1. Densitas Density Pembuatan Dan Karakterisasi Batako Ringan Yang Terbuat Dari Styrofoam-Semen

Tiurma Simbolon : Pembuatan Dan Karakterisasi Batako Ringan Yang Terbuat Dari Styrofoam-Semen, 2009 USU Repository © 2008 Batako ringan aerated concrete sering juga disebut batako berpori, dibuat dari bahan baku campuran semen, pasir dan styrofoam. Perlakuan batako dilakukan dengan proses peringan secara alami room temperature, dengan variasi waktu pengeringan ageing selama: 7, 14, 21, dan 28 hari. Untuk mengetahui karakteristik beton tersebut maka perlu dilakukan pengukuran atau pengujian besaran-besaran fisis dan mekanis, antara lain: densitas, penyerapan air, kuat tekan, kuat patah, kuat tarik, daya redam suara, dan analisa mikrostruktur dengan menggunakan SEM. Hasil-hasil pengujian secara lengkap yang meliputi pengujian fisis dan mekanis beton berpori masing-masing akan dibahas secara rinci sebagai berikut.

4. 1. Densitas Density

Hasil pengukuran densitas dari batako ringan dengan campuran bahan baku semen, pasir, dan styrofoam yang telah dibuat dan dikeringkan secara alami dengan variasi waktu pengeringan: 7, 14, 21, dan 28 hari seperti diperlihatkan pada Gambar 4.1. Dari Gambar 4. 1, terlihat bahwa nilai densitas batako tanpa styrofoam 100 volume pasir yang telah dikeringkan sebagai fungsi waktu 7, 14, 21, dan 28 hari adalah berkisar antara 2,28 - 2,38 grcm 3 . Apabila dilihat dari nilai densitas yang dihasilkan, maka jenis batako ini dapat diklasifikasikan sebagai batako normal struktural, karena memiliki nilai densitas sebesar 2,4 grcm 3 . Dilihat dari hasil yang diperoleh, berdasarkan variasi waktu pengeringan yaitu semakin lama waktu pengeringan maka tingkat kepadatan solidifikasi batako ringan semakin tinggi, karena selama proses pengeringan telah terjadi proses penyusutan Tiurma Simbolon : Pembuatan Dan Karakterisasi Batako Ringan Yang Terbuat Dari Styrofoam-Semen, 2009 USU Repository © 2008 shringkage yang disertai dengan pelepasan air hidratasi yang terikat secara alami perlahan-lahan. Proses kebalikan yang juga biasa dilakukan dalam proses fabrikasi dalam dunia industri adalah dengan cara pelepasan paksa dalam waktu yang relatif singkat orde jam yang dikenal dengan proses autoclave. Peristiwa pelepasan air yang terikat biasanya dapat melalui rongga-rongga yang ada pada beton menuju kepermukaan, dan batako tersebut secara bertahap terhidrasi, sehingga terjadi ikatan yang lebih stabil. 0.3 0.8 1.3 1.8 2.3 2.8 20 40 60 80 100 Styrofoam volume D e n s it as g cm 3 Gambar 4.1. Hubungan densitas terhadap prosentase penambahan styrofoam pada pembuatan batako ringan Densitas batako normal: 2,4 grcm 3 Densitas batako ringan struktur: 1,7 grcm 3 Densitas batako styrofoam: 0,7 grcm 3 Tiurma Simbolon : Pembuatan Dan Karakterisasi Batako Ringan Yang Terbuat Dari Styrofoam-Semen, 2009 USU Repository © 2008 Pada penambahan granule styrofoam sebesar 20 volume maka nilai densitas batako menjadi turun, yaitu: sekitar 1,65 – 1,76 grcm 3 , perubahan nilai densitas yang ditampilkan tersebut yaitu karena adanya faktor waktu pengeringan ageing process yang telah dilakukan 7 – 28 hari. Apabila dilihat dari nilai densitas yang diperoleh, dengan penambahan 20 volume styrofoam maka termasuk dalam klasifikasi batako ringan struktur structural lightweight concretes dengan densitas berkisar 1,4 – 1,8 grcm 3 Iman Satyarno, 2004. Untuk penambahan jumlah styrofoam sebanyak 40 volume, nilai densitas yang diperoleh adalah 1,46 – 1,58 grcm 3 dengan rentang waktu pengeringan 7 - 28 hari. Nilai densitas yang dihasilkan juga termasuk dalam kategori batako ringan struktur. Sedangkan untuk jumlah 60 volume styrofoam, nilai densitas yang diperoleh adalah 1,09 – 1,2 grcm 3 dengan waktu pengeringan 7 - 28 hari. Jadi pada penambahan 60 volume styrofoam dapat dikategorikan sebagai beton ringan dengan kekuatan menengah moderate-strength lightweight concrete. Untuk penambahan jumlah 80 volume styrofoam, nilai densitas yang diperoleh menjadi 0,79 - 0,91 gcm 3 dengan waktu pengeringan 7 - 28 hari. Jenis batako ini termasuk dalam dua kategori, yaitu: batako ringan untuk pasangan batu masonry concrete dan batako ringan dengan kekuatan menengah moderate- strength lightweight concrete. Sedangkan untuk 100 volume styrofoam, nilai strength lighweight concrete. Sedangkan untuk 100 volume styrofoam,nilai densitas yang diperoleh sekitar 0,4 – 0,5 grcm 3 . Hasil penelitian sebelumnya Satyarno, 2005, nilai densitas untuk beton dengan 100 styrofoam dan 250 kgm 3 Tiurma Simbolon : Pembuatan Dan Karakterisasi Batako Ringan Yang Terbuat Dari Styrofoam-Semen, 2009 USU Repository © 2008 semen dapat menghasilkan densitas sebesar 0,33 grcm 3 . Salah satu jenis yang sejenis dari produk batako styrofoam foam concrete yang telah dilakukan fabrikasi di Inggris dengan nilai densitas 0,7 grcm 3 akan menghasilkan nilai kuat tekan 2,5 Nmm 2 , kuat tarik 0,25 Nmm 2 , dan kuat patah 0,44 Nmm 2 . Menurut Yanarta, 2008, batako berpori yang diklasifikasikan sebagai batako ringan adalah batako yang memiliki densitas 23 dari densitas batako normal. Nilai densitas batako ringan berpori yang dikeringkan secara alami konvensional adalah berkisar 0,741 grcm 3 Abbate, 2005. Dilihat dari nilai yang diperoleh maka batako tersebut dapat dikatogorikan sebagai beton ringan penahan panas insulating concrete, namun demikian perlu juga dilihat dari besaran fisis lainnya.

4. 2. Penyerapan Air Water Absorption