sedikit Muslim Jepang yang dilibatkan dalam pembangunan masjid tersebut serta tidak ada satu pun Muslim Jepang yang menjadi imam di
tiap masjid tersebut.
4. Periode keempat yang berujung pangkal pada peperangan di Korea,
dimana ikut serta pasukan-pasukan dari Turki.
Pada waktu peperangan di Korea, Turki mengirimkan pasukannya ke Korea dan mereka yang menderita luka-luka atau memperoleh waktu
rekreasi dikirim ke Jepang. Melalui mereka, masyarakat Jepang lebih memperluas lagi perkenalan dengan penganut agama Islam.
5. Periode Kelima yaitu meningkatnya orang-orang Jepang sendiri
untuk memeluk agama Islam dan berdirinya Perkumpulan Kebudayaan Islam yang sekarang diketuai oleh Abu Bakar Morimoto
dan Kongres Islam Jepang yang diketuai oleh Dr. Shawqi Futaki.
Pada tahun 1932, 17 orang cendikiawan Jepang yang mempelajari agama Islam mufakat untuk mendirikan “Lembaga Studi Islam” sebagai usaha
untuk memperkenalkan agama Islam kepada masyarakat luas di Jepang. Sebagai alat penerangan, badan tersebut menerbitkan suatu majalah, baik
dalam bahasa Jepang maupun Inggris, masing-masing dengan nama Islam Bunka no Hirobi
dan Islamic Culture Forum. Majalah dalam bahasa Inggris ditujukan untuk merapatkan hubungan dengan badan-badan Islam
di luar negeri, sedangkan majalah dalam bahasa Jepang ditujukan kepada masyarakat di dalam negeri.
Periodesasi pertemuan Jepang dengan Islam menurut Dr. Jamhari Makruf
Dalam bukunya yang berjudul “The Indonesian Moslem Perspective on Japan”, yang diterbitkan oleh The Japan Fondation, Dr. Jamhari Makruf
mengatakan bahwa beberapa interaksi antara Jepang dan Dunia Islam dibagi menjadi dua periode.
51
1. Periode pertama adalah masa kolonialisme, dimulai dengan kebijakan Nanshin Jepang.
Jepang ingin menaklukkan wilayah selatan, yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Oleh karena itu Jepang mengambil beberapa langkah
untuk mengambil simpati dari orang-orang Islam.
Invasi Jepang terhadap Cina dan negara-negara di kawasan Asia Tenggara selama Perang Dunia II menyebabkan orang-orang Jepang dapat
berinteraksi dengan orang-orang Muslim. Orang-orang Jepang yang memeluk Islam karena interaksinya dengan orang-orang Muslim di
negara-negara yang mereka invasi menjadi komunitas yang mapan pada tahun 1953 dengan terbentuknya organisasi Muslim Jepang yang pertama
kali yakni Japan Muslim Association yang dipimpin oleh Umar Mita. Dia adalah seorang pemimpin yang dedikasi dan tipikal Muslim generasi tua,
yang belajar Islam dalam wilayah yang berada di bawah kekuasaan Jepang wilayah invasi. Dia bekerja di perusahaan Perkereta apian Manshu di
51
Dr. Jamhari Makruf, The Indonesian Moslem Perspective on Japan Jakarta: The Japan Foundation, 2005, h. 9.
Cina, yang sebenarnya turut mengontrol wilayah yang diinvasi Jepang yang berada di sebuah propinsi yang terletak di timur laut Cina. Dia masuk
Islam karena seringnya melakukan interaksi dengan Muslim Peking-Cina.
Di kisahkan pula saat tentara Jepang pergi ke Malaysia, sang pilot meginstruksikan anak buahnya untuk mengucapkan kalimat tauhid “Laa
Ilaaha illallaahu”. Dan ketika mereka ditembak jatuh oleh tentara musuh di wilayah Malaysia, mereka melontarkan kalimat tauhid agar di beri
perlakuan yang baik oleh penduduk setempat. Dan memang mereka diberi perlakuan yang layak. Para tentara yang menetap di Malaysia ini akhirnya
tetap menjaga kalimat tauhid. Mereka disebut generasi tua seperti halnya Umar Mita.
2. Periode kedua adalah masa “economic booming” Jepang pada tahun 1970-an.