Kompetensi Kepribadian Kompetensi Pendidik

h. Merancang aktivitas belajar-mengajar yang mendidik. i. Melaksanakan aktivitas belajar-mengajar yang mendidik. j. Menilai proses dan hasil pembelajaran yang mengacu pada tujuan utuh pendidikan. Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa kompetensi pedagogi adalah kemampuan yang harus dikuasai oleh seorang pendidik mulai dari pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran hingga pengembangan potensi yang dimiliki oleh peserta didik.

2.1.2 Kompetensi Kepribadian

Hoetomo dalam Wahyudi, 2012:28 mengatakan bahwa kepribadian adalah keadaan manusia sebagai perseorangan keseluruhan sifat yang merupakan watak orang biasa bergeser, artinya orang yang baik sifatnya dan wataknya. Selanjutnya Alport dalam Janawi, 2011:125, menjelaskan bahwa kepribadian adalah kesatuan organisasi yang dinamis sifatnya dari sistem psikofisis individu yang menentukan kemampuan penyesuaian diri yang unik sifatnya terhadap lingkungannya. Sedangkan Morton dalam Janawi, 2011:125, menyatakan bahwa kepribadian merupakan perangsang atau stimulus sosial bagi orang lain, contohnya seperti reaksi orang lain terhadap saya itulah pribadi saya. Pendapat lain datang dari Warpen dalam Janawi, 2011:126, yang menyatakan bahwa kepribadian adalah segenap organisasi mental dari manusia pada semua tingkat dari perkembangannya. Ini mencakup setiap fase karakter manusiawinya, intelek, temperamen, moralitas dan segenap sikap yang telah terbentuk sepanjang hidupnya, jadi mencakup seluruh kemampuan manusia dan segenap pengalaman sepanjang hidupnya. Janawi 2011:126 berpendapat bahwa kepribadian yang menarik dan mempesona sangat dibutuhkan bagi seorang tenaga pendidik karena tenaga pendidik merupakan sosok yang memberikan kontribusi besar bagi pencapaian proses pembelajaran baik dimensi kognitif, afektif, dan psikomotor. Apalagi kepribadian berhubungan pada pembentukan dimensi afeksi dan psikomotor anak didik. Hal ini sesuai dengan pendapat Fadlillah 2012:88, bahwa kompetensi kepribadian merupakan kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa yang akan menjadi teladan bagi peserta didik, serta berakhlak mulia. Sedangkan Badan Standar Nasional Pendidikan dalam Musfah, 2011:42, menyatakan bahwa kompetensi kepribadian yaitu kemampuan kepribadian yang a berakhlak mulia, b mantap, stabil, dan dewasa, c arif dan bijaksana, d menjadi teladan, e mengevaluasi kinerja sendiri, f mengembangkan diri, dan g religius. Suharsimi dalam Fadlillah, 2012:88, menyebut kompetensi kepribadian sebagai kompetensi personal. Yaitu guru harus memiliki sikap kepribadian yang mantap sehingga mampu menjadi sumber intensifikasi bagi subjek. Ali dalam Wahyudi, 2012:27, menjelaskan bahwa dalam kompetensi ini seorang guru harus mampu: a. Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia. b. Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat. c. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa. d. Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi serta bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri. e. Menjunjung tinggi kode etik profesi guru. Berdasarkan pendapat dan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa kompetensi kepribadian adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang pendidik yang berhubungan dengan sikap seperti berakhlak mulia, dewasa, arif, bijaksana, dan berwibawa sehingga dapat menjadi contoh teladan bagi peserta didik.

2.1.3 Kompetensi Sosial