Sari, Puskesmas Bromo dan Puskesmas Desa Binjai. Kecamatan ini juga mempunyai sarana-sarana kesehatan
swasta lainnya seperti dokter praktek umum maupun spesialis, Rumah Sakit dan Balai Pengobatan.
Kecamatan Medan Denai memiliki banyak sarana pendidikan yang meliputi Taman Kanak-kanak TK 37 unit, SD Negeri 24 unit, SD Swasta 27 unit, SLTP 25
unit, SLTA 35 unit dan Perguruan Tinggi 5 unit yang terletak menyebar di kelurahan- kelurahan. Jumlah seluruh murid SD di Kecamatan Medan Denai tercatat orang
3.787 orang. SD Negeri No 060910 didirikan tahun 1956, beralamat di Jalan Medan
Tenggara VII Kecamatan Medan Denai dengan jumlah siswa 591 orang. Data siswa selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.1. Gambaran Siswa SD Negeri 060910 Kelas
Jenis Kelamin Jumlah
Persentase Laki-laki
Perempuan n
I 56
47 103
17,43 II
50 48
98 16,58
III 42
45 87
14,72 IV
55 43
98 16,58
V 57
48 105
17,77 IV
51 49
100 16,92
Jumlah 311
280 591
100
4.2. Karakteristik Responden 4.2.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Sampel pada penelitian ini terdiri dari 3 kelompok yaitu 35 orang siswa yang diberikan perlakuan satu kali penyuluhan, 35 orang siswa diberikan perlakuan dua
kali penyuluhan dan 35 orang siswa tidak diberikan perlakuan penyuluhan. Pada penelitian ini responden terbanyak pada usia 11 tahun yaitu 57,1 pada kelompok
satu kali penyuluhan, 51,4 pada kelompok dua kali penyuluhan dan 51,4 pada kelompok tanpa perlakuan yang dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur Umur
Kelompok Satu Kali
Penyuluhan Kelompok
Dua Kali Penyuluhan
Kelompok Tanpa
Perlakuan
10 7
20 15
42,9 11
31,4 11
20 57,1
18 51,4
18 51,4
12 7
20 1
2,9 5
5,3 13
1 2,9
1 2,9
1 2,9
Total 35
100 35
100 35
100
Universitas Sumatera Utara
4.2.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Rasio jenis kelamin laki-laki dan perempuan pada masing-masing kelompok adalah hampir sama yang dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis
Kelamin Kelompok
Satu Kali Penyuluhan
Kelompok Dua Kali
Penyuluhan Kelompok
Tanpa Perlakuan
Laki-laki 18
51,4 17
48,6 18
51,4 Perempuan
17 48,6
18 51,4
17 48,6
Total 35
100 35
100 35
100
4.2.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Sumber Mendapatkan Informasi tentang DBD
Responden penelitian ini mayoritas kelompok tidak pernah mendapatkan informasi tentang DBD. Hasil penelitian ini menunjukkan tim kesehatan belum
pernah memberikan penyuluhan kesehatan kepada responden, begitu juga guru SD, hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sumber Mendapatkan Informasi tentang DBD
Sumber Informasi
Kelompok Satu Kali
Penyuluhan Kelompok
Dua Kali Penyuluhan
Kelompok Tanpa
Perlakuan
Media 2
5,7 2
5,7 1
2,9 Orang Tua
1 2,9
- -
1 2,9
Guru 1
2,9 -
- 1
2,9 Tim
Kesehatan 1
2,9 1
2,9 -
- Tidak Pernah
30 85,7
32 91,4
32 91,4
Total 35
100 35
100 35
100
Universitas Sumatera Utara
4.3. Analisis Univariat
Analisis univariat adalah analisis terhadap variabel penelitian dalam bentuk distribusi frekuensi dan disajikan dalam bentuk tabel.
4.3.1. Pengetahuan Responden Sebelum Diberikan Penyuluhan Kesehatan
Indikator pengetahuan responden sebelum dilakukan penyuluhan adalah hasil perolehan informasi dari keseluruhan pertanyaan tentang pengetahuan DBD yang
berjumlah 25 butir pertanyaan dengan dua alternatif jawaban, dimana jawaban benar diberi skor 2 dan salah diberi skor 1. Skor yang dihasilkan akan dikatagorikan untuk
mendiskripsikan tingkat pengetahuan. Hasil penelitian menunjukkan sebelum diberikan penyuluhan pengetahuan
responden pada kelompok satu kali penyuluhan adalah rendah sebanyak 9 orang 25,7 dan sedang sebanyak 26 orang 73,3 , pada kelompok dua kali
penyuluhan menunjukkan pengetahuan responden rendah sebanyak 7 orang 20 dan sedang sebanyak 28 orang 80 sedangkan pada kelompok tanpa perlakuan
menunjukkan tingkat pengetahuan responden rendah sebanyak 7 orang 20 dan sedang sebanyak 28 orang 80 yang dapat dilihat pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Sebelum Diberikan Penyuluhan Kesehatan
Pengetahuan Kelompok
Satu Kali Penyuluhan
Kelompok Dua Kali
Penyuluhan Kelompok
Tanpa Perlakuan
Tinggi -
- -
- -
- Sedang
26 73,3
28 80
28 80
Rendah 9
25,7 7
20 7
20 Total
35 100
35 100
35 100
Universitas Sumatera Utara
4.3.2. Sikap Responden Sebelum Diberikan Penyuluhan
Indikator sikap responden sebelum dilakukan penyuluhan adalah hasil perolehan informasi dari keseluruhan pertanyaan tentang sikap terhadap pencegahan
DBD yang berjumlah 15 butir pertanyaan dengan dua alternatif jawaban, dimana jawaban setuju diberi skor 2 dan tidak setuju diberi skor 1. Skor yang dihasilkan akan
dikatagorikan untuk mendiskripsikan sikap responden. Hasil penelitian sebelum diberikan penyuluhan menunjukkan sikap responden
pada kelompok satu kali penyuluhan adalah kurang sebanyak 4 orang 11,4 , sedang sebanyak 17 orang 48,6 dan baik sebanyak 14 orang 40 , pada
kelompok dua kali penyuluhan sikap responden menunjukkan sikap kurang sebanyak 5 orang 14,3 , sedang sebanyak 21 orang 60 dan baik sebanyak 9 orang
25,7 sedangkan pada kelompok tanpa perlakuan sikap responden menujukkan sikap kurang sebanyak 1 orang 2,9 , sedang sebanyak 24 orang 68,5 dan
baik sebanyak 10 orang 28,6 yang dapat dilihat pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap Sebelum Diberikan Penyuluhan Kesehatan
Sikap Kelompok
Satu Kali Penyuluhan
Kelompok Dua Kali
Penyuluhan Kelompok
Tanpa Perlakuan
Baik 14
40 9
25,7 10
28,6 Sedang
17 48,6
21 60
24 68,5
Kurang 4
11,4 5
14,3 1
2,9 Total
35 100
35 100
35 100
Universitas Sumatera Utara
4.3.3. Pengetahuan Responden Sesudah Diberikan Penyuluhan Kesehatan
Setelah diberikan penyuluhan kesehatan, kembali dilakukan evaluasi untuk melihat perbedaan tingkat pengetahuan pada tiga kelompok. Hasil penelitian
menunjukkan pengetahuan responden sesudah diberikan penyuluhan pada kelompok satu kali penyuluhan adalah berubah menjadi sedang sebanyak 28 orang 80 dan
tinggi sebanyak 7 orang 80 , pengetahuan responden pada kelompok dua kali penyuluhan menunjukkan perubahan menjadi sedang sebanyak 2 orang 5,7 dan
tinggi sebanyak 33 orang 94,3 sedangkan pada kelompok tanpa perlakuan pengetahuan responden tidak menunjukkan perubahan, pengetahuan rendah sebanyak
8 orang 22,9 dan sedang sebanyak 27 orang 77,1 yang dapat dilihat pada Tabel 4.7.
Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Sesudah Diberikan Penyuluhan Kesehatan
Pengetahuan Kelompok
Satu Kali Penyuluhan
Kelompok Dua Kali
Penyuluhan Kelompok
Tanpa Perlakuan
Tinggi 7
20 33
94,3 -
- Sedang
28 80
2 5,7
27 77,1
Rendah -
- -
- 8
22,9 Total
35 100
35 100
35 100
4.3.4. Sikap Responden Sesudah Diberikan Penyuluhan
Setelah diberikan penyuluhan kesehatan, kembali dilakukan evaluasi untuk melihat perbedaan sikap pada tiga kelompok. Hasil penelitian menunjukkan sikap
responden sesudah diberikan penyuluhan pada kelompok satu kali penyuluhan adalah
Universitas Sumatera Utara
kurang sebanyak 1 orang 2,9 , sedang sebanyak 4 orang 11,4 dan baik sebanyak 30 orang 85,7 , pada kelompok dua kali penyuluhan menunjukkan
terjadinya perubahan sikap yaitu sedang sebanyak 2 orang 5,7 dan baik sebanyak 33 orang 94,3 sedangkan pada kelompok tanpa perlakuan sikap responden
menunjukkan sikap rendah sebanyak 1 orang 2,9 , sedang sebanyak 10 orang
28,6 dan baik sebanyak 24 orang 68,6 yang dapat dilihat pada Tabel 4.8. Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap Sesudah
Diberikan Penyuluhan Kesehatan Sikap
Kelompok Satu Kali
Penyuluhan Kelompok
Dua Kali Penyuluhan
Kelompok Tanpa
Perlakuan
Baik 30
85,7 33
94,3 24
68,5 Sedang
4 11,4
2 5,7
10 28,6
Kurang 1
2,9 -
- 1
2,9 Total
35 100
35 100
35 100
4.3.5. Evaluasi Komponen Proses Penyuluhan Pada Kelompok Perlakuan
Evaluasi komponen proses penyuluhan diberikan kepada kelompok perlakuan yaitu kelompok satu kali penyuluhan dan kelompok dua kali penyuluhan. Evaluasi
komponen proses penyuluhan meliputi evaluasi materi, media, metode dan komunikator dari proses penyuluhan yang diberikan.
Hasil penelitian menunjukkan responden pada kelompok satu kali penyuluhan menilai materi yang diberikan pada saat penyuluhan adalah baik sebanyak 29 orang
82,9 dan cukup sebanyak 6 orang 17,1 sedangkan pada kelompok dua kali penyuluhan responden menilai materi penyuluhan yang diberikan pada saat
Universitas Sumatera Utara
penyuluhan menunjukkan 5 orang 14,3 responden menilai cukup dan 30 orang 85,7 menilai baik.
Untuk penilaian media penyuluhan yang diberikan, responden pada kelompok satu kali penyuluhan menilai media yang diberikan pada saat penyuluhan ada 4 orang
11,4 responden menilai cukup dan responden yang menilai baik ada 31 orang 88,6 sedangkan untuk kelompok dua kali penyuluhan responden memberikan
penilaian media yang diberikan pada saat penyuluhan ada 6 orang 17,1 responden menilai cukup dan responden yang menilai baik ada 29 orang 82,9.
Untuk penilaian metode penyuluhan yang diberikan , responden pada kelompok satu kali penyuluhan menilai metode yang diberikan pada saat penyuluhan ada 3
orang 8,6 responden menilai cukup dan responden yang menilai baik ada 31 orang 88,6 sedangkan untuk kelompok dua kali penyuluhan responden
memberikan penilaian metode penyuluhan yang diberikan pada saat penyuluhan ada 6 orang 17,1 responden yang menilai cukup dan responden yang menilai baik ada
29 orang 82,9 . Untuk penilaian pada komunikator, responden pada kelompok satu kali
penyuluhan menilai komunikator dalam memberikan penyuluhan cukup ada 4 orang 11,4 dan baik ada 31 orang 88,6 sedangkan untuk kelompok dua kali
penyuluhan responden menilai komunikator dalam memberikan penyuluhan cukup ada 5 orang 14,3 dan baik 30 orang 85,7 yang dapat dilihat pada Tabel 4.9.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.9. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Evaluasi Komponen Proses Penyuluhan
Evaluasi Komponen Penyuluhan
Kelompok Satu Kali
Penyuluhan Kelompok
Dua Kali Penyuluhan
1. Materi Baik
29 82,9
30 85,7
Cukup 6
17,1 5
14,3 Kurang
- -
- -
2. Media Baik
31 88,6
29 82,9
Cukup 4
11,4 6
17,1 Kurang
- -
- -
3. Metode Baik
32 91,4
29 82,9
Cukup 3
8,6 6
17,1 Kurang
- -
- -
4. Komunikator Baik
31 88,6
30 85,7
Cukup 4
11,4 5
14,3 Kurang
- -
- -
Total 35 35
4.4. Analisis Bivariat
Analisis Bivariat dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui perbedaan pengetahuan dan sikap siswa sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan.
Uji statistic yang digunakan dalam analisis bivariat ini adalah uji t-test paired t-test pada tingkat kepercayaan 95 untuk mengetahui pengaruh dan perbedaan
pengetahuan dan sikap siswa tentang DBD sebelum dan sesudah penyuluhan sedangkan untuk mengetahui hubungan komponen penyuluhan dengan pengetahuan
dan sikap siswa dilakukan uji chi square pada taraf kepercayaan 95 .
Universitas Sumatera Utara
4.4.1.Perbandingan Rerata Nilai Pengetahuan Responden Sebelum dan Sesudah pada Kelompok Satu Kali Penyuluhan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata nilai pengetahuan responden sebelum diberikan penyuluhan pada kelompok satu kali penyuluhan adalah 36,69 dan
sesudah diberikan penyuluhan mengalami peningkatan sekitar 15,48 menjadi 42,37. Terlihat nilai mean difference sebesar 5,68 dan nilai p = 0,00, hal ini bermakna
bahwa ada perbedaan yang signifikan antara pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan dimana nilai p 0,05, dapat dilihat pada Tabel 4.10 .
Tabel 4.10. Perbandingan Rerata Nilai Pengetahuan Responden Sebelum dan Sesudah pada Kelompok Satu Kali Penyuluhan
Pengetahuan Kelompok Satu Kali
Penyuluhan Mean
Mean Difference
p Value n
Sebelum 36,69
5,68 0,00
35 Sesudah
42,37
4.3.2.Perbandingan Rerata Nilai Pengetahuan Responden Sebelum dan Sesudah pada Kelompok Dua Kali Penyuluhan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata nilai pengetahuan responden sebelum diberikan penyuluhan pada kelompok dua kali penyuluhan adalah 37,60 dan
sesudah diberikan penyuluhan mengalami peningkatan 23,03 menjadi 46,26 . Terlihat nilai mean difference sebesar 8,66 dan nilai p = 0,00, hal ini bermakna bahwa
ada perbedaan yang signifikan antara pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan dimana nilai p 0,05, dapat dilihat pada Tabel 4.11.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.11. Perbandingan Rerata Nilai Pengetahuan Responden Sebelum dan Sesudah pada Kelompok Dua Kali Penyuluhan
Pengetahuan Kelompok Dua Kali
Penyuluhan Mean
Mean Difference
p Value n
Sebelum 37,60
8,66 0,00
35 Sesudah
46,26 4.3.3.Perbandingan Rerata Nilai Pengetahuan Responden Sebelum dan Sesudah
pada Kelompok Tanpa Penyuluhan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata nilai pengetahuan responden sebelum pada kelompok tanpa penyuluhan adalah 36,91 dan sesudah mengalami
peningkatan hanya 0,95 menjadi 37,26 . Terlihat nilai mean difference sebesar 0,35 dan nilai p = 0,11, hal ini menyatakan bahwa tidak ada perbedaan antara
pengetahuan sebelum dan sesudah dimana nilai p 0,05, dapat dilihat pada Tabel 4.12.
Tabel 4.12. Perbandingan Rerata Nilai Pengetahuan Responden Sebelum dan Sesudah pada Kelompok Tanpa Perlakuan
Pengetahuan Kelompok Tanpa
Perlakuan Mean
Mean Difference
p Value n
Sebelum 36,91
0,35 0,11
35 Sesudah
37,26
4.3.4.Perbandingan Rerata Nilai Sikap Responden Sebelum dan Sesudah pada
Kelompok Satu Kali Penyuluhan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata nilai sikap responden sebelum diberikan penyuluhan pada kelompok satu kali penyuluhan adalah 25,29 dan sesudah
Universitas Sumatera Utara
diberikan penyuluhan mengalami peningkatan 11,86 menjadi 28,49 . Terlihat nilai mean difference sebesar 3,00 dan nilai p = 0,00, hal ini bermakna bahwa ada
perbedaan yang signifikan antara sikap sebelum dan sesudah penyuluhan dimana nilai p 0,05 dapat dilihat pada Tabel 4.13.
Tabel 4.13. Perbandingan Rerata Nilai Sikap Responden Sebelum dan Sesudah pada Kelompok Satu Kali Penyuluhan
Sikap Kelompok Satu Kali
Penyuluhan Mean
Mean Difference
p Value n
Sebelum 25,29
3,00 0,00
35 Sesudah
28,29
4.3.5.Perbandingan Rerata Nilai Sikap Responden Sebelum dan Sesudah pada Kelompok Dua Kali Penyuluhan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata nilai sikap responden sebelum diberikan penyuluhan pada kelompok dua kali penyuluhan adalah 24,94 dan sesudah
diberikan penyuluhan mengalami peningkatan 17,76 menjadi 29,37 . Terlihat nilai mean difference sebesar 4,43 dan nilai p = 0,00, hal ini bermakna bahwa ada
perbedaan yang signifikan antara sikap sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan dimana nilai p 0,05 dapat dilihat pada Tabel 4.14.
Tabel 4.14. Perbandingan Rerata Nilai Sikap Responden Sebelum dan Sesudah pada Kelompok Dua Kali Penyuluhan
Sikap Kelompok Dua Kali
Penyuluhan Mean
Mean Difference
p Value n
Sebelum 24,94
4,43 0,00
35 Sesudah
29,37
Universitas Sumatera Utara
4.3.6.Perbandingan Rerata Nilai Sikap Responden Sebelum dan Sesudah pada Kelompok Tanpa Perlakuan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata nilai sikap responden sebelum diberikan penyuluhan pada kelompok tanpa perlakuan 25,40 dan sesudah mengalami
peningkatan 6,73 menjadi 26,11 . Terlihat nilai mean difference sebesar 1,71 dan nilai p = 0,00, hal ini bermakna bahwa ada perbedaan yang signifikan antara sikap
sebelum dan sesudah dimana nilai p 0,05 dapat dilihat pada Tabel 4.15.
Tabel 4.15. Perbandingan Rerata Nilai Sikap Responden Sebelum dan Sesudah pada Kelompok Tanpa Penyuluhan
Sikap Kelompok Tanpa
Perlakuan Mean
Mean Difference
p Value n
Sebelum 25,40
1,71 0,00
35 Sesudah
27,11 4.3.7.Perbandingan Rerata Nilai Pengetahuan Responden Sesudah Diberikan
Penyuluhan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi perbedaan rerata nilai pengetahuan siswa pada kelompok perlakuan. Rerata nilai pengetahuan responden pada dua kali
penyuluhan lebih besar nilainya dari pada kelompok satu kali penyuluhan dan kelompok tanpa perlakuan. Rerata nilai pada kelompok satu kali penyuluhan 42,37,
kelompok dua kali penyuluhan 46,26 dan kelompok tanpa perlakuan 37,26 dimana dapat dilihat pada Tabel 4.16.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.16. Perbandingan Rerata Nilai Pengetahuan Responden Sesudah Diberikan Penyuluhan
Nilai Pengetahuan Responden
Mean p Value
n
Kelompok Satu Kali Penyuluhan 42,37
0,00 105
Kelompok Dua Kali Penyuluhan 46,26
0,00 Kelompok Tanpa Perlakuan
37,26 0,11
4.3.8. Perbandingan Rerata Nilai Sikap Responden Sesudah Diberikan
penyuluhan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi perbedaan rerata nilai sikap responden pada setiap kelompok. Rerata nilai sikap pada kelompok dua kali
penyuluhan lebih besar nilainya dari pada kelompok satu kali penyuluhan dan kelompok tanpa perlakuan. Nilai rerata pada kelompok satu kali penyuluhan 28,49
dan kelompok dua kali penyuluhan 29,37 serta kelompok tanpa perlakuan 27,11 dimana dapat dilihat pada Tabel 4.17.
Tabel 4.17. Perbandingan Rerata Nilai Sikap Responden Sesudah Diberikan Penyuluhan
Nilai Sikap Responden
Mean p Value
n
Kelompok Satu Kali Penyuluhan 28,49
0,00 105
Kelompok Dua Kali Penyuluhan 29,37
0,00 Kelompok Tanpa Perlakuan
27,11 0,00
4.3.9. Hubungan Komponen Proses Penyuluhan dengan Pengetahuan pada Kelompok Satu Kali Penyuluhan
Hubungan komponen penyuluhan dengan pengetahuan responden pada kelompok satu kali penyuluhan dengan menggunakan uji chi square pada taraf
kepercayaan 95 . Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan penilaian
Universitas Sumatera Utara
materi penyuluhan hanya 8,6 responden dengan tingkat pengetahuan tinggi menilai materi penyuluhan yang diberikan baik, dan 11,4 menilai cukup sedangkan
responden dengan tingkat pengetahuan sedang, 74,3 menilai materi penyuluhan yang diberikan baik dan hanya 5,7 menilai cukup. Hasil uji chi square
menunjukkan bahwa materi penyuluhan yang diberikan mempunyai hubungan yang signifikan dengan tingkat pengetahuan siswa, dimana p = 0,002 p 0,05.
Pada penilaian media penyuluhan yang diberikan hanya 17,1 responden dengan tingkat pengetahuan tinggi menilai media penyuluhan yang diberikan baik,
2,9 menilai cukup sedangkan responden dengan tingkat pengetahuan sedang 71,5 responden yang memberikan penilaian baik dan hanya 8,5 menilai cukup.
Hasil uji chi square menunjukkan media penyuluhan yang diberikan tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan tingkat pengetahuan siswa, dimana
p = 0,079 p 0,05. Pada penilaian metoda penyuluhan yang diberikan hanya 20 responden
dengan tingkat pengetahuan tinggi menilai metoda penyuluhan yang diberikan baik, sedangkan responden dengan tingkat pengetahuan sedang 71,5 responden yang
memberikan penilaian baik dan hanya 8,5 yang memberikan penilian cukup. Hasil uji chi square menunjukkan metoda penyuluhan mempunyai hubungan yang
signifikan dengan pengetahuan siswa dimana p = 0,036 p 0,05. Pada penilaian komunikator hanya 20 responden dengan tingkat pengetahuan tinggi menilai
komunikator pada saat memberikan penyuluhan baik sedangkan 74,3 responden dengan tingkat pengetahuan sedang memberikan penilaian komunikator pada saat
Universitas Sumatera Utara
memberikan penyuluhan adalah baik dan hanya 8,5 responden yang memberikan penilaian cukup. Hasil uji chi square menunjukkan komunikator mempunyai
hubungan yang signifikan dengan pengetahuan siswa dimana p = 0,028 p 0,05 dapat dilihat pada Tabel 4.18.
Tabel 4.18. Hubungan Komponen Penyuluhan dengan Pengetahuan pada Kelompok Satu Kali Penyuluhan
Komponen Pengetahuan p
Penyuluhan Tinggi
Sedang Rendah
Total X
2
Value n
n n
n
1. Materi Baik
3 8,6
26 74,3
- -
29 82,9
9,85 0,002
Cukup 4
11,4 2
5,7 -
- 6
17,1 Kurang
- -
- -
- -
- 2. Media
Baik 6
17,1 25
71,5 -
- 31
88,6 4,71
0,079 Cukup
1 2,9
3 8,5
- -
4 11,4
Kurang -
- -
- -
- -
3. Metode Baik
7 20
25 71,5
- -
32 91,5
6,82 0,036
Cukup 3
8,5 -
- 3
8,5 Kurang
- -
- -
- -
- 4. Komunikator
Baik 7
20 24
74,3 -
- 31
88,6 7,12
0,028 Cukup
4 11,4
- -
4 11,4
Kurang -
- -
- -
- -
-
4.3.10.Hubungan Komponen Penyuluhan dengan Sikap pada Kelompok Satu
Kali Penyuluhan
Hubungan komponen penyuluhan dengan sikap responden pada kelompok satu kali penyuluhan dengan menggunakan uji chi square pada taraf kepercayaan 95 .
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 68,6 responden dengan sikap baik menilai materi penyuluhan yang diberikan baik, dan hanya 17,1 menilai cukup sedangkan
responden dengan sikap hanya 11,4 menilai materi penyuluhan baik dan responden
Universitas Sumatera Utara
dengan sikap kurang hanya 2,9 menilai materi penyuluhan baik . Hasil uji chi square menunjukkan bahwa materi penyuluhan yang diberikan mempunyai hubungan
yang signifikan dengan sikap siswa, dimana p = 0,013 p 0,05. Pada penilaian media penyuluhan yang diberikan 77,1 responden dengan
sikap baik menilai media penyuluhan yang diberikan baik, 8,5 menilai cukup sedangkan responden dengan sikap sedang hanya 8,6 responden yang memberikan
penilaian baik, 2,9 memberikan penilaian cukup dan responden dengan sikap kurang hanya 2,9 memberikan penilaian baik . Hasil uji chi square menunjukkan
media penyuluhan yang diberikan mempunyai hubungan yang signifikan dengan sikap siswa, dimana p = 0,010 p 0,05.
Pada penilaian metoda penyuluhan yang diberikan 77,1 responden dengan sikap baik menilai metoda penyuluhan yang diberikan baik, sedangkan responden
dengan sikap sedang hanya 11,4 responden yang memberikan penilaian baik dan responden dengan sikap kurang 2,9 memberikan penilaian baik. Hasil uji Chi
Square menunjukkan metoda penyuluhan tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan pengetahuan siswa, dimana p = 0,050 p = 0,05. Pada penilaian
komunikator 74,3 responden dengan sikap baik menilai komunikator pada saat memberikan penyuluhan baik, dan 11,4 menilai cukup sedangkan responden
dengan sikap sedang menilai komunikator pada saat memberikan penyuluhan hanya 11,4 menilai baik dan responden dengan sikap kurang 2,9 memberikan penilaian
baik. Hasil uji chi square menunjukkan komunikator mempunyai hubungan yang
Universitas Sumatera Utara
signifikan dengan pengetahuan siswa, dimana p = 0,013 p 0,05. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.19.
Tabel 4.19. Hubungan Komponen Penyuluhan dengan Sikap pada Kelompok Satu Kali Penyuluhan
Komponen Sikap
p Penyuluhan
Baik Sedang
Kurang Total
X
2
Value n
n n
n
1. Materi Baik
24 68,6
4 11,4
1 2,9
29 82,9
6,21 0,013
Cukup 6 17,1
- -
6 17,1
Kurang -
- -
- -
- -
- 2. Media
Baik 27
77,1 3
8,6 1
2,9 31
88,6 6,25
0,010 Cukup
3 8,5
1 2,9 4
11,4 Kurang
- -
- -
- -
- -
3. Metode Baik
27 77,1
4 11,4
1 2,9
32 91,4
4,39 0,050
Cukup -
- -
- 3
8,6 Kurang
- -
- -
- -
- -
4. Komunikator Baik
26 74,3
4 11,4
1 2,9
31 88,6
6,21 0,013
Cukup 4 11,4
- -
4 11,4
Kurang -
- -
- -
- -
- 4.3.11.Hubungan Komponen Penyuluhan dengan Pengetahuan pada Kelompok
Dua Kali Penyuluhan
Hubungan komponen penyuluhan dengan pengetahuan responden pada kelompok dua kali penyuluhan dengan menggunakan uji chi square pada taraf
kepercayaan 95 . Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan penilaian materi penyuluhan 85,8 responden dengan tingkat pengetahuan tinggi menilai
materi penyuluhan yang diberikan baik, dan 8,5 menilai cukup sedangkan responden dengan tingkat pengetahuan sedang menilai materi penyuluhan yang
Universitas Sumatera Utara
diberikan hanya 5,7 menilai cukup. Hasil uji Chi Square menunjukkan bahwa materi penyuluhan yang diberikan mempunyai hubungan yang signifikan dengan
tingkat pengetahuan siswa, dimana p = 0,000 p 0,05. Pada penilaian media penyuluhan yang diberikan 77,2 responden dengan
tingkat pengetahuan tinggi menilai media penyuluhan yang diberikan baik, 17,1 menilai cukup sedangkan responden dengan tingkat pengetahuan sedang hanya 5,7
responden yang memberikan penilaian baik. Hasil uji chi square menunjukkan media penyuluhan yang diberikan tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan
pengetahuan siswa, dimana p = 0,050 p = 0,05. Pada penilaian metoda penyuluhan yang diberikan 77,7 responden dengan
tingkat pengetahuan tinggi menilai metoda penyuluhan yang diberikan baik, dan 17,1 yang memberikan penilaian cukup sedangkan responden dengan tingkat
pengetahuan sedang hanya 5,7 responden yang memberikan penilaian baik . Hasil uji chi square menunjukkan metoda penyuluhan tidak mempunyai hubungan yang
signifikan dengan pengetahuan siswa, dimana p = 0,050 p = 0,05. Pada penilaian komunikator 80 responden dengan tingkat pengetahuan tinggi
menilai komunikator pada saat memberikan penyuluhan baik dan 14,3 memberikan penilaian cukup sedangkan responden pada tingkat pengetahuan sedang hanya 5,7
responden yang memberikan penilaian bahwa komunikator pada saat memberikan penyuluhan adalah baik. Hasil uji chi square menunjukkan komunikator mempunyai
hubungan yang signifikan dengan pengetahuan siswa dimana p = 0,013 p 0,05. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.20
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.20. Hubungan Komponen Penyuluhan dengan Pengetahuan pada Kelompok Dua Kali penyuluhan
Komponen Pengetahuan
p Penyuluhan
Tinggi Sedang
Rendah Total
X
2
Value n
n n
n
1. Materi Baik
30 85,8
- -
- -
30 85,7
12,72 0,000
Cukup 3
8,5 2
5,7 -
- 5
14,2 Kurang
- -
- -
- -
- 2. Media
Baik 27
77,2 2
5,7 -
- 29
82,9 4,439
0,050 Cukup
6 17,1
- -
- -
6 17,1
Kurang -
- -
- -
- -
3. Metode Baik
27 77,2
2 5,7
- -
29 82,9
4,439 0,050
Cukup 6
17,1 -
- -
- 6
17,1 Kurang
- -
- -
- -
- 4. Komunikator
Baik 28
80 2
5,7 -
- 30
85,7 6,210
0,013 Cukup
5 14,3 -
- 5
14,3 Kurang
- -
- -
- -
- -
4.3.10.Hubungan Komponen Penyuluhan dengan Sikap pada Kelompok Dua
Kali Penyuluhan
Hubungan komponen penyuluhan dengan sikap responden pada kelompok dua kali penyuluhan dengan menggunakan uji chi square pada taraf kepercayaan 95 .
Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan penilaian materi penyuluhan 82,8 responden dengan sikap baik menilai materi penyuluhan yang diberikan baik, dan
11,4 menilai cukup sedangkan responden dengan sikap sedang menilai materi penyuluhan yang diberikan hanya 2,9 menilai baik dan cukup. Hasil uji chi square
menunjukkan bahwa materi penyuluhan yang diberikan mempunyai hubungan yang signifikan dengan sikap siswa, dimana p = 0,013 p 0,05.
Universitas Sumatera Utara
Pada penilaian media penyuluhan yang diberikan 82,8 responden dengan sikap baik menilai media penyuluhan yang diberikan baik, 11,4 menilai cukup
sedangkan responden dengan sikap sedang hanya 5,7 responden yang memberikan penilaian cukup. Hasil uji chi square menunjukkan media penyuluhan yang diberikan
mempunyai hubungan yang signifikan dengan pengetahuan siswa, dimana p = 0,001 p 0,05.
Pada penilaian metoda penyuluhan yang diberikan 77,2 responden dengan sikap baik menilai metoda penyuluhan yang diberikan baik, dan 17,1 yang
memberikan penilaian cukup sedangkan responden dengan sikap sedang hanya 5,7 responden yang memberikan penilaian baik. Hasil uji chi square menunjukkan
metoda penyuluhan tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan pengetahuan siswa, dimana p = 0,050 p = 0,05.
Pada penilaian komunikator 82,8 responden dengan sikap baik menilai komunikator pada saat memberikan penyuluhan baik, dan 11,4 menilai cukup
sedangkan responden dengan sikap sedang menilai komunikator pada saat memberikan penyuluhan hanya 2,9 menilai baik dan cukup. Hasil uji chi square
menunjukkan komunikator mempunyai hubungan yang signifikan dengan pengetahuan siswa, dimana p = 0,013 p 0,05, dapat dilihat pada Tabel 4.21.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.21. Hubungan Komponen Penyuluhan dengan Sikap pada Kelompok Satu Kali Penyuluhan
Komponen Sikap
p Penyuluhan
Baik Sedang
Kurang Total
X
2
Value n
n n
n
1. Materi Baik
29 82,8
1 2,9
- -
30 85,7
6,21 0,013
Cukup 4
11,4 1
2,9 -
- 5
14,3 Kurang
- -
- -
- -
- -
2. Media Baik
29 82,8
- -
- -
29 82,8
10,2 0,001
Cukup 4
11,4 2
5,7 6 17,1
Kurang -
- -
- -
- -
- 3. Metoda
Baik 27
77,2 2
5,7 -
- 29
82,9 4,39
0,050 Cukup
6 17,1
- -
- -
6 17,1
Kurang -
- -
- -
- -
- 4. Komunikator
Baik 29
82,8 1
2,9 -
- 30
85,7 6,21
0,013 Cukup
4 11,4
1 2,9
- -
5 14,3
Kurang -
- -
- -
- -
-
4.5. Analisis Multivariat
Analisis multivariat dilakukan untuk menentukan variabel yang paling berpengaruh terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap siswa SD terhadap
pencegahan DBD. Dalam uji ini semua variabel yang berhubungan signifikan pada uji bivariat akan dimasukkan secara bersama-sama ke dalam uji multivariat. Uji yang
digunakan dalam analisis multivariat ini adalah Uji regresi linear berganda. Berdasarkan uji chi square pada analisis bivariat untuk pengetahuan pada
kelompok satu kali penyuluhan ditemukan 3 tiga variabel yang mempunyai hubungan signifikan yaitu materi, metoda, dan komunikator sedangkan pada sikap
Universitas Sumatera Utara
ditemukan 3 tiga variabel yang mempunyai hubungan signifikan yaitu materi, media dan komunikator.
Untuk pengetahuan pada kelompok dua kali penyuluhan ditemukan 2 dua variabel yang mempunyai hubungan yang signifikan yaitu materi dan komunikator
sedangkan pada sikap ditemukan 3 tiga variabel yang mempunyai hubungan signifikan yaitu materi, media dan komunikator.
Dari hasil uji regresi linear berganda, pada kelompok satu kali penyuluhan ditemukan hanya materi yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap peningkatan
pengetahuan siswa SD sedangkan pada sikap ditemukan materi dan komunikator yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap perubahan sikap pada siswa SD.
Diantara kedua variabel tersebut materi merupakan yang paling dominan berpengaruh terhadap perubahan sikap siswa SD dalam pencegahan DBD, dimana nilai B tertinggi
adalah 0,154, dapat dilihat pada Tabel 4.22.
Tabel 4.22. Variabel Penelitian yang Paling Mempengaruhi terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Sikap pada Kelompok Satu Kali
Penyuluhan
No Variabel
Nilai B Nilai p
1 Pengetahuan
Materi 0,590
0,000 Metode
0,062 0,670
Komunikator 0,261
0,081 2
Sikap Materi
0,154 0,039
Media 0,046
0,080 Komunikator
0,132 0,047
Universitas Sumatera Utara
Pada kelompok dua kali penyuluhan ditemukan materi dan komunikator yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap peningkatan pengetahuan siswa SD.
Diantara kedua variabel tersebut materi merupakan yang paling dominan berpengaruh terhadap peningkatan pengetahuan siswa SD dalam pencegahan DBD, dimana nilai B
yang tertinggi 0,635 sedangkan pada sikap, materi, media dan komunikator mempunyai pengaruh terhadap perubahan sikap siswa SD. Diantara ketiga variabel
tersebut media merupakan yang paling dominan berpengaruh terhadap perubahan sikap siswa SD dalam pencegahan DBD, dimana nilai B yang tertinggi 0,524, dapat
dilihat pada Tabel 4.23.
Tabel 4.23. Variabel Penelitian yang Paling Mempengaruhi terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Sikap pada Kelompok Dua Kali
Penyuluhan
No Variabel
Nilai B Nilai p
1 Pengetahuan
Materi 0,635
0,000 Komunikator
0,180 0,027
2 Sikap
Materi 0,170
0,024 Media
0,524 0,001
Komunikator 0,331
0,044
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 PEMBAHASAN
5.1. Pengetahuan dan Sikap Sebelum dan Sesudah Penyuluhan
Dari hasil penelitian diketahui bahwa pengetahuan responden tentang DBD sebelum diberikan penyuluhan pada kelompok satu kali penyuluhan, kelompok dua
kali penyuluhan maupun kelompok tanpa penyuluhan mempunyai pengetahuan sedang dan rendah sementara sikap responden sebagian mempunyai sikap sedang dan
baik dan hanya sedikit yang mempunyai sikap kurang. Hal ini menunjukkan sebelum dilakukan penyuluhan ke tiga kelompok responden mempunyai karakteristik
pengetahuan dan sikap tentang pencegahan DBD yang hampir sama. Keadaan ini sesuai dengan pendapat Arikunto 2005 yang mengemukakan bahwa salah satu
persyaratan penelitian eksperimen adalah mengusahakan kelompok responden dalam kondisi yang sama sehingga paparan tentang hasil akhir dapat menunjukkan hasil ada
dan tidaknya perlakuan. Jika dilihat dari data karakteristik responden berdasarkan sumber mendapatkan
informasi tentang DBD, mayoritas responden tidak pernah mendapatkan informasi tentang DBD. Tabel 4.4. Hal ini sesuai dengan kriteria sampel penelitian yaitu
sebelum diberikan perlakuan responden belum pernah mendapatkan informasi tentang DBD.
Setelah diberikan perlakuan pada kelompok satu kali penyuluhan dan kelompok dua kali penyuluhan pengetahuan responden meningkat menjadi tinggi dan sedang,
Universitas Sumatera Utara