b. Derajat II, yaitu gejala yang timbul pada DBD derajat I ditambah perdarahan
spontan biasanya dalam bentuk perdarahan di bawah kulit atau bentuk perdarahan lainnya.
c. Derajat III, yaitu kegagalan sirkulasi yang ditandai dengan denyut nadi yang cepat
dan lemah, hipotensi yang ditandai dengan kulit dingin dan lembab serta pasien gelisah.
d. Derajat IV, yaitu syok berat dengan tidak teraba denyut nadi maupun tekanan
darah.
2.5.5. Cara Penularan
Virus dengue ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk tersebut mengandung virus dengue pada saat mengigit manusia
yang sedang mengalami viremia. Kemudian virus yang berada di kelenjar liur berkembang biak dalam waktu 8 – 10 hari sebelum dapat ditularkan kembali kepada
manusia pada gigitan berikutnya.
2.5.6. Pengobatan
Pengobatan yang spesifik untuk DBD tidak ada, karena obat terhadap virus dengue belum ada. Oleh karena itu prinsip dasar pengobatan penderita DBD adalah
penggantian cairan tubuh yang hilang karena kebocoran plasma dan pemberian obat antipiretik untuk menurunkan demam.
Universitas Sumatera Utara
2.5.7. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan DBD
Cara pencegahan dan pemberantasan DBD yang dapat dilakukan saat ini adalah memberantas vector yaitu nyamuk Aedes aegypti dan pemberantasan terhadap jentik-
jentik penyakit. Hal ini dikarenakan vaksin untuk mencegah dan obat untuk membasmi virus dengue belum tersedia Depkes RI, 2005. Cara pencegahan yang
dianggap paling tepat adalah : 1.
Pemberantasan nyamuk dewasa Pemberantasan terhadap nyamuk dewasa dilakukan dengan cara penyemprotan
pengasapanfogging dengan insektisida. Mengingat kebiasaan nyamuk senang hinggap pada benda-benda bergantungan, maka penyemprotan tidak dilakukan di
dinding rumah. Untuk membatasi penularan virus dengue penyemprotan dilakukan dua siklus
dengan interval satu minggu. Pada penyemprotan siklus pertama semua nyamuk yang mengandung virus dengue nyamuk infektif dan nyamuk nyamuk lainya
akan mati, tetapi akan segera muncul nyamuk-nyamuk baru yang diantaranya akan mengisap darah penderita viremia yang masih ada yang dapat menimbulkan
terjadinya penularan kembali. Oleh karena itu perlu dilakukan penyemprotan siklus kedua. Penyemprotan kedua dilakukan satu minggu sesudah penyemprotan
yang pertama agar nyamuk baru yang infektif tersebut akan terbasmi sebelum menularkan kepada orang lain.
Universitas Sumatera Utara
2. Pemberantasan jentik Pemberantasan terhadap jentik Aedes aegypti yang dikenal dengan istilah
Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue PSN-DBD dilakukan dengan cara :
a. Fisik
PSN dengan cara fisik dikenal dengan kegiatan 3M yaitu menguras dan menyikat bak mandi, bak WC dan lain-lain, menutup tempat penampungan air
rumah tangga tempayan, drum dan lain-lain, mengubur, menyingkirkan atau memusnahkan barang-barang bekas seperti kaleng, ban, tempurung dan lain-
lain.Pengurasan tempat-tempat penampungan air perlu dilakukan secara teratur sekurang-kurangnya seminggu sekali agar nyamuk tidak dapat berkembang
biak di tempat itu. Pada saat ini telah dikenal dengan istilah 3M plus yaitu mengganti air di dalam
vas bunga, tempat minum burung atau tempat yang sejenis seminggu sekali, memperbaiki saluran dan talang yang tidak lancarrusak, membersihkan dan
mengeringkan tempat-tempat yang dapat menampung air hujan seperti pelepah pisang, melakukan larvasidasi yaitu membubuhkan bubuk pembunuh jentik
abate di tempat yang sulit dikuras atau di daerah yang sulit air, memasang kawat kasa di rumah, menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam
kamar, mengupayakan pencahayaan dan ventilasi yang memakai, menggunakan kelambu dan memakai obat nyamuk.
Universitas Sumatera Utara
b. Kimia Cara memberantas nyamuk Aedes aegypti dengan menggunakan insektisida
pembasmi jentik ini antara lain dikenal dengan istilah larvasida. Larvasida yang biasa digunakan antara lain temephos. Formulasi temephos yang digunakan
adalah granules sand granules. Dosis yang digunakan 1 ppm atau 10 gram ± 1 sendok makan rata untuk setiap 100 liter air. Larvasida dengan temephos ini
mempunyai efek residu 3 bulan. Selain itu dapat pula digunakan golongan insect growth regulator.
c. Biologi Pemberantasan jentik Aedes aegypti dengan cara biologi adalah dengan
memelihara ikan pemakan jentik yaitu ikan kepala timah, ikan gupi, ikan cupangtempalo dan lain-lain.
2.6. Usaha Kesehatan Sekolah 2.6.1. Pengertian