Penerapan Politik Menutup Diri Sakoku

9

BAB III JEPANG PADA MASA KESHOGUNAN TOKUGAWA

3.1 Penerapan Politik Menutup Diri Sakoku

Pemicu diterapkannya politik sakoku ini adalah karena mulai masuknya budaya Barat ke Jepang. Interaksi pertama Jepang dengan bangsa barat dimulai pada tahun 1543 dimana ada sebuah kapal portugis yang bertujuan untuk pergi ke Cina. Namun di tengah perjalanan kapal yang dibawa oleh pedagang Portugis ini tenggelam. Para penumpang kapal terdampar di daerah Tanegashima daerah selatan Kyushu. Kehadiran bangsa portugis inilah yang menjadi titik mula interaksi bangsa Barat dengan jepang. Pada masa ini ada pengembangan senjata api sehingga senjata api ini dipakai oleh orang Jepang di dalam peperangan. Pada abad ini juga Jepang sedang mengalami perang saudara Sengoku Jidai. Portugis kembali melanjutkan perjalanan mereka ke Cina dan memberitahukan informasi tentang Jepang kepada relasinya. Beberapa waktu kemudian pedagang Portugis kembali datang ke Jepang dan melakukan perdangangan. Semakin berkembangnya kerjasama antar Negara ini maka pemikiran pemikiran barat mulai memasuki Jepang. Daimyo di Jepang merasa dengan masuknya bangsa Barat ini dapat menjadi sumber kemakmuran bagi kekuatan militer mereka. Perdagangan luar negeri yang semakin maju menyebabkan adanya perluasan agama yang dianut oleh para pedagang barat yaitu agama Kristen. Semakin lama penganutnya pun semakin besar sehingga Iyeasu menyadari bahwa ini merupakan suatu ancaman yang sangat besar bagi bangsa Jepang. Tokugawa pun mulai 10 mengambil tindakan untuk menekan agama tersebut. Alasan dari Tokugawa adalah karena penganut agama ini tidak menganut sistem mendewakan kaisar sehingga agama ini pun dianggap dapat menggoyahkan kedudukan kaisar. Sedangkan kalau dalam ajaran Shinto ada dianut penyembahan terhadap keturunan dewa. Semakin lama pemimpin pemimpin bangsa Jepang mulai menekan dan mengecam masuknya bangsa asing ke dalam Jepang. Maka dibuatlah kebijakan sakoku yaitu kebijakan menutup diri dimana warga negara Jepang dilarang keluar negeri dan orang dari luar negeri yang masuk ke Jepang mengalami penjagaan yang sangat ketat dari pemerintahan Jepang. Namun pada penerapan politik sakoku ini, tidak sepenuhmya tertutup dari negara asing. Karena masih ada beberapa negara yang diperbolehkan berdagang di Jepang, yaitu Cina, Korea dan Belanda yang dianggap membawa keuntungan besar bagi Jepang. Namun hanya boleh berdagang di pelabuhan Nagasaki. Buku- buku berbahasa asing juga dilarang beredar di seluruh Jepang. Politik sakoku ini diterapkan dengan tujuan untuk menjaga persatuan dan nilai nilai luhur bangsa Jepang. Nilai-nilai luhur ini juga yang selalu diterapkan bangsa Jepang dan telah mengakar kuat serta menjadi karakter bangsa Jepang sampai saat ini. Pada masa ini memang Jepang berhasil membangun identitas masyarakat feodal yang kuat dan dari segi Kebudayaan juga Jepang mengalami kematangan karena pada masa inilah identitas dan ciri khas bangsa Jepang sangat meningkat. Namun dengan adanya kebijakan sakoku ini negara Jepang mengalami ketertinggalan dari segi ilmu pengetahuan dan teknologi. Kebijakan sakoku ini berlangsung selama kurang lebih 2 abad. 11

3.2 Terbentuknya Golongan Masyarakat