Pengaruh deposito valas letter of credit terhadap risk based internal audit :studi empiris pada bank pemerintah dan bank swasta di jakarta

(1)

i

PENGARUH DEPOSITO VALAS DAN

LETTER OF CREDIT

TERHADAP

RISK BASED INTERNAL AUDIT

(STUDI EMPIRIS PADA BANK PEMERINTAH DAN BANK

SWASTA DI JAKARTA)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh: Fitri Akbariah NIM: 106082002605

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

ii

PENGARUH DEPOSITO VALAS DAN

LETTER OF CREDIT

TERHADAP

RISK BASED INTERNAL AUDIT

(STUDI EMPIRIS PADA BANK PEMERINTAH DAN BANK

SWASTA DI JAKARTA)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh:

Fitri Akbariah NIM: 106082002605

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Yahya Hamja., MM Hepi Prayudiawan., SE., Ak., MM NIP. 19490602 197803 1 001 NIP. 19720516 200901 1 006

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(3)

iii Hari ini Selasa Tanggal 18 Mei Tahun 2010 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Fitri Akbariah NIM: 106082002605 dengan judul Skripsi

“PENGARUH DEPOSITO VALAS DAN LETTER OF CREDIT

TERHADAP RISK BASED INTERNAL AUDIT (STUDI EMPIRIS PADA

BANK PEMERINTAH DAN BANK SWASTA DI JAKARTA)”.

Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka sudah dapat menempuh sidang skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 18 Mei 2010

Tim Penguji Ujian Komprehensif

Hepi Prayudiawan., SE., Ak., MM Yessi Fitri SE., Ak., M.Si

Ketua Sekretaris

Dr. Amilin., SE., Ak., M.Si Penguji Ahli


(4)

iv Hari ini Senin Tanggal 21 Juni Tahun 2010 telah dilakukan Sidang Skripsi atas nama Fitri Akbariah NIM: 106082002605 dengan judul Skripsi “PENGARUH DEPOSITO VALAS DAN LETTER OF CREDIT TERHADAP RISK BASED INTERNAL AUDIT (STUDI EMPIRIS PADA BANK PEMERINTAH DAN BANK SWASTA DI JAKARTA)”. Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 21 Juni 2010

Tim Penguji Ujian Skripsi

Dr. Yahya Hamja, MM Hepi Prayudiawan., SE., Ak., MM

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Amilin., SE., Ak., M.Si Afif Sulfa., SE., Ak., M.Si


(5)

vi THE INFLUENCE OF FOREIGN CURRENCY DEPOSIT AND LETTER OF

CREDIT TO RISK BASED INTERNAL AUDIT By: Fitri Akbariah

ABSTRACT

This research aimed to identify and to test that influence foreign currency deposit and letter of credit to risk based internal audit. The research has been done in Jakarta with auditor intern, assistant manager and manager respondent working for Government Banks and Private Banks. Retrieval of sample has been using convenience sampling. Number of questionnaires propagated was 90 copies but only 69 copies question returned and 61 may be used. The data were analysis for hypothesis tester was done with multiple regression.

The result of research indicates that foreign currency deposit and letter of credit have significantly and simultaneously influence to risk based internal audit.

Keywords: foreign currency deposit, letter of credit, risk based internal audit


(6)

vii

PENGARUH DEPOSITO VALAS DAN LETTER OF CREDIT TERHADAP

RISK BASED INTERNAL AUDIT Oleh: Fitri Akbariah

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan menguji pengaruh deposito valas dan letter of credit terhadap risk based internal audit. Pada penelitian ini digunakan data primer dalam bentuk penyebaran kuesioner yang dilakukan di Jakarta dengan responden auditor internal, asisten manajer dan manajer yang bekerja pada Bank Pemerintah dan Bank Swasta. Penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan metode

convenience sampling. Kuesioner yang disebarkan berjumlah 90 tetapi kembali hanya 69 dan yang bisa diolah 61. Penganalisisan data untuk pengujian hipotesis dilakukan dengan regresi berganda.

Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa deposito valas dan letter of credit berpengaruh signifikan dan simultan terhadap risk based internal audit.


(7)

viii KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

PENGARUH DEPOSITO VALAS DAN LETTER OF CREDIT TERHADAP

RISK BASED INTERNAL AUDIT (STUDI EMPIRIS PADA BANK PEMERINTAH DAN BANK SWASTA DI JAKARTA).

Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian syarat guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi ini terutama kepada:

1. Kedua orang tua yang selalu memberikan doa, bantuan dan dukungan terbesar dalam diri penulis, baik berupa moril maupun materil. Sehingga penulis menjadi lebih kuat dan selalu semangat serta tidak putus asa dalam menjalani hidup.

2. Bapak Dr. Yahya Hamja, MM selaku dosen Pembimbing Skripsi I yang telah bersedia meluangkan waktu, memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini.

3. Bapak Hepi Prayudiawan., SE., Ak., MM selaku dosen Pembimbing Skripsi II yang telah bersedia meluangkan waktu, memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini.

4. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Bapak Afif Sulfa, SE., Ak., M.Si selaku Ketua Jurusan Akuntansi dan ibu Yessi Fitri SE., Ak., M.Si selaku Sekretaris Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Seluruh staf pengajar dan karyawan Universitas Islam Negeri yang telah memberikan bantuan kepada penulis.


(8)

ix 7. Keluargaku yang telah menyemangati dan memberikan banyak inspirasi

dalam menyelesaikan skripsi ini. Terutama untuk Opung yang selalu mengingatkan penulis untuk segera mengikuti ujian kompre dan sidang, uda Lena dan bou Romi yang selalu memberikan nasihat yang sangat berarti. 8. Abangku Bima Aria yang selalu menyemangati serta ikut andil membantu

dalam penyelesaian skripsi ini.

9. Adik-adikku yang sudah mau mendengarkan semua keluh kesah dalam membuat skripsi ini hingga tahap akhir.

10.Sahabat-sahabatku Galih, Intan, Mega, Nia dan Fenti (Team DURCHIN). Berkat kalian semangat ini selalu berapi-api. Intan terimakasih berkat bantuannya belajar sebelum ujian kompre.

11.Tante Keri, Tante Rita, Bou Romi, Omnya bang Bima, ibu Eni, mama Pandu yang telah membantu menyebarkan kuesioner, tanpa kalian mungkin waktu penyebaran kuesioner semakin panjang.

12.Rekan-rekan Akuntansi Audit, Akuntansi Manajemen dan Akuntansi Perpajakan angkatan 2006 yang telah memberikan dukungannya selama ini kepada penulis.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.

Jakarta, Juni 2010


(9)

x DAFTAR ISI

Halaman

Judul ... i

Lembar Pengesahan Skripsi ... ii

Lembar Pengesahan Uji Komprehensif ... iii

Lembar Pengesahan Uji Skripsi ... iv

Daftar Riwayat Hidup ... v

Abstract ... vi

Abstrak ... vii

Kata Pengantar ... viii

Daftar Isi ... x

Daftar Tabel ... xiii

Daftar Gambar ... xv

Daftar Lampiran ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

A. Tinjauan Literatur ... 10


(10)

xi

2. Letter of Credit ... 14

3. Risk Based Internal Audit...21

B. Keterkaitan Antara Variabel ... 31

1. Deposito Valas dengan Risk Based Internal Audit ... 31

2. Letter of Credit dengan Risk Based Internal Audit... 34

C. Model Penelitian ... 38

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 39

A. Ruang Lingkup Penelitian ... 39

B. Metode Penentuan Sampel ... 39

C. Metode Pengumpulan Data ... 40

1. Penelitian Pustaka ... 40

2. Penelitian Lapangan ... 40

D. Metode Analisis Data... 41

1. Statistik Deskriptif ... 41

2. Uji Kualitas Data ... 41

3. Uji Asumsi Klasik ... 42

4. Uji Hipotesis ... 44

E. Operasionalisasi Variabel ... 47

1. Deposito Valas ... 47

2. Letter of Credit ... 47

3. Risk Based Internal Audit ... 48

BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN ... 50


(11)

xii

1. Tempat dan Waktu Penelitian ... 50

2. Karakteristik Profil Responden ... 52

B. Hasil Uji Instrumen Penelitian ... 56

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ... 56

2. Hasil Uji Kualitas Data... 57

3. Hasil Uji Asumsi Klasik... 61

4. Hasil Uji Hipotesis... 64

C. Pembahasan... 67

BAB V PENUTUP... 70

A. Kesimpulan ... 70

B. Implikasi ... 70

Daftar Pustaka ... 72


(12)

xiii Daftar Tabel

Halaman

Tabel 1.1 Kasus-kasus Tentang Deposito Valas dan Letter of Cerdit... 4

Tabel 2.1 Perbandingan Penelitian Terdahulu dengan Penelitian Sekarang... 36

Tabel 3.1 Tabel Operasionalisasi Variabel ... 48

Tabel 4.1 Data Distribusi Sampel Penelitian ... 50

Tabel 4.2 Data Sampel Penelitian... 51

Tabel 4.3 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 52

Tabel 4.4 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jabatan ... 53

Tabel 4.5 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir... 54

Tabel 4.6 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja 55 Tabel 4.7 Hasil Uji Statistik Deskriptif... 57

Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas Variabel Deposito Valas... 58

Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas Variabel Letter of Credit ... 58

Tabel 4.10 Hasil Uji Validitas Variabel Risk Based Internal Audit... 59

Tabel 4.11 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Deposito Valas... 59

Tabel 4.12 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Letter of Credit... 60

Tabel 4.13 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Risk Based Internal Audit... 60

Tabel 4.14 Hasil Uji Multikolonieritas... 61


(13)

xiv Tabel 4.16 Hasil Uji Statistik t... 65 Tabel 4.17 Hasil Uji Statistik F... 66


(14)

xv Daftar Gambar

Halaman Gambar 2.1 Model Pengaruh Variabel Independen Dengan Variabel

Dependen... 38 Gambar 4.1 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 53 Gambar 4.2 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jabatan... 54 Gambar 4.3 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan

Terakhir... 55 Gambar 4.4 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja 56 Gambar 4.5 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot... 62 Gambar 4.6 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik Histogram... 62 Gambar 4.7 Grafik Scatterplot ... 63


(15)

xvi Daftar Lampiran

Halaman Lampiran 1 Kuesioner Pengaruh Deposito Valas dan Letter of Credit

Terhadap Risk Based Internal Audit... 75

Lampiran 2 Daftar Jawaban Responden... 79

Lampiran 3 Hasil Uji Validitas... 87

Lampiran 4 Hasil Uji Reliabilitas Data... 92

Lampiran 5 Hasil Uji Regresi Linier Berganda... 95


(16)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Semakin berkembangnya industri perbankan membuat semakin beragamnya kegiatan usaha yang dilakukan oleh bank. Beragam produk dari bank telah banyak dilemparkan kepada masyarakat sehingga kegiatan usaha bank itu sendiri menjadi semakin kompleks. Tentu saja dengan meningkatnya kompleksitas dari kegiatan usaha bank maka semakin kompleks pula risiko-risiko yang dihadapi oleh dunia perbankan.

Risiko-risiko perbankan yang ada antara lain yaitu: risiko pasar, risiko kredit, risiko operasional dan risiko likuiditas. Semakin kompleksnya struktur industri perbankan menyebabkan bertambahnya risiko-risiko lain yang akan dihadapi, seperti risiko hukum, risiko reputasi, risiko strategik dan risiko kepatuhan. Beragam risiko tersebut sangatlah menentukan tingkat kesehatan perbankan yang pada akhirnya berpengaruh kepada tingkat kepercayaan masyarakat umum (Surbakti, 2004 dalam Habiburrochman, 2007:2).

Menurut Embun Duriany (2003:9) pengertian bank menurut pasal 1 UU No. 7 tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana telah diubah dengan UU No. 10 tahun 1998 adalah:

“Badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak.”


(17)

2 Sejarah pengaturan dan pengawasan perbankan di Indonesia tidak terlepas dari adanya keinginan untuk mengembangkan perbankan nasional sekaligus untuk menanggulangi kejahatan perbankan yang menyertainya. Pengawasan bank melalui audit terhadap bank pemerintah dilakukan berlapis-lapis oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Kantor Akuntan Publik (KAP) termasuk oleh Bank Indonesia (BI) sendiri.

Berbagai kasus perbankan yang banyak bermunculan menandai pentingnya dilakukan pengelolaan atas risiko-risiko bank. Munculnya kasus perbankan tersebut tidak hanya terjadi di dalam industri perbankan dalam negeri tetapi juga terjadi di dunia perbankan internasional. Beberapa kasus yang terjadi menimbulkan kerugian materil yang cukup besar seperti adanya rekayasa terhadap pencatatan dan laporan keuangan, pembiayaan ekspor fiktif dengan menggunakan Usance Letter of Credit dan penyalahgunaan wewenang oleh pemegang saham, komisaris, direksi dan pejabat bank. Selain itu, terdapat pula contoh kasus-kasus lain seperti pembobolan dana Deposit On Call bank lain, penyalahgunaan Negotiable Certificate of Deposit (NCD)

milik nasabah untuk jaminan pencairan cash collateral credit, pencairan bilyet giro deposito tanpa sepengetahuan nasabah dan pemberian kredit dengan agunan NCD fiktif (Embun Duriany, 2003:9).

Perkembangan industri perbankan di Indonesia secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi empat periode. Pertumbuhan yang sangat pesat pada kurun waktu 1988-1996, periode kritis yang diikuti program rekapitulasi


(18)

3 pada tahun 1997-1998, periode stabilisasi pada tahun 1999-2001 dan periode pemulihan sejak 2002 yang ditandai dengan mulai berkembangnya kembali industri perbankan dan perubahan strategi kegiatan industri perbankan (Debora Christina, 2008:5).

Pada penelitian yang dilakukan hanya difokuskan pada kegiatan bank yang berkaitan dengan transaksi luar negeri, yaitu berkaitan dengan deposito valas dan Letter of Credit (L/C). Sebagai negara yang ekonominya terbuka dan mengandalkan ekspor sebagai penggerak pembangunan serta menganut sistem devisa bebas (Bisnis Indonesia, 27/10/2003). Indonesia memiliki hubungan ekonomi yang sangat erat dengan dunia internasional, apalagi dengan terus menguatnya kecenderungan menyatukan ekonomi dunia. Berbagai transaksi kita lakukan dengan pihak luar negeri, baik dibidang perdagangan ekspor dan impor barang dan jasa maupun dalam bidang aliran modal.

Dunia perbankan memiliki peranan yang sangat besar untuk melakukan transaksi perdagangan tersebut, karena sebagian besar transaksi tersebut dilakukan melalui dan menggunakan jasa perbankan. Untuk itu, informasi keuangan yang lengkap, akurat dan tepat waktu, khususnya yang berkaitan dengan transaksi valuta asing sangat diperlukan dalam penyelenggaraan kegiatan perbankan. Ini diperlukan tidak saja untuk mendukung peranan perbankan dalam lalu lintas barang dan jasa dengan pihak luar negeri, tetapi juga bagi perkembangan usaha perbankan itu sendiri (Embun Duriany, 2003:9).


(19)

4 Perkembangan globalisasi perekonomian dunia berlangsung sangat cepat, hal tesebut ditandai dengan semakin terintegrasinya perekonomian. Salah satu dampak yang muncul dari proses globalisasi, yaitu peningkatan arus investasi dalam valuta asing baik berupa capital in-flow maupun capital out-flow (Embun Duriany, 2003:9).

Dibawah ini akan disajikan data mengenai kasus deposito valas dan

letter of credit yang terjadi pada Bank Swasta dan Pemerintah di Indonesia. Tabel 1.1

Kasus-Kasus Tentang Deposito Valas dan Letter Of Credit

Tahun Kasus Jenis

Transaksi

Jumlah Sekitar

1996

Kasus kredit dari Bapindo untuk Golden Key Group

Letter of credit Rp 1,3 triliun 2003 Pembobolan pada Bank BNI

berupa transaksi ekspor fiktif melalui surat letter of credit

Letter of credit Kurang lebih Rp 861 miliar

2005 Kasus transaksi Negotiable Certificate Deposit (NCD)

fiktif

Deposito valas Rp 153,5 miliar

2005 Penggelapan kredit Grup Gramarindo Mega Indonesia kepada Bank BNI

Letter of credit Sekitar Rp 1,2 triliun

2007 Kasus penjualan NCD fiktif Unibank kepada PT Citra Marga Nusaphala Persada (CMNP)

Deposito valas 28 juta Dolar AS

2008 Dugaan letter of credit fiktif milik PT SPI terhadap Bank Century

Letter of credit Rp 225 miliar

2010 Mengenai kasus pencairan deposito valas tanpa seizin pemiliknya menggelapkan surat berharga, dan l/c fiktif pada Bank Century

Deposito valas,

letter of credit

Rp 3,4 triliun


(20)

5 Pada tahun 2006, suku bunga deposito relatif rendah. Biasanya, investor tertarik mendepositokan uangnya dengan motif pengamanan, bukan bertujuan mengincar tingkat kembalian (return) yang tinggi. Namun, pada situasi krisis, ketika pemerintah harus menetapkan kebijakan pengetatan likuiditas, suku bunga akan dikerek naik dan tingkat bunga deposito juga akan naik. Pada tahun 1998, pernah suku bunga deposito dipatok pada angka 60 persen. Jadi, dengan modal Rp 100 juta rupiah, seseorang dapat menikmati pendapatan bunga (sebelum pajak) sampai Rp 5 Juta per bulan (William Tanuwidjaja, 2006:11).

Memang keuntungan bunga nominal yang dapat diraih mencapai 60 persen setahun. Dibandingkan dengan laju inflasi (80 persen), maka suku bunga riil yang akan diterima menjadi minus 20-an persen. Itu pun jika lolos dari risiko dana tak bisa diambil karena banknya dilikuidasi oleh pemerintah (William Tanuwidjaja, 2006:12).

Aktivitas-aktivitas di atas memerlukan audit untuk memastikan dalam operasionalnya telah menerapkan risk management proses memadai. Pelaksanaan manajemen risiko diuraikan dalam Peraturan Bank Indonesia No. 5/8/2003 tanggal 19/05/2003 dimana mulai Januari 2005 bank umum diwajibkan menerapkan manajemen risiko, karena bank berada dalam bisnis berisiko tinggi, dimana bank dalam menjalankan usahanya melakukan penawaran jasa-jasa keuangan. Bank juga harus mengambil atau menerima dan mengelola berbagai jenis risiko keuangan secara efektif agar dampak negatifnya tidak terjadi, selain itu para banker juga mengakui bahwa krisis


(21)

6 moneter tahun 1997 terjadi karena belum diterapkannya manajemen risiko (Embun Duriany, 2003:9).

Bank menjalankan atau menerapkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 5/8/PBI/2003 tentang pelaksanaan manajemen risiko sehingga semua pihak di dalam bank termasuk auditor internal wajib menjalankan hal tersebut. Untuk mempermudah menjalankan peraturan-peraturan tersebut pendekatan audit berbasis risiko mungkin menjadi salah satu pilihan yang baik.

Demi terciptanya kondisi bank yang sehat dan baik maka perlu sekali diterapkannya manajemen risiko dengan melakukan audit yang dilaksanakan oleh auditor internal. Audit internal yang objektif memerlukan alokasi sumber daya. Sumber daya yang dimaksud mencakup sumber daya anggaran, sumber daya manusia dan hari kerja efektif auditor internal (mandays) yang mengalami keterbatasan. Maka perlu pendekatan audit yang dapat membantu kegiatan audit operasional dengan sumber daya yang tersedia. Oleh karena itu pendekatan audit berbasis risiko merupakan alternatif untuk melakukan fungsi audit internal bank berjalan secara efektif dan efisien. Dengan kata lain, pelaksanaan audit internal bank berbasis risiko (Risk Based Internal Audit) merupakan konsekuensi dari penerapan manajemen risiko (Debora Christina, 2008:10).

Dimana auditor internal dipermudah dengan memfokuskan pemeriksaan pada area dan aspek yang berisiko tinggi. Kemudian baru di alokasikan pada tingkatan risiko lapis berikutnya, sangat menghemat tenaga dan lebih efektif dalam sasaran. Auditor tidak membuang waktu dalam


(22)

7 memeriksa area atau aspek kegiatan yang risikonya rendah, walaupun diyakini berisiko rendah namun tidak berarti area dan aspek kegiatan tersebut tidak diperiksa. Hanya saja frekuensi pemeriksaannya tidak setinggi pada area dan aspek kegiatan yang berisiko tinggi (Habiburrochman, 2007:12).

Penelitian ini merujuk pada hasil penelitian yang dilakukan oleh Debora Christina (2008). Perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah terdapat pada variabel penelitian dan obyek penelitian, variabel yang digunakan pada penelitian terdahulu adalah pada aktivitas pendanaan oleh audit internal bank sedangkan obyek penelitian tersebut adalah para auditor internal beserta dewan direksi yang bekerja pada Bank Negara Indonesia Pusat di Jakarta. Penelitian saat ini merubah variabel yang digunakan oleh peneliti sebelumnya yaitu deposito valas dan letter of credit

dan obyek penelitian ini adalah auditor internal, asisten manajer, serta manajer yang bekerja pada bank pemerintah dan bank swasta di Jakarta.

Perubahan variabel ini dilakukan sebab melihat dari fenomena risiko yang terjadi terhadap transaksi perbankan khususnya pada transaksi luar negeri. Oleh karena itu penulis menguji seberapa besar tingkat risiko yang dapat terjadi pada deposito valas maupun letter of credit agar para auditor internal serta pihak-pihak tertentu dapat menghindari serta mengantisipasi risk based audit yang akan terjadi pada bank di Indonesia.

Penggunaan audit berbasis risiko ini merupakan salah satu jalan pemerintah untuk memperbaiki kondisi bank yang ada di Indonesia. Berdasarkan hal yang telah dipaparkan di atas. Penulis tertarik untuk


(23)

8 melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Deposito Valas dan Letter of Credit Terhadap Risk Based Internal Audit (Studi Empiris Pada Bank Pemerintah dan Bank Swasta di Jakarta).”

B. Perumusan Masalah

Masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah deposito valas berpengaruh secara signifikan terhadap risk based

internal audit?

2. Apakah letter of credit berpengaruh secara signifikan terhadap risk based internal audit?

3. Apakah deposito valas dan letter of credit berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap risk based internal audit?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini untuk menemukan bukti empiris atas hal-hal sebagai berikut:

1. Menguji pengaruh deposito valas terhadap risk based internal audit. 2. Menguji pengaruh letter of credit terhadap risk based internal audit. 3. Menguji pengaruh deposito valas dan letter of credit secara simultan


(24)

9 D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:

1. Auditor internal, sebagai pertimbangan bagi auditor internal untuk dapat mengontrol risiko audit dalam perbankan, serta membangkitkan naluri agar lebih bersikap konservatif dalam menjalankan tugasnya.

2. Bank, agar dapat berperan lebih aktif dalam melakukan pengawasan atas

risk based internal audit serta diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam rangka pengembangan dan peningkatan kualitas perbankan.

3. Masyarakat, sebagai sarana informasi tentang risk based internal audit

pada bank serta dapat menambah wawasan pada bidang akuntansi.

4. Peneliti, guna memperluas wawasan dan menambah referensi mengenai auditing agar diperoleh hasil yang bermanfaat bagi peneliti dimasa yang akan datang dan juga dapat menambah pengetahuan peneliti tentang risk based internal audit.


(25)

10 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Literatur 1. Deposito Valas

Simpanan deposito merupakan salah satu simpanan (dana) pihak ketiga yang dikeluarkan oleh bank. Bentuk lain simpanan pihak ketiga adalah tabungan dan rekening koran (giro). Menurut Undang-Undang No. 10 tahun 1998 yang dimaksud dengan deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank. Artinya kontrak simpanan deposito untuk jangka waktu 3 bulan antara nasabah dan bank baru dapat dicairkan setelah berakhirnya masa kontrak (biasanya disebut tanggal jatuh tempo) (UU no 10 tahun 1998, pasal 1 ayat 7) (Kasmir, 2001 dalam Imbang J. Mangkuto, 2004:80).

Deposito merupakan simpanan yang memiliki jangka waktu tertentu (jatuh tempo). Penarikannya pun dilakukan sesuai jangka waktu tersebut. Sama halnya dengan deposito, deposito valas merupakan simpanan yang memiliki jangka waktu tertentu, hanya jenis mata uang yang disimpan saja yang berbeda. Pada deposito valas menggunakan valuta asing atau menggunakan mata uang selain rupiah. Saat ini sudah ada bank yang memberikan fasilitas deposito yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat. Jenis deposito pun beragam sesuai dengan keinginan


(26)

11 nasabah. Dalam praktiknya jenis deposito terdiri dari deposito berjangka, sertifikat deposito dan deposit on call.

Deposito berjangka adalah deposito yang diterbitkan menurut jangka waktu tertentu. Jangka waktu deposito berjangka yang umum adalah 1, 3, 6, 12, 18 dan 24 bulan. Atas simpanan deposito berjangka tersebut, nasabah akan menerima pendapatan bunga yang telah disepakati bersama dengan pihak bank. Pendapatan bunga tersebut merupakan persentase atas jumlah pokok simpanan deposito berjangka dan dapat diambil setiap bulannya atau pada saat jatuh tempo. Pendapatan bunga tersebut dikarenakan pajak yang besarnya ditentukan oleh pemerintah (Kasmir, 2001 dalam Imbang J. Mangkuto, 2004:81).

Suku bunga deposito yang ditetapkan oleh sebuah bank berlaku untuk setiap periode tertentu yang disesuaikan dengan perkembangan pasar dan kebutuhan dana bank yang bersangkutan. Suku bunga deposito terdiri dari suku bunga counter yaitu suku bunga yang tercantum pada papan bank bersangkutan atau media cetak dan suku bunga negosiasi. Suku bunga negosiasi biasanya diberikan kepada nasabah besar dengan tujuan agar dengan kelebihan suku bunga tersebut, deposan mau menyimpan di bank yang bersangkutan (Johar Arifin, 2006:81).

Ada saat suku bunga harus dinaikkan, ada pula saat suku bunga harus diturunkan. Jika nasabah dapat menebak dengan akurat, kapan suku bunga naik atau kapan suku bunga turun, maka nasabah dapat menikmati keuntungan dari penempatan dana. Sebab fluktuasi suku bunga memiliki


(27)

12 korelasi erat dengan naik-turunnya indeks pasar saham serta kurs mata uang.

Suku bunga tidak akan selamanya dipatok dititik yang tinggi, juga pada titik yang rendah. Justru ini merupakan peluang bagi investor untuk mendapatkan keuntungan optimal dari suku bunga bank.

Naik turunnya suku bunga bank merupakan sesuatu yang sangat biasa. Otoritas moneter biasanya menggunakan instrumen suku bunga untuk melakukan intervensi terhadap perekonomian. Suku bunga tinggi ditujukan untuk mengurangi JUB (Jumlah Uang Beredar) yang ada di masyarakat, sehingga otoritas moneter dapat lebih mudah dalam menjalankan tugasnya mengendalikan inflasi. Kebijakan suku bunga tinggi atau TMP (Tight Money Policy) biasa disebut dengan istilah “uang ketat”.

Dengan berkembangnya internasionalisasi ekonomi diseluruh dunia dan didukung fleksibilitas pertukaran mata uang, lebih banyak perhatian diberikan kepada transmisi kebijakan moneter yang bekerja melalui kanal pertukaran net export. Kanal ini juga melibatkan efek tingkat suku bunga karena penurunan tingkat suku bunga riil dalam negeri, deposito dalam negeri menjadi kurang menarik dibandingkan dengan deposito dalam mata uang asing, sehingga mengakibatkan kejatuhan pada nilai deposito relatif terhadap deposito dalam mata uang lain/depresiasi. Nilai mata uang dalam negeri yang lebih rendah membuat barang-barang dalam negeri lebih murah daripada barang-barang asing yang kemudian menyebabkan


(28)

13 kenaikan pada eksper netto dalam menaikkan aggregat output (Amin Budi Pramuraharjo, 2005:19).

Menurut Pindyck, 2001 dalam Imbang J. Mangkuto (2004:157-158), preferensi nasabah terhadap risiko dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu: kelompok risiko tolak, kelompok risiko netral dan kelompok risiko lebih. Penjelasannya adalah sebagai berikut:

a. Kelompok risiko tolak

Kelompok nasabah yang tidak menyukai risiko atau selalu berusaha menghindari risiko (risk averse) dalam menentukan penempatan (investasi) dananya. Risiko yang utama bagi kelompok ini adalah berbentuk pendapatan tidak pasti (return) dan yang berbentuk gagal bayar (kredit). Kelompok ini umumnya menyukai investasi yang memberikan pendapatan pasti (fixed income) seperti deposito, obligasi atau commercial paper. Untuk risiko kredit yang kecil, nasabah menyukai Sertifikat Bank Indonesia atau Treasury Bills di Amerika serikat atau deposito berjangka yang dijamin oleh pemerintah.

b. Kelompok risiko netral

Kelompok ini bersikap lebih moderat atas faktor risiko dalam investasi

(risk neutral), namun demikian tidak mempunyai kecendrungan untuk memilih investasi yang risikonya tinggi. Diasumsikan bahwa kelompok ini mempunyai informasi dan pemahaman yang lebih baik tentang instrumen investasi keuangan berikut risiko-risikonya sehingga secara selektif kelompok ini akan mempertimbangkan untuk memilih


(29)

14 instrumen investasi yang lebih mempunyai risiko. Sesuai dengan meningkatnya risiko yang diambil maka nasabah kelompok ini menginginkan tingkat pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan pendapatan yang diperoleh dari instrumen bebas risiko.

c. Kelompok risiko lebih

Kelompok ini menyukai instrumen investasi dengan risiko tinggi (risk taker) dengan harapan tingkat pendapatan yang sangat tinggi pula. Seiring dengan meningkatnya preferensi terhadap risiko, tentunya perlu diasumsikan bahwa kelompok ini mempunyai pengetahuan atau akses kepada informasi yang cukup mengenai jenis-jenis risiko instrumen yang ada. Risiko yang diambil oleh para investor kelompok ini adalah risiko yang dapat diperhitungkan (calculated risk).

Kelompok risiko lebih harus dibedakan dengan kelompok yang melakukan investasi tanpa memperhatikan risiko sama sekali. Karena risiko selalu melekat ke dalam kegiatan investasi, dapat dikatakan bahwa preferensi buta risiko dalam keputusan investasi adalah suatu tindakan yang tidak sesuai dengan akal sehat. Maka kelompok buta risiko ini tidak dipandang sebagai kelompok investasi yang layak karena bersifat spekulatif semata.

2. Letter of Credit

Menurut Amir M.S (2005:1) Letter of Credit (L/C) merupakan suatu surat yang dikeluarkan oleh bank devisa atas permintaan importir nasabah bank devisa bersangkutan dan ditujukan kepada eksportir di luar


(30)

15 negeri yang menjadi relasi dari importir tersebut. Isi surat itu menyatakan bahwa eksportir penerima L/C diberi hak oleh importir untuk menarik wesel (surat perintah untuk melunasi utang) atas bank pembuka untuk sejumlah uang yang disebut dalam surat itu. Bank yang bersangkutan menjamin untuk mengakseptir atau menghonorir wesel yang ditarik tersebut asal sesuai dan memenuhi semua syarat yang tercantum di dalam surat itu.

Menurut Nunu Nugraha (2008:2) Letter of Credit (L/C) yang diterbitkan oleh bank dengan segala macam sifat dan jenisnya. Dalam transaksi jual beli antara eksportir dan importir, penggunaan L/C

merupakan cara yang paling aman bagi eksportir maupun importir, karena adanya kepastian bahwa pembayaran akan dilakukan apabila syarat L/C

dipenuhi. Namun demikian, cara pembayaran ini biayanya relatif lebih besar dibanding dengan cara pembayaran yang lain.

Bagi eksportir merupakan risiko besar mengirimkan barang bila tidak ada jaminan pembayaran. Untuk mendapatkan jaminan tersebut eksportir meminta kepada importir agar membuka L/C untuknya. L/C

inilah yang merupakan jaminan atas pelunasan barang yang akan dikirim oleh eksportir. Jadi, untuk kepentingan eksportirlah L/C harus dibuka terlebih dahulu sebelum barang dikirim. Sebaliknya, pembukaan L/C

merupakan jaminan pula bagi importir bersangkutan untuk memperoleh pengapalan barang secara utuh sesuai yang diinginkannya, sedangkan dana


(31)

16 dengan demikian dapat dikatakan bahwa L/C merupakan suatu instrumen yang ditawarkan bank devisa untuk memudahkan lalu lintas pembayaran dalam transaksi perdagangan internasional (Amir M.S, 2005:2).

Atas L/C yang dibuka oleh importir, eksportir atau supplier di luar negeri diberi hak untuk menarik wesel sebesar nilai harga barang yang dikirimnya atas nama importir. Wesel ini beserta dokumen-dokumen pengapalan barangnya oleh eksportir diserahkan kepada bank koresponden yang menjadi penerima L/C untuk diambil alih.

Untuk menjalankan tugas perantara dalam transaksi perdagangan internasional yang dimaksud, suatu bank tentu saja tidak akan dapat bekerja sendiri dan hal ini kiranya tidaklah mungkin apabila bank yang bersangkutan memang menginginkan tugasnya sebagai perantara harus berhasil baik. Untuk itu maka bank-bank tersebut harus mengadakan hubungan koresponden dengan bank-bank di luar negeri terutama dengan bank-bank yang dalam dunia perbankan dan perdagangan internasional tidak diragukan lagi bonafiditas-nya serta moral dan financial

standing-nya. Oleh karena bank-bank di luar negeri tersebut seolah-olah merupakan agen dari bank yang bersangkutan, maka hubungan dimaksud sering dikenal dengan sebutan Agency Arrangement yang mengatur tentang cara-cara penyelesaian sehubungan dengan kepentingan-kepentingan yang menyangkut kegiatan bank masing-masing.

Dilihat dari sifatnya (Nunu Nugraha, 2008:3) suatu hubungan koresponden antara bank-bank di Indonesia dengan bank-bank di luar


(32)

17 negeri dapat dilakukan dengan 3 macam cara, yaitu Depository

Correspondent, Non Depository Correspondent dan One Side

Correspondent. Penjelasannya adalah sebagai berikut:

a. Depository Correspondent, yaitu suatu hubungan antara bank dengan bank di luar negeri dimana bank yang bersangkutan memelihara rekening pada bank luar negeri tersebut

b. Non Depository Correspondent, yaitu suatu hubungan antara bank dengan bank di luar negeri dimana bank yang disebut pertama tidak memelihara rekening pada bank di luar negeri itu

c. One Side Correspondent, yaitu suatu hubungan antara bank dengan bank di luar negeri tanpa pemeliharaan suatu rekening.

Peranan Letter of Credit (L/C) dalam perdagangan internasional (Amir M.S, 2005:1) ialah:

a. Memudahkan pelunasan pembayaran transaksi ekspor

b. Mengamankan dana yang disediakan importir untuk membayar barang impor

c. Menjamin kelengkapan dokumen pengapalan.

Pihak-pihak yang terlibat dalam pembukaan suatu Letter of Credit (L/C) (Amir M.S, 2005:3-4) adalah:

a. Opener atau applicant, yaitu importir yang memiliki bantuan bank devisanya untuk membuka L/C guna keperluan penjual atau eksportir b. Opening atau issuing bank, yaitu bank devisa yang dimintai bantuannya


(33)

18 Nilai L/C sangat tergantung pada nama baik dan reputasi dari bank devisa yang membuka L/C tersebut

c. Advising atau bank penyampai amanat, opening bank membuka L/C

untuk eksportir yang menjadi koresponden dari opening bank tersebut. Bank koresponden ini berkewajiban untuk menyampaikan amanat yang terkandung dalam L/C kepada eksportir yang berhak

d. Beneficiary atau penerima L/C, yaitu eksportir yang menerima pembukaan L/C dan diberi hak untuk menarik uang dari dana L/C yang tersedia itu

e. Negotiating bank, yaitu bank yang membayar dokumen tersebut.

Keuntungan Letter of Credit (L/C) bagi para eksportir dan importir (Amir M.S, 2005:5-7) dapat diuraikan sebagai berikut:

Keuntungan Letter of Credit (L/C) bagi eksportir: a. Kepastian pembayaran dan menghindari risiko b. Penguangan dokumen dapat langsung dilakukan

c. Biaya yang dipungut bank untuk negosiasi dokumen relatif kecil bila ada L/C

d. Terhindar dari risiko pembatasan transfer valuta

e. Kemungkinan memperoleh uang muka atau kredit tanpa bunga. Sedangkan keuntungan Letter of Credit (L/C) bagi importir adalah:

a. Pembukaan L/C dapat diartikan bahwa opening bank meminjamkan nama baik dan reputasinya kepada importir sehingga dapat dipercayai oleh eksportir


(34)

19 b. L/C merupakan jaminan bagi importir, bahwa dokumen atas barang yang dipesan akan diterimanya dalam keadaan lengkap dan utuh, karena telah diteliti oleh bank yang sudah mempunyai keahlian dalam hal tersebut

c. Importir dapat mencantumkan syarat-syarat untuk pengamanan yang pasti akan dipatuhi oleh eksportir agar dapat menarik uang dari L/C

yang tersedia.

Mengenai hal ikhwal yang menyangkut kewajiban dan tanggungjawab bank sebagai pihak yang berurusan dengan dokumen-dokumen, telah diatur secara lengkap (Nunu Nugraha, 2008:4-5) dapat dikemukakan sebagai berikut:

a. Bank wajib memeriksa semua dokumen dengan ketelitian yang wajar untuk memperoleh kepastian bahwa dokumen-dokumen itu secara formal telah sesuai dengan L/C

b. Bank yang memberi kuasa kepada bank lain untuk membayar, membuat pernyataan tertulis pembayaran berjangka, mengaksep, atau menegosiasi dokumen, maka bank yang memberi kuasa tersebut akan terikat untuk me-reimburse

c. Issuing bank setelah menerima dokumen dan menganggap tidak sesuai dengan L/C yang bersangkutan, harus menetapkan apakah akan menerima atau menolaknya


(35)

20 d. Penolakan dokumen harus diberitahukan dengan telekomunikasi atau sarana tercepat dengan mencantumkan penyimpangan-penyimpangan yang ditemui dan minta penegasan status dokumen tersebut

e. Issuing bank akan kehilangan hak menyangkut bahwa dokumen-dokumen itu tidak sesuai dengan syarat-syarat L/C

f. Bila bank pengirim dokumen menyatakan terdapat penyimpangan pada dokumen dan memberitahukan bahwa pembayaran, pengaksepan, atau penegosiasian dengan syarat atau berdasarkan indemnity telah dilakukannya

g. Bank-bank dianggap tidak terikat kewajiban atau tanggungjawab mengenai:

1)Bentuk, kecukupan, ketelitian, keaslian, pemalsuan atau keabsahan menurut hukum dari pada tiap-tiap dokumen

2)Syarat-syarat khusus yang tertera dalam dokumen-dokumen atau yang ditambahkan pada bank

3)Uraian, kuantitas, berat, kualitas, kondisi, pengepakan, penyerahan, nilai atau adanya barang-barang

4)Itikad baik atau tindakan-tindakan dan atau kealpaan, kesanggupan membayar utang, pelaksanaan pekerjaan atau standing dari pada si pengirim

h. Bank-bank juga dianggap tidak terikat kewajiban atau tanggungjawab atas akibat-akibat yang timbul karena kelambatan dan atau hilang dalam pengiriman daripada berita-berita, surat-surat atau dokumen-dokumen


(36)

21 i. Bank-bank tidak terikat kewajiban atau tanggungjawab sebagai akibat yang timbul karena terputusnya bisnis mereka disebabkan hal-hal di luar kekuasaanya

j. Bila bank mempergunakan jasa-jasa bank lain dalam melaksanakan instruksi applicant, maka hal tersebut adalah atas beban dan risiko

applicant.

Menurut Amir M.S (2005:11) terdapat cara pembayaran ekspor yang diizinkan pemerintah yaitu:

a. Advance payment (pembayaran tunai di muka) b. Open account (rekening terbuka)

c. Document against payment

d. Document against acceptance

e. Consigment transfer

f. Sight letter of credit

g. Usance letter of credit

h. Barter

i. Counter trade

j. Deferred payment

k. Cash on delivery (tunai pada waktu penyerahan). 3. Risk Based Internal Audit

Peraturan Bank Indonesia No. 5/8/PBI/2003 tentang penerapan manajemen risiko bagi bank umum pasal 15 (2) mengatakan bahwa penilaian terhadap sistem pengendalian intern dalam penerapan


(37)

22 manajemen risiko wajib dilakukan oleh satuan kerja audit intern. Sementara itu, Pedoman Standar Sistem Pengendalian Intern untuk Bank Umum menjelaskan peranan audit intern dalam kegiatan pengendalian dari pengendalian intern. Kegiatan pengendalian intern ini didefinisikan sebagai kebijakan, prosedur dan praktik yang memberikan keyakinan pejabat dan pegawai bank bahwa arahan dewan komisaris dan direksi bank telah dilaksanakan secara efektif. Kegiatan pengendalian tersebut akan dapat membantu direksi termasuk komisaris Bank dalam mengelola dan mengendalikan risiko yang dapat mempengaruhi kinerja atau mengakibatkan kerugian bank (Muh Arief Effendi, 2003:1).

Risiko merupakan kemungkinan kerugian dari suatu investasi sebagai akibat perubahan kondisi yang mempengaruhi nilai dari investasi tersebut. Risiko mempunyai hubungan positif dan linier dengan return

yang diharapkan dari suatu investasi, sehingga semakin besar return yang diharapkan semakin besar pula risiko yang harus ditanggung oleh seorang investor (Imbang J. Mangkuto, 2004:30).

Berdasarkan bahasa, risiko merupakan kemungkinan, bahaya, kerugian akibat kurang menyenangkan dari sesuatu perbuatan usaha dan sebagainya (Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, 2005:558). Sedangkan Mc Namee (1998) mendefinisikan risiko sebagai ketidakpastian yang menimbulkan dampak material perlu dikelola untuk menggunakan tujuan perusahaan.


(38)

23 Timbulnya suatu risiko disebabkan oleh suatu peristiwa (risk event)

yang didefinisikan sebagai munculnya kejadian yang dapat menciptakan potensi kerugian atau hasil yang tidak diinginkan. Peristiwa penyebab timbulnya risiko dapat berasal dari kejadian internal maupun eksternal. Kejadian internal yang dimaksud adalah kejadian yang bersumber dari dalam institusi itu sendiri, seperti kesalahan sistem, kesalahan manusia, kesalahan prosedur dan lain-lain. Kejadian internal pada dasarnya dapat dicegah agar tidak terjadi. Sebaliknya kejadian eksternal adalah kejadian yang bersumber dari luar yang tidak mungkin dapat dihindari. Contoh dari kejadian eksternal adalah bencana alam, kerusuhan atau perang, krisis ekonomi global, krisis ekonomi regional, krisis ekonomi lokal, hingga dampak sistematik yang ditimbulkan oleh masalah pada lembaga keuangan atau bank lain. Peristiwa-peristiwa tersebut sulit diprediksi seberapa jauh pengaruhnya terhadap sebuah bank.

Menurut Amin Widjaja Tunggal (2008:91-92) ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh suatu organisasi dalam mengelola risiko sampai ke tahap yang dapat diterima oleh manajemen, yaitu dihindari, dialihkan, diterima, dikurangi dan dinaikkan. Penjelasannya adalah sebagai berikut: a. Dihindari (avoid)

Merancang ulang proses sebagai jalan untuk mengurangi risiko atau menghindari aktifitas tersebut jika risiko tidak dapat dikurangi samapai ke tahap yang bisa diterima


(39)

24 b. Dialihkan (transfer)

Mengalihkan risiko ke pihak lain, seperti; asuransi, outsourcing,

hedging atau lainnya c. Diterima (accept)

Menerima risiko yang ada karena biaya yang dikeluarkan tidak efektif untuk mengurangi risiko

d. Dikurangi (reduce)

Menggunakan teknik untuk mengurangi dampak dan kemungkinan terjadinya risiko, contohnya adalah mendiversifikasi portofolio

e. Dinaikkan (increase)

Menaikkan risiko dengan menghilangkan hambatan yang ada, hal ini akan meningkatkan kesempatan dan mempertahankan risiko pada tahap yang masih bisa diterima.

Menurut Kamus Besar Akuntansi (2008:83) Audit Risk adalah suatu kemungkinan dimana pemeriksaan tidak akan membuka ketidakberesan dalam catatan keuangan akibat kecurangan, kelalaian atau alasan-alasan lain. Misalnya teknik pengambilan sampel dari pemeriksa tidak selalu membuka pos atau ayat yang tidak tepat, seperti pengeluaran yang berlebihan. Selanjutnya, evaluasi kontrol internal dan pengujian atau pengecekan tidak mungkin mendeteksi ketidakefisienan (deficiency). Pemeriksaan harus mencoba melindungi terhadap konsekuensi yang sebaiknya dari kegagalan untuk membuka ketidakberesan itu dengan


(40)

25 mendapatkan surat perwakilan (representation letter) dan jaminan kesalahan praktik yang memadai.

Menurut Z. Dunil (2005:18) audit berbasis risiko adalah audit yang difokuskan dan diprioritaskan pada risiko bisnis dan prosesnya serta pengendalian terhadap risiko yang dapat terjadi.

Dalam konsep audit berbasis risiko, semakin tinggi risiko suatu area, maka harus semakin tinggi pula perhatian dalam audit area tersebut. Untuk mengidentifikasi suatu risiko bisnis, auditor harus memahami aspek pengendalian dari bisnis termasuk memahami risiko dan pengendalian dari sistem dalam mencapai sasaran dan tujuan organisasi.

Risk based audit merupakan metodologi audit untuk dapat memberikan pendapat yang independen dan obyektif kepada manajemen (Amin Widjaja Tunggal, 2008:95). Tujuan risk based auditing (Amin Widjaja Tunggal, 2008:95-96) secara umum adalah mengurangi risiko, mengantisipasi area dengan risiko potensial dan melindungi perusahaan. Penjelasannya adalah sebagai berikut:

1. Mengurangi risiko

Dari audit risiko yang dilakukan dapat diungkapkan transaksi, produk serta aktivitas perusahaan yang berisiko tinggi. Area yang berisiko tinggi tersebut dapat dilihat apa yang menjadi penyebabnya. Sebab risiko tinggi bisa terdapat pada proses, orang, sistem atau sebab dari luar. Dengan mengetahui penyebab suatu area berisiko tinggi,


(41)

26 manajemen dapat mengurangi risiko dengan menjadikan atau mengurangi risiko tersebut

2. Antisipasi area dengan risiko potensial

Audit berbasis risiko juga mengungkapkan area mana yang berpotensi mempunyai risiko tinggi, yang mungkin belum disadari oleh auditee

yang bersangkutan 3. Melindungi perusahaan

Suatu kejadian yang menimbulkan kerugian bagi perusahaan dapat terjadi secara mendadak dan perusahaan tidak siap menghadapinya. Akibat yang ditimbulkan mempunyai pengaruh yang besar pada perusahaan. Sebaliknya apabila kemungkinan terjadinya suatu kejadian yang merugikan perusahaan telah diperhitungkan sebelum terjadi, dampak yang ditimbulkan sudah diperkirakan dan pengaruh negatifnya dapat diminimalisasi. Penerapan risk based auditing lebih memungkinkan perusahaan bersiap menghadapai risiko sekaligus dengan antisipasi melindungi diri dari kemungkinan kerugian yang dialami.

Secara lebih rinci tujuan risk based auditing adalah untuk memberikan keyakinan atau kepastian kepada Komite Audit, Dewan Komisaris dan Direksi (Amin Widjaja Tunggal, 2008:96-97), bahwa: a. Perusahaan telah memiliki proses manajemen risiko. Proses tersebut


(42)

27 b. Proses manajemen risiko dimaksud telah diintegrasikan oleh manajemen perusahaan ke dalam semua tingkatan organisasi mulai dari tingkat korporasi, divisi sampai unit kerja terkecil dan telah berfungsi sebagaimana yang diinginkan

c. Kerangka kerja pengendalian internal (internal control framework) dan tata kelola yang baik (governance) yang ada telah tersedia secara cukup dan berfungsi secara baik guna mengendalikan risiko yang ada

d. Manajemen mampu mengidentifikasi dan menilai risiko yang ada secara baik, serta telah memberikan tanggapan terhadap risiko tersebut secara cukup dan efektif guna menurunkan dampak serta kemungkinan terjadinya risiko ke tingkat yang dapat diterima oleh Dewan Komisaris dan Direksi.

Manfaat utama risk based audit adalah sebagai berikut:

a. Evaluasi risiko bank yang lebih akurat melalui penilaian risiko inhern dan proses manajemen risiko

b. Penekanan yang lebih fokus pada identifikasi awal atas risiko baru yang muncul dalam perubahan sistem

c. Efektifitas biaya melalui fokus yang lebih tajam dalam proses penilaian risiko

d. Pelaporan dan evaluasi penilaian risiko yang lebih continue dan current


(43)

28 Profesor Gerald Vinten dari City University Business School (1991) dalam Amin Widjaja (2008:1) mendefinisikan internal auditing

sebagai berikut:

“Internal auditing is the recurrent comprehensive investigation into apparently healthy organizations with the objective of achieving an insight into the state of the organization and also its environment with the objective of achieving better control over its future operations.”

Menurut Amin Widjaja (2008:4) aktivitas internal audit menilai dan memberi kontribusi terhadap perbaikan manajemen risiko, pengendalian dan sistem tata kelola (governance system) yang berkaitan dengan:

a. Keandalan dan integritas dari informasi finansial dan operasional b. Efektivitas dan efisiensi operasi

c. Pengamanan aktiva

d. Ketaatan terhadap peraturan, regulasi dan kontrak.

Audit Internal Berdasarkan Risiko (RBIA) adalah suatu metodologi yang mana departemen audit internal menggunakannya untuk memberikan keyakinan atau jaminan bahwa risiko akan dikelola di dalam suatu risk appetite (risiko yang dapat diterima oleh organisasi). Dengan kata lain, suatu proses yang mengelola risiko sampai pada suatu level yang dipertimbangkan untuk dapat diterima oleh dewan direksi untuk bekerja secara efektif dan efisien (Muh. Arief Effendi, 2003:1).

Metode ini terdiri dari lima bagian inti aturan audit internal yang mana meliputi kerangka risiko manajemen secara keseluruhan organisasi


(44)

29 diketahui sebagai Enterprise-wide Risk Management (ERM) yang mengatur hal-hal sebagai berikut:

a. Memberikan keyakinan atau jaminan bahwa proses yang digunakan oleh manajemen untuk mengidentifikasi semua risiko yang signifikan berjalan dengan efektif

b. Memberikan keyakinan atau jaminan bahwa risiko secara benar telah dinilai (diberi skor) oleh manajemen dalam hal memberikan prioritasnya

c. Mengevaluasi proses manajemen risiko, untuk meyakinkan respon dari setiap risiko adalah tepat dan sesuai dengan kebijakan organisasi

d. Mengevaluasi pelaporan atas risiko yang menjadi kunci utama, oleh manajer ke Direktur, dan

e. Me-review manajemen atas risiko kunci oleh manajer untuk meyakinkan pengendalian diambil ke dalam operasional dan akan

di-monitoring.

Menurut Muh. Arief Effendi (2003:1) Risk Based Internal Audit

(RBIA) untuk selanjutnya diaplikasikan pada setiap risiko yang mengancam tercapainya suatu tujuan organisasi. Disini akan meliputi keuangan, risiko strategis dan operasional, baik internal organisasi maupun eksternal organisasi menunjuk pada RBIA yang efektif, maka pemimpin organisasi diharuskan untuk meyakinkan bahwa kerangka manajemen risiko meliputi beberapa hal di bawah ini:


(45)

30

a. Pemimpin organisasi harus mengidentifikasi dan menilai risiko yang mengancam tujuan organisasinya dan mengembangkan suatu sistem pengendalian internal, atau respon yang cocok lainnya, untuk mengurangi ancaman ini sampai pada tingkat risiko yang rendah, atau melaporkannya ke dewan direksi jika hal ini tidak memungkinkan

b. Risiko bawaan dilaporkan dan dinilai dalam berbagai cara yang mengijinkan mereka untuk merangking ancaman yang ada

c. Pemimpin organisasi menemukan suatu risiko yang muncul bagi organisasi seperti halnya suatu dasar risiko yang dapat secara mudah diidentifikasi baik risiko yang tinggi maupun rendah

d. Tanggungjawab untuk memberikan jaminan pada kerangka manajemen risiko akan didefinisikan. Hal ini termasuk mendefinisikan tanggungjawab manajemen, eksternal audit, internal audit, dan setiap fungsi lainnya yang memberikan jaminan, seperti HRD, keuangan, dan bagian keamanan.

Salah satu tujuan dari risk based internal audit adalah untuk menguji bahwa sistem pengendalian internal akan mengurangi risiko sampai ke tingkat yang rendah. Salah satu keuntungan dari risk based internal audit adalah tidak hanya seharusnya menyoroti risiko yang tidak secara tepat dikendalikan, risk based internal audit seharusnya menyoroti risiko yang sangat dikendalikan dan kemudian memakan sumber daya yang tidak penting (Muh. Arief Effendi, 2003:1).


(46)

31

Risk based internal audit memberikan keyakinan pada semua risiko, audit berbasis risiko dapat melibatkan area yang biasanya tidak diuji. Area baru yang akan diaudit akan menjadi hal yang tidak biasa bagi auditor, tidak hanya pada akhir ketika menyajikan temuan. Auditor akan lebih memahami tentang praktek bisnis dan fasilitas dalam menerapkan pengendalian yang sesuai.

Menurut Z. Dunil (2005:18) ada beberapa langkah pelaksanaan audit berbasis risiko yang memberikan value added, diantaranya adalah: a. Memberikan arah kepada risiko yang dapat mempengaruhi posisi

keuangan perusahaan

b. Memberikan layanan atau membantu bank dalam mengelola risiko bisnisnya

c. Komunikasi auditor dengan manajemen terhadap isu penting tentang risiko

d. Meningkatkan identifikasi risiko yang mungkin terlewatkan e. Meningkatkan identifikasi atas kemungkinan kecurangan, dan f. Meningkatkan kualitas dan kecepatan pelaporan.

B. Keterkaitan Antar Variabel

1. Deposito Valas dengan Risk Based Internal Audit

Kenaikan suku bunga deposito berjangka pada semua bank cenderung mengarah kepada perang suku bunga diantara bank-bank (Dewi


(47)

32 Astuti, 1999:1). Kenaikan suku bunga tersebut disebabkan antara lain oleh hal-hal berikut:

a. Sebelum adanya program penjaminan dari pemerintah deposan cenderung untuk menyimpan dananya pada bank-bank asing yang dianggap lebih aman, meskipun dengan suku bunga yang lebih rendah b. Dengan adanya program penjaminan pemerintah atas kewajiban

pembayaran bank-bank nasional, maka terjadilah aliran balik dana masyarakat ke bank-bank nasional.

Disamping itu, adanya program penjaminan tersebut menyebabkan risiko yang dihadapi oleh deposan pada setiap bank menjadi kurang lebih sama, sehingga peranan suku bunga dalam menentukan pilihan bank bagi deposan menjadi semakin menonjol. Oleh karena itu, timbul persaingan diantara bank-bank yang berakibat naiknya suku bunga pasar uang antar bank dan suku bunga deposito.

Adanya ekspektasi terhadap tingginya laju inflasi juga mendorong bank-bank untuk menaikkan suku bunga agar suku bunga riil tetap positif, dengan demikian memberikan daya tarik bagi masuknya aliran dana masyarakat ke sistem perbankan.

Krisis kepercayaan yang sudah tidak rasional dari segi ekonomi itu bukannya melanda segmen masyarakat yang tidak tahu apa-apa. Kegelisahan yang terparah justru pada mereka yang well informed, yakni kelas menengah perkotaan (Bisnis Indonesia, 9 Februari 1998:1) dalam Dewi Astuti (1999:1). Kelas menengah ke atas perkotaan pada umumnya


(48)

33 memiliki asset financial. Merekalah yang mempengaruhi keadaan perekonomian Indonesia karena mereka dapat menggunakan assetnya yang dapat ikut menentukan naik turunnya nilai uang. Kelas menengah keatas perkotaan ini cepat bereaksi terhadap segala sesuatu hal yang dapat merugikan atau menguntungkan assetnya. Sedangkan perlakuan terhadap

asset financial para menengah keatas perkotaan dapat mempengaruhi cepat atau tidak tercapainya stabilitas perekonomian Indonesia.

Menurut Dewi Astuti (1999:1) sebelum krisis moneter, pada saat krisis moneter dan setelah reformasi dibidang perbankan terjadi pergeseran perlakuan terhadap asset financial dan terdapat perbedaan perlakuan terhadap asset financial dari para Profesional di Surabaya yang diakibatkan oleh perbedaan jenis profesi dan perbedaan keadaan ekonomi.

Sarens and Beelde (2006) dalam (Habiburrochman, 2007:12) mengungkapkan bahwa terdapat perbedaan dalam persepsi internal auditor tentang peran khusus mereka dalam manajemen risiko. Internal auditor memainkan peran penting dalam membuat kesadaran yang tinggi atas risiko dan kontrol dengan lebih memformalkan sistem manajemen risiko, sehingga mempengaruhi cara kerjanya dalam menjalankan manajemen risiko.

Perlu adanya pengawasan dari pihak audit internal dengan menggunakan risk based internal audit. Deposito bank menanggung risiko, yaitu setiap kesempatan untuk memperoleh keuntungan dari usaha yang dilaksanakan, didalamnya terdapat pula risiko untuk menerima


(49)

34 kerugian. Audit Internal Berdasarkan Risiko (RBIA) adalah suatu metodologi yang memberikan jaminan bahwa risiko dikelola sampai pada suatu tingkat yang dapat diterima oleh organisasi. Dengan menerapkan RBIA pada deposito valas, maka akan melindungi para deposan dari risiko yang sewaktu-waktu dapat terjadi.

Ha1 : Deposito valas berpengaruh secara signifikan terhadap risk based internal audit.

2. Letter of Credit dengan Risk Based Internal Audit

Menurut Nunu Nugraha (2008:8) dalam penelitiannya menyatakan suatu hubungan pembayaran luar negeri diperlukan dalam penyelesaian lalu lintas bayar-membayar antara para pihak yang mengadakan usaha dimana mereka masing-masing berada di negara berlainan. Suatu hubungan pembayaran luar negeri pada hakikatnya diperlukan dalam penyelesaian transaksi-transaksi yang diadakan oleh para pihak, yaitu dalam transaksi-transaksi perdagangan internasional yang meliputi transaksi ekspor dan impor baik barang maupun jasa.

Dilihat dari sudut resultat-nya, suatu perdagangan luar negeri baru akan dapat dilaksanakan dengan baik apabila hubungan pembayarannya dapat diselenggarakan dengan baik pula, secara acontrario suatu hubungan pembayaran luar negeri baru ada setelah adanya transaksi perdagangan dengan luar negeri.

Sudah umum tentu para pihak dalam transaksi perdagangan internasional itu menginginkan agar transaksi yang mereka adakan dapat


(50)

35 berjalan baik dan lancar tanpa adanya hambatan-hambatan apapun. Keinginan yang demikian itu akan tampak lebih jelas dalam hal para pihak mengharapkan diperolehnya keuntungan yang maksimal daripada hasil transaksinya dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama. Terwujudnya keuntungan yang maksimal bagi para pihak secara timbal balik merupakan salah satu tujuan utama daripada transaksi yang mereka adakan sehingga hasil itu baru akan nyata apabila cara pembayaran yang mereka tempuh cukup baik dan terjamin.

Pada umumnya cara yang baik dan terjamin dimaksud yang lazim ditempuh dalam perdagangan luar negeri adalah cara pembayaran yang tidak langsung dalam arti melalui aktifitas perbankan, yaitu dengan menggunakan transaksi letter of credit. Agar aktifitas perdagangan ini dapat berjalan dengan lancar untuk meningkatkan kepercayaan para penggunanya maka perlu adanya risk based internal audit untuk mengontrol laju lalu lintas perdagangan melalui letter of credit, sehingga dapat meningkatkan keyakinan para pengguna jasa perbankan dalam menggunakan produk bank yang dikenal dengan nama letter of credit. Ha2 : Letter of Credit berpengaruh secara signifikan terhadap risk based

internal audit.

Ha3 : Deposito valas dan letter of credit berpengaruh secara simultan dan


(51)

36 Tabel 2.1

Perbandingan Penelitian Terdahulu dengan Penelitian Sekarang

Nama Judul Variabel Metode

Penelitian Hasil Penelitian Debora Christina (2008) Implementasi Audit Berbasis Risiko pada Aktivitas Pendanaan oleh Audit Internal (Studi Kasus PT BNI 46 Persero Tbk Kantor Besar Sudirman) Audit Berbasis Risiko, Audit Internal, Aktivitas Pendanaan PT BNI Persero Tbk Metode Analisis Deskriptif Pendekatan Audit Berbasis Risiko dapat diterapkan dan juga proses penerapan pendekatan Audit Berbasis Risiko khususnya aktifitas pendanaan oleh Auditor Internal Dewi Astuti (1991) Tanggapan Para Profesional Surabaya Terhadap Perubahan Ekonomi dan Kebijakan Pemerintah di Bidang Perbankan Kebijakan Pemerintah di Bidang Pebankan, Deposito Metode Analisis Deskriptif Tidak ada perbedaan keragaman di antara kelompok profesional dalam menentukan bentuk dan besarnya simpanan kekayaan finansial dalam bentuk deposito USD Embun Duriany S (2003) Kewajiban Bank Umum untuk Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank Misi, Kewenangan, Independensi, Ruang Lingkup Pekerjaan Audit Intern Metode Analisis Deskriptif Bank wajib menerapkan fungsi audit intern berdasarkan Standar Bersambung pada halaman selanjutnya


(52)

37 Tabel 2.1 (Lanjutan)

Nama Judul Variabel Metode

Penelitian Hasil Penelitian Bank, Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank (SPFAIB) Habiburrochman (2007) Evaluasi Peran Auditor Intern dalam Menilai Risiko Bisnis Perbankan di BPR Syariah (Studi Kasus pada BPRS Baktimakmur Indah dan BPRS Baktisumekar BPR Syariah, Peraturan Auitor Internal, Asuransi dan Konsultasi, Watch Dog, Check and Balance Metode Analisis Deskriptif Posisi auditor internal dalam struktur organisasi perusahaan BPR Syariah mempunyai pola yang berbeda Nunu Nugraha (2010) Pengaruh Letter of Credit Terhadap Risiko Manajemen Letter of Credit, Risiko Manajemen Metode Analisis Deskriptif Terdapat pengaruh signifikan antara letter of Credit

dengan risiko manajemen Sumber: Data Primer


(53)

38 C. Model Penelitian

Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dapat digambarkan seperti dibawah ini:

Sumber: Data Primer

Gambar 2.1

Model Pengaruh Variabel Independen Dengan Variabel Dependen Bank

Menerapkan : PBI No. 5/8/PBI/2003 tentang pelaksanaan manajemen risiko

Deposito Valas

Letter of Credit

Risk Based Internal Audit

Mengetahui pengaruh deposito valas dan letter of credit terhadap risk based internal audit


(54)

39 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh deposito valas dan

letter of cerdit terhadap risk based internal audit. Penelitian ini dilakukan di Bank Pemerintah dan Bank Swasta di Jakarta. Pengambilan data penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder seperti; jurnal-jurnal, buku-buku yang berkaitan dan data primer dengan memberikan kuesioner kepada Auditor Internal, Asisten Manajer, dan Manajer.

B. Metode Penentuan Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Adapun metode yang digunakan dalam penentuan sampel ini adalah Convenience Sampling. Convenience sampling adalah metode pemilihan sampel berdasarkan kemudahan, dimana metode ini memilih sampel dari elemen populasi yang datanya mudah diperoleh peneliti. Elemen populasi yang dipilih sebagai subyek sampel adalah tidak terbatas sehingga peneliti memiliki kebebasan untuk memilih sampel dengan cepat (Nur Indriantoro dan Bambang Supomo, 2002:130). Bentuk sampling ini termasuk ke dalam sampling non probabilitas dimana anggota unit sampel yang ditarik mudah dihubungi atau didapat, tidak menyusahkan, mudah mengukur dan bersifat kooperatif. Responden yang digunakan dalam


(55)

40 penelitian ini adalah Auditor Internal, Asisten Manajer, dan Manajer yang bekerja pada Bank Pemerintah dan Bank Swasta di Jakarta.

C. Metode Pengumpulan Data

Dilihat dari sumber datanya maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber data primer dan sumber data sekunder (Abdul Hamid, 2007:33). Dalam memperoleh data-data pada penelitian ini, maka peneliti menggunakan dua cara yaitu penelitian pustaka dan penelitian lapangan. 1. Penelitian Pustaka (Library Research)

Kepustakaan merupakan bahan utama dalam penelitian data sekunder (Nur Indriantoro dan Bambang Supomo, 2002:150). Peneliti memperoleh data yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti melalui buku, jurnal, skripsi, tesis, perpustakaan bank, internet dan perangkat lain yang berkaitan dengan judul penelitian.

2. Penelitian Lapangan (Field Research)

Data utama penelitian ini diperoleh melalui penelitian lapangan, peneliti memperoleh data langsung dari pihak pertama (data primer). Pada penelitian ini, yang menjadi subyek penelitian adalah auditor internal serta pihak berkepentingan lainnya yang bekerja pada bank pemerintah dan bank swasta. Peneliti memperoleh data dengan mengirimkan kuesioner kepada bank pemerintah dan bank swasta secara langsung ataupun melalui perantara.


(56)

41 D. Metode Analisis Data

Metode analisis data menggunakan statistik deskriptif, uji kualitas data, uji asumsi klasik dan uji hipotesis.

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskripstif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi) (Imam Ghozali, 2009:30).

2. Uji Kualitas Data

Untuk melakukan uji kualitas data atas data primer ini, maka peneliti melakukan uji reliabilitas dan validitas.

a. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan tersebut konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu:

1) Repeated Measure atau pengukuran ulang.

2) One Shot atau pengukuran sekali saja, pengukurannya hanya sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pernyataan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pernyataan.

Untuk mengukur reliabilitas digunakan uji statistik Cronbach Alfa (α).


(57)

42

Alfa > 0,60. Sedangkan, jika sebaliknya data tersebut dikatakan tidak reliabel (Imam Ghozali, 2009:45).

b. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidak suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pernyataan pada keusioner mampu mengungkapakan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Pengujian validitas ini menggunakan Pearson Correlation yaitu dengan cara menghitung korelasi antara nilai yang diperoleh dari pernyataan-pernyataan. Apabila Pearson Correlation

yang didapat memiliki nilai di bawah 0,05 berarti data yang diperoleh adalah valid (Imam Ghozali, 2009:49).

3. Uji Asumsi Klasik

Untuk melakukan uji asumsi klasik atas data primer ini, maka peneliti melakukan uji multikolonieritas, uji normalitas dan uji heteroskedastisitas. a. Uji Multikolonieritas

Pengujian multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem multikoliniearitas (multiko). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Untuk mendeteksi adanya problem multiko, maka dapat dilakukan dengan melihat nilai

Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF) serta besaran korelasi antar variabel independen.


(58)

43 Suatu model regresi dapat dikatakan bebas multiko jika mempunyai nilai VIF di sekitar angka 1 dan mempunyai angka

tolerance mendekati 1, sedangkan jika dilihat dengan besaran korelasi antar variabel independen, maka suatu model regresi dapat dikatakan bebas multiko jika koefisien korelasi antar variabel independen haruslah lemah (dibawah 0,5). Jika korelasinya kuat, maka terjadi problem multiko (Singgih Santoso, 2005:203-206).

b. Uji Normalitas

Pengujian normalitas ini bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel dependen dan variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Cara mendeteksinya yaitu dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari garfik. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Sedangkan jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas (Singgih Santoso, 2005:212-214).

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji Hekteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varian residual dari satu


(59)

44 pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas. Sebaliknya jika varian berbeda maka disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2009:125). Cara mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu dengan melihat ada atau tidaknya pola tertentu pada grafik, dimana sumbu X adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di standard. Jika pola tertentu, seperti titik-titik (poin-poin) yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Singgih Santoso, 2005:208-210). 4. Uji Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model regresi berganda. Model regresi berganda bertujuan untuk memprediksi besar variabel dependen dengan menggunakan data variabel independen yang sudah diketahui besarnya (Singgih Santoso, 2005:163). Model regresi berganda umumnya digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen dengan skala pengukuran interval atau rasio dalam suatu persamaan linier (Nur Indriantoro dan Bambang Supomo, 2002:211). Variabel independen terdiri


(60)

45 dari deposito valas dan letter of credit sedangkan variabel dependennya adalah risk based internal audit.

Dalam uji hipotesis ini dilakukan melalui: a. Koefisien Determinasi

Koefisien Determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 (nol) dan 1 (satu). Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Imam Ghozali, 2009: 202).

b. Uji Statistik t

Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen dan digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0,05 (Imam Ghozali, 2009:203). Menurut Singgih Santoso (2005:168) dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:

1) Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05, maka H0 diterima atau

Ha ditolak, ini berarti menyatakan bahwa variabel independen atau


(61)

46 variabel dependen atau terikat.

2) Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka H0 ditolak atau

Ha diterima, ini berarti menyatakan bahwa variabel independen

atau bebas mempunyai pengaruh secara individual terhadap variabel dependen atau terikat.

c. Uji Statistik F

Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat. Uji statistik F digunakan untuk mengetahui pengaruh semua variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi secara bersama-sama terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikan 0,05 (Imam Ghozali, 2009:203).

Menurut Singgih Santoso (2005:120) dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:

1) Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05, maka H0 diterima atau

Ha ditolak, ini berarti menyatakan bahwa semua variabel

independen atau bebas tidak mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat.

2) Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka H0 ditolak atau

Ha diterima, ini berarti menyatakan bahwa semua variabel

independen atau bebas mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat.


(62)

47 E. Operasionalisasi Variabel

Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variabel yang digunakan berikut dengan operasional dan cara pengukurannya.

1. Deposito Valas (X1)

Simpanan deposito merupakan salah satu simpanan (dana) pihak ketiga yang dikeluarkan oleh bank. Bentuk lain simpanan pihak ketiga adalah tabungan dan rekening koran (giro) menurut Kasmir (2001) dalam Imbang J. Mangkuto (2004:80). Dalam hal ini jenis deposito yang digunakan adalah deposito dengan menggunakan valuta asing. Variabel ini diukur dengan menggunakan skala likert 5 poin dari sangat tidak setuju (1), tidak setuju (2), ragu-ragu (3), setuju (4) sampai sangat setuju (5).

2. Letter of Credit (X2)

Menurut Amir M.S (2005:1) letter of credit (L/C) merupakan suatu surat yang dikeluarkan oleh bank devisa atas permintaan importir nasabah bank devisa bersangkutan dan ditujukan kepada eksportir di luar negeri yang menjadi relasi dari importir tersebut. Isi surat itu menyatakan bahwa eksportir penerima L/C diberi hak oleh importir untuk menarik wesel (surat perintah untuk melunasi utang) atas bank pembuka untuk sejumlah uang yang disebut dalam surat itu. Variabel ini diukur dengan menggunakan skala likert 5 poin dari sangat tidak setuju (1), tidak setuju (2), ragu-ragu (3), setuju (4) sampai sangat setuju (5).


(63)

48 3. Risk Based Internal Audit (Y)

Audit Internal Berdasarkan Risiko (RBIA) adalah suatu metodologi yang mana departemen audit internal menggunakannya untuk memberikan keyakinan atau jaminan bahwa risiko akan dikelola di dalam suatu risk appetite (risiko yang dapat diterima oleh organisasi) Muh. Arief Effendi (2003:1). Risk based internal audit memberikan keyakinan pada semua risiko, audit berbasis risiko dapat melibatkan area yang biasanya tidak diuji. Area baru yang akan diaudit akan menjadi hal yang tidak biasa bagi auditor, tidak hanya pada akhir ketika menyajikan temuan. Auditor akan lebih memahami tentang praktek bisnis dan fasilitas dalam menerapkan pengendalian yang sesuai. Skala yang digunakan untuk mengukur variabel ini adalah skala likert 5 poin mulai dari sangat tidak setuju (1), tidak setuju (2), ragu-ragu (3), setuju (4) sampai sangat setuju (5). Semakin kecil nilai RBIA maka bank memiliki risiko nihil atau tidak berisiko, sedangkan semakin besar nilai RBIA maka bank memiliki risiko yang besar.

Tabel 3.1

Tabel Operasionalisasi Variabel

Variabel Indikator Nomor

Butir Pernyataan

Skala

Deposito Valas

1. Jangka waktu penyimpanan 2. Suku bunga

3. Preferensi nasabah terhadap risiko 4. Sistem pencairan deposito valas

1, 2 3, 4, 5 6, 7 8

Ordinal

Letter Of Credit

1. Peranan bank dalam letter of credit

2. Keamanan dalam melakukan transaksi letter of credit

9

10, 11, 12, 13


(1)

Pengalaman Kerja dv1 dv2 dv3 dv4 dv5 dv6 dv7 dv8 tdv

> 3 t ahun 4 4 1 2 4 4 4 4 27

> 3 t ahun 4 3 4 2 4 4 2 4 27

> 3 t ahun 2 3 3 3 4 4 4 5 28

> 3 t ahun 5 4 4 4 5 4 4 5 35

> 3 t ahun 4 4 4 2 4 4 4 4 30

> 3 t ahun 4 4 2 2 4 4 5 4 29

> 3 t ahun 4 2 4 4 4 4 4 4 30

> 3 t ahun 2 4 5 5 4 4 4 5 33

> 3 t ahun 2 3 4 3 4 4 4 4 28

> 3 t ahun 2 3 3 4 4 4 4 4 28

> 3 t ahun 2 4 4 2 4 4 5 4 29

> 3 t ahun 4 4 2 4 4 4 3 4 29

> 3 t ahun 4 4 2 2 4 5 4 4 29

1 - 3 t ahun 4 4 4 5 4 4 3 3 31

> 3 t ahun 5 5 5 5 4 4 4 4 36

> 3 t ahun 4 4 4 5 3 2 3 3 28

1 - 3 t ahun 5 5 5 1 4 4 3 3 30

1 - 3 t ahun 5 5 4 4 4 4 5 5 36

< 1 t ahun 3 3 3 3 5 5 4 4 30

< 1 t ahun 5 5 5 5 2 2 5 5 34

1 - 3 t ahun 4 4 4 5 3 3 4 4 31

> 3 t ahun 5 5 3 4 4 4 5 5 35

< 1 t ahun 4 4 4 4 4 4 5 5 34

< 1 t ahun 4 4 4 4 3 3 5 5 32

1 - 3 t ahun 4 4 4 4 3 3 4 2 28

< 1 t ahun 5 5 5 2 1 1 5 3 27

> 3 t ahun 4 4 4 2 3 3 5 3 28

1 - 3 t ahun 4 4 4 2 3 3 5 1 26

> 3 t ahun 5 3 4 4 5 2 4 4 31

1 -3 t ahun 4 1 1 3 2 1 2 2 16

> 3 t ahun 4 4 4 2 2 2 3 3 24

< 1 t ahun 4 4 2 4 3 2 4 4 27

< 1 t ahun 1 1 2 4 2 2 4 4 20

1 - 3 t ahun 1 1 2 4 4 3 3 3 21

1 - 3 t ahun 1 1 2 2 3 3 3 3 18

> 3 t ahun 5 4 4 2 4 1 1 1 22

> 3 t ahun 1 1 2 2 4 4 3 3 20

< 1 t ahun 1 1 2 4 4 4 3 3 22

> 3 t ahun 1 1 2 2 1 1 2 2 12

> 3 t ahun 1 1 2 2 1 1 2 2 12

< 1 t ahun 5 2 2 4 5 5 5 5 33


(2)

< 1 t ahun 5 2 3 4 5 2 4 3 28

> 3 t ahun 4 4 4 4 4 2 4 4 30

> 3 t ahun 4 4 4 4 4 2 4 5 31

> 3 t ahun 5 2 5 2 5 1 4 2 26

> 3 t ahun 3 3 1 3 4 2 4 2 22

1 - 3 t ahun 5 4 4 5 5 4 5 5 37

< 1 t ahun 4 4 4 4 4 4 4 4 32

1 - 3 t ahun 4 4 4 5 5 5 5 5 37

> 3 t ahun 4 2 2 2 2 2 4 4 22

> 3 t ahun 5 5 5 5 5 5 5 5 40

> 3 t ahun 4 5 4 5 5 5 5 5 38

> 3 t ahun 4 4 4 5 5 5 5 5 37

> 3 t ahun 5 4 2 2 2 2 4 4 25

> 3 t ahun 2 2 3 5 5 3 4 5 29

1 - 3 t ahun 2 2 3 5 5 3 4 5 29

1 - 3 t ahun 4 4 2 5 5 1 5 5 31

< 1 t ahun 4 5 4 5 4 3 3 3 31

> 3 t ahun 4 4 4 5 4 4 3 3 31

1 - 3 t ahun 5 5 4 5 4 4 4 4 35


(3)

lc1 lc2 lc3 lc4 lc5 lc6 lc7 lc8 lc9 lc10 tlc rbia1

1 5 4 5 4 5 4 4 4 1 37 4

4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 42 4

3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 38 3

4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 41 4

2 4 4 4 2 2 2 4 2 2 28 4

5 5 5 4 2 5 2 4 5 5 42 4

4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 36 4

4 5 5 4 4 5 4 4 5 4 44 4

4 4 3 4 4 5 3 4 4 4 39 4

2 4 4 4 4 4 4 4 3 3 36 3

2 4 2 4 4 4 2 4 4 4 34 4

2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 37 2

4 5 4 4 4 4 4 3 4 5 41 4

4 4 2 4 4 4 4 4 5 2 37 1

5 4 4 4 4 4 4 2 4 2 37 2

1 1 4 1 3 2 1 3 2 4 22 3

4 4 2 4 4 4 4 1 2 4 33 2

4 4 2 4 4 4 4 2 2 2 32 4

4 5 4 5 5 5 5 3 2 4 42 1

2 1 1 1 2 2 1 1 2 3 16 1

2 2 2 4 3 3 4 1 3 3 27 5

3 2 2 4 4 4 4 2 3 3 31 5

2 2 3 4 4 4 4 3 2 3 31 3

4 3 2 3 3 3 3 3 3 5 32 5

3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 30 5

4 1 1 2 1 1 2 2 2 2 18 4

4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 33 4

4 4 2 3 3 3 3 3 3 3 31 5

4 5 3 4 4 4 3 3 4 4 38 3

4 3 3 3 4 4 3 2 4 2 32 4

2 3 2 5 5 2 5 3 2 3 32 4

2 2 2 4 4 4 4 1 3 4 30 2

4 4 2 4 4 2 4 2 3 4 33 3

2 2 2 4 4 2 4 2 3 1 26 4

3 3 2 2 2 2 2 2 4 1 23 1

3 3 2 2 2 2 2 2 4 1 23 2

4 2 2 3 3 3 3 2 4 1 27 2

2 1 2 3 4 4 3 4 1 1 25 2

3 3 3 2 2 2 2 2 5 3 27 2

2 2 2 1 2 2 1 1 4 3 20 2

5 5 5 5 5 5 2 2 4 4 42 4


(4)

5 5 5 5 4 5 3 2 4 2 40 4

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 4

4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 41 4

5 5 5 5 5 5 5 2 4 1 42 4

4 5 4 4 4 5 4 3 4 3 40 4

1 2 2 2 3 3 1 4 5 2 25 4

2 2 4 4 4 4 4 5 4 2 35 2

3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 35 4

2 3 4 4 4 5 5 3 4 3 37 5

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 3

1 2 3 2 3 4 2 3 4 3 27 5

1 2 3 2 3 4 2 3 4 3 27 4

5 5 5 3 4 5 5 3 4 4 43 4

5 5 5 3 4 5 5 3 4 4 43 4

3 3 4 5 5 2 3 3 1 2 31 4

5 5 5 4 4 5 5 3 4 4 44 4

5 5 5 3 4 5 5 3 4 4 43 3

4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 49 4

4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 48 3


(5)

rbia2 rbia3 rbia4 rbia5 rbia6 rbia7 rbia8 rbia9 rbia10 trbia

4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

3 4 4 3 4 4 4 4 4 37

4 4 4 4 4 4 4 4 5 41

4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

4 5 4 4 5 4 4 5 5 44

4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

4 5 4 4 4 4 4 4 5 42

4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

4 4 4 4 4 4 4 4 3 38

4 4 5 4 5 4 4 4 5 43

2 2 2 2 2 2 2 2 2 20

4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

2 2 2 3 3 1 4 5 2 25

2 4 4 4 4 4 5 4 2 35

4 4 4 4 3 3 4 3 3 35

3 4 4 4 5 5 3 4 3 37

4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

2 3 2 3 4 2 3 4 3 27

2 3 2 3 4 2 3 4 3 27

5 5 3 4 5 5 3 4 4 43

5 5 3 4 5 5 3 4 4 43

3 4 5 5 2 3 3 1 2 31

5 5 4 4 5 5 3 4 4 44

5 5 3 4 5 5 3 4 4 43

5 5 5 5 5 5 5 5 5 49

5 5 5 5 5 5 4 5 5 48

5 5 5 5 5 5 5 5 5 50

4 5 4 4 4 4 4 4 4 40

2 2 2 2 2 1 4 2 2 23

3 2 2 4 4 2 2 2 2 27

1 2 2 1 1 1 4 2 2 18

2 3 3 2 3 2 2 3 2 25

2 3 2 4 4 1 3 2 2 27

1 2 4 2 1 1 1 1 3 17

2 2 2 2 2 2 2 2 2 20

2 4 2 2 2 1 2 2 2 21

2 2 2 2 2 2 4 2 2 22

2 2 2 2 2 2 4 2 2 22

2 2 2 2 2 2 4 2 2 22

4 4 4 3 5 3 3 4 4 38


(6)

4 4 4 3 4 4 3 4 4 38

4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

4 4 4 3 4 4 4 4 4 39

4 5 4 3 5 5 5 5 5 45

4 4 4 4 4 4 3 4 4 39

4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

2 2 1 2 2 2 2 2 2 19

4 5 5 5 5 3 5 3 3 42

4 4 4 4 2 3 3 3 2 34

4 4 3 3 5 4 2 3 2 33

5 5 3 4 5 4 4 4 4 43

5 5 3 5 5 5 3 3 2 40

4 4 4 4 4 4 3 4 3 38

4 4 4 4 4 4 3 4 3 38

4 5 4 2 5 4 4 3 2 37

3 5 3 4 5 4 5 3 4 40

4 5 4 4 3 3 3 3 2 34

4 4 3 4 5 4 4 4 3 39

4 4 4 4 4 4 4 4 4 39