Saluran air Bak kontrol Lubang Resapan Biopori

a. Saluran air

Sebagai jalan air yang akan dimasukkan ke dalam sumur resapan, baik menggunakan saluran terbuka atau tertutup dan juga dapat terbuat dari pipa pemasukan serta pengeluaran yang berfungsi sebagai saluran pembuangan jika air dalam sumur resapan sudah penuh. Saluran tersebut dapat menggunakan pipa besi, pipa paralon, buis beton, pipa tanah liat atau dari pasangan batu. Ukuran tergantung jumlah aliran permukaan yang akan masuk.

b. Bak kontrol

Bak control berfungsi untuk menyaring air sebelum masuk sumur resapan agar air yang masuk tidak tercemar dan menyaring benda-benda yang membuat proses peresapan air hujan terganggu.

2.7 Lubang Resapan Biopori

2.7.1 Pengertian

Lubang Resapan Biopori LRB adalah lubang silindris yang dibuat secara vertikal ke dalam tanah dengan diameter 10 – 30 cm dan kedalaman sekitar 100 cm atau dalam kasus tanah dengan permukaan air tanah dangkal, tidak sampai melebihi kedalaman muka air tanah. Lubang diisi dengan sampah organik. Sampah berfungsi menghidupkan mikroorganisme tanah, seperti cacing tanah. Cacing ini nantinya bertugas membentuk pori-pori atau terowongan dalam tanah biopori. Biopori secara harfiah merupakan lubang-lubang pori-pori makro di dalam tanah yang dibuat oleh jasad biologi tanah. Lubang cacing tanah, lubang tikus, lubang marmut, lubang anjing prairi, lubang semut, rayap, dan lain-lain, termasuk lubang bekas akar yang mati dan membusuk, merupakan contoh-contoh Universitas Sumatera Utara dari biopori di dalam tanah. Biopori dalam tanah ini sangat optimal keberadaannya di daerah yang tidak terganggu seperti pada lahan hutan dan kebun campuran. Pada lahan pertanian intensif dan di kawasan pemukiman, biopori sangat sedikit dijumpai, karena kehidupan jasad biologi tanah tersebut terganggu oleh berbagai aktivitas manusia, juga oleh pengaruh limbah dan aplikasi pestisida, sehingga tanah menjadi sangat padat. Keberadaan biopori yang banyak, akan mempertinggi daya serap tanah terhadap air, karena air akan lebih mudah masuk ke dalam tubuh profil tanah. Lubang biopori yang dibuat sedalam 1 meter dengan diameter lubang sekitar 0,10 meter maka dapat menampung air sebanyak 0,03 m 3 30 liter. Bila jarak antar biopori tersebut 2 x 2 meter maka akan terdapat sebanyak 2.500 lubang biopori per hektar yang berarti dapat menampung tambahan air sebanyak 75 m 3 atau setara dengan 75.000 liter air per hektar. Serasah organik yang dapat ditampung oleh lubang biopori sedalam 1 meter dengan diameter 0,10 meter tersebut sebanyak 2,0 – 3,2 kg bahan segar. Dalam waktu sekitar 21 hari, bahan organik segar dalam lubang biopori ini dapat menjadi kompos.

2.7.2 Fungsi Lubang Resapan Biopori

Lubang biopori merupakan teknologi tepat guna yang berfungsi untuk mengurangi genangan air dan sampah organik. Khususnya di kawasan pemukiman, antara lain untuk mengurangi tingkat genangan air di pekarangan. Dan jika dibuat secara massal pada taman lingkungan, maka lubang ini juga dapat mengurangi genangan air di kawasan perumahan, antara lain : Universitas Sumatera Utara a Mengatasi banjir karena meningkatkan daya resapan air. Air hujan tidak harus dari talang atau saluran air yang masih bersih, akan tetapi air yang bercampur tanahpun dapat di masukkan. b Mengatasi sampah karena dapat mengubah sampah organik menjadi kompos. Sampah rumah tangga yang organik dapat dimasukkan ke dalam lubang biopori, sehingga mengurangi penumpukan sampah rumah tangga. c Mengurangi emisi dari kegiatan mengkompos sampah organik. Sampah organik yang telah dimasukkan ke dalam lubang resapan ini, dapat diambil setelah 1 – 2 bulan, dapat dijadikan pupuk hijau kompos. Kemudian kompos yang telah diambil, lubang dapat digunakan lagi untuk membuang sampah organik. d Menyuburkan tanah . Sampah dedaunan, dari pada dibakar, akan lebih bagus dimasukkan dalam lubang ini, sehingga sampah daun akan busuk dan dapat menyuburkan tanah. Lubang akan lebih baik lagi bila dibuat di sekitar pohon buah, pohon peneduh, akan membantu menyuburkan tanaman. e Mengatasi masalah timbulnya genangan air penyebab demam berdarah dan malaria. Biasanya di tanah lapang, seperti halaman rumah, lapangan bola atau fasilitas olahraga yang masih belum di semen, ada bebarapa tempat yang air sulit meresap. f Terhindar berbagai jenis penyakit. Tumpukan sampah yang dibuang terbuka dan telah membusuk, akan mengundang berbagai penyakit dan penyebarnya seperti lalat. Bila sampah rumah tangga seperti sisa makan, sayuran atau dedaunan lain dimasukkan ke dalam lubang yang tertutup, akan mengurangi atau mencegah penyakit. Universitas Sumatera Utara

2.7.3 Mekanisme Lubang Biopori

Teknologi ini bisa diaplikasikan di kawasan perumahan yang 100 persen kedap air atau sama sekali tidak ada tanah terbuka maupun di areal persawahan yang berlokasi di kawasan perbukitan. Prinsip dari teknologi ini adalah menghindari air hujan mengalir ke daerah yang lebih rendah dan membiarkannya terserap ke dalam tanah melalui lubang resapan tersebut. Menurut Ir. Kamir R. Brata MS., yang menjadi salah satu faktor penyebab banjir adalah air hujan yang mengguyur wilayah hulu tidak bisa diserap dengan baik karena berkurangnya pepohonan dan banyaknya bangunan, sehingga wilayah hilir kebanjiran. Dinamakan teknologi biopori atau mulsa vertikal karena teknologi ini mengandalkan jasa hewan-hewan tanah seperti cacing dan rayap untuk membentuk pori-pori alami dalam tanah, dengan bantuan sampah organik, sehingga air bisa terserap dan struktur tanah diperbaiki. Di kawasan perumahan yang 100 persen kedap air, teknologi lubang serapan biopori ini diterapkan dengan membuat lubang di saluran air ataupun di areal yang sudah terlanjur diperkeras dengan semen dengan alat bor. Kemudian ke dalam lubang berdiameter 10 cm dengan kedalaman 80 cm atau maksimal satu meter tersebut, dimasukkan sampah organik yang bisa berupa daun atau ranting kering serta sampah rumah tangga. Keberadaan sampah organik ini berfungsi untuk membantu menghidupkan cacing tanah dan rayap yang nantinya akan membuat biopori. Cara membuat lubang biopori adalah : 1. Buat lubang silindris ke dalam tanah dengan diameter sepuluh sentimeter, kedalaman sekitar seratus sentimeter atau tidak melampaui kedalaman air tanah pada dasar saluran atau alur yang telah dibuat. Jarak antarlubang 50 –100 cm. Universitas Sumatera Utara 2. Mulut lubang dapat diperkuat dengan adukan semen selebar dua sampai dengan tiga sentimeter, setebal dua sentimeter di sekeliling mulut lubang. 3. Segera isi lubang LRB dengan sampah organik yang berasal dari sisa tanaman yang dihasilkan dari dedaunan pohon, pangkasan rumput dari halaman atau sampah dapur. 4. Sampah organik perlu selalu ditambahkan ke dalam lubang yang isinya sudah berkurang menyusut karena proses pelapukan. 5. Kompos yang terbentuk dalam lubang dapat diambil pada setiap akhir musim kemarau bersamaan dengan pemeliharaan lubang.

2.7.4 Prinsip Pembuatan Lubang Resapan Biopori LRB

Lubang Resapan Biopori LRB merupakan teknologi yang berpotensi meningkatkan daya dukung lingkungan. Menurut Brata dan Nelistya 2008, lubang resapan biopori merupakan lubang berbentuk silindris berdiameter sekitar 10 cm yang digali di dalam tanah. Kedalamannya tidak melebihi muka air tanah, yaitu sekitar 100 cm dari permukaan air tanah. LRB dapat meningkatkan kemampuan tanah dalam meresapkan air. Air tersebut meresap melalui biopori yang menembus permukaan dinding LRB ke dalam tanah di sekitar lubang. Dengan demikian, akan menambah cadangan air dalam tanah serta menghindari terjadinya aliran air di permukaan tanah. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.8. Prinsip Pembuatan Lubang Resapan Biopori LRB www.google.com Pembuatan LRB pada setiap jenis penggunaan tanah dapat mempermudah pemanfaatan sampah organik dengan memasukkannya ke dalam tanah. Dengan demikian, setiap pengguna lahan dapat memfungsikan tanahnya masing-masing sebagai penyimpan karbon carbon sink untuk mengurangi emisi karbon ke atmosfir. Karbon yang tersimpan di dalam tanah berbentuk humus dan biomassa dalam tubuh aneka ragam biota tanah, selain tidak diemisikan juga sangat penting untuk memelihara kesuburan tanah yang dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman sebagai penggunapenyerap karbon di atmosfir. Setiap 100 m2 lahan idealnya Lubang Resapan Biopori LRB dibuat sebanyak 30 titik dengan jarak antara 0,5 – 1,0 meter. Dengan kedalaman 1 meter dan diameter 0,10 meter setiap lubang bisa menampung 7,8 liter sampah. Sampah dapur dapat menjadi kompos dalam jangka waktu 15 – 30 hari, sementara sampah kebun berupa daun dan ranting bisa menjadi kompos dalam waktu 2 – 3 bulan. Namun, secara spesifik jumlah Lubang Resapan Biopori yang sesuai pada suatu wilayah tertentu dengan luasan tertentu dan intensitas hujan tertentu pula, dihitung dengan persamaan : Universitas Sumatera Utara Dimana : n = Jumlah Lubang Resapan Biopori I = Intensitas hujan terbesar dalam 10 tahun mmdetik L = Luas bidang kedap air m2 v = Laju rembesan air rata-rata per lubang m3detik

2.7.5 Aplikasi Lubang Resapan Biopori

Pembuatan lubang resapan biopori akan meningkatkan kemampuan lingkungan dalam menopang kehidupan di atasnya, teknologi lubang resapan biopori LRB, dikembangkan berdasarkan prinsip menjaga kesehatan ekosistem tanah untuk mendukung adanya keanekaragaman hayati dalam tanah oleh tersedianya cukup air, udara, dan sumber makanan bahan organik. Sistem peresapan berbasis biopori adalah teknologi tepat guna dan ramah lingkungan yang dapat memberikan banyak manfaat, antara lain : 1 meningkatkan laju peresapan air dan cadangan air tanah, 2 memudahkan pemanfaatan sampah organik menjadi kompos, 3 meningkatkan peranan aktivitas biodiversitas tanah dan akar tanaman, 4 mengatasi masalah yang ditimbulkan oleh genangan air seperti penyakit demam berdarah dan malaria. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.9. Penampang Lubang Resapan Biopori www.google.com Adapun manfaat utama dari LRB adalah kemampuannya meningkatkan peresapan air hujan ke dalam tanah. Kemampuan LRB dalam meresapkan air dipengaruhi oleh diameter lubang yang dibuat. Tabel 2.10 Hubungan Diameter Lubang dengan Beban Resapan dan Pertambahan Luas Permukaan Resapan Diameter Lubang cm Mulut Lubang cm 2 Luas Dinding m 2 Penambahan luas kali Volume liter Beban Resapan Literm 2 10 79 0,3143 40 7.857 25 40 1257 1,2571 11 125.714 100 60 2829 1,8857 7 282.857 150 80 5029 2,5143 5 502.857 200 100 7857 3,1429 4 785.714 250 Sumber : Brata dan Nelistya, 2008. Selain mampu meresapkan air LRB juga dapat mengomposkan sampah organik. Jumlah sampah organik yang dibutuhkan untuk mengisi LRB dengan kedalaman 100 cm dan diameter 10 cm adalah 7,2 – 7,9 kg selama kurun waktu 8 minggu. Artinya dalam sehari setiap LRB mampu menampung 0,13 kg sampah. Dengan asumsi produksi sampah per kapita sebesar 0,8 kg dan 60 nya adalah sampah organik setiap individu akan menghasilkan 0,48 kg dan LRB yang dibutuhkan adalah 3,7 LRB. Universitas Sumatera Utara Agar LRB dapat berfungsi secara optimum diperlukan jumlah yang ideal, jumlah LRB ideal ditentukan dengan mengalikan luas bidang kedap dengan intensitas hujan dan dibagi laju peresapan air per lubang. Bidang kedap dengan luas 100 m2 dengan intensitas hujan 50 mmjam dan laju peresapan air per lubang 3 litermenit membutuhkan 28 LRB. Dengan asumsi bahwa bidang kedap tersebut adalah rumah dan ditempati 10 orang dan dibuat LRB sesuai dengan jumlah ideal, tentu 75,67 sampah organik dapat tertampung kedalam LRB. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dimulai pada tanggal 29 Maret 2013 di semester genap tahun ajaran 2014-2015 dan studi kasus dilaksanakan pada kawasan Perumahan Griya Insan Mulia, Kecamatan Medan Sunggal. Luas area perumahan 310 x 120 m, perumahan yang berjumlah sebanyak 210 unit 8 m x 15 m per unit. Gambar 3. 1 Lokasi Pengukuran Laju Infiltrasi www.earth.google.com

3.2 Bahan dan Alat

a Beberapa alat dan bahan yang digunakan Pemeriksaan laju infilrasi tanah di lapangan ini antara lain: 1. Pulpenpensil 8. Stopwatch 2. Tabel pencatatan 9. Meteran Mistar Perumahan Griya Insan Mulia Universitas Sumatera Utara