Letter of Credit Tinjauan Literatur

14 instrumen investasi yang lebih mempunyai risiko. Sesuai dengan meningkatnya risiko yang diambil maka nasabah kelompok ini menginginkan tingkat pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan pendapatan yang diperoleh dari instrumen bebas risiko. c. Kelompok risiko lebih Kelompok ini menyukai instrumen investasi dengan risiko tinggi risk taker dengan harapan tingkat pendapatan yang sangat tinggi pula. Seiring dengan meningkatnya preferensi terhadap risiko, tentunya perlu diasumsikan bahwa kelompok ini mempunyai pengetahuan atau akses kepada informasi yang cukup mengenai jenis-jenis risiko instrumen yang ada. Risiko yang diambil oleh para investor kelompok ini adalah risiko yang dapat diperhitungkan calculated risk. Kelompok risiko lebih harus dibedakan dengan kelompok yang melakukan investasi tanpa memperhatikan risiko sama sekali. Karena risiko selalu melekat ke dalam kegiatan investasi, dapat dikatakan bahwa preferensi buta risiko dalam keputusan investasi adalah suatu tindakan yang tidak sesuai dengan akal sehat. Maka kelompok buta risiko ini tidak dipandang sebagai kelompok investasi yang layak karena bersifat spekulatif semata.

2. Letter of Credit

Menurut Amir M.S 2005:1 Letter of Credit LC merupakan suatu surat yang dikeluarkan oleh bank devisa atas permintaan importir nasabah bank devisa bersangkutan dan ditujukan kepada eksportir di luar 15 negeri yang menjadi relasi dari importir tersebut. Isi surat itu menyatakan bahwa eksportir penerima LC diberi hak oleh importir untuk menarik wesel surat perintah untuk melunasi utang atas bank pembuka untuk sejumlah uang yang disebut dalam surat itu. Bank yang bersangkutan menjamin untuk mengakseptir atau menghonorir wesel yang ditarik tersebut asal sesuai dan memenuhi semua syarat yang tercantum di dalam surat itu. Menurut Nunu Nugraha 2008:2 Letter of Credit LC yang diterbitkan oleh bank dengan segala macam sifat dan jenisnya. Dalam transaksi jual beli antara eksportir dan importir, penggunaan LC merupakan cara yang paling aman bagi eksportir maupun importir, karena adanya kepastian bahwa pembayaran akan dilakukan apabila syarat LC dipenuhi. Namun demikian, cara pembayaran ini biayanya relatif lebih besar dibanding dengan cara pembayaran yang lain. Bagi eksportir merupakan risiko besar mengirimkan barang bila tidak ada jaminan pembayaran. Untuk mendapatkan jaminan tersebut eksportir meminta kepada importir agar membuka LC untuknya. LC inilah yang merupakan jaminan atas pelunasan barang yang akan dikirim oleh eksportir. Jadi, untuk kepentingan eksportirlah LC harus dibuka terlebih dahulu sebelum barang dikirim. Sebaliknya, pembukaan LC merupakan jaminan pula bagi importir bersangkutan untuk memperoleh pengapalan barang secara utuh sesuai yang diinginkannya, sedangkan dana LC tersebut tidak akan dicairkan tanpa penyertaan dokumen pengapalan, 16 dengan demikian dapat dikatakan bahwa LC merupakan suatu instrumen yang ditawarkan bank devisa untuk memudahkan lalu lintas pembayaran dalam transaksi perdagangan internasional Amir M.S, 2005:2. Atas LC yang dibuka oleh importir, eksportir atau supplier di luar negeri diberi hak untuk menarik wesel sebesar nilai harga barang yang dikirimnya atas nama importir. Wesel ini beserta dokumen-dokumen pengapalan barangnya oleh eksportir diserahkan kepada bank koresponden yang menjadi penerima LC untuk diambil alih. Untuk menjalankan tugas perantara dalam transaksi perdagangan internasional yang dimaksud, suatu bank tentu saja tidak akan dapat bekerja sendiri dan hal ini kiranya tidaklah mungkin apabila bank yang bersangkutan memang menginginkan tugasnya sebagai perantara harus berhasil baik. Untuk itu maka bank-bank tersebut harus mengadakan hubungan koresponden dengan bank-bank di luar negeri terutama dengan bank-bank yang dalam dunia perbankan dan perdagangan internasional tidak diragukan lagi bonafiditas-nya serta moral dan financial standing- nya. Oleh karena bank-bank di luar negeri tersebut seolah-olah merupakan agen dari bank yang bersangkutan, maka hubungan dimaksud sering dikenal dengan sebutan Agency Arrangement yang mengatur tentang cara- cara penyelesaian sehubungan dengan kepentingan-kepentingan yang menyangkut kegiatan bank masing-masing. Dilihat dari sifatnya Nunu Nugraha, 2008:3 suatu hubungan koresponden antara bank-bank di Indonesia dengan bank-bank di luar 17 negeri dapat dilakukan dengan 3 macam cara, yaitu Depository Correspondent, Non Depository Correspondent dan One Side Correspondent. Penjelasannya adalah sebagai berikut: a. Depository Correspondent, yaitu suatu hubungan antara bank dengan bank di luar negeri dimana bank yang bersangkutan memelihara rekening pada bank luar negeri tersebut b. Non Depository Correspondent, yaitu suatu hubungan antara bank dengan bank di luar negeri dimana bank yang disebut pertama tidak memelihara rekening pada bank di luar negeri itu c. One Side Correspondent, yaitu suatu hubungan antara bank dengan bank di luar negeri tanpa pemeliharaan suatu rekening. Peranan Letter of Credit LC dalam perdagangan internasional Amir M.S, 2005:1 ialah: a. Memudahkan pelunasan pembayaran transaksi ekspor b. Mengamankan dana yang disediakan importir untuk membayar barang impor c. Menjamin kelengkapan dokumen pengapalan. Pihak-pihak yang terlibat dalam pembukaan suatu Letter of Credit LC Amir M.S, 2005:3-4 adalah: a. Opener atau applicant, yaitu importir yang memiliki bantuan bank devisanya untuk membuka LC guna keperluan penjual atau eksportir b. Opening atau issuing bank, yaitu bank devisa yang dimintai bantuannya oleh importir untuk membuka suatu LC untuk keperluan eksportir. 18 Nilai LC sangat tergantung pada nama baik dan reputasi dari bank devisa yang membuka LC tersebut c. Advising atau bank penyampai amanat, opening bank membuka LC untuk eksportir yang menjadi koresponden dari opening bank tersebut. Bank koresponden ini berkewajiban untuk menyampaikan amanat yang terkandung dalam LC kepada eksportir yang berhak d. Beneficiary atau penerima LC, yaitu eksportir yang menerima pembukaan LC dan diberi hak untuk menarik uang dari dana LC yang tersedia itu e. Negotiating bank, yaitu bank yang membayar dokumen tersebut. Keuntungan Letter of Credit LC bagi para eksportir dan importir Amir M.S, 2005:5-7 dapat diuraikan sebagai berikut: Keuntungan Letter of Credit LC bagi eksportir: a. Kepastian pembayaran dan menghindari risiko b. Penguangan dokumen dapat langsung dilakukan c. Biaya yang dipungut bank untuk negosiasi dokumen relatif kecil bila ada LC d. Terhindar dari risiko pembatasan transfer valuta e. Kemungkinan memperoleh uang muka atau kredit tanpa bunga. Sedangkan keuntungan Letter of Credit LC bagi importir adalah: a. Pembukaan LC dapat diartikan bahwa opening bank meminjamkan nama baik dan reputasinya kepada importir sehingga dapat dipercayai oleh eksportir 19 b. LC merupakan jaminan bagi importir, bahwa dokumen atas barang yang dipesan akan diterimanya dalam keadaan lengkap dan utuh, karena telah diteliti oleh bank yang sudah mempunyai keahlian dalam hal tersebut c. Importir dapat mencantumkan syarat-syarat untuk pengamanan yang pasti akan dipatuhi oleh eksportir agar dapat menarik uang dari LC yang tersedia. Mengenai hal ikhwal yang menyangkut kewajiban dan tanggungjawab bank sebagai pihak yang berurusan dengan dokumen- dokumen, telah diatur secara lengkap Nunu Nugraha, 2008:4-5 dapat dikemukakan sebagai berikut: a. Bank wajib memeriksa semua dokumen dengan ketelitian yang wajar untuk memperoleh kepastian bahwa dokumen-dokumen itu secara formal telah sesuai dengan LC b. Bank yang memberi kuasa kepada bank lain untuk membayar, membuat pernyataan tertulis pembayaran berjangka, mengaksep, atau menegosiasi dokumen, maka bank yang memberi kuasa tersebut akan terikat untuk me-reimburse c. Issuing bank setelah menerima dokumen dan menganggap tidak sesuai dengan LC yang bersangkutan, harus menetapkan apakah akan menerima atau menolaknya 20 d. Penolakan dokumen harus diberitahukan dengan telekomunikasi atau sarana tercepat dengan mencantumkan penyimpangan-penyimpangan yang ditemui dan minta penegasan status dokumen tersebut e. Issuing bank akan kehilangan hak menyangkut bahwa dokumen- dokumen itu tidak sesuai dengan syarat-syarat LC f. Bila bank pengirim dokumen menyatakan terdapat penyimpangan pada dokumen dan memberitahukan bahwa pembayaran, pengaksepan, atau penegosiasian dengan syarat atau berdasarkan indemnity telah dilakukannya g. Bank-bank dianggap tidak terikat kewajiban atau tanggungjawab mengenai: 1 Bentuk, kecukupan, ketelitian, keaslian, pemalsuan atau keabsahan menurut hukum dari pada tiap-tiap dokumen 2 Syarat-syarat khusus yang tertera dalam dokumen-dokumen atau yang ditambahkan pada bank 3 Uraian, kuantitas, berat, kualitas, kondisi, pengepakan, penyerahan, nilai atau adanya barang-barang 4 Itikad baik atau tindakan-tindakan dan atau kealpaan, kesanggupan membayar utang, pelaksanaan pekerjaan atau standing dari pada si pengirim h. Bank-bank juga dianggap tidak terikat kewajiban atau tanggungjawab atas akibat-akibat yang timbul karena kelambatan dan atau hilang dalam pengiriman daripada berita-berita, surat-surat atau dokumen-dokumen 21 i. Bank-bank tidak terikat kewajiban atau tanggungjawab sebagai akibat yang timbul karena terputusnya bisnis mereka disebabkan hal-hal di luar kekuasaanya j. Bila bank mempergunakan jasa-jasa bank lain dalam melaksanakan instruksi applicant, maka hal tersebut adalah atas beban dan risiko applicant. Menurut Amir M.S 2005:11 terdapat cara pembayaran ekspor yang diizinkan pemerintah yaitu: a. Advance payment pembayaran tunai di muka b. Open account rekening terbuka c. Document against payment d. Document against acceptance e. Consigment transfer f. Sight letter of credit g. Usance letter of credit h. Barter i. Counter trade j. Deferred payment k. Cash on delivery tunai pada waktu penyerahan.

3. Risk Based Internal Audit