Latar Belakang IDENTITAS PRIBADI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sasaran umum pembangunan Indonesia diarahkan kepada peningkatan kemakmuran rakyat yang makin merata. Untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat, diharapkan Perseroan Terbatas dapat menjadi salah satu pilar pembangunan ekonomi nasional, sebab Perseroan Terbatas PT adalah entitas bisnis yang penting dan banyak terdapat didunia ini, termasuk Indonesia. Kehadiran Perseroan Terbatas PT sebagai salah satu kenderaan bisnis memberikan kontribusi pada hampir semua bidang kehidupan manusia. PT telah menciptakan lapangan kerja, meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memberikan kontribusi yang tidak sedikit untuk pembangunan ekonomi dan sosial. 1 Untuk menciptakan kesatuan hukum dan untuk kebutuhan hukum baru yang dapat memacu pembangunan ekonomi khususnya berkenaan dengan perseroan terbatas tersebut dan dunia usaha serta untuk menjamin kepastian dan penegakan hukum, maka pemerintah melakukan pembaharuan hukum mengenai PT dengan mengeluarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Lahirnya Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang menggantikan Undang-Undang No. 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas 1 Indra Surya dan Ivan Yustiavandana, Penetapan Good Corporate Governance, Jakarta, Kencana dan Lembaga Kajian Pasar Modal dan Keuangan LKPMK Fakultas Hukum UI, 2006, hal. 1. 1 Marianne Magda Ketaren : Keabsahan Tanda Tangan Secara Elektronik dalam Proses Pendirian Perseroan Terbatas Berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007. USU e-Repository © 2008. 2 tersebut tidak terlepas kaitannya dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan, informasi dan teknologi yang tersebar ke seluruh penjuru dunia melalui globalisasi dan timbulnya perkembangan terhadap kekegiatan bisnis internasional. Disamping itu hal ini juga telah mendorong pula adanya perubahan terhadap regulasi di bidang ekonomi untuk mengikuti perkembangan tersebut. Perkembangan globalisasi di bidang ekonomi tersebut telah mempengaruhi berbagai sektor usaha di dunia. Termasuk pula globalisasi dibidang hukum disini terjadi globalisasi hukum yang mengikuti globalisasi ekonomi tersebut, dalam arti substansi berbagai undang-undang dan perjanjian-perjanjian menyebar melewati batas-batas negara yang mengakibatkan terjadinya peleburan prinsip-prinsip hukum pada suatu negara kepada negara lainnya. 2 Bagi Indonesia, konsekwensi logis dari perkembangan ini adalah adanya tuntutan untuk mengharmoniskan prinsip-prinsip hukum ekonomi di Indonesia dengan prinsip-prinsip hukum ekonomi di dunia internasional. Tanpa adanya keharmonisan tersebut, Indonesia dapat dikucilkan dari kegiatan bisnis internasional dan investasi karena tidak ada kepastian terhadap perlindungan hukum untuk kegiatan bisnis yang telah biasa dilakukan di dunia internasional. 3 Oleh karena itu UUPT sebagai salah satu elemen utama dari regulasi di bidang ekonomi di amandemen untuk mengadopsi berbagai perkembangan yang 2 Bismar Nasution, Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2007 dalam Perspektif Hukum Binis, Makalah disampaikan pada seminar bisnis 46 tahun FE USU, Pengaruh Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas Terhadap Iklim Usaha di Sumatera Utara, Aula Fakultas Ekonomi USU, 24 November 2007, hal. 1-2. 3 Ibid, hal. 2. Marianne Magda Ketaren : Keabsahan Tanda Tangan Secara Elektronik dalam Proses Pendirian Perseroan Terbatas Berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007. USU e-Repository © 2008. 3 muncul di dalam dunia bisnis internasional. Hal inilah yang merupakan salah satu alasan utama diundangkan Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas UUPT yang menggantikan Undang-Undang No. 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas. Secara umum ada beberapa perkembangan signifikan yang telah diadopsi oleh UUPT. 4 Sebelumnya, ketentuan tentang perseroan terbatas diatur oleh ketentuan pasal 36 sampai pasal 56 Buku I titel III dari Kitab Undang-Undang Dagang KUHD, yang merupakan terjemahan dari Wetboek van Koophandel, Staatsblad 1847 : 23 dan segala perubahannya, terakhir yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1971. 5 Beberapa perkembangan dalam UUPT tersebut antara lain diadopsinya prinsip tanggung jawab sosial dan lingkungan atau Corporate Social Responsibility, yang selanjutnya di singkat dengan CSR. Dalam Pasal 74 UUPT disebutkan bahwa setiap perusahaan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang yang berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan prinsip CSR. Akibat dari adanya ketentuan ini adalah adanya kewajiban perusahaan terkait untuk melakukan konservasi lingkungan dan pengembangan di wilayah usahanya sebagai bentuk tanggung jawab sosial dan lingkungannya. 6 4 Ibid., hal. 2. 5 Bismar Nasution, Kewajiban Melaksanakan RUPs dan Saat Pembagian Dividen Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 Tentang Perseroan Terbatas, Makalah Disampaikan pada In House Training yang Diselenggarakan oleh Kanwil DJP Sumbagut I Tanggal 21 Desember 2005 Medan, hal. 1. 6 Pasal 109 Undang-Undang Perseroan Terbatas. Marianne Magda Ketaren : Keabsahan Tanda Tangan Secara Elektronik dalam Proses Pendirian Perseroan Terbatas Berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007. USU e-Repository © 2008. 4 Selain itu UUPT juga telah mengakui prinsip ekonomi syariah yang telah berkembang pesat beberapa tahun terakhir ini. Pasal 109 UUPT mengakui prinsip- prinsip ekonomi syariah dengan mewajibkan adanya dewan pengawas syariah di perusahaan yang menjalankan bisnis berbasis syariah. Dewan pengawas ini mempunyai tugas untuk memberikan saran dan nasehat kepada direksi serta mengawasi kegiatan perusahaan agar sesuai dengan prinsip syariah. Adanya pengakuan terhadap prinsip syariah dalam UUPT tidak hanya membuat Indonesia ikut dalam trend bisnis internasional yang mulai menggunakan prinsip syariah, tetapi juga dapat mendukung perkembangan ekonomi syariah di Indonesia melalui pengadopsian hukum ekonomi syariah dalam hukum nasional kita. 7 Disamping itu, UUPT juga telah mengatur tentang pembelian kembali saham oleh perusahaan buy back dan pemisahan perusahaan tidak murni spin off. Selain itu ada juga larangan kepemilikan silang cross holding dalam pasal 36 UUPT dan isu business judgment rule. 8 Berkenaan dengan proses pendirian Perseroan Terbatas atau pengajuan permohonan dan pemberian pengesahan status badan hukum, UUPT telah memenuhi tuntutan masyarakat untuk memperoleh layanan yang cepat yang dilakukan melalui jasa teknologi informasi sistem administrasi badan hukum secara elektronik. Secara umum, beberapa perkembangan diatas merupakan hal-hal yang sangat menarik untuk dibahas. Namun, untuk dapat membahas secara dalam, penelitian ini 7 Pasal 37 Undang-Undang Perseroan Terbatas. 8 Pasal 135 Undang-Undang Perseroan Terbatas. Marianne Magda Ketaren : Keabsahan Tanda Tangan Secara Elektronik dalam Proses Pendirian Perseroan Terbatas Berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007. USU e-Repository © 2008. 5 memilih salah satu hal terbatas yaitu pengesahan badan hukum perseroan yang ditanda tangani secara elektronik yang dipilih karena kaitannya sangat berpengaruh besar bagi perkembangan bisnis di Indonesia. Perseroan adalah asosiasi modal yang oleh undang-undang diberi status badan hukum atau rechtspersoon. Pasal 1 angka 1 UUPT menjelaskan bahwa perseroan adalah badan hukum yang didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham, dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam UUPT serta peraturan pelaksanaannya. 9 Oleh karena itu, perseroan pada hakikatnya adalah badan hukum yang sekaligus merupakan wadah perwujudan kerjasama para Pemegang Saham. Dengan ini pula UUPT menentukan bahwa perseroan harus didirikan oleh 2 orang atau lebih dengan akta notaris dalam Bahasa Indonesia. Perseroan akan memperolah status badan hukum pada tanggal diterbitkannya keputusan menteri mengenai pengesahan badan hukum perseroan. 10 Selanjutnya, perseroan itu harus mempunyai sedikit-dikitnya 2 dua Pemegang Saham. Undang-Undang perseroan terbatas menyatakan dalam hal setelah perseroan disahkan Pemegang Saham menjadi kurang dari 2 dua orang, maka dalam waktu paling lama 6 enam bulan terhitung sejak keadaan tersebut Pemegang Saham yang bersangkutan mengalihkan sebagian sahamnya kepada orang lain. 11 Di dalam UU No. 40 tahun 2007, terdapat penambahan isu baru berupa jasa teknologi informasi sistem administrasi badan hukum secara elektronik. Isu ini 9 Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Perseroan Terbatas. 10 Pasal 7 Undang-Undang Perseroan Terbatas. 11 Pasal 10 ayat 5 Undang-Undang Perseroan Terbatas. Marianne Magda Ketaren : Keabsahan Tanda Tangan Secara Elektronik dalam Proses Pendirian Perseroan Terbatas Berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007. USU e-Repository © 2008. 6 merupakan suatu layanan pendirian badan hukum perseroan yang dilakukan secara elektronik. Namun tidak hanya proses pendirian saja yang dapat dilakukan pada layanan ini. Proses pengesahan pendirian perseroan juga dapat dilaksanakan. 12 Layanan pendirian perseroan secara elektronik sangat membantu mempermudah proses pendirian perseroan. Salah satunya mempermudah proses pengesahan pendirian perseroan. Karena dalam layanan ini, diberlakukan tanda tangan digital yaitu suatu tanda tangan yang dibuat secara elektronik yang berfungsi sama dengan tanda tangan biasa pada dokumen kertas biasa. 13 Pada layanan pendirian perseroan secara elektronik, prosesnya dilakukan dengan pengisian format pendirian badan hukum perseroan. Hal ini merupakan persyaratan yang harus dipenuhi agar dapat dilaksanakan pengesahan badan hukum perseroan. Ketentuan yang mengatur pengesahan pendirian perseroan adalah Pasal 10 ayat 6 Undang-Undang Nomor : 40 tahun 2007 yang menyebutkan bahwa apabila semua persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat 5 telah dipenuhi secara lengkap, paling lambat 14 empat belas hari, Menteri menerbitkan keputusan tentang pengesahan badan hukum perseroan yang ditangani secara elektronik. 14 Berkaitan dengan hal tersebut diatas maka penulis berminat untuk melakukan penelitian sesuai dengan latar belakang tersebut di atas, untuk mengkaji keabsahan secara hukum tanda tangan elektonik tersebut, dengan judul penelitian ini adalah “Keabsahan Tanda Tangan Secara Elektronik Dalam Proses Pendirian Perseroan Terbatas Berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007”, 12 Pasal 9 ayat 1 Undang-Undang Perseroan Terbatas. 13 Sitompul Asril, Hukum Internet, Bandung , Citra Aditya Bakti, 2004, hal.42. 14 Pasal 10 ayat 6 Undang-Undang Perseroan Terbatas. Marianne Magda Ketaren : Keabsahan Tanda Tangan Secara Elektronik dalam Proses Pendirian Perseroan Terbatas Berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007. USU e-Repository © 2008. 7 sehingga dengan demikian, akan terjawab kesimpulan yang sesuai dengan permasalahan yang terdapat di dalam penelitian ini.

B. Perumusan Masalah