Dalam Pollitik Luar Negeri

Adapun peranan umat Islam dalam bidang politik luar negeri, bidang ilmu pengetahuan dan bidang kesehatan akan dibahas satu persatu dibawah ini:

A. Dalam Pollitik Luar Negeri

Setelah Restorasi Meiji dan runtuhnya shogunat Tokugawa, politik isolasi tidak digunakan lagi. Kemudian Jepang merasa perlu mempunyai daerah jajahan seperti negara-negara Eropa dengan alasan untuk memperoleh sumber-sumber bahan untuk industrinya dan sebagai pasaran untuk hasil produksinya. Sejak akhir abad ke 19, Jepang mulai bersikap agresif terhadap wilayah terdekat disekitarnya seperti Cina dan Korea, selain itu Jepang juga melirik negara-negara Asia Tenggara 80 . Wilayah jajahannya tersebut terdapat komunitas Muslim. Dalam melaksanakan invansi ke wilayah Cina dan Asia Tenggara, Jepang membutuhkan umat Islam untuk mengajarkan para tentaranya mengenai Islam, karena wilayah tersebut dihuni oleh mayoritas Muslam. Untuk mengadakan interaksi dengan warga setempat yang beragama Islam maka para tentara Jepang harus menguasai atau memahami ajaran yang dianut oleh penduduk setempat. Maka wajar, bila pada waktu itu lahir berbagai pusat penelitian dan organisasi yang bertujuan untuk mempelajari Islam yang didirikan oleh pemerintah militer Jepang. Dari pusat penelitian dan organisasi ini diterbitkan berbagai macam buku dan jurnal tentang Islam. Organisasi-organisasi tersebut antara lain 81 : 1. Isuramu Bunka Kenkyu-sho Islamic Culture Institue, didirikan pada tahun 1932 oleh 17 sarjanawan. Organisasi ini menerbitkan “Isuramu Bunka”, jurnal ini diterbitkan pertahun. 80 Sayyidiman, Belajar Dari …, h. 274. 81 Abu Bakar, Islam in …, h.10. 2. Kaikyo-ken Kenkyu-sho Muslim World Research Institute, didirikan pada tahun 1937 oleh Prof. Hisao Matsuda dan Prof. Koji Ohkuba. Organisasi ini menerbitkan “Kaikyo-ken” Muslim World, jurnal ini diterbitkan perbulan. 3. Dai-Nippon Kaikyo Kyokai Great Japan Islamic Association, didirikan pada tahun 1938 oleh Senjuro Hayashi, Mr. Hajime Matsushima dan Mr. Kentaro Ohmura. Organisasi ini menerbitkan “Kaikyo Sekai” Muslim World, jurnal ini diterbitkan perbulan. 4. Tokyo Isuramu Kyodan Tokyo Islamic Congress, didirikan pada tahun 1947 oleh Haji Takeshi Suzuki. 5. Ministry of Foreign Affairs Government of Japan, didirikan oleh Department of Inspection pada tahun 1938. Organisasi ini menerbitkan “Kaikyo Jiji” Islamic News. Pada tahun 1933, beberapa kalangan mulai mengadakan agitasi dengan tujuan untuk membuat Jepang menjadi pelindung Islam dan dua tahun kemudian kelompok pertama yang terdiri dari empat orang mahasiswa dikirim ke Arab dan Mesir untuk menyiapkan dirinya bagi pekerjaan propaganda. Perjalanan tersebut dibiayai oleh R. Uchida Ryohei seorang pemimpin “Balck Dragon Society” 82 . Pada saat itu juga, para penguasa Jepang meningkatkan jumlah mahasiswa Islam dan guru-guru Islam dari Timur Tengah maupun dari Negara-negara Asia, untuk datang ke Jepang. 83 82 Istilah lain dari Black Dragon Society adalah The Kokuryukai, oraganisasi ini didirikan oleh Uchida Ryohei pada tahun 1901. Organisasi ini menganut ide-ide keselarasan antara Timur dan Barat, kebangkitan semangat perang, pendidikan pembaharuan dan perluasan wilayah. Anggotanya memiliki hubungan dengan militer yang bertugas sebagai agen intelejen. 83 Harry. J. Benda, Bulan Sabit dan Matahari Terbit: Islam Indonesia pada Masa Pendudukan Jepang Jakarta: Pustaka Jaya, 1985, h. 133. Untuk menduduki wilayah yang berada di Asia Tenggara, Jepang mengambil perhatian umat Islam dengan menggunakan politik Nanshin sebagai persiapan menghadapi Negara-negara Muslim tersebut. Persiapan yang Jepang lakukan adalah sebagai berikut: 84 1. Beberapa orang Jepang dikirim ke Timur Tengah untuk mempelajari Islam. Mereka diharapkan dapat memahami situasi di Dunia Muslim dan menjadi mediator antara orang-orang Islam dan Jepang. 2. Beberapa peristiwa diadakan untuk menarik simpati orang-orang Islam terhadap Jepang. Membangun masjid di Tokyo dan mengundang 45 orang Islam, didalamnya termasuk Raja Yaman, untuk menghadiri “Inauguration Ceremony” yang diadakan pada bulan Mei 1938. Kemudian mengadakan “Islamic Exhibition” di Tokyo dan Osaka, Jepang mengundang 41 muslim dari Cina dan Asia Tengah. 3. Mendirikan beberapa organisasi dan majalah yang berkenaan dengan Islam. Orang Islam yang berperan bagi Jepang dalam melaksanakan politiknya adalah Abdurrasyid Abdullah. Dia adalah seorang politikus dan intelektual dari Kazan. Dia berkaloborasi dengan Jepang untuk melawan kekuatan Barat yang sedang mendominasi Dunia. Dia mentraining para agen Jepang yang akan dikirimkan ke Negara-negara Muslim dengan menyamar sebagai Muslim. Selain Abdurrasyid Abdullah, juga terdapat Muslim lain yang bergabung dengannya, 84 Kobayashi Yasuko, “Kyai and Japanese Military”, Studia Islamika, vol. 4, no. 3 1997, h. 72. yaitu Ahmad Fadzli Beg tentara Mesir yang diasingkan ke Tokyo karena anti kegiatan orang Barat. Seorang lagi adalah Mouvli Barakatullah imigran India. 85

B. Dalam Bidang Ilmu Pengetahuan