Karakteristik Lansia di Panti Jompo Karya Kasih Medan

BAB 5 PEMBAHASAN

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian ini merupakan studi deskriptif untuk mengumpulkan data – data mengenai jenis kelamin, kebiasaan buruk, dukungan oklusal dan gangguan sendi temporomandibula pada sampel yang berada di Panti Jompo Karya Kasih Medan. Wawancara, pengamatan dan pemeriksaan pada 71 sampel dengan rentang usia 45-90 tahun dilakukan untuk mengetahui data jenis kelamin, kebiasaan buruk, dukungan oklusal, dan gangguan sendi temporomandibula lalu dilihat frekuensi distribusinya dan kemudian disajikan dalam bentuk tabel.

5.1 Karakteristik Lansia di Panti Jompo Karya Kasih Medan

Sampel penelitian ini berjumlah 71 orang lansia dengan rentang usia 45-90 tahun di Panti Jompo Karya Kasih Medan. Berdasarkan jenis kelamin, lebih banyak terdapat perempuan dibandingkan laki-laki yang berada di Panti Jompo Karya Kasih Medan 58:42. Hal ini dapat disebabkan berbagai alasan, antara lain jumlah lansia wanita di Indonesia lebih banyak dibandingkan lansia pria yang dibuktikan dari data statistik 20142015 bahwa perbandingan pria dan wanita adalah 1000:1235 diatas 64 tahun. Kemudian dari data CIA Central Intelligence Agency menunjukkan bahwa populasi lansia pria lebih sedikit dibandingkan lansia wanita 78:100. Hal tersebut dikarenakan kemampuan bertahan hidup seorang bayi wanita lebih baik dibandingkan pria. Selain itu, pria lebih rentan untuk meninggal dalam usia muda akibat seringnya kasus pembunuhan dilakukan oleh pria terhadap sesama jenis, pria cenderung mengambil risiko dalam kehidupan, dan gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok sehingga kesehatan pria lebih rendah. 60-63 Berdasarkan kebiasaan buruk, lebih banyak subyek yang memiliki kebiasaan buruk dibandingkan subyek yang normal 54:46. Dalam hal ini kebiasaan buruk yang paling banyak ditemukan adalah mengunyah unilateral. Dari hasil wawancara, Universitas Sumatera Utara sebab pasien mengunyah unilateral adalah hilangnya gigi. Akibat gigi yang hilang pada satu sisi, maka pasien cenderung mengunyah di sisi yang masih terdapat gigi. Berdasarkan dukungan oklusal, banyak subyek penelitian yang berada di kelas C yaitu 48. Hal ini disebabkan oleh karena proses aging pada jaringan periodonsium. Struktur periodontal akan menjadi iskemi dan mengalami perubahan fibrotik yang khas. Beberapa sel pada jaringan periodontal akan menjadi kurang aktif sehingga terjadi gangguan pada fungsi osteoblas dan fibroblas. Akibat yang terjadi adalah jaringan periodonsium akan menjadi atrofi dan rusak. Perubahan degeneratif pada jaringan periodonsium akan berdampak pada kehilangan perlekatan dari gigi dan kehilangan gigi yang menyebabkan dukungan oklusal berkurang. 29

5.2 Prevalensi Gangguan Sendi Temporomandibula pada Lansia di Panti Jompo Karya Kasih Medan