umum terjadi pada subyek yang mengalami
whiplash
. Hasil yang sama juga ditunjukkan oleh penelitian Sale dkk 2007 bahwa subyek yang mengalami
whiplash
lebih banyak mengalami gangguan STM 34 dibandingkan subyek yang tidak mengalami
whiplash
7. Kesimpulannya adalah 1 dari 3 orang yang mengalami
whiplash
berisiko untuk menderita gangguan STM di kemudian hari.
7,57
Mikrotrauma adalah gaya kecil yang terjadi secara berulang pada struktur sendi dalam jangka waktu yang lama dan menyebabkan perubahan sendi. Contoh dari
mikrotrauma adalah
bruxism
.
Bruxism
diketahui mempunyai hubungan dengan gangguan STM yaitu dapat mengakibatkan sakit pada otot mastikasi dikarenakan
hiperaktivitas pada otot.
37,45
2.3.3.8 Pemakaian Gigitiruan yang Lama
Pemakaian gigitiruan yang lama juga dapat menyebabkan gangguan STM. Hasil penelitian oleh Al-Shumailan dkk 2010, krepitus dan sakit pada otot mastikasi
pada pemakai gigitiruan penuh lebih tinggi dibandingkan individu yang bergigi. Sebanyak 14,3 satu atau lebih dari gejala gangguan STM ditemukan pada individu
yang memakai gigitiruan penuh. Pergerakan vertikal yang menurun juga merupakan salah satu tanda dari gejala gangguan STM. Nilai rata
–rata dari pembukaan maksimum mandibula pada individu yang memakai gigitiruan penuh lebih kecil 39,7
mm dibandingkan individu yang bergigi 45,6 mm. Menurut penelitian Dallanora dkk 2011 melaporkan bahwa terdapat hubungan positif antara waktu pemakaian
dari gigitiruan penuh dengan gangguan STM. Apabila individu yang sama memakai gigitiruan penuh selama lebih dari 10 tahun, maka prevalensi dari gejala gangguan
STM akan meningkat.
8,10
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif melalui metoda pemeriksaan, pengamatan dan wawancara secara langsung untuk mencari prevalensi
gangguan sendi temporomandibula pada lansia berdasarkan jenis kelamin, kebiasaan buruk, dan dukungan oklusal.
3.2 Populasi Penelitian
Populasi penelitian adalah golongan lansia yang tidak memakai gigitiruan di Panti Jompo Karya Kasih Medan.
3.3 Sampel Penelitian
Sampel penelitian diambil dengan menggunakan
total sampling
yaitu keseluruhan penghuni Panti Jompo Karya Kasih Medan yang sesuai dengan kriteria
inklusi. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 71 orang.
3.3.1 Kriteria Inklusi
Kriteria sampel inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian yang memenuhi kriteria penelitian. Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah :
1. Lansia yang berusia di atas 45 tahun
2. Lansia yang tidak menggunakan gigitiruan
3. Lansia yang bersedia diwawancarai, diperiksa dan menandatangani
informed consent
3.3.2 Kriteria Eksklusi
Kriteria sampel eklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian yang tidak memenuhi kriteria penelitian. Sampel eksklusi pada penelitian ini yaitu :
Universitas Sumatera Utara