Definisi Pajak Fungsi Pajak Pajak Daerah

C. Uraian Teoritis

1. Definisi Pajak

Menurut Soemitro dalam Resmi 2011:9 pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang yang dapat dipaksakan dengan tiada mendapat jasa imbal kontraprestasi yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

2. Fungsi Pajak

Terdapat dua jenis pajak dalam Resmi 2008: 3yaitu : a. Fungsi Budgetair, adalah pajak yang berfungsi salah satu sumber penerimaan Negara untuk membiayai pengeluaran baik rutin maupun pembangunan Negara. b. Fungsi Reglured, adalah sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijkan pemerintah dalam bidang social dan ekonomi serta mencapai tujuan- tujuan tertentu diluar bidang keuangan.

3. Pajak Daerah

Menurut Pasal 1 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah pengertian Pajak Daerah, yang selanjutnya disebut pajak, adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Dengan demikian pajak daerah adalah iuran wajib pajak kepada daerah untuk membiayai pembangunan daerah.Pajak Daerah ditetapkan dengan undang-undang yang pelaksanaannya untuk di daerah diatur lebih lanjut dengan peraturan daerah.Pemerintah daerah dilarang melakukan pungutan selain pajak yang yang telah ditetapkan undang- undang Pasal 2 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009. Berdasarkan Pasal 2 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah terdapat 5 lima jenis pajak provinsi dan 11 sebelas jenis pajak kabupatenkota. Secara rinci dapat dilihat dalam table berikut. Tabel 1. Perbandingan Jenis Pajak yang Dikelola Pemerintah Provinsi dan Pemerintah KabupatenKota Pajak Provinsi Pajak KabupatenKota 1. Pajak Kendaraan Bermotor 2. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor 3. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor 4. Pajak Air Permukaan 5. Pajak Rokok 1. Pajak Hotel 2. Pajak Restoran 3. Pajak Hiburan 4. Pajak Reklame 5. Pajak Penerangan Jalan 6. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan 7. Pajak Parkir 8. Pajak Air Tanah 9. Pajak Sarang Burung Walet 10. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan 11. Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan Sumber : UU No 28 Tahun 2009 Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan adalah pajak atas perolehan hak atas tanah danatau bangunan.Perolehan Hak atas Tanah danatau Bangunan adalah perbuatan atau peristiwa hukum yang mengakibatkan diperolehnya hak atas tanah danatau bangunan oleh orang pribadi atau Badan.Tarif Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan ditetapkan paling tinggi sebesar 5 Pasal 88 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009. Dasar hukum Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan adalah undang-undang Nomor 21 Tahun 1997 sebagaimana telah diubah dengan undang-undang Nomor 20 Tahun 2000 tentang Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan. Pada awalnya, Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan dipungut oleh pemerintah pusat, tetapi sesuai dengan amanat undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Restribusi Daerah PDRD, mulai 1 Januari 2011, Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan dialihkan menjadi pajak daerah yang dipungut oleh Pemerintah KabupatenKota.

D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri PKLM