2.3.9. Infeksi
Infeksi adalah komplikasi suntikan yang jarang terjadi karena pemakaian peralatan yang steril serta teknik asepsis umumnya sudah dapat mencegah masuknya
organisme pada saat penyuntikan. Penyebab paling utama pada infeksi setelah penyuntikan adalah jarum yang telah terkontaminasi sebelum melakukan anestesi.
Kontaminasi terjadi saat jarum bersentuhan dengan membran mukosa. Dokter gigi harus mempertimbangkan untuk tindakan desinfeksi daerah suntikan dengan
memberikan antiseptik atau dengan obat kumur klorheksidin pada pasien dengan gangguan sistem imun. Jarum tidak boleh menembus daerah infeksi atau abses,
karena hal ini diketahui dapat meningkatkan resiko menyebarnya mikroorganisme dan memperburuk infeksi.
24
Beberapa cara pencegahan infeksi pada penggunaan anestesi lokal adalah:
4
1. Gunakan jarum yang steril
2. Menghindari kontak jarum dengan permukaan yang tidak steril.
3. Perawatan dan pemeliharaan ampul
a. Gunakan ampul hanya sekali b. Simpan ampul dalam wadah aslinya.
c. Bersihkan leher ampul dengan alcohol steril, hapus segera sebelum digunakan.
4. Persiapkan jaringan sebelum penetrasi. Keringkan dan gunakan antiseptik topikal.
2.3.10. Edema
Pembengkakan jaringan bukan merupakan sindrom namun berupa manifestasi klinis adanya beberapa gangguan. Edema dapat terjadi karena trauma selama injeksi,
infeksi, alergi, hemoragi, dan injeksi larutan yang dapat menyebabkan perih alkohol atau larutan sterilisasi lain. Edema dapat menyebabkan rasa nyeri dan disfungsi dari
regio yang terkena.
Edema dicegah dengan:
4
1. Perawatan dan pemeliharaan peralatan anestesi lokal
2. Lakukan injeksi yang tidak menimbulkan trauma.
3. Lakukan evaluasi medis yang adekuat pada pasien sebelum pemberian
obat.
2.3.11. Pengelupasan jaringan
Iritasi yang berkepanjangan atau iskemia pada gusi akan menyebabkan beberapa komplikasi seperti deskuamasi epitel dan abses steril gambar 12.
Penyebab deskuamasi epitel, antara lain aplikasi anestesi topikal pada gusi yang terlalu lama, sensitivitas yang sangat tinggi pada jaringan dan adanya reaksi pada
area anestesi topikal. Penyebab abses steril, antara lain iskemia sekunder akibat penggunaan lokal anestesi dengan vasokonstriktor, biasanya terjadi pada palatum
keras.
4
Gambar 14: Pengelupasan jaringan.
5
Untuk pencegahannya adalah penggunaan anestesi topikal dimana larutan berkontak dengan mukosa membran selama 1-2 menit untuk memaksimalkan
efektifitas dan meminimalkan toksisitas, dan jangan menggunakan larutan dengan vasokonstriktor yang terlalu pekat.
4
2.3.12. Lesi intraoral setelah anestesi