6. Karakterisasi Batako Styrofoam 6. 1. Densitas Density 01560 6. 2. Penyerapan Air Water absorption

Tiurma Simbolon : Pembuatan Dan Karakterisasi Batako Ringan Yang Terbuat Dari Styrofoam-Semen, 2009 USU Repository © 2008 Untuk pembuatan batako ringan, masing-masing bahan baku ditimbang sesuai dengan komposisi seperti Tabel 3. 1. Setelah ditimbang, ketiga bahan baku tersebut dicampur dalam suatu wadah plastik, dan diaduk hingga rata menggunakan sendok semen. Tambahkan air, dimana jumlah air yang digunakan sesuai dengan perbandingan berat air : semen = 0,48 fas = 0,48. Misalkan semen yang digunakan pada beton ringan sebanyak 100 gram, maka air yang diperlukan adalah = 0,48 x 100 gram = 48 gram. Kemudian langkah selanjutnya adonan pasta diaduk hingga merata dan homogen. Selanjutnya adonan yang dihasilkan dituangkan dalam cetakan yang terbuat dari besi dengan ukuran: 16 x 4 x 4 cm. Bentuk sampel uji lainnya ada yang berupa selinder berukuran: diameter 2,7 cm dan tinggi 7 cm. Kemudian adonan dicetak, dan dikeringkan untuk proses pengerasan ageing. Metoda yang dilakukan pada proses pengerasan ageing adalah secara alami normal. Variasi waktu proses pengerasan ageing secara alami adalah: 7, 14, 21 dan 28 hari. Setelah benda uji mengalami proses ageing, kemudian dilakukan pengujian yang meliputi: densitas, penyerapan air, kuat tekan, kuat tarik, kuat patah, daya redam suara, dan Mikrostrukturnya dengan menggunakan Scanning Electron Microscope SEM.

3. 6. Karakterisasi Batako Styrofoam

Pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi: densitas, penyerapan air, kuat tekan, kuat tarik, kuat patah, daya redam suara, dan Mikrostrukturnya dengan menggunakan Scanning Electron Microscope SEM.

3. 6. 1. Densitas Density

Pengukuran densitas bulk density dari masing-masing komposisi batako ringan yang telah dibuat, diamati dengan menggunakan prinsip Archimedes dengan Tiurma Simbolon : Pembuatan Dan Karakterisasi Batako Ringan Yang Terbuat Dari Styrofoam-Semen, 2009 USU Repository © 2008 menggunakan neraca digital. Pada proses awal dilakukan penimbangan massa benda di udara massa sampel kering seperti halnya pada penimbangan biasa, sedangkan penimbangan massa benda di dalam air seperti diperlihatkan pada Gambar 3.2. Metoda pengukuran densitas. 1. Sampel yang telah mengalami pengerasan ageing, dikeringkan di dalam drying oven dengan suhu 105 ± 5 o C, selama 1 jam. 2. Kemudian timbang massa sampel kering batako ringan, m s dengan menggunakan neraca digital. 3. Sampel yang telah ditimbang, kemudian direndam di dalam air selama 1 jam, bertujuan untuk mengoptimalkan penetrasi air terhadap sampel uji. Setelah proses penetrasi tercapai, seluruh permukaan sampel dilap dengan kain flanel dan dicatat massa sampel setelah direndam di dalam air, m b . 4. Gantung sampel, pastikan tepat pada posisi tengah dan tidak menyentuh alas beker gelas yang berisi air, dimana massa sampel berikut penggantung di dalam air adalah m g .

0, 01560

Sampel digantung di dalam air Aquades Beaker Glass Timbangan Gambar 3. 2. Prinsip penimbangan massa benda di dalam air Tiurma Simbolon : Pembuatan Dan Karakterisasi Batako Ringan Yang Terbuat Dari Styrofoam-Semen, 2009 USU Repository © 2008 5. Selanjutnya sampel dilepas dari tali penggantung, dan catat massa tali penggantung, m k . Dengan mengetahui besaran-besaran tersebut diatas, maka nilai densitas batako ringan dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan 2.1.

3. 6. 2. Penyerapan Air Water absorption

Untuk mengetahui besarnya penyerapan air dari batako berpori yang telah dibuat, maka perlu dilakukan pengujian. Prosedur pengukuran penyerapan air adalah sebagai berikut: 1. Sampel yang telah dikeringkan di dalam drying oven dengan suhu 105 ± 5 o C selama 1 jam, ditimbang massa dengan menggunakan neraca digital, disebut massa sampel kering. 2. Kemudian sampel direndam di dalam air selama 1 jam sampai massa sampel jenuh dan catat massanya. Dengan menggunakan persamaan 2.2 maka nilai penyerapan air dari batako ringan dapat ditentukan. 3. 6. 3. Kuat Tekan Compressive Strength