BAB II PENYIMPANGAN SEKSUAL DAN BESTIALITY
A. Pengertian Penyimpangan Seksual
Penyimpangan seksual terdiri atas dua suku kata yaitu penyimpangan dan seksual. Penyimpangan berasal dari kata dasar “simpang“ yang memiliki empat
pengertian. Pertama, berarti proses, cara perbuatan yang menyimpang atau menyimpangkan. Kedua, membelok menempuh jalan yang lain. Ketiga, tidak
menurut apa yang sudah ditentukan, tidak sesuai dengan rencana. Keempat, menyalahi kebiasaan, menyeleweng dari hukum, kebenaran, dan agama.
7
Kata “seksual
” mempunyai
dua pengertian.
Pertama ,
berarti menyinggung hal reproduksi atau perkembangan lewat penyatuan dua individu
yang berbeda yang masing-masing menghasilkan sebutir telur dan sperma. Kedua
, secara umum berarti menyinggung tingkah laku, perasaan, atau emosi yang berasosiasi dengan perangsangan alat kelamin, daerah-daerah erogenous,
atau dengan proses perkembangbiakan.
8
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan Penyimpangan Seksual adalah perilaku seksual seseorang yang dianggap
menyimpang atau menyalahi aturan yang sudah ditetapkan.
7
Tim Penyusun Kamus, Pusat Pembinaan Bahasa, kamus besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1995, hal. 488
8
J.P. Chaplin, Kamus Lengkap Biologi, terjemahan. Kartini Kartono, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004, Cet.ke-9, hal. 460
Dalam kehidupan sehari-hari istilah seks lebih populer diucapkan, bahkan sering digunakan untuk menggantikan istilah seksual. Seks sebenarnya
mempunyai arti jenis kelamin laki-laki atau perempuan, hubungan kelamin antara laki-laki jenis jantan dan wanita jenis betina, dan juga bisa diartikan
benih jantan sperma dan benih betina sel telur.
9
Sedangkan seksualitas kehidupan seks, atau dorongan seks diartikan pengetahuan tentang cara yang
normal maupun yang abnormal, serta tentang aspek-aspek mental yang membuat individu mudah tertarik dengan lawan jenisnya.
10
Karena itu untuk mengetahui arti istilah seks yang sebenarnya dalam suatu kalimat, harus dilihat dalam konteks apa istilah tersebut digunakan, bisa jadi yang
dimaksud dengan istilah seks adalah alat kelamin secara biologis atau mungkin seksualitas, atau mungkin pula hubungan seksual.
James Drever dalam bukunya Dictionary of Psychology, berpendapat bahwa seks adalah suatu perbedaan mendasar yang berhubungan dengan
reproduksi dalam satu jenis yang membagi jenis ini menjadi dua bagian, yaitu jantan dan betina sesuai dengan sperma jantan dan sel telur betina yang di
produksi.
11
Dalam bahasa Arab seks diartikan dengan
A B
yang berarti jenis- jenis kelamin atau setiap yang berkaitan dengan bentuk tubuh. Sedangkan seks
dalam Islam adalah kekuatan naluri yang disebut nafsu atau syahwat. Menurut
9
Save M. Dugan, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan IPKN, Jakarta: Lembaga Pengkajian Nusantara, t.th hal. 1011
10
Ibid. hal. 1011
11
James Drever, Dictionary of Psychology, terjemahan Nanay Simanjuntak Jakarta: PT. Bina Aksara. 1988, Cet. Ke-2. hal. 439
Kartini Kartono seks adalah suatu mekanisme, yang mana manusia mampu mengadakan evolusi sepanjang sejarah kehidupan manusia.
12
Dalam kehidupan manusia, penyimpangan seksual semakin marak dan meresahkan masyarakat. Aktivitas seksual yang tinggi itu akan menjadi lahan
subur bagi terjadinya konflik yang berkaitan dengan masalah seksual. Islam memandang seksualitas sebagai suatu aspek kehidupan yang amat
penting karena banyak mempengaruhi keseluruhan aspek kehidupan manusia. Di dalam Al-qur’an ditegaskan bahwa Allah swt menciptakan manusia dilengkapi
dengan nafsu seksual. Hal ini sesuai dengan firman Allah swt:
= C 9 D
E
Artinya: Dijadikan indah pada pandangan manusia kecintaan kepada apa-apa
yang diingini, yaitu: wanita-wanita Q.S. Ali Imran 3 : 14
Akan tetapi nafsu seksual tersebut haruslah diarahkan kepada sesuatu hal yang positif, yaitu untuk mengatur, menjelaskan, dan mempertahankan kehidupan
dunia. Menurut H.C. Witherington mengemukakan adanya tiga motivasi dasar
pada diri manusia, yaitu; lapar, proteksi diri, dan seks.
13
Sebagaimana kita ketahui bahwa motivasi adalah sebab-sebab yang menjadi dasar seseorang terdorong
melakukan sesuatu.
12
Kartini Kartono, Psikologi Wanita: Wanita Sebagai Ibu dan Nenek Bandung: Alumni. 1997 jilid II. h. 344
13
Ma’ruf Asrori dan Anang Zamroni, Bimbingan Seks Islami, Surabaya: Pustaka Anda. 1997 Cet. Ke-1. hal. 3
Motivasi lapar misalnya, berlangsung untuk menjaga diri dari segala yang membahayakannya. Adapun motivasi seks secara umum bisa disimak dalam
firman Allah swt:
Fﺕ CH
I ﺥ ,K
,K ﻥH LB
H K 4
M -B
,K ﺏ LO
L P CM
QR 3 2
S T SU
C K4 .
Artinya: “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan
untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan
sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda- tanda bagi kaum yang berfikir.
Q.S.Ar-Ruum:21 Dari ayat di atas, ditegaskan bahwa Allah swt menciptakan makhluk
berpasang-pasangan, dalam hal ini adalah manusia, agar mereka memperoleh kesenangan dan ketentraman.
14
Dengan demikian, motivasi dasar seks bersifat alami dan jika hal ini di kembalikan kepada pendapat H.C. Witherington, motivasi
dasar seks tersebut menempati sepertiga dari seluruh motivasi dasar yang ada pada diri manusia. Bahkan Sigmound Freud berpendapat lebih ekstrim, bahwa
nafsu seks merupakan penggerak satu-satunya dalam tingkah laku dan perbuatan manusia.
15
Menurutnya, semua kesenangan atau kegembiraan bersumber kepada dorongan seks yang berfungsi sejak lahir dalam bentuk tertentu.
Terlepas dari perbedaan tersebut, yang jelas dorongan seks itu bersifat biologis, naluriah, dan berlaku bagi semua orang. Apabila pengendalian diri,
dalam hal ini iman dan intelegensinya lemah, maka dorongan seks tersebut bisa
14
Ibid, hal. 6
15
Ibid, hal. 198
menguasai dirinya untuk melakukan tindakan-tindakan yang tidak wajar, termasuk penyimpangan seksual.
B. Bentuk-bentuk Penyimpangan Seksual