[ WAHANA REKREASI TEMBAKAU DELI
] Arsitektur Kontekstual
GUNARIO H SIHOMBING | 110406054 13
Pendekatan kontekstualisme melalui komposisi. Pendekatan kontekstualisme melalui kelanggengan.
Pendekatan kontekstualisme melalui struktur formal internal Pendekatan kontekstualisme melalui penjajaran reason dan memory
Pendekatan kontekstualisme melalui type-image. Pendekatan kontekstualisme melalui style.
Pendekatan kontekstualisme melalui regionalism.
c. Penerapan kontektual dalam judul proyek
Kontekstual pada aspek fisik, dapat dilakukan dengan cara : Mengambil motif-motif desain setempat :
misalnya bentuk massa, pola atau irama bukaan, dan ornamen desain pada kawasan Kesawan. Seperti bentuk :
Geometri : Berdasarkan standar geometri atau bentuk. Misalnya bentuk
persegi, bulat, segitiga, kubus dll.
Kompleksitas : Derajat kesederhanaan atau daya tarik bangunan tersebut. Terbagi atas 2:
- Bentuk sederhana = regular - Bentuk kompleks = iregular
Orientasi : Berdasarkan hubungan bentuk secara vertikal maupun
horizontal
Menggunakan bentuk-bentuk dasar yang sama
Universitas Sumatera Utara
[ WAHANA REKREASI TEMBAKAU DELI
] Arsitektur Kontekstual
GUNARIO H SIHOMBING | 110406054 14
Adapun dalam pengambilan bentuk dasar yang sama tetap melalui proses pengaturan kembali sehingga memiliki tampak yang berbeda.
Memiliki efek visual yang sama Yakni dalam melakukan pencarian bentuk-bentuk baru dalam mendisain
tetap memiliki efek visual yang sama atau mendekati yang lama. Mengabstraksi bentuk-bentuk asli kontras
Dalam arsitektur kontekstual hubungan yang simpatik tidak selalu ditunjukkan dengan desain harmonis yang biasanya dicapai dengan penggunaan
kembali elemen desain yang dominan yang terdapat pada bangunan lama. Hubungan yang harmonis tersebut bisa dicapai dengan solusi desain yang kontras.
Bentuk-bentuk asli pada bangunan lama tidak digunakan langsung, namun bisa diabstraksikan ke dalam bentuk baru yang berbeda.
III.3 Studi Banding III.3.1 Study Banding Tema Sejenis
East Wing, National Gallery
Lokasi : Washington, D.C. Arsitek : I. M. Pei
Galeri East Wing merupakan galeri dengan benda-benda peninggalan patung dan kesenian di kota yang dianggap suci serta merawat dan memperbaiki
peninggalan seperti aslinya. Struktur post-tension dengan batu pualam sebagai penutup luar dinding, serta kaca sebagai material bukaan gedung. Tapak berada di
Universitas Sumatera Utara
[ WAHANA REKREASI TEMBAKAU DELI
] Arsitektur Kontekstual
GUNARIO H SIHOMBING | 110406054 15
persilangan antara dua jalan, yaitu Pennsylvania dan Constitutions. Tapak berbentuk trapesium, diselesaikan dengan membagi bentuk trapesium menjadi dua
buah segitiga dengan menarik garis diagonal. Hal ini dilakukan untuk mengelompokkan plan berdasarkan kegiatannya.
Pembentukan ruang didasarkan pada grid yang berbentuk segitiga. Konsep geom.etri bentuk dasar segitiga tidak hanya diterapkan pada pembentukan massa
bangunan tetapi juga interior ruang dalamnya.
Pyramide du Louvre
Lokasi : Paris, Prancis Arsitek : I.M. Pei
Pyramide du Louvre merupakan sebuah museum dengan bentuk piramida, terdapat tiga piramida kecil yang mengelilingi piramida utama. Piramida Utama
Gambar 3. 1 Perspektif, dan Ground Plan East Wing National Gallery
Universitas Sumatera Utara
[ WAHANA REKREASI TEMBAKAU DELI
] Arsitektur Kontekstual
GUNARIO H SIHOMBING | 110406054 16
merupakan pintu masuk utama ke museum. Ketinggian dari piramida ini mencapai 20,6 m dengan bagian dasar memiliki panjang sisi 35 m. Tersusun atas
603 kaca belah ketupat dan 70 kaca segitiga. Lobi bawah tanah dibangun sebagai pintu masuk utama.
Gambar 3. 2 Suasana Eksterior
Pengunjung yang masuk melalui Pyramide du Louvre akan memasuki lobi kemudian naik ke bangunan utamanya. Sebagian orang menganggap museum ini
sangat kontras dengan bangunan di sekitarnya yang berlanggam arsitektur klasik. Namun sebagian orang berpendapat bahwa Pyramide du Louvre kontras sebagai
penggabung antara bangunan lama dan baru.
Ponte Vecchio, Florence, Italia
Lokasi : Florence, Italia Salah satu pendekatan yang dapat dilakukan dalam konteks arsitektur
kontekstual adalah mengambil motif-motif desain setempat.
Universitas Sumatera Utara
[ WAHANA REKREASI TEMBAKAU DELI
] Arsitektur Kontekstual
GUNARIO H SIHOMBING | 110406054 17
Gambar 3. 3 Suasana Eksterior
Bentuk massa, pola atau irama bukaan, dan ornamen desain yang digunakan. Rumah-rumah Ponte Vecchio di Florence, Italia, merupakan bangunan
baru yang mengadaptasi gaya Renaisans yang ingin menggantikan bangunan lama yang hancur saat Perang Dunia ke-2. Kontinuitas visual terlihat
dari bentuk massa dan irama bukaan atau jendela.
Tanggapan : Penerapan elemen-elemen bangunan lama pada desainnya merupakan wujud dari kekontekstualan yang dibuat oleh arsitek. Dengan
pendekatan arsitektur kontekstual yang harmonis, nilai-nilai bangunan lama yang pernah ada kembali dimunculkan secara visual pada bangunan baru.
III.3.2 Studi Banding Kawasan Boat Quay Singapura
Singapore River telah menjadi pusat pembangunan kota sejak abad ke-19. Sebelumnya, kondisi di area sepanjang tepi sungai ini sangat kumuh dan sudah
tidak layak lagi untuk dilihat maupun digunakan sebagai fasilitas. Pemerintah
Universitas Sumatera Utara
[ WAHANA REKREASI TEMBAKAU DELI
] Arsitektur Kontekstual
GUNARIO H SIHOMBING | 110406054 18
Singapura sebelumnya berencana untuk merobohkan bangunan-bangunan tua di sepanjang Boat Quay dan Clarke Quay dan menggantinya dengan bangunan-
bangunan modern yang baru. Namun atas desakan dan masukan beberapa perencana, maka diambillah sebuah kebijakan untuk melestarikan bangunan-
bangunan tua yang sudah tidak layak huni tersebut.
Gambar 3. 4 Suasana lokasi Boat Quay sebelum direnovasi
Gambar 3. 5 Suasana sesudah mengalami revitalisasi
Setelah mengalami revitalisasi dan tetap melestarikan bangunan-bangunan tua di sekitar site. Fungsi-fungsi bangunan lama dirubah menjadi fungsi baru
tanpa harus mengubah identitasnya. Renovasi dan konversi ruko ke restoran, menciptakan promenade dan pedestrian serta festival dan budaya setempat.
Universitas Sumatera Utara
[ WAHANA REKREASI TEMBAKAU DELI
] Arsitektur Kontekstual
GUNARIO H SIHOMBING | 110406054 19
Aroma busuk dari sungai dan warna hitam dihilangkan dengan adanya program pembersihan dan pemeliharaan.
Revitalisasi Sungai Malaka Malaysia
Sungai Malaka merupakan sungai yang paling vital pada masa pemerintahan Kesultanan Melayu Malaka 1402-1511. Di sepanjang sungai ini
dulunya terdapat kawasan kota, kawasan pemukiman, pemakaman, area bisnis dan pelabuhan. Karena tidak ingin Sungai Malaka m
enjadi lahan “tidur” , Datuk Seri Mohd Ali Rustam sebagai Ketua Menteri Malaka mengusulkan Sungai Malaka
direvitalisasi kembali menjadi kawasan wisata.
Gambar 3. 6
Sungai Melaka sebelum direvitalisasi
Setelah diadakannya revitalisasi, maka sungai malaka lebih produktif, dan tertata dengan baik.
Gambar 3. 7 Sungai Melaka setelah revitalisasi
Universitas Sumatera Utara
[ WAHANA REKREASI TEMBAKAU DELI
] Arsitektur Kontekstual
GUNARIO H SIHOMBING | 110406054 20
Komponen revitalisasi sungai Malaka diantaranya : Fasilitas pendukung seperti pusat rekreasi, restoran, boat yang mengarungi
sungai Malaka,toko cenderamata, dll Penataan bibir sungai dibuat begitu apik. Untuk menjaga kebersihan
sungai, perangkap sampah dipasang si sepanjang sungai. Rumah penduduk yang ditata apik dan semenarik mungkin sehingga
meningkatkan kunjungan wisata. Pedestrian, monorail, dan jalur sepeda yang aman dan sangat menarik
pendatang dan menjadi kebanggaan penduduk lokal. Komponen-komponen diatas merupakan referensi dalam pewujudan Deli
Smart River pada penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.
III.4 Data Letak geografis site adalah sebagai berikut :
Lokasi : Desa Helvetia Kec. Labuhan Deli Kab. Deli
Serdang Sumatera Utara Nama Kawasan
: Desa Helvetia Tipe Kawasan
: Pemukiman, Perkebunan Luas Kawasan
: 8,2 Ha Luas Wilayah
: 1027 Ha
Universitas Sumatera Utara
[ WAHANA REKREASI TEMBAKAU DELI
] Arsitektur Kontekstual
GUNARIO H SIHOMBING | 110406054 21
Batas Wilayah :
a. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Karang Berombak,
Medan. b.
Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Manunggal Labuhan Deli. c.
Sebelah Timur berbatasan dengan Kel. Tanjung Mulia dan Pulo Brayan Medan.
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Helvetia Sunggal dan
Kelambir Lima Hamparan Perak. Iklim
: Suhu berkisar antara 25 – 33
dan curah hujan 30 mmtahun
Status Perancangan : Fiktif Kontur Lahan : Datar
Gambar 1. Peta Lokasi Eks Pemeraman Tembakau PTPN II Gambar 3. 8
Peta kawasan lokasi perancangan
Universitas Sumatera Utara
[ WAHANA REKREASI TEMBAKAU DELI
] Arsitektur Kontekstual
GUNARIO H SIHOMBING | 110406054 22
III.5. Sejarah Eks. Pemeraman Tembakau PTPN II
Perkebunan memiliki banyak arti yang berbeda tergantung berdasarkan fungsi, pengelolaan, jenis tanaman, dan produk yang dihasilkan perkebunan
tersebut. Berdasarkan fungsinya sendiri perkebunan dapat diartikan sebagai usaha untuk menciptakan lapangan pekerjaan, peningkatan pendapatan dan devisa
negara, dan pemeliharaan kelestarian sumber daya alam Murdiyati, 2010. Tembakau merupakan salah satu hasil bumi yang memiliki arti penting di
Indonesia dikarenakan penjualan tembakau itu sendiri dapat dipergunakan sebagai sumber devisa dan pendapatan negara dalam aktivitas ekonomi dan cukup banyak
menyerap tenaga kerja. Indonesia memiliki berbagai macam tembakau dengan mutu-mutu yang
terbaik.Salah satu nya tembakau yang terkenal di pasar internasional adalah tembakau Deli yang berasal dari salah satu negara di Indonesia yakni Sumatera
Utara. Tembakau deli merupakan tembakau terbaik dibandingkan tembakau- tembakau daerah lain, bahkan hal ini sudah terkenal hingga mancanegara.
Departemen Pertanian, 1994. Tembakau ditanam untuk pertama kalinya di Tanah Deli oleh pegawai
Belanda yang bernama Jacobus Nienhuyspada tahun 1864. Ternyata, tembakau Deli menunjukkan prospek yang baik.Pada bulan Maret 1869, contoh daun
tembakau Deli yang pertama tiba di Rotterdam, Belanda. Sambutan para pedagang tembakau atas daun tembakau Deli sangat memuaskan, karena kualitas
daun baik, dengan daya bakar ”dekblad”3 yang baik.
Universitas Sumatera Utara
[ WAHANA REKREASI TEMBAKAU DELI
] Arsitektur Kontekstual
GUNARIO H SIHOMBING | 110406054 23
Keberhasilan ini mendorong berdirinya perusahaan tembakau yang diberi namaDeli Maatscappij Deli Company. Dalam waktu singkat, pohon-pohon di
hutan ditebang untuk menyiapkan lahan dan banyak kebun tembakau didirikan. Setelah berdirinya Deli Maatschappij, pada tahun 1875 berdiri pula perusahaan
Deli Batavia Maatschappij, Tabak Mij Arendburg tahun 1877 dan Senembah Mij pada tahun 1889, serta banyak perusahaan tembakau lainnya. Hingga tahun 1889,
telah tercatat 170 buah perkebunan besar maupun kecil.Ke-170 perkebunan tersebut tersebar pada wilayah Siak, Asahan, Serdang, Deli dan Langkat.
Tetapi kemudian
jumlah perkebunan
semakin tahun
semakin menyusut.Beberapa perkebunan tidak dapat bertahan dalam persaingan dengan
perkebunan-perkebunan yang berada pada tanah-tanah yang baik, yaitu tanah- tanah yang terletak di antara dua sungai besar, Sungai Ular Serdang dan Sungai
Wampu Langkat. Di luar kawasan itu, satu per satu perusahaan gulung tikar dan mengalihkan usahanya pada budidaya lainnya, seperti kelapa sawit atau karet
karena tanahnya tidak cocok untuk tanaman tembakau. Tembakau Deli sendiri di produksi dan di proses di sebuah perkebunan
milik Negara yakni PT. Perkebunan Nusantara II PTPN II, Medan, Sumatera Utara. Kebun Helvetia dibuka pada tahun 1869 yang diusahakan oleh pemerintah
Belanda dengan nama Perusahaan Deli Maatschappij. Pada masa sebelum kemerdekaan Indonesia, Perusahaan ini lebih dikuasai oleh pihak Belanda
sepenuhnya. PT. Perkebunan Nusantara II kebun Helvetia merupakan salah satu dari 22 unit perusahaan perkebunan milik PT. Perkebunan Nusantara II dimana
pada awal tahun 2008 terjadi penggabungan antara kebun Kelambir Lima dengan
Universitas Sumatera Utara
[ WAHANA REKREASI TEMBAKAU DELI
] Arsitektur Kontekstual
GUNARIO H SIHOMBING | 110406054 24
kebun Helvetia yang diharapkan dapat meningkatkan efisien dan efektivitas kinerja BUMN dan Pemerintah.
Pada Tahun 1958 Pemerintah Republik Indonesia mengambil alih Perusahaan dan diberi nama PPN BARU Pusat Perkebunan Negara Baru. PT.
Perkebunan Nusantara II kebun Helvetia ini sendiri terletak di Kabupaten Deli Serdang.Kebun Helvetia terletak di dua Kecamatan yaitu Kecamatan Hamparan
Perak dan Labuhan Deli Kabupaten Deli Serdang. Dan juga kebun ini terdiri dari HGU Hak Guna Usaha nomor : 111 dan 102 dengan luas lahan seluruhnya
3.372,76 Ha. Kebun Helvetia adalah salah satu kebun tembakau yang tetap dipertahankan keberadaannya disebabkan oleh faktor produktivitas yang dinilai
asih tinggi guna menutupi tingginya biaya produksi tembakau Deli. PT. Perkebunan Nusantara II kebun Helvetia terdiri dari gedung fermentasi I unit yang
berfungsi untuk memisahkan hasil tembakau yang telah dikeringkan dan disusun menurut tembakau yang masih bagus daunnya dan yang sudah jelek mutunya.
Gambar 3. 9 Gedung pemeraman tembakau dan rumah manager pada jaman Belanda
Universitas Sumatera Utara
[ WAHANA REKREASI TEMBAKAU DELI
] Arsitektur Kontekstual
GUNARIO H SIHOMBING | 110406054 25
PT. Perkebunan Nusantara II lebih memilih melakukan pemasaran ke luar negeri yaitu Jerman dan Amerika Serikat AS dikarenakan Tembakau Deli lebih
populer di pasar Eropa. PT. Perkebunan Nusantara II dinilai telah berhasil merawat dan mengembangkan mutu tembakau hal ini terbukti dengan diakuinya
mutu tembakau pada lelang di Bremen pada tahun 2007.Mutu yang bagus membuat harga jual tembakau Deli di pasar lelang memiliki harga yang cukup
tinggi Portal Indonesia, 2010 Seiring dengan perkembangan zaman, produksi perkebunan tembakau Deli
semakin menurun.Hal ini disebabkan krisis global yang terjadi di dunia yang memberikan efek dengan permintaan pasar terhadap cerutu. Dan juga pada tahun
2008, terjadi pembatasan di Negara Eropa yang melarang masyarakat untuk merokok Portal Indonesia,2010. Untuk mengantisipasi kerugian yang
disebabkan larangan tersebut pihak manajemen PTPN II lebih memilih melakukan penjualan di Indonesia MedanPunya.com,2011. Penjualan tembakau deli yang
dilakukan oleh PT. Perkebunan Nusantara II mulai dipasarkan di Indonesia pada
Gambar 3. 10 Gedung Pemeraman tembakau dan rumah manager saat ini
Universitas Sumatera Utara
[ WAHANA REKREASI TEMBAKAU DELI
] Arsitektur Kontekstual
GUNARIO H SIHOMBING | 110406054 26
bulan Juni 2011. Disebabkan sebelumnya tembakau masih dikemas di dalam gedung untuk dipasarkan dipasar Eropa MedanPunya.com,2011.
Penurunan penjualan pada tembakau Deli di pasar Eropa dikarenakan beberapa factor antara lain:
1. Permintaan yang menurun karena adanya kampanye anti merokok,
“smoking can cause cancer, heart attack, impotency, pregnancy and embryo disorder”. Kemudian Negara menaikkan cukai cerutunya,
sehingga cerutu menjadi barang mahal. 2.
Produsen sengaja menurunkan produksinya sesuai dengan kemampuan serapan pasar.
3. Bisa juga lingkungan di Negara produsen sendiri, polusi lingkungan,
pemakain areal yang terus menerus, dosis pemupukan dan penggunaan obat-obatan yang yang tidak tepat dosis, serta iklim yang susah diprediksi
akan sangat mempengaruhi kualitas dari tembakau sendiri disatu pihak, dipihak pembeli tuntutan akan kualitas makin tinggi.
4. Terpinggirkannya areal-areal yang sesuai dengan tanaman tembakau
karena perkembangan kota LembagaPendidikan Perkebunan, 2009.
III.6. Aspek Fisik Kawasan Eks Pemeraman Tembakau PTPN II
III.6.1 Kawasan Sekitar
Peruntukkan lahan di sekitar kawasan eks PTPN II cukup bervariasi, namun pada umumnya didominasi oleh perumahan warga dengan ekonomi
Universitas Sumatera Utara
[ WAHANA REKREASI TEMBAKAU DELI
] Arsitektur Kontekstual
GUNARIO H SIHOMBING | 110406054 27
menengah ke bawah. Deretan ruko dan pertokoan setinggi kurang lebih 3 lantai terdapat padasisi barat laut kawasan.
Gambar 3. 11 Gambaran eksisting kawasan
III.6.2 Eksisting Kawasan
Kawasan eksisting kebanyakan merupakan rumah lama dan jenis materialnya masih menggunakan kayu. Pada kawasan eks PTPN II, terdapat
beberapa bangunan dengan fungsi gudangpemeraman, kantor pengelola, taman kanak-kanak dan rumah pekerja.
Universitas Sumatera Utara
[ WAHANA REKREASI TEMBAKAU DELI
] Arsitektur Kontekstual
GUNARIO H SIHOMBING | 110406054 28
Gambar 3. 12 Foto Lokasi eksisting dalam lokasi perancangan
III.6.3 Kriteria Penilaian Bangunan yang Dipertahankan
Kriteria-kriteria fisik-visual
Estetika, yaitu berkaitan dengan nilai keindahan arsitektural, khususnya dalam hal penampakan luar bangunan, yaitu:
a. Bentuk sesuai dengan fungsi bangunannya
Universitas Sumatera Utara
[ WAHANA REKREASI TEMBAKAU DELI
] Arsitektur Kontekstual
GUNARIO H SIHOMBING | 110406054 29
b. Struktur ditonjolkan sebagai nilai estetis
c. Ornamen mendukung dari gaya arsitektur bangunan
Keistimewaan, yaitu berkaitan dengan nilai keistimewaan, keunikan dan kelangkaan bangunan, yaitu:
a. Sebagai landmark kawasan
b. Kelangkaan bangunan gaya arsitektur umum, dominan, atau satu-
satunya c.
Umur bangunan d.
Skala Monumental berdasarkan bangunan dan ruang luar e.
Perletakan yang menonjol terhadap lingkungan maupun bangunan di sekitarnya
Memperkuat citra kawasan, berkaitan dengan pengaruh kehadiran suatu obyek terhadap kawasan sekitarnya yang sangat bermakna untuk
meningkatkan atau memperkuat kualitas dan citra lingkungan : a.
Sesuai dengan fungsi kawasan b.
Kesatuan kontinuitas c.
Kekontrasan bangunan Keaslian bentuk, berkaitan dengan tingkat perubahan bentuk fisik, baik
melalui penambahan atau pengurangan: a.
Jumlah ruang b.
Element struktur dan konstruksi c.
DetailOrnamen Keterawatan, berkaitan dengan kondisi fisik bangunan :
Universitas Sumatera Utara
[ WAHANA REKREASI TEMBAKAU DELI
] Arsitektur Kontekstual
GUNARIO H SIHOMBING | 110406054 30
a. Tingkat kerusakan
b. Prosentasi sisa bangunan
c. Kebersihan
Kriteria-kriteria non fisik
Peran sejarah, berkaitan dengan nilai sejarah yang dimiliki, peristiwa penting yang mencatat peran ikatan simbolis suatu rangkaian sejarah dan
babak perkembangan suatu lokasi, sehingga merujuk pada : a.
Sejarah Perkembangan Arsitektur b.
Sejarah Perkembangan Kota c.
Sejarah Perjuangan Bangsa Komersial, berkaitan dengan nilai ekonomi yang berpotensi untuk
dikembangkan, dilihat dari aspek formal dan informal. Sosial budaya, berkaitan dengan nilai-nilai sosial-budaya khas kawasan
yang masih terwujud dan terwadahi, seperti Legenda budaya oral.
Universitas Sumatera Utara
[ WAHANA REKREASI TEMBAKAU DELI
] Arsitektur Kontekstual
GUNARIO H SIHOMBING | 110406054 32
1. Rumah Manager Distrik
Hubungan dengan Gudang Pemeraman Jenis Kegiatan
Kriteria Bangunan Penilaian
Tahun 1869 - Tahun 2008 Tahun 2008 - Sekarang
Dibangun atas nama pemerintah Belanda dengan nama Perusahaan Deli Maatschappij
Memiliki akses jalan bawah tanah yang berhubungan langsung dengan sungai
Struktur dan konstruksi bangunan merupakan arsitektur Belanda
Bangunan bersejarah sebagai ciri khaspenanda padakomplek PTPN II Medan Helvetia
Rumah hunian yang di tempati oleh pemilik kebun
yaitu tuan
belanda perkebunan tembakau pada
masa itu Secara berkala, rumah ini
dihuni oleh manager distrik di setiap pergantian periode
kerja Sebagai tempat beristirahat
manajer distrik, tetapi tidak sebagai hunian tetap
Dikelola oleh beberapa penjaga, termasuk dengan
tugas melayani tamu Sudah dilakukan beberapa
kali renovasi pada bagian interior
Kriteria Fisik-Visual: Estetika
Keistimewaan Memperkuat citra
kawasan Keaslian Bentuk
Keterawatan
Kriteria Non-Fisik: Peran Sejarah
Komersial Sosial Budaya
Status bangunan:
DIPERTAHANKAN
Tata letak gudang eks pemeraman
dan rumah Manager distrik
Tabel1. Penilaian Bangunan Rumah Manager Distrik
Universitas Sumatera Utara
[ WAHANA REKREASI TEMBAKAU DELI
] Arsitektur Kontekstual
GUNARIO H SIHOMBING | 110406054 33
2. Kantor Distrik
Hubungan dengan Gudang Pemeraman Jenis Kegiatan
Kriteria Bangunan Penilaian
Tahun 1869 - Tahun 2008 Tahun 2008 - Sekarang
Dibangun bukan pada masa Belanda, akan tetap pada saat itu gudang pemeraman tembakau masih
aktif digunakan Berada di depan bangunan gudang pemeraman
tembakau Sebagai tempat administrasi pendistribusian
tembakau
. Belum didirikan pada masa
pemerintahan Belanda Setelah beralih ke PTPN II
Medan, kantor ini digunakan untuk mengurus
administrasi kantor tembakau
Sudah di non-aktifkan Kriteria Fisik-Visual:
Estetika Keistimewaan
Memperkuat citra
kawasan Keaslian Bentuk
Keterawatan
Kriteria Non-Fisik: Peran Sejarah
Komersial Sosial Budaya
Status bangunan:
TIDAK DIPERTAHANKAN
x x
x
x
x x
x
Tata letak gudang eks Pemeraman
dan kantor distrik
Tabel 2. Penilaian Bangunan Kantor
Universitas Sumatera Utara
[ WAHANA REKREASI TEMBAKAU DELI
] Arsitektur Kontekstual
GUNARIO H SIHOMBING | 110406054 34
3. Rumah Staff
Hubungan dengan Gudang Pemeraman Jenis Kegiatan
Kriteria Bangunan Penilaian
Tahun 1869 - Tahun 2008 Tahun 2008 - Sekarang
Dibangun bukan pada masa Belanda, akan tetap pada saat itu gudang pemeraman tembakau masih
aktif digunakan Berada di depan bangunan gudang pemeraman
tembakau Sebagai tempat administrasi pendistribusian
tembakau Belum didirikan pada masa
pemerintahan Belanda Setelah beralih ke PTPN II
Medan, rumah ini digunakan sebagai hunian
para staff perkebunan Masih dihuni oleh staff
perkebunan tembakau Kriteria Fisik-Visual:
Estetika Keistimewaan
Memperkuat citra
kawasan Keaslian Bentuk
Keterawatan
Kriteria Non-Fisik: Peran Sejarah
Komersial Sosial Budaya
Status bangunan:
TIDAK DIPERTAHANKAN
x
x x
x
Tata letak gudang eks pemeraman
dan rumah staff
Universitas Sumatera Utara
[ WAHANA REKREASI TEMBAKAU DELI
] Arsitektur Kontekstual
GUNARIO H SIHOMBING | 110406054 35
4. Gudang Minyak
Hubungan dengan Gudang Pemeraman Jenis Kegiatan
Kriteria Bangunan Penilaian
Tahun 1869 - Tahun 2008 Tahun 2008 - Sekarang
Sebagai akses kegiatan antar-gudang Struktur dan konstruksi massa bangunan yang
sama Fasade berupa papan kayu
Menyimpan pasokan minyak
Menyimpan pasokan minyak yang akan di
didistribusikan ke perkebunan tembakau
Klambir V Kriteria Fisik-Visual:
Estetika Keistimewaan
Memperkuat citra
kawasan Keaslian Bentuk
Keterawatan
Kriteria Non-Fisik: Peran Sejarah
Komersial Sosial Budaya
Status bangunan:
DIPERTAHANKAN
Fungsi dialihkan sebagai bagian dari
museum
x
x
x
x
Tata letak gudang eks pemeraman dan
gudang minyak Tabel 3. Penilaian Gedung Rumah Staff
Tabel 4. Penilaian Gedung Gudang Minyak
Universitas Sumatera Utara
[ WAHANA REKREASI TEMBAKAU DELI
] Arsitektur Kontekstual
GUNARIO H SIHOMBING | 110406054 36
5. Pos Security
Hubungan dengan Gudang Pemeraman Jenis Kegiatan
Kriteria Bangunan Penilaian
Tahun 1869 - Tahun 2008 Tahun 2008 - Sekarang
Dibangun pada masa Belanda bersamaan dengan Gudang Pemeraman Tembakau
Sebagai tempat pos bagi penjaga keamanan kebun
tembakau pada masa itu Sebagai tempat pos bagi
penjaga keamanan kebun tembakau
Akses melapor bagi para tamu yang mengunjungi
kawasan perkebunan tembakau Helvetia
Kriteria Fisik-Visual: Estetika
Keistimewaan Memperkuat citra
kawasan Keaslian Bentuk
Keterawatan
Kriteria Non-Fisik: Peran Sejarah
Komersial Sosial Budaya
Status bangunan:
TIDAK DIPERTAHANKAN
x x
x
x x
x
Tata letak gudang eks pemeraman
danpos security
Tabel 5. Penilaian Gedung Pos Security
Universitas Sumatera Utara
[ WAHANA REKREASI TEMBAKAU DELI
] Arsitektur Kontekstual
GUNARIO H SIHOMBING | 110406054 37
6. Gudang Pupuk Kayu
Hubungan dengan Gudang Pemeraman Jenis Kegiatan
Kriteria Bangunan Penilaian
Tahun 1869 - Tahun 2008 Tahun 2008 - Sekarang
Sebagai akses kegiatan antar-gudang Dibangun pada masa Belanda bersamaan dengan
Gudang Pemeraman Tembakau Struktur dan konstruksi massa bangunan yang
sama Fasade berupa papan kayu
Menyimpan pasokan pupuk kayu
Sudah di non-aktifkan Kriteria Fisik-Visual:
Estetika Keistimewaan
Memperkuat citra
kawasan Keaslian Bentuk
Keterawatan
Kriteria Non-Fisik: Peran Sejarah
Komersial Sosial Budaya
Status bangunan:
TIDAK DIPERTAHANKAN
x
x
x
x
Tata letak gudang eks pemeraman
dangudang
pupuk kayu
Tabel 6. Penilaian Gedung Gudang Pupuk
Universitas Sumatera Utara
[ WAHANA REKREASI TEMBAKAU DELI
] Arsitektur Kontekstual
GUNARIO H SIHOMBING | 110406054 38
7. Taman Kanak-Kanak
Hubungan dengan Gudang Pemeraman Jenis Kegiatan
Kriteria Bangunan Penilaian
Tahun 1869 - Tahun 2008 Tahun 2008 - Sekarang
Beberapa Manager komplek merupakan alumni di TK ini
Di bangun pada tahun 90 an Adanya aktivitas belajar
dan fasilitas bermain pada masa itu
Masih ada aktivitas belajar dan bermain di taman
kanak-kanak Hanya ada kegiatan di pagi
hari ketika ada aktivitas taman kanak-kanak
Kriteria Fisik-Visual: Estetika
Keistimewaan Memperkuat citra
kawasan Keaslian Bentuk
Keterawatan
Kriteria Non-Fisik: Peran Sejarah
Komersial Sosial Budaya
Status bangunan:
TIDAK DIPERTAHANKAN
x x
x
x
x
Tata letak gudang eks Pemeraman dan
taman kanak kanak
Tabel 7. Penilaian Gedung Taman Kanak-Kanak
Universitas Sumatera Utara
[ WAHANA REKREASI TEMBAKAU DELI
] Arsitektur Kontekstual
GUNARIO H SIHOMBING | 110406054 39
8. Pohon Beringin
Hubungan dengan Gudang Pemeraman Jenis Kegiatan
Kriteria Bangunan Penilaian
Tahun 1869 - Tahun 2008 Tahun 2008 - Sekarang
Sudah ada sejak pertama kali kompleks ini di bangun, sehingga memiliki nilai sejarah
Sebagai salah satu icon PTPN II Medan Helvetia
yang harus dipertahankan Masih bertahan dan tidak
ada yang berani menebang dikarenakan beberapa mitos
Kriteria Fisik-Visual: Estetika
Keistimewaan Memperkuat citra
kawasan Keaslian Bentuk
Keterawatan
Kriteria Non-Fisik: Peran Sejarah
Komersial Sosial Budaya
Status :
DIPERTAHANKAN
Tata letak Gudang eks Pemeraman
danPohon Beringin
Tabel 8. Penilaian Pohon Beringin
Universitas Sumatera Utara
[ WAHANA REKREASI TEMBAKAU DELI
] Arsitektur Kontekstual
GUNARIO H SIHOMBING | 110406054 40
9. Pepohonan
Hubungan dengan Gudang Pemeraman Jenis Kegiatan
Kriteria Bangunan Penilaian
Tahun 1869 - Tahun 2008 Tahun 2008 - Sekarang
Sudah ada sejak pertama kali kompleks ini di bangun, sehingga memiliki nilai sejarah
Sebagai salah satu icon PTPN II Medan Helvetia
yang layak dipertahankan Masih bertahan
Kriteria Fisik-Visual: Estetika
Keistimewaan Memperkuat citra
kawasan Keaslian Bentuk
Keterawatan
Kriteria Non-Fisik: Peran Sejarah
Komersial Sosial Budaya
Status :
DIPERTAHANKAN
x
Tata letak Gudang eks Pemeraman
dan Pohon Beringin
Tabel 9. Penilaian Pepohonan
Universitas Sumatera Utara
[ WAHANA REKREASI TEMBAKAU DELI
] Arsitektur Kontekstual
GUNARIO H SIHOMBING | 110406054 41
Kesimpulan : Titik-titik yang dipertahankan pada site antara
lain :
- Gudang pemeraman tembakau
- Rumah manager
- Pohon beringin dan pepohonan yang
menciptakan vista -
Gudang minyak
Gambar 8. Titik yang dipertahankan pada Site
Undang-Undang dan Peraturan
Garis sempadan Utara
6,5 m
Selatan 4,2 m
Timur 15 m
Barat 3,5 m
KDB Bangunan 0,6 x La
= 0,6 x 8,2 Ha = 4,92 Ha
KDH Bangunan 0,25 x La
= 0,25 x 8,2 Ha
Universitas Sumatera Utara
[ WAHANA REKREASI TEMBAKAU DELI
] Arsitektur Kontekstual
GUNARIO H SIHOMBING | 110406054 42
III.7 Analisa
Untuk menciptakan sebuah masterplan, diperlukan analisa sebagai bahan pertimbangan peletakan bangunan agar suasana yang akan terjadi sesuai dengan
fungsi yang akan diletakkan. Analisa yang dipakai untuk menciptakan masterplan tersebut adalah :
a. Analisa Fungsi
Analisa fungsi ditujukan untuk mengetahui fungsi apa saja yang diperlukan dan nantinya akan diterapkan pada kawasan ini berdasarkan
pertimbangan dari data yang ada beserta asumsi yang diambil. b.
Analisa peletakan fungsi bangunan Analisa peletakan fungsi bangunan diperlukan untuk membuat beberapa
kemungkinan yang akan diambil sebagai zona peletakan bangunan. Adanya zona peletakan bangunan ini berdasar kepada rekomendasi beberapa analisa seperti
analisa view, kebisingan, aksesibilitas. c.
Analisa Sirkulasi Analisa sirkulasi yang dimaksud adalah analisa yang berkaitan dengan
sirkulasi yang terjadi di dalam site kawasan.
= 2,05 Ha KLB Bangunan
= 2,4xLa KDB = 4 lt
Tabel 10. UU dan Peraturan
Universitas Sumatera Utara
[ WAHANA REKREASI TEMBAKAU DELI
] Arsitektur Kontekstual
GUNARIO H SIHOMBING | 110406054 43
III.7.1 Analisa Fungsi
Kawasan eks pemeraman tembakau PTPN II adalah merupakan kawasan yang dulunya terkenal dengan penghasilan tembakau yang sampai diekspor ke
luar negeri, dan Kota Medan menjadi terkenal karena penghasil tembakau dengan mutu tinggi. Namun, semakin lama ketenaran akan tembakau memudar dan kini
yang tinggal hanyalah bangunan lama yang berdiri dengan kokoh namun tidak ada kegiatan lagi didalamnya. Karena nilai kawasan ini sangat tinggi, tentu saja
kawasan ini butuh penyegaran dan hidup kembali walaupun bukan merupakan tempat perindustrian tembakau seperti yang dahulu tetapi sudah menjadi kawasan
wisata sejarah bagi pengguna. Fungsi yang ditawarkan juga berkenaan dengan fungsi wisata. Karena nilai
historis yang menjadi ciri khas dari kawasan ini maka perlunya bangunan seperti museum dan pasar diorama untuk mempertahankan historis dari perkebunan dan
bangunan peninggalan dari zaman dulu. Kemudian didukung oleh fasilitas komunitas untuk mengembangkan nilai kawasan ini dan faktor penginapan juga
penting untuk para pengunjung yang ingin berlama-lama menikmati kawasan ini. Fungsi wisata air dan kuliner juga mendukung fasilitas yang ada dan juga
untuk menambah variasi fungsi bangunan yang ada di kawasan ini.
Universitas Sumatera Utara
[ WAHANA REKREASI TEMBAKAU DELI
] Arsitektur Kontekstual
GUNARIO H SIHOMBING | 110406054 44
Gambar 3. 13 Analisa Fungsi
MUSEUM
Museum dijadikan salah satu fungsi dalam kawasan ini karena adanya bangunan bersejarah yang masih berdiri pada kawasan ini yaitu bangunan gedung
pemeraman tembakau dan rumah manager dari perkebunan ini. Nilai sejarah tinggi terlihat dari eksterior bangunan yang sudah kelihatan berumur puluhan
tahun dan juga teknologi bangunan yang masih dipakai pada zaman kolonial. Hal ini yang membuat fungsi museum layak untuk dijadikan fungsi bangunan pada
kawasan ini sehingga bangunan ini bisa menjadi beroperasi dan terus menerus dapat digunakan.
Universitas Sumatera Utara
[ WAHANA REKREASI TEMBAKAU DELI
] Arsitektur Kontekstual
GUNARIO H SIHOMBING | 110406054 45
PUSAT KOMUNITAS
Pusat komunitas cukup banyak berkembang di Kota Medan contohnya adalah komunitas Medan Heritage, Medan Berkebun, komnuitas fotografi,
komunitas art dan pertunjukan dan lai sebagainya. Sebagai kawasan yang akan dijadikan kawasan wisata bersejarah maka pusat komunitas perlu diletakkan pada
kawasan ini dikarenakan ini menjadi wadah para komunitas untuk belajar banyak tentang sejarah dan juga kebun tembakau atau tanaman lainnya. Selain itu adanya
komunitas membuat kawasan ini menjadi wisata masyarakat untuk melihat komunitas yang ada di Medan dan berkesempatan ikut dalam komunitas tersebut.
Gambar 3. 15 Pusat Komunitas
Gambar 3. 14 Suasana gedung pemeraman dan rumah manager
Universitas Sumatera Utara
[ WAHANA REKREASI TEMBAKAU DELI
] Arsitektur Kontekstual
GUNARIO H SIHOMBING | 110406054 46
RUMAH DIORAMA
Menyerupai museum, rumah diorama bertujuan untuk mengingatkan kembali kegiatan yang terjadi pada masa kejayaan Tembakau Deli. Tetap
edukatif namun lebih bersifat menghibur.
Gambar 3. 16 Rumah Diorama
PENGINAPAN
Penginapan adalah fasilitas yang disiapkan pada kawasn ini untuk para pengunjung yang mau menetap sementara untuk lebih merasakan suasana wisata
sungai dan bersejarah yang tidak dapat dirasakan ditempat yang lain. Penginapan nantinya akan berupa bangunan yang bertingkat banyak dan juga berupa cottage
kecil sehingga keluarga sekalipun dapat menetap pada kawasan ini.
Universitas Sumatera Utara
[ WAHANA REKREASI TEMBAKAU DELI
] Arsitektur Kontekstual
GUNARIO H SIHOMBING | 110406054 47
Gambar 3. 17 Penginapan
PASAR
Pasar merupakan fungsi yang diletakkan pada kawasan ini. Hal ini menjadi pertimbangan bahwa pada daerah lingkungan sekitar kawasan wisata ini
tidak terdapat pasar bagi penduduk, sehingga fungsi pasar sangat diperlukan untuk menyediakan komoditi utama masyarakat. Selain itu, karena berada dikawasan
wisata,maka pasar ini juga berfungsi menjadi pasar wisata yang menyediakan souvenir yang berkaitan dengan wisata sejarah dan hasil perkebunan.
Gambar 3. 18 Pasar
Universitas Sumatera Utara
[ WAHANA REKREASI TEMBAKAU DELI
] Arsitektur Kontekstual
GUNARIO H SIHOMBING | 110406054 48
WAHANA REKREASI
Taman rekreasi dan kuliner menjadi fungsi wisata terakhir yang berada di kawasan ini. Fungsi ini diharapkan menjadi factor pemasukan juga selain fungsi
– fungsi wisata lainnya. Taman rekreasi yang berupa tempat pemandian atau
waterpark dibuat untuk menambah daya tarik wisata bagi pengunjung yang hadir dikawasan ini. Fungsi lainnya adalah fungsi wisata kuliner yang dipertimbangkan
karena banyaknya masyrarakat yang hadir memerlukan wadah untuk menikmati bermacam kuliner yang ada di kawasan ini dengan suasana kolonial dan suasana
alam terbuka.
Gambar 3. 19 Wahana Rekreasi
RTH PLAZA
RTH Ruang Terbuka Hijau adalah lahan yang difungsikan untuk kegiatan publik tanpa ada bangunan tinggi di dalamnya. Lahan ruang terbuka
hijau memang berupa lahan dengan taman-taman.
Universitas Sumatera Utara
[ WAHANA REKREASI TEMBAKAU DELI
] Arsitektur Kontekstual
GUNARIO H SIHOMBING | 110406054 49
AREA PROMANADE
Area promenade adalah area yang difungsikan berjalan-jalan. Fungsi ini muncul karena adanya fungsi sungai Deli yang berada di sekitar kawasan. Area
ini berjarak 15 meter dari pinggiran sungai sesuai dengan ketetapan garis sempadan sungai. Area ini akan dimanfaatkan dengan aktivitas bersantai dan
berolahraga seperti jogging track dan bicycle track. Selain itu, terdapat gazebo yang berada dipinggiran sungai sebagai tempat duduk bagi pengunjung yang ingin
beristirahat sambil melihat pemandangan sungai Deli.
Gambar 3. 20 RTH
Gambar 3. 21 Area Promanade
Universitas Sumatera Utara
[ WAHANA REKREASI TEMBAKAU DELI
] Arsitektur Kontekstual
GUNARIO H SIHOMBING | 110406054 50
III.7.2 Analisa Peletakan Bangunan
Analisa peletakan bangunan yang diperlukan untuk mendapatkan zona peletakan fungsi didalam siteberdasarkan pertimbangan dari analisa aksesibilitas,
view dan kebisingan.
III.7.3 Analisa Kebisingan
Analisa aksesibilitas
diperlukan untuk
mengetahui jalur untuk mencapai kawasan site. Data yang terdapat pada kawasan adalah terdiri dari 3
sirkulasi yang dapat dilalui oleh kendaraan yaitu jalan Helvetia By Pass, Gg. Melati, jalan Karya dan
pinggiran sungai. Keeempat jalur tersebut memiliki potensi untuk dijadikan jalur masuk kedalam kawasan.
Universitas Sumatera Utara
[ WAHANA REKREASI TEMBAKAU DELI
] Arsitektur Kontekstual
GUNARIO H SIHOMBING | 110406054 51
ZONA POTENSI
REKOMENDASI
Helvetia By Pass
1
Jalan Karya 2
Gg.Melati 3
Pinggiran Sungai
4 Merupakan jalan dengan lalu lintas
2 arah.
Lebar jalan sangat mendukung
sebesar 8 meter.
Jarang terjadi kemacetan pada
jalur ini
Banyak kendaraan umum
melewati jalan ini Jalan dengan lalu lintas 2 arah
Jarang menjadi sumber kemacetan Banyak kendaraan umum
melewati jalan ini
Jalan dengan lalu lintas 2 arah Jarang terjadi kemacetan karena
tidak ada aktivitas angkutan kota pada jalan ini.
Tidak dilalui oleh pengguna
kendaraan Jalan cukup lebar
Museum Penginapan
Community Center Pusat Rekreasi
Pasar Penginapan
Pasar Diorama Taman Rekreasi
Pasar Community Center
Penginapan
Tabel 11. Analisa Aksesibilitas
Universitas Sumatera Utara
[ WAHANA REKREASI TEMBAKAU DELI
] Arsitektur Kontekstual
GUNARIO H SIHOMBING | 110406054 52
III.7.4 Analisa Kebisingan
Analisa kebisingan diperlukan untuk mengetahui peletakan kawasan dengan
mempertimbangkan fungsi
yang menyebabkan kebisingan tinggi dengan
fungsi yang
menyebabkan kebisingan
rendah. Ada 2 jenis analisa kebisingan yang menjadi
pertimbangan yaitu analisa kebisingan yang disebabkan oleh bangunan sekitar dan analisa
kebisingan yang disebabkan oleh antar fungsi yang berada di dalam kawasan
Gambar 25. Analisa Kebisingan
ANALISA KEBISINGAN YANG DISEBABKAN BANGUNAN SEKITAR
ZONA POTENSI
REKOMENDASI
Helvetia By Pass
1 Jalan Karya
2 Gg. Melati
3 Kebisingan yang disebabkan dijalan ini
cukup tinggi karena akses lalu lintas yang padat dan banyak di lewati oleh
truk besar. Kebisingan yang disebabkan dijalan ini
cukup tinggi karena akses lalu lintas yang padat dan banyak pemukiman
padat penduduk Tingkat kebisingan rendah karena tidak
ada aktivitas di area ini Museum
Pusat Komunitas Pasat
Taman Rekreasi Pasar Diorama
Universitas Sumatera Utara
[ WAHANA REKREASI TEMBAKAU DELI
] Arsitektur Kontekstual
GUNARIO H SIHOMBING | 110406054 53
Sungai 4
Penginapan Area Promanade
RTH
ANALISA KEBISINGAN DISEBABKAN OLEH FUNGSI DALAM SITE
FUNGSI POTENSI
REKOMENDASI
Museum
Penginapan
Pasar Diorama RTH
Pasar Potensi kebisingan pada museum rendah
karena tidak banyaknya aktivitas yang mengeluarkan suara.
Potensi kebisingan pada museum rendah karena aktivitas yang terjadi adalah
aktivitas privat untuk bertempat tinggal.
Potensi kebisingan yang dihasilkan cukup rendah karena aktivitas yang ada
didalamnya melihat diorama-diorama aktivtas perkebunan
Potensi kebisingan yang dihasilkan tinggi karena aktivitas yang ada didalamnya
melakukan aktivitas jual beli dan ramai akan pengunjung.
Tabel 12. Analisa Kebisingan disebabkan Bangunan Sekitar
Universitas Sumatera Utara
[ WAHANA REKREASI TEMBAKAU DELI
] Arsitektur Kontekstual
GUNARIO H SIHOMBING | 110406054 54
Taman Rekreasi
Area Promanade Potensi kebisingan yang dihasilkan tinggi
karena aktivitas yang ada didalamnya melakukan aktivitas permainan dan banyak
wahana yang menimbulkan bunyi.
Potensi kebisingan yang dihasilkan rendah karena aktivitas yang ada didalamnya
melakukan aktivitas jual beli dan ramai akan pengunjung.
III.7.2 Analisa Peletakan Bangunan
Analisa peletakan bangunan yang diperlukan untuk mendapatkan zona peletakan fungsi didalam siteberdasarkan pertimbangan dari analisa aksesibilitas,
view dan kebisingan.
III.7.3 Analisa Kebisingan
Analisa aksesibilitas
diperlukan untuk
mengetahui jalur untuk mencapai kawasan site. Data yang terdapat pada kawasan adalah terdiri dari 3
sirkulasi yang dapat dilalui oleh kendaraan yaitu jalan Helvetia By Pass, Gg. Melati, jalan Karya dan
pinggiran sungai. Keeempat jalur tersebut memiliki potensi untuk dijadikan jalur masuk kedalam kawasan.
Universitas Sumatera Utara
[ WAHANA REKREASI TEMBAKAU DELI
] Arsitektur Kontekstual
GUNARIO H SIHOMBING | 110406054 55
Gambar 26. Analisa Aksesbilitas
ZONA POTENSI
REKOMENDASI
Helvetia By Pass
1
Jalan Karya 2
Gg.Melati 3
Pinggiran Sungai
4 Merupakan jalan dengan lalu lintas
2 arah.
Lebar jalan sangat mendukung
sebesar 8 meter.
Jarang terjadi kemacetan pada jalur
ini
Banyak kendaraan umum melewati
jalan ini Jalan dengan lalu lintas 2 arah
Jarang menjadi sumber kemacetan Banyak kendaraan umum melewati
jalan ini
Jalan dengan lalu lintas 2 arah Jarang terjadi kemacetan karena
tidak ada aktivitas angkutan kota pada jalan ini.
Tidak dilalui oleh pengguna
kendaraan Jalan cukup lebar
Museum Penginapan
Community Center Pusat Rekreasi
Pasar Penginapan
Pasar Diorama Taman Rekreasi
Pasar Community Center
Penginapan
Tabel 11. Analisa Aksesibilitas
Universitas Sumatera Utara
[ WAHANA REKREASI TEMBAKAU DELI
] Arsitektur Kontekstual
GUNARIO H SIHOMBING | 110406054 56
III.7.4 Analisa Kebisingan
Analisa kebisingan
diperlukan untuk
mengetahui peletakan kawasan dengan mempertimbangkan
fungsi yang
menyebabkan kebisingan tinggi dengan fungsi
yang menyebabkan
kebisingan rendah.
Ada 2 jenis analisa kebisingan yang menjadi pertimbangan yaitu analisa kebisingan yang
disebabkan oleh bangunan sekitar dan analisa kebisingan yang disebabkan oleh antar fungsi yang berada di dalam kawasan
Gambar 25. Analisa Kebisingan
ANALISA KEBISINGAN YANG DISEBABKAN BANGUNAN SEKITAR
ZONA POTENSI
REKOMENDASI
Helvetia By Pass
1 Jalan Karya
2 Gg. Melati
3 Kebisingan yang disebabkan dijalan ini
cukup tinggi karena akses lalu lintas yang padat dan banyak di lewati oleh
truk besar. Kebisingan yang disebabkan dijalan ini
cukup tinggi karena akses lalu lintas yang padat dan banyak pemukiman
padat penduduk Tingkat kebisingan rendah karena tidak
ada aktivitas di area ini Museum
Pusat Komunitas Pasat
Taman Rekreasi Pasar Diorama
Universitas Sumatera Utara
[ WAHANA REKREASI TEMBAKAU DELI
] Arsitektur Kontekstual
GUNARIO H SIHOMBING | 110406054 57
Sungai 4
Penginapan Area Promanade
RTH
ANALISA KEBISINGAN DISEBABKAN OLEH FUNGSI DALAM SITE
FUNGSI POTENSI
REKOMENDASI
Museum
Penginapan
Pasar Diorama RTH
Pasar Potensi kebisingan pada museum rendah
karena tidak banyaknya aktivitas yang mengeluarkan suara.
Potensi kebisingan pada museum rendah karena aktivitas yang terjadi adalah
aktivitas privat untuk bertempat tinggal.
Potensi kebisingan yang dihasilkan cukup rendah karena aktivitas yang ada
didalamnya melihat diorama-diorama aktivtas perkebunan
Potensi kebisingan yang dihasilkan tinggi karena aktivitas yang ada didalamnya
melakukan aktivitas jual beli dan ramai akan pengunjung.
Tabel 12. Analisa Kebisingan disebabkan Bangunan Sekitar
Universitas Sumatera Utara
[ WAHANA REKREASI TEMBAKAU DELI
] Arsitektur Kontekstual
GUNARIO H SIHOMBING | 110406054 58
Taman Rekreasi
Area Promanade Potensi kebisingan yang dihasilkan tinggi
karena aktivitas yang ada didalamnya melakukan aktivitas permainan dan banyak
wahana yang menimbulkan bunyi.
Potensi kebisingan yang dihasilkan rendah karena aktivitas yang ada didalamnya
melakukan aktivitas jual beli dan ramai akan pengunjung.
Analisa diaatas menjadi bahan pertimbangan fungsi apa yang akan dibuat saling berdekatan dalam kawasan site untuk menciptakan kenyamanan di dalam site.
III.7.5 Analisa View
Analisa view diperlukan untuk mengetahui potensi peletakan fungsi berdasarkan pada potensi view yang
breada di sekitar lingkungan site. Ada 2 jenis analisa view yang menjadi pertimbangan yaitu view dari dalam ke luar
dan analisa view dari luar ke dalam
ANALISA VIEW DARI DALAM KELUAR
ZONA POTENSI
REKOMENDASI
Universitas Sumatera Utara
[ WAHANA REKREASI TEMBAKAU DELI
] Arsitektur Kontekstual
GUNARIO H SIHOMBING | 110406054 59
Helvetia By Pass
1
Jalan Karya 2
Gg.Melati 3
Pinggiran Sungai
4 Jalan raya dan
pemukiman
penduduk
Jalan raya dan pemukiman
penduduk
Jalan raya dan pemukiman
penduduk
Sungai dan pemukiman
penduduk
Museum
Pasar Diorama Taman Rekreasi
Community Center Pasar
Penginapan
ANALISA VIEW DARI DALAM KELUAR
ZONA POTENSI
REKOMENDASI
Helvetia By Pass 1
Jalan Karya 2
Jalan raya dan pemukiman penduduk
Jalan raya dan pemukiman penduduk
Museum Community Center
Pasar Diorama Taman Rekreasi
Gambar 26. Analisa View
Tabel 14. Analisa View dari Dalam keluar
Universitas Sumatera Utara
[ WAHANA REKREASI TEMBAKAU DELI
] Arsitektur Kontekstual
GUNARIO H SIHOMBING | 110406054 60
Gg.Melati 3
Pinggiran Sungai 4
Jalan raya dan pemukiman penduduk
Sungai dan pemukiman penduduk
Community Center Pasar
Penginapan
III.7.6 Analisa Sirkulasi
Analisa sirkulasi diperlukan untuk mengetahui potensi bentukan sirkulasi yang
ada di dalam site. Sirkulasi yang ada didalam site sudah terbentuk dan memiliki potensi
untuk dipertahankan namun ada juga yang berpotensi untuk diubah karena tidak sesuai
dengan analisa yang telah dilakukan.
Gambar 27. Analisa Sirkulasi
Data Potensi
Rekomendasi Sudah terdapat
jalur sirkulasi pada eksisting
Lebar sirkulasi didalam site cukup
baik. Jalur sirkulasi yang
berada pada eksisting dapat
menghubungkan langsung jalan
Helvetia By Pass dan jalan Karya
Pohon Beringin Sirkulasi didalam
site sebaiknya merupakan sirkulasi
yang dapat dilalui dengan berjalan
kaki karena jarak tempuh yang tidak
jauh
Tabel 15. Analisa View dari Dalam keluar
Universitas Sumatera Utara
[ WAHANA REKREASI TEMBAKAU DELI
] Arsitektur Kontekstual
GUNARIO H SIHOMBING | 110406054 61
yang sudah berusia cukup tua dapat
dijadikan titik pusat sirkulasi karena
berada ditengah kawasan
Dijadikan kawasan dengan sistem jalur
sirkulasi pejalan kaki.
Jalur sirkulasi diperlebar untuk
memberi kesan nyaman saat
berjalan kaki. Opsi konsep
sirkulasi muncul karena adanya
pohon beringin yang ada ditengah
kawasan
III.7.7 Proses Analisa
Berdasarkan hasil yang didapat pada ketiga analisa tersebut, maka dapat diketahui bahwa ada 4 zona peletakan yang dapat dilakukan terhadap fungsi
– fungsi yang akan dibuat dalam kawasan ini ditambah 1 zona peletakan yang
berada di tengah dari kawasan.
Gambar 3. 22 Proses Analisa
Tabel 16. Analisa Sirkulasi
Universitas Sumatera Utara
[ WAHANA REKREASI TEMBAKAU DELI
] Arsitektur Kontekstual
GUNARIO H SIHOMBING | 110406054 62
Tiga zona publik yang dimaksud adalah zona Helvetia By Pass, zona Gg. Melati, zona jalan Karya dan satu zona privat yaitu zona pinggiran sungai. Fungsi
massa bangunan yang berada pada zona publik adalah museum, community center, pasar, taman rekreasi, dan agrowisata. Fungsi privat antara lain adalah
fungsi penginapan dan fungsi pusat adalah fungsi ruang terbuka hijau. Namun ini gambar diatas masih belum menunjukkan peletakan yang
sebenarnya sehingga masih terjadi banyak kemungkinan yang bisa dibuat terhadap peletakan bangunan pada setiap zona. Maka dari pada itu perlu dilakukan
perhitungan terhadap rekomendasi yang diberikan oleh seriap analisa kepada setiap fungsi dan juga adanya matriks keterkaitan fungsi bisa menjadi
pertimbangan untuk dapat mengetahui fungsi apa yang seharusnya bisa saling berdekatan dan juga tidak berdekatan.
No Fungsi
Helvetia By Pass
Gg. Melati
Jl.. Karya Pinggiran
sungai Pusat
1 2
3 4
5 6
7 8
Museum Penginapan
P. Rekreasi Pasar
Pasar Diorama
Community center
RTH Promanade
3
1 2
1 1
3 2
2 1
1 2
2
1 1
Tabel 17. Zoning
Universitas Sumatera Utara
[ WAHANA REKREASI TEMBAKAU DELI
] Arsitektur Kontekstual
GUNARIO H SIHOMBING | 110406054 63
Gambar 3. 23 Matriks Kawasan
Tabel diatas merupakan akumulasi dari rekomendasi yang dihasolkan oleh analisa untuk dijadikan pedoman perletakan bangunan, diperkuat dengan tabel
matriks untuk memperlihatkan hubungan antar fungsisatu dengan yang lain bagaimana interaksi bangunan apakah hubungan antar fungsi tersebut bersifat
dekat, sedang ataupun jauh
III.7.8 Kesimpulan Analisa
Kesimpulan dari analisa yang telah dilakukan bahwa analisa yang dilakukan memang berkaitan dengan jenis fungsi yang akan diterapkan, peletakan
setiap bangunan didalam kawasan serta opsi konsep sirkulasi yang akan diterapkan pada kawasan ini nantinya. Hubungan antar bangunan adalah menjadi
pedoman untuk memperkuat analisa sehingga peletakan fungsi bangunan itu bisa sesuai dengan suasana dan aktivitas yang ada di dalamnya.
Universitas Sumatera Utara
[ WAHANA REKREASI TEMBAKAU DELI
] Arsitektur Kontekstual
GUNARIO H SIHOMBING | 110406054 64
Gambar 3. 24 Zonisg Akhir Kawasan
Dan hasil yang dihasilkan dari proses analisa diatas adalah berupa zoning peletakan kawasan karena ini masih merupakan perancangan daripada masterplan
sehingga tidak ada lagi opsi peletakan lainnya karena ini sudah sesuai analisa yang diolah berdasarkan data yang ada.
III.8. Konsep Perancangan III.8.1
Konsep Zoning
Konsep Perancangan Zoning pada “Kawasan Wisata Sejarah Tembakau Deli” dibagi atas 3 Zona yaitu :
Zona Publik Zona Centre Publik
Zona Privat
Universitas Sumatera Utara
[ WAHANA REKREASI TEMBAKAU DELI
] Arsitektur Kontekstual
GUNARIO H SIHOMBING | 110406054 65
III.8.2 Konsep Sirkulasi Circle pedestrians way
Konsep sirkulasi dimulai pada peletakan pintu masuk ke dalam kawasan site. Berdasarkan hasil analisa, pintu masuk kedalam kawasan berada di jalan
Helvetia By Pass dan jalan Gg. Melati karena aktivitas lalu lintas yang tidak sering terjadi kemacetan.
Gambar 3. 25 Konsep Fungsi
Universitas Sumatera Utara
[ WAHANA REKREASI TEMBAKAU DELI
] Arsitektur Kontekstual
GUNARIO H SIHOMBING | 110406054 66
Gambar 3. 26 Konsep Sirkulasi Kawasan
Sirkulasi yang terjadi pada kawasan ini adalah sirkulasi pejalan kaki, tidak ada aktivitas lalu lalang dengan menggunakan kendaraan bermotor, sehingga
masyarakat dapat merasakan suasana segar dengan banyaknya zona hijau dan juga suasana kolonial yang terdapat pada kawasan ini. Jenis sirkulasi menggunakan
konsep sirkulasi radial seperti rekomendasi yang dihasilkan oleh analisa sirkulasi. Zona tengah menjadi pusat pertemuan dari pengunjung yang berada di kawasan
ini jadi jika ada yang merasa tersesat zona ini dapat menjadi tempat bertemu.
III.8.3. Konsep Bentukan Bangunan
Konsep bentukan bangunan yang diterapkan adalah konsep bangunan sesuai dengan tema arsitektur kawasan ini adalah kontekstual harmoni. Bangunan
bersejarah rumah manager dan gedung eks pemeraman tembakau menjadi contoh
Universitas Sumatera Utara
[ WAHANA REKREASI TEMBAKAU DELI
] Arsitektur Kontekstual
GUNARIO H SIHOMBING | 110406054 67
bangunan untuk diterapkan kepada bangunan yang lain sehingga kawasan ini semakin kental dengan nilai sejarahnya.
Bangunan bersejarah tersebut menggunakan bentukan simetris yaitu bentukan persegi panjang dan persegi, namun untuk menambah variasi bentukan
akan ditambah bentukan bangunan yang digabung atau di coak.
III.8.4. Konsep RTH
Konsep ruang terbuka hijau yang berada di kawasan ini adalah konsep ruang terbuka yang menanggapi vista yang telah ada sebelumnya pada posisi
eksisting. Untuk menanggapi hal tersebut maka dibuat beberapa zona untuk melengkapi vista yang ada menjadi vista yang baru. Bentukannnya diambil dari
Gambar 3. 27 Konsep dasar bentukan bangunan kawasan
Universitas Sumatera Utara
[ WAHANA REKREASI TEMBAKAU DELI
] Arsitektur Kontekstual
GUNARIO H SIHOMBING | 110406054 68
daun tembakau yang menjadi ciri khas dari kawasan ini. Satu helai daun tembakau dibuat menjadi sebuah bunga dan menciptakan ruang pada titik
tengahnya yang menjadi inti dari kawasan ini. Konsep RTH juga menyajikan tanaman tanaman atau tumbuhan hijau sehingga bisa menjadi tempat
peristirahatan sementara oleh masyarakat.
Gambar 3. 28 Konsep RTH kawasan
III.8.5. Konsep Orientasi
Kawasan ini menggunakan satu titik sebagai orientasi utama pada bangunan lainnya, yaitu zona center atau ruang terbuka hijau kawasan ini. Setiap
bangunan harus punya orientasi yang diarahkan menuju area ruang terbuka hijau, sehingga pada titik ini pengunjung dapat melihat sekeliling bangunan dan
merasakan atmosfer yang berbeda seperti berada di sebuah tempat yang jauh dari tempat tinggal mereka. Namun, walaaupun setiap bangunan memiliki satu
Universitas Sumatera Utara
[ WAHANA REKREASI TEMBAKAU DELI
] Arsitektur Kontekstual
GUNARIO H SIHOMBING | 110406054 69
orientasi yang sama, setiap bangunan juga harus menanggapi bangunan sekitar mereka ataupun lingkungan diluar daripada kawasan sejarah tersebut.
Gambar 3. 29 Konsep Orientasi bangunan kawasan
III.8.6. Konsep Skenario Kawasan
Kawasan ini memiliki 2 skenario untuk masuk kedalam kawasan wisatanya. Dua scenario itu diambil dari dua jalur masuk yang berada pada
kawasan ini yaitu melalui pintu gerbang selatan dan pintu gerbang utara.
Universitas Sumatera Utara
[ WAHANA REKREASI TEMBAKAU DELI
] Arsitektur Kontekstual
GUNARIO H SIHOMBING | 110406054 70
Gambar 3. 30 Skenario Kawasan
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
HASIL PERANCANGAN
KAWASAN
Universitas Sumatera Utara
[ WAHANA REKREASI TEMBAKAU DELI
] Arsitektur Kontekstual
GUNARIO H SIHOMBING | 110406054 70
BAB IV HASIL PERANCANGAN KAWASAN