Pengertian Komponen Sikap Sikap

2.3. Sikap

2.3.1. Pengertian

Sikap adalah kesiapan atau kesediaan seseorang untuk bertingkah laku atau merespon sesuatu baik terhadap rangsangan positif maupun rangsangan negatif dari suatu objek rangsangan Sarwono, 2003. Allen, et.al. dalam Azwar 2005, menyatakan bahwa sikap adalah suatu pola perilaku, tendensi atau kesiapan antisipatif, predisposisi untuk menyesuaikan diri dalam situasi sosial atau secara sederhana. Sikap merupakan respon terhadap stimulasi sosial yang telah terkondisikan.

2.3.1. Komponen Sikap

Menurut Allport 1954 dalam dari Notoatmodjo 2005, sikap terdiri dari tiga komponen yang saling menunjang satu sama lain yaitu : a. Komponen kognitif cognitive Komponen kognitif merupakan representatif apa yang dipercayai oleh individu pemilik sikap mengenai apa yang berlaku atau yang benar bagi obyek sikap. Komponen kognitif berisi kepercayaan keyakinan, ide yang dimilki oleh individu terhadap suatu objek. Seringkali komponen kognitif ini disamakan dengan pandangan opini terutama apabila menyangkut masalah kontroversial. Misalnya sikap seseorang terhadap DBD berarti bagaimana pendapat atau keyakinan orang tersebut terhadap penyakit DBD. Universitas Sumatera Utara b. Komponen afektif affective Komponen afektif merupakan perasaan yang menyangkut aspek emosional subjektif seseorang terhadap suatu objek sikap. Komponen ini merupakan perasaan individu terhadap objek sikap dan menyangkut masalah emosi. Misalnya bagaimana orang menilai terhadap penyakit DBD, apakah penyakit tersebut biasa saja atau penyakit yang membahayakan. c. Komponen konatif conative Komponen konatif merupakan aspek kecendrungan berperilaku tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki seseorang. Komponen ini merupakan komponen yang mendahului tindakan atau perilaku terbuka. Misalnya sikap terhadap penyakit DBD, apa yang dilakukan seseorang agar mencegah atau tidak terkena DBD. Interaksi antara komponen tersebut adalah selaras dan konsisten. Hal ini dikarenakan apabila dihadapkan dengan suatu obyek sikap yang sama maka ketiga komponen itu harus mempolakan arah sikap yang seragam. Apabila salah satu saja diantara ketiga komponen sikap tidak konsisten dengan yang lain maka akan terjadi ketidakselarasan yang menyebabkan timbulnya mekanisme perubahan sikap Azwar, 2005.

2.3.1. Tingkatan Sikap