Jenis Perdu Kondisi Umum Hutan Batang Toru

penggunaannya yaitu daun didekatkan dengan api, kemudian diremas, lalu dioleskan ke bagian tubuh yang gatal.

D. Jenis Perdu

1. Curculigo sp. Sukkit babi Curculigo sp. adalah jenis tumbuhan obat berupa perdu dengan tinggi mencapai 80 cm. Daun memiliki pertulangan sejajar, warna hijau, permukaan licin Gambar 39. Masyarakat Adiankoting memanfaatkan Curculigo sp. sebagai tumbuhan obat untuk obat sakit perut dan obat campak untuk anak-anak. Bagian yang digunakan adalah daun. Untuk obat sakit perut, cara meramunya yaitu daun direbus, lalu airnya diminum. Sedangkan untuk obat campak pada anak-anak, cara meramunya yaitu daun segar dicuci terlebih dahulu hingga bersih, lalu dioleskan ke badan anak-anak yang terkena campak. Gambar 39. Curculigo sp. 2. Melastoma malabathricum Senduduk Melastoma malabathricum adalah jenis tumbuhan obat berupa perdu dengan tinggi bisa mencapai 2,3 m. Batang berkayu, daun tunggal, pertulangan sejajar dan berbentuk elips Gambar 40. Bunga berwarna ungu. Masyarakat Adiankoting memanfaatkan Melastoma malabathricum sebagai obat maag. Bagian yang digunakan adalah kulit akar, baik yang segar maupun yang sudah dikeringkan. Cara meramunya yaitu dengan menumbuk kulit akar ditambah beras dan kemiri, lalu direbus. Kemudian hasil rebusan diminum. Gambar 40. Melastoma malabathricum 3. Melastoma sp. Senduduk hutan Melastoma sp. adalah jenis tumbuhan obat berupa perdu yang merupakan anggota dari suku Melastomaceae. Tumbuhan ini memiliki tinggi mencapai 2,5 m. Batang berkayu, permukaan berbulu halus. Daun majemuk, ujung meruncing, permukaan atas dan bawah terdapat bulu halus Gambar 41. Gambar 41. Melastoma sp. Masyarakat Adiankoting memanfaatkan Melastoma sp. sebagai obat untuk obat sakit perut. Bagian yang digunakan adalah daunnya. Cara meramunya yaitu dengan merebus daunnya, lalu airnya diminum. 4. Morinda lucida Benth. Rintua Morinda lucida Benth. adalah jenis tumbuhan obat yang merupakan anggota dari suku Rubiaceae. Tumbuhan ini berupa perdu dengan tinggi tanaman 1,5 m; batang bulat bercabang, diameter 1-2 cm, permukaan berbulu halus, tegak, warna hijau. Daun tunggal, letak berhadapan, ujung meruncing, pangkal tumpul, tepi rata, pertulangan menyirip, permukaan licin, panjang tangkai 1-1,8 cm, daging tipis seperti kertas, warna hijau; buah batu, letak terminal, warna hijau Gambar 42. Gambar 42. Morinda lucida Benth. Masyarakat Adiankoting memanfaatkan Morinda lucida Benth. sebagai obat untuk melancarkan pencernaan. Bagian yang digunakan adalah bagian pucuknya. Cara meramunya yaitu dengan merebus pucuk daunnya, kemudian daun hasil rebusan dimakan. 5. Rhodomyrtus tomentosa W.Ait Harimonting Rhodomyrtus tomentosa W.Ait adalah jenis tumbuhan obat berupa perdu. Tumbuh berumpun dengan tinggi batang 60 cm-1,2 m. Daun tunggal, berhadapan, berbentuk bulat telur, bagian atas warna hijau, bagian bawah warna coklat muda Gambar 43. Bunga berwarna merah jambu. Gambar 43. Rhodomyrtus tomentosa W.Ait Masyarakat Adiankoting memanfaatkan Rhodomyrtus tomentosa W.Ait sebagai obat untuk mengobati sakit perut. Bagian yang digunakan adalah buahnya. Cara meramunya adalah dengan memakan buahnya sebanyak 3 biji. 6. Solanum ferrogium Jacq. Rimbang Solanum ferrogium Jacq. adalah jenis tumbuhan obat berupa perdu dengan tinggi 1,2-2 m. Batang hingga daun berduri; daun tunggal, berbulu halus, dan tepi bergelombang Gambar 44. Bunga terletak pada ketiak, berwarna kuning. Buah bulat, berwarna hijau. Masyarakat Adiankoting memanfaatkan Rimbang sebagai obat mata yang rabun dan obat darah tinggi. Bagian yang digunakan adalah buahnya. Untuk obat mata yang rabun, buah Rimbang langsung dimakan. Sedangkan untuk obat darah tinggi, cara meramunya yaitu buah Rimbang direbus, lalu dimakan. Gambar 44. Solanum ferrogium Jacq. 7. Urena lobata L. Sappilulut Urena lobata L. adalah jenis tumbuhan obat berupa perdu yang merupakan anggota dari suku Malvaceae. Tinggi mencapai 1 m, percabangan banyak, dan batangnya susah dipatahkan. Daun tunggal, letak berseling, ujung runcing, helaian daun berbentuk bulat telur. Bunga berwarna ungu, terletak di ketiak daun Gambar 45. Biji berambut seperti sikat. Gambar 45. Urena lobata L. Masyarakat Adiankoting memanfaatkan Urena lobata L. sebagai obat sakit perut, demam, dan obat campak. Bagian yang digunakan adalah kulit akarnya. Cara meramunya yaitu kulit akar Urena lobata L. ditambah dengan kulit akar Sida rhombifolia Sibagure, beras, dan air minum lalu diperas. Untuk obat sakit perut dan demam, air hasil perasan diminum. Sedangkan untuk obat campak, hasil perasan dioleskan ke badan. 8. Cibotium barometz Tandiang Nahapuluhan Cibotium barometz adalah jenis tumbuhan obat berupa paku menahun yang merupakan anggota dari suku Dicksoniaceae. Tinggi sekitar 2,5-3 m, batang kuat, pada batang dan tangkai daun ditumbuhi rambut. Daun berkumpul di ujung batang, bertangkai panjang Gambar 46. Masyarakat Adiankoting memanfaatkan Cibotium barometz sebagai obat untuk obat bisul. Bagian yang digunakan adalah bagian dalam daun muda. Cara meramunya yaitu daun muda dikikis, kemudian bagian dalamnya ditempelkan ke bisul. Gambar 46. Cibotium barometz

E. Liana