Etika hubungan seksual antara Suami dan Isteri

Pernikahan juga dimaksudkan untuk menahan pandangan mata dari hal-hal yang dilarang, menjaga kemaluan dan menjauhkan manusia dari bentuk- bentuk hubungan yang tercela. Nafsu seksual adalah anugerah Allah swt. Keberadaan nafsu penting untuk kelangsungan manusia, untuk mewujudkan kekhalifahan yang di berikan Allah kepada manusia di atas permukaan bumi dan untuk beribadah kepadaNya. Jika demikian halnya, maka seks bukanlah sesuatu yang kotor apabila diletakkan pada tempatnya yang telah disyari’atkan Allah swt, yaitu melalui pernikahan.

B. Etika hubungan seksual antara Suami dan Isteri

Pernikahan ialah sebuah institusi manusia yang alamiah. Al-Qur’an menggambarkan pernikahan sebagai hubungan yang kuat dan mendalam karena perkawinan merupakan perlindungan dari kebutuhan biologis merupakan bagian dari beberapa hak yang harus dipenuhi oleh pasangan suami – isteri. Hubungan seksual dalam Islam, tidak hanya dalam persoalan pleasure nafsu semata. Akan tetapi erat dengan etika dan nilai-nilai agama. Sangat wajar apabila hubungan seksual dalam Islam sangat berorientasi pada seks halal. Dengan demikian Islam sebenarnya telah melakukan sakralisasi. Yang dimaksud sakralisasi di sini adalah hubungan seks dapat menghasilkan nilai pahala ketika dilakukan oleh pasangan Suami - Isteri. Karena itu menolak seks halal yang dikehendaki oleh salah satu pasangan berarti telah berbuat dosa selama memang tidak ada unsur yang menyebabkan hal itu bisa ditinggalkan. Hal ini tercermin dari sabda Rasulullah Saw: 9 Hﺏ Q 1 D : 1 D P ﺱ D 8 7 8 9 F ﺱ , M2 O 9 B Hﺕ F M R ﺵ F R , ﺕk ﺕ F R d C 9 - 4 l ﺉ K 4 ﺕ g m = i P : P , ﺏH O O Artinya: “Dari Abu Hurairah r.a berkata Rasulullah SAW bersabda: “apabila seseorang suami memanggil istrinya datang ke tempat tidurnya berhubungan seks. Lalu istrinya menolak dan ia marah sepanjang malam, maka istri tersebut akan dilaknat oleh malaikat semalam suntuk” H.R Bukhari, Muslim, dan Abu Daud”. 48 Seks halal yang penulis maksud di sini adalah seks yang dilakukan berdasarkan ketentuan-ketentuan agama, seperti harus melalui lembaga perkawinan dan bersifat heteroseksual hubungan seksual yang terjadi antara laki- laki dan perempuan, karena itu, segala bentuk tindakan dan orientasi seksual yang berada di luar definisi kehalalan menurut Islam dianggap sebagai tindakan dan orientasi seks yang haram dan menyimpang. Islam merupakan jalan hidup total. Masing-masing bagiannya perlu dipahami secara penuh. Ibn al- Qayyim dalam bukunya. al- Thib al- Nabawiy pengobatan nabi , menyajikan satu bab khusus yang membahas sikap Islam terhadap persoalan seksual antara suami dan isteri, diantaranya yaitu: 1. Dalam Islam, seks selalu dipandang secara serius dan seharusnya tetap demikian. Seks bukanlah sarana untuk bersenang-senang belaka. Dalam Islam 48 Imam Abi Husain Muslim bin Hajaj, Shahih Muslim, Beirut: Daar al-Fikr,1993,cet. Ke-4, hal.157 hubungan seksual antara suami dan isteri merupakan ibadah dan dapat menciptakan hubungan yang harmonis diantara keduanya. 2. Dalam Islam, seks tidak pernah dipandang untuk kesenangan belaka. Seks selalu berkaitan dengan kehidupan keluarga. Seks dipandang sebagai hubungan manusia yang luar biasa yang tunduk kepada aturan-aturan yang ketat. Dengan demikian, seks di luar hubungan perkawinan merupakan dosa yang dikenai hukuman. 3. Seks merupakan khusus diantara suami-isteri. Apa yang terjadi dalam hubungan itu merupakan rahasia dan tidak seharusnya diberitakan kepada pihak-pihak lain. 4. Islam menjelaskan bahwa seks tidak tunduk pada perubahan yang dibuat oleh kelompok-kelompok berpengaruh atau oleh perubahan dalam kehidupan seksual. 5. Pengetahuan seputar ayat-ayat dan hadis-hadis tentang permasalahan seks tidak ada spesifikasinya yang menyangkut usia untuk seseorang memulai mempelajarinya pada usia tertentu. Akan tetapi ketika seorang mukmin mempelajari Al-Qur’an dan Sunnah, ia akan menemukan ajaran-ajaran atau permasalahan ini. 49 Rasulullah saw selalu mengajarkan ummatnya agar selalu memerhatikan isteri dengan baik, penuh kasih sayang dan saling menghargai. Banyak sekali 49 Abdul Wahab Bouhdiba, Sexuality In Islam terjemahan Fauzi Abbas Yogyakarta : Penerbit Alinea, 2004 , cet. Ke-1 hal. 207-208 petunjuk dari Al-Qur’an dan hadits tentang tata cara atau etika hubungan seksual antara suami dan isteri. Firman Allah Swt: ,no ﻥ h ,K ﺕkR ,Kﺙ 0ﻥH ,4;ﺵ 61 ,K ﻥk ﺕ F 9 ,KﻥH : 1 ﺏ p . Artinya: Isteri-isterimu adalah seperti tanah tempat kamu bercocok-tanam, maka datangilah tanah tempat bercocok-tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki. Dan kerjakanlah amal yang baik untuk dirimu, dan bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu kelak akan menemui-Nya. Dan berilah kabar gembira orang-orang yang beriman .Q.S al-Baqarah:222 Dari ayat di atas dijelaskan, bahwa Allah swt memberikan kebebasan kepada suami isteri dalam hubungan seks dengan cara apapun, asalkan tidak bertentangan dengan norma-norma hukum yang berlaku. Rasulullah mengajarkan etika hubungan seksual antara suami dan isteri, diantaranya: a. Tidak telanjang bulat membuka aurat seluruhnya ketika bersenggama Rasulullah bersabda: 9 9 4 ﺏ 9 6 1 D P ﺱ D 8 7 8 9 F ﺱ , : M2 Hﺕ H 6 n , H F R 44 Z 4 q O ﺕ q O - = i : P ﺏ FB Artinya : “Dari Utbah bin Abdus Salami, Rasulullah saw bersabda: jika seorang diantara kamu mendatangi istri kamu hendaklah memakai tutup dan jangan sama-sama telanjang sama telanjangnya dua ekor keledai.” H.R Ibnu majjah 50 b. Membaca doa ketika hendak berjimak bersenggama. 50 Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah, Bandung PT. Al-Maa’rif Jilid 4, cet ke-I, h.115 Disunahkan membaca basmalah dan taawuz ketika hendak bersenggama. Rasulullah saw bersabda: 9 ﺏ 9 S H C P ﺱ D 8 7 8 9 F ﺱ , 1 D : n C H 6 n , M2 Hﺕ H F 1 D : , 8 , , B ` C B ` C P 14 Rf C 1 6 P ﺏ QR 2 3 2 3 6 C Hﺏ L6 = i : P P , Artinya : “Dari Ibnu Abbas, bahwa Rasulullah saw bersabda : jika seseorang diantara kamu hendak mendatangi istrinya maka bacalah basmalah: Allahumma Jannibna asyyai thana wa jannibni as-syaithana maa rajaqtana. Jika diwaktu itu antara keduanya ditakdirkan terjadi anak, maka setan tidak akan membahayakan anak itu selamanya.” H.R Bukhari dan Muslim 51 c. Tidak menyenggamai perempuan pada duburnya Bersetubuh dengan isteri pada dubur merupakan perbuatan yang ditolak oleh fitrah dan tabiat sehat serta diharamkan oleh agama. Allah SWT berfirman: ,no ﻥ h ,K ﺕkR ,Kﺙ 0ﻥH ,4;ﺵ 61 ,K ﻥk ﺕ F 9 ,KﻥH : 1 ﺏ p . Artinya: “Isteri-isterimu adalah seperti tanah tempat kamu bercocok-tanam, maka datangilah tanah tempat bercocok-tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki. Dan kerjakanlah amal yang baik untuk dirimu, dan bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu kelak akan menemui-Nya. Dan berilah kabar gembira orang-orang yang beriman.” Q.S.al-Baqarah:222 Dianalogikan sebagai tempat bercocok tanam karena menjadi tempat menaburkan benih anak, jadi perintah untuk mendatangi tempat bercocok 51 Imam Abi Husain Muslim bin Hajaj, Shahih Muslim, Beirut: Daar al-Fikr,1993, juz 4, hal.155 tanam berarti perintah untuk mendatangi pada alat kelamin yang khusus. Allah hanya memerintahkan bersenggama di tempat bercocok tanam faraj, dan tempat bercocok tanam itu adalah tumbuhnya tanaman. Demikian juga halnya dengan kaum wanita isteri, bahwa tujuan menyetubuhi mereka itu adalah untuk mencari keturunan, bukan untuk sekedar pemenuhan kebutuhan nafsu syahwat. Dan untuk mendapat keturunan itu hanyalah persetubuhan melalui qubulnya. Oleh karena itu, Allah mengharamkan persetubuhan pada selain qubulnya. Tidak boleh dikiaskan selainnya kepada itu karena memang tidak ada persamaan dalam keadaannya sebagai tempat bercocok tanaman. 52 Di antara dalil yang mengharamkan bersetubuh pada dubur ialah : 9 ﺏ 9 S P ﺽ Q 8 9 1 D : 1 D P ﺱ D 8 7 8 9 F ﺱ , Z [ 8 M P B S Hﺕ P B Ll H HL QR O ﺏ = i : P 4 r ﺏ C Artinya : “Dari Ibnu Abbas R.A. beliau berkata : Allah tidak akan memandang kepada lelaki yang menyetubuhi lelaki atau wanita pada duburnya. H.R al- Tirmidzi, al-Nasai’ dan Ibnu Hibban 53 d. Tidak bersetubuh bersenggama dengan isteri yang sedang haid Allah sangat menyukai orang-orang yang mensucikan diri. Haid adalah kotoran, karena itu hendaknya para suami menahan diri mereka untuk tidak melakukan hubungan badan dengan isterinya hingga ia suci. 52 Drs. Abubakar Muhammad, Terjemahan Subulussalam, Surabaya : Al-Ikhlas, 1995 cet ke. 1. h 496 53 Imam Abi Husain Muslim bin Hajaj, Shahih Muslim, Beirut: Daar al-Fikr,1993, juz IV, hal.148 Firman Allah SWT : 3ﻥ k 9 \ + 1 L2H b49 R QR \ + ﺏ ﺕ 04 C 2fR C ﺕ ﺕkR s ,n H F CM F + ﺏ 4 + 4 . Artinya: “Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah: Haidh itu adalah kotoran. Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haidh; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang taubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.” Q.S.al-Baqarah:221 e. Larangan membuka rahasia bersenggama Suami dan isteri berkewajiban menjaga rahasia kehidupan rumah tangga mereka. Menjaga rahasia ini dimaksud untuk menjaga ketentraman keluarga, keharmonisan suami isteri dan kehormatan rumah tangga. Membuka rahasia kehidupan rumah tangga yang tidak patut diketahui orang lain berakibat menanam benih kecurigaan dan prasangka yang merugikan. Kalau masing-masing suami dan isteri bisa memegang rahasia, maka sulitlah orang lain untuk masuk ke celah-celah kelemahan kehidupan rumah tangganya, sehingga selamat dari fitnah dari luar rumah tangganya. 54 Sebagaimana yang diungkapkan Rasulullah saw: 9 Hﺏ Q ﺱ - S6 6 P `t P ﺽ Q 8 9 F 1 D : 1 D P ﺱ D 8 7 8 9 F ﺱ , CM H ﺵ 9 6 8 b L U B M H ﺕ M F ﺙ , ﺱ = i : P , 54 Drs. M. Thalib, 60 pedoman rumah tangga islami, PT. Tiara wacana Yogya, 1993 cet Ke. 1 hal. 57. Artinya: “Dari Abu Sa’id Al-Khudri, Rasulullah SAW Bersabda, “orang yang paling jahat kedudukannya di sisi Allah pada hari kiamat adalah seorang suami yang melepaskan hajatnya kepada isterinya dan isterinya melepaskan hajatnya pada suaminya, kemudian ia siarkan rahasia itu.” 55 f. Isteri tidak boleh menceritakan wanita lain kepada suaminya secara detail Seorang isteri yang baik akan berusaha mencurahkan perhatiannya kepada suaminya, dan tidak akan membicarakan wanita lain di hadapan suaminya. Ini adalah normal dan bisa diterima, karena berarti ia masih mempunyai rasa cinta terhadap suaminya. Sebagaimana yang diungkapkan Rasulullah saw: 9 ﺏ - SO P ﺽ Q 8 9 F 1 D P ﺱ D 8 7 8 9 F ﺱ , Z ﺕ ﺵ H H R4 g b B n kﻥ F [ M = i I4 F 9 Artinya : “Dari Ibnu Mas’ud Rasulullah SAW bersabda, “janganlah seorang wanita bergaul dengan wanita lain, Lalu ia ceritakan kepada suaminya ciri- ciri wanita tersebut, sehingga suaminya seolah-olah ia melihat wanita itu.” H.R. Bukkhari dan Muslim. 56 Hadits ini memberikan isyarat kepada kita bahwa banyak sekali faktor- faktor yang menyebabkan retaknya kehidupan suami isteri, salah satunya ialah seorang isteri menceritakan fisik wanita secara detail kepada suaminya. 57 55 Imam Abi Husain Muslim bin Hajaj, Shahih Muslim, Beirut:Daar al-Fikr,1993, juz 4, hal.157 56 Imam Abi Husain Muslim bin Hajaj, Shahih Muslim, Beirut:Daar al-Fikr,1993, juz IV, hal.149 57 Drs. Abu Bakar Muhammad, Terjemahan Subulussalam Op. cit. hal. 58

C. Penyimpangan Seksual Sebagai Jarimah Tindak Pidana