Terbentuknya Golongan Masyarakat JEPANG PADA MASA KESHOGUNAN TOKUGAWA

11

3.2 Terbentuknya Golongan Masyarakat

Dilihat dari segi sosial Tokugawa pada masa pemerintahan feodalnya juga menerapkan perbedaan golongan masyarakat. Pembedaan kelas masyarakat ini mempunyai tujuan untuk mempertahankan kekuasaan shogun dan mencegah munculnya peperangan antar daimyo yang sebelumnya pernah terjadi. Adapun golongan tersebut adalah golongan militer Bushi, golongan petani Nomin, golongan pengrajin Shokuin dan golongan pedagang Shonin. 1. Golongan militer Bushi Golongan bushi merupakan golongan yang paling tinggi diantara golongan masyarakat yang lainnya. Golongan bushi dibagi lagi menjadi 3 bagian yaitu: • Shogun Shogun mempunyai peran yang paling menentukan dalam setiap kehidupan masyarakat Jepang baik itu kehidupan petani, daimyo tuan tanah bahkan kaisar. shogun menetapkan kebijakan dalam penentuan pajak, pekerjaan dan tempat tinggal petani. Dalam kehidupan daimyo, shogun memiliki peran yaitu menerapkan kebijakan kebijakan yang harus dijalankan oleh para daimyo. Untuk memperkecil kemungkinan pemberontakan yang dilakukan daimyo maka shogun menetapkan kebijakan sakin kotai yang berisi kewajiban untuk melakukan tugas ibukota bergantian setiap tahunnya . Disaat para daimyo bertugas di ibukota, anak dan istrinya harus tinggal di Edo. Kebijakan yang berikutnya adalah kebijakan melarang para Daimyo untuk memperkuat benteng, memperluas wilayah dan memperkuat tentara di wilayah tempatnya bekerja. Daimyo diawasi sangat ketat untuk memperkecil kemungkinan rencana menggulingkan pemerintahan pusat. 12 Shogun juga mempunyai peran dalam kehidupan kaisar dimana adanya larangan bagi kaisar untuk masuk ke dalam dunia politik agar para Daimyo tidak memiliki celah untuk menggunakan lembaga kekaisaran sebagai alat menggulingkan pemerintahan pusat. Kaisar hanya boleh ikut serta dalam kegiatan seperti bidang kebudayaan dan kegiatan keagamaan. • Tuan tanah Daimyo Dalam hal stasus daimyo dibagi menjadi tiga yaitu daimyo kelas atas, daimyo kelas menengah dan daimyo kelas bawah. Semuanya disesuaikan dengan kekayaan yang mereka miliki. Yang mempunyai kekayaan paling banyak masuk kedalam status daimyo kelas atas, dan seterusnya. Tuan tanah memiliki kekuasaan yang terbatas, tokugawa menempatkan daimyo yang tidak memiliki ikatan erat dengan keluarga Tokugawa di daerah yang jauh seperti Tohoku, Shikoku dan Kyushu. Para daimyo juga diawasi sangat ketat oleh pemerintah pusat. Dan secara mutlak daimyo harus mengabdi kepada shogun. Karena daimyo yang terlalu kaya dianggap dapat mengancam pemerintahan pusat. Di dalam wilayah kekuasaan daimyo diutus pegawai bafuku untuk memata matai setiap tindakan daimyo. • Samurai Samurai bekerja dan mengabdi kepada daimyo. Mereka sangat bergantung terhadap upah atau gaji yang diberikan oleh daimyo. Ada samurai yang tugasnya mendampingi atasannya baik di pusat maupun diwilayah kekuasaan atasan. Ada juga samurai yang bertugas untuk membawa panji panji dalam kegiatan keupacaraan. Serta ada juga samurai yang bertugas sebagai pelayan rumah, pengantar surat dan juru tulis. Kehidupan samurai diwarnai oleh jalan kesatria 13 dimana keharusan untuk setia kepada tuannya menjadikan kematian bukan menjadi sesuatu yang menakutkan bagi mereka, apalagi jika membela apa yang benar. Para samurai ini rela mati demi kesetiaan dengan cara harakiri atau seppuku. Latar belakang adanya samurai ini adalah karena para daimyo ingin adanya penjagaan militer jikalau ada kaum petani nomin yang melakukan serangan mendadak karena ketidakpuasan terhadap daimyo. Pada era keshogunan Tokugawa, samurai sangat berperan penting di dalam pemerintahan. Namun semenjak diterapkannya politik menutup diri sakoku, Jepang aman dan tidak ada terjadi perang sehingga kaum samurai tidak memiliki pekerjaan yang harus dikerjakan. Kaum samurai ini menjadi pengangguran yang harus dibiayai oleh golongan masyarakat yang ada dibawahnya. Pada masa ini menjadi banyak samurai yang menjadi ronin samurai tak bertuan. Sebagin besar ada yang menjadi petani dan ada juga yang merantau ke kota. 2. Golongan petani nomin Golongan petani berada dibawah bushi dan memiliki kedudukan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pedagang. Mereka hidup dengan mengolah tanah milik pemerintah yang dipinjamkan kepada daimyo. Sehingga mengakibatkan golongan petani ini sangat menderita karena dikenakan biaya pajak yang sangat tinggi yang harus dibayarkan kepada daimyo. Hasil pertanian digunakan oleh kalangan petani itu sendiri dan juga untuk pajak. Pajak yang harus dibayar kepada pusat berjumlah sekitar 30-50 sedangkan kepada pemerintah mencapai 40. Banyak dari golongan petani nomin yang mengeluh Karena besarnya pajak yang harus dibayar karena menjadikan golongan petani banyak yang miskin. Hal ini menjadi 14 pemicu golongan petani cenderung melakukan pemberontakan. Namun pada masa ini petani merupakan tumpuan utama karena kehidupan pemerintahan sangat bergantung pada hasil pertanian. Dan para petani juga yang menjamin kehidupan golongan samurai. 3. Golongan pengrajin Shokuin Golongan ini berada dibawah golongan petani dan mereka bekerja secara langsung terhadap pemerintah. Golongan shokuin ini bebas dalam menentukan tempat tinggal. Tidak seperti petani yang harus bekerja di desa. Yang termasuk kedalam golongan ini biasanya adalah para buruh. Kebanyakan kaum ini tinggal di pusat pemerintahan di Edo. Oleh karena itu, kaum pengrajin ini merupakan rakyat biasa yang paling dekat dengan pemerintah. 4. Golongan pedagang Shonin Meskipun berada dibawah tingkatan golongan petani, kaum pedagang ini lebih kaya daripada kaum petani. Pada awalnya kaum ini dianggap sebagai kaum yang tidak pernah menyumbangkan jasa terhadap bafuku dan dinilai kurang menghasilkan karena hanya mencari keuntungan untuk diri sendiri saja. Akan tetapi meskipun demikian kekayaan kaum ini bisa melebihi kekayaan yang dimiliki oleh pada daimyo. Hal ini mendorong naiknya kedudukan golongan ini di dalam masyarakat. Kaum ini dapat menentukan sendiri dimana mereka akan tinggal. Dari semua golongan yang ada, ada juga golongan yang tidak termasuk ke dalam golongan yang ditentukan dalam masyarakat Jepang. Golongan ini adalah golongan senmin yang artinya tidak boleh disentuh. Golongan ini adalah golongan 15 dengan pekerjaan yang kotor. Golongan senmin dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu pengemis hinin dan kelompok penyamak kulit. citralekha.com Pemberontakan sering terjadi dikarenakan dalam pembagian kelas tidak boleh terjadi perpindahan dari golongan yang satu ke golongan yang lainnya. Kebijakan ini tujuannya adalah untuk menjaga kemurnian setiap golongan dan membatasi setiap gerak gerik rakyat Jepang. Setiap Perselisihan mengenai pajak sering yang menjadi penyebab keributan antara petani dengan para samurai. Bahkan tidak jarang terjadinya pemberontakan yang besar. Namun pemberontakan ini bisa segera diatasi. Karena pembagian kelas masyarakat ini juga kehidupan golongan pedagang naik ke dalam status sosial yang lebih tinggi karena pada masa ini kaum pedagang memiliki peranan yang sangat penting untuk kemajuan perekonomian negara Jepang.

3.3 Akhir Keshogunan Tokugawa