Dampak Beban Kerja Penilaian Beban Kerja

dapat dinilai baik secara obyektif maupun subyektif. Faktor internal meliputi faktor somatis jenis kelamin,umur,ukuran tubuh,status gizi,kondisi kesehatan, faktor psikis motivasi, persepsi, kepercayaan, keinginan dan kepuasan

2.2.3. Dampak Beban Kerja

Akibat beban kerja yang terlalu berat atau yang terlalu sedikit dapat mengakibatkan seorang pekerja menderita gangguan atau penyakit akibat kerja Hal ini didukung oleh penelitian Suciari 2006 bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara beban kerja dengan keluhan Low Back Pain yang dialami pramu kamar. Presentase yang mengalami keluhan Low Back Pain dari pramu kamar dengan kategori beban kerja berat sekali mencapai 100 , sedangkan beban kerja kategori berat mencapai 79 dan beban kerja sedang 30 . Beban kerja yang terlalu berlebihan akan menimbulkan kelelahan baik fisik atau mental dan reaksi –reaksi emosional seperti sakit kepala, gangguan pencernaan dan mudah marah. Sedangkan pada beban kerja yang terlalu sedikit dimana pekerjaan yang terjadi karena pengulangan gerak akan menimbulkan kebosanan, rasa monoton Kebosanan dalam kerja rutin sehari-hari karena tugas atau pekerjaan yang terlalu sedikit mengakibatkan kurangnya perhatian pada pekerjaan sehingga secara potensial membahayakan pekerja. Beban kerja yang berlebihan atau rendah dapat menimbulkan stress kerja. Manuaba,2000

2.2.4. Penilaian Beban Kerja

Astrand, dkk 1977 menyatakan bahwa pengukuran beban kerja fisik dan beban kerja mental dapat dinilai melalui pengukuran denyut nadi. Hal ini didukung Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008. oleh peneltian Nurhayati 1996 yang menyatakan tentang pengukuran beban psikologis kerja dalam sistem kerja menggunakan analisis spektral menemukan 3 komponen variabilitas denyut nadi yang berkaitan dengan mekanisme pengendalian biologis, yang terendah hubungan dengan mekanisme pengaturan temperatur, komponen tengah dipercaya berasosiasi dengan penaturan tekanan darah, sedangkan yang ketiga berkesesuain dengan efek respirasi. Komponen tengah menunjukan variasi yang berkaitan erat dengan pembebanan kerja mental dari suatu pekerjaan. Kekuatan komponen ini berkurang dengan meningkatnya beban kerja yang berarti variabilitas denyut nadi berkurang pada level pembebanan tinggi. Pengukuran beban kerja mental dapat secara obyektif dan subyektif, pengukuran dengan cara obyektif dapat dilakukan melalui pengukuran denyut nadi sedangkan pengukuran dengan cara subyektif melalui pendekatan psikologis dengan membuat skala psikometri, yaitu pengukuran dengan mengamati dan mengobservasi kondisi psikologis seseorang. Menurut Cristensen dalam Tarwaka, 2004 dan Grandjean1993, pengukuran beban fisik melalui denyut jantung adalah salah satu pendekatan untuk mengetahui berat ringannya beban kerja fisik selain ditentukan juga oleh konsumsi energi, kapasitas ventilasi paru dan suhu inti tubuh. Pengukuran denyut nadi selama bekerja merupakan metode untuk menilai Cardiovasculair strain. Pada batas tertentu ventilasi paru, denyut jantungnadi dan suhu tubuh mempunyai hubungan linear dengan konsumsi oksigen atau pekerjaan yang dilakukan. Pengukuran denyut jantung dilakukan dengan merasakan denyut pada arteri radial pada pergelangan tangan, Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008. mendengarkan denyut jantung dengan stetoskop, menggunakan EKG dan menggunakan alat heart rate. Tabel 2.1. Kategori Berat Ringan Beban Kerja berdasarkan Metabolisme, Respirasi, Suhu Tubuh dan Denyut Jantung Menurut Christensen. Kategori beban kerja Konsumsi oksigen lmnt Ventilasi paru lmnt Suhu rektal C Denyut Jantung Denyutmin Ringan 0,5-1,0 11-20 37,5 75-100 Sedang 1,0-1,5 20-31 37,5-38,0 100-125 Berat 1,5-2,0 31-43 38,0-38,5 125-150 Sangat berat 2,0-2,5 43-56 38,5-39,0 150-175 Sangat berat sekali 2,5-4,0 60-100 39 175 Sumber Christensen 1991;1699 Encyclopedia of Occupational Health and Safety . ILO.Geneva

2.3. Perawat