Tujuan Dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri PKLM Tujuan PKLM Uraian Teoritis

dapat menjalankan pemerintahan yang mandiri. Diantara berbagai jenis pajakdaerah terdapat jenis pajak penerangan jalan umum dan sebagai dasar pengenaannya di Kabupaten Tapanuli Tengah berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah Nomor 24 Tahun 2001 Tentang Pajak Penerangan Jalan. Sebagai salah satu sumber pendapatan daerah yang memiliki peran penting bagi penerimaan Anggaran Penerimaan dan Belanja Daerah APBD, Pajak Penerangan Jalan Umum diharapkan dapat memberikan kontribusinya bagi pembangunan daerah. Praktik Kerja Lapangan Mandiri PKLM merupakan kegiatan intra universitas yang dilakukan mahasiswa untuk menerangkan teori-teori yang di terima selama diperkuliahan guna menghadapi dunia kerja yang nyata. Dengan dasar dan penjelasan diatas maka penulis memilih judul “Sistem Pengenaan Pajak Penerangan Jalan Umum Pada Kantor Dinas Pertamanan Kabupaten Tapanuli Tengah” .

B. Tujuan Dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri PKLM Tujuan PKLM

Adapun yang menjadi tujuan penulis dalam melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini adalah: a. Untuk mengetahui Sistem Pengenaan Pajak Penerangan Jalan Umum pada kantor Dinas Pertamanan Kabupaten Tapanuli Tengah. Universitas Sumatera Utara b. Untuk mengetahui besar tarif Pajak Penerangan Jalan Umum yang ditetapkan pada Kantor Dinas Pertamanan Kabupaten Tapanuli Tengah. c. Untuk mengetahui perkembangan Pajak Penerangan Jalan Umum di Kabupaten Tapanuli Tengah.

1. Manfaat PKLM

Adapun yang menjadi manfaat bagi penulis dalam melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri:

a. Bagi Mahasiswa :

1. Guna mengaplikasikan teori-teori yang di dapat selama kuliah kedalam kehidupan nyata khususnya tentang pajak dan retribusi daerah. 2. Guna menumbuhkan rasa tanggung jawab dan kedisplinan yang akan dibutuhkan ketika memasuki dunia kerja yang sebenarnya. 3. Meningkatkan aktifitas mahasiswa dalam melakukan pekerjaan secara efektif melalui Praktik Kerja Lapangan Mandiri PKLM.

b. Bagi Dinas Pertamanan Kabupaten Tapanuli Tengah :

1. Guna membina hubungan baik antara Dinas Pertamanan Kabupaten Tapanuli Tengah dengan Universitas Sumatera Utara. 2. Sebagai bahan masukan guna meningkatkan kinerja di lingkungan instansi tersebut. Universitas Sumatera Utara 3. Melalui mahasiswa, instansi dapat mempromosikan instansi kepada masyarakat agar mendapatkan pencitraan yang baik.

c. Bagi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan :

1. Guna meningkatkan kerjasama antara Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan dan Dinas Pertamanan Kabupaten Tapanuli Tengah. 2. Guna mempromosikan sumber daya manusia yang ahli sesuai dengan bidang keahliannya. 3. Memperbaiki pandangan masyarakat terhadap sumber daya manusia yang dihasilkan dari lembaga pendidikan khususnya Universitas Sumatera Utara. 4. Mendapatkan masukan dan saran untuk penyempurnaan kurikulum yang berlaku di Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan.

C. Uraian Teoritis

Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Dari pengertian pajak diatas, maka terdapat dua fungsi pajak yaitu fungsi budgetair sumber keuangan negara dan fungsi regularend pengatur. Pajak Universitas Sumatera Utara mempunyai fungsi budgetair artinya pajak merupakan salah satu sumber penerimaan pemerintah untuk membiayai pengeluaran rutin maupun pembangunan. Pajak mempunyai fungsi regularend artinya pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi, serta mencapai tujuan-tujuan tertentu diluar bidang keuangan. Resmi, 2008:3. Pajak dapat ditinjau dari berbagai aspek diantaranya aspek ekonomi, aspek hukum, aspek keuangan, dan aspek sosiologi. Dari aspek ekonomi, pajak merupakan penerimaan negara yang digunakan untuk mengarahkan kehidupan masyarakat menuju kesejahteraan. Dari aspek hukum merupakan dasar yang digunakan pemerintah untuk mengatur masalah keuangan negara yaitu Pasal 23A Amandemen UUD 1945 Pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan negara diatur dengan Undang-Undang. Aspek keuangan pajak dipandang bagian yang sangat penting dalam penerimaan negara. Aspek sosiologi ini bahwa pajak ditinjau dari segi masyarakat yaitu yang menyangkut akibat atau dampak terhadap masyarakat atas pungutan dan hasil yang dapat disampaikan kepada masyarakat. Waluyo, 2007:3-6. Pendapatan daerah dapat berasal dari pendapatan asli daerah sendiri, pendapatan asli daerah yang berasal dari pembagian pendapatan asli daerah, dana perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah, pinjaman daerah, dan pendapatan daerah lainnya yang sah. Selanjutnya Pendapatan Asli Daerah PAD terdiri dari pajak daerah dan retribusi daerah, keuntungan Universitas Sumatera Utara perusahaan milik daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah, dan lain-lain pendapatan asli daerah. Darwin, 2010:67. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Pajak Daerah adalah kontribusi wajib kepada Daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Pada tahun 2009, diundangkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang mencabut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 dan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000. Jenis-jenis pajak propinsi menurut undang-undang ini ditetapkan 5 lima jenis pajak yaitu Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik Nama Kenderaan Bermotor, Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, Pajak Air Permukaan dan Pajak Rokok. Sedangkan jenis-jenis pajak kabupatenkota ditetapkan sebanyak 11 sebelas jenis pajak yaitu Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan, Pajak Parkir, Pajak Air Tanah, Pajak Sarang Burung Walet, Pajak Bumi dan Bangunan, dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan. Walaupun demikian, daerah kabupatenkota dapat tidak memungut salah satu atau beberapa jenis pajak yang telah ditetapkan apabila potensi pajak di daerah kabupaten atau kota tersebut dipandang kurang memadai. Darwin, 2010:104-105 Universitas Sumatera Utara Pajak penerangan jalan adalah pajak yang objek pajaknya adalah penggunaan tenaga listrik baik yang dihasilkan sendiri maupun yang diperoleh dari sumber lain. Listrik yang dihasilkan sendiri meliputi seluruh pembangkit listrik. Objek yang dikecualikan dari pengenaan pajak ini adalah: a. Penggunaan tenaga listrik oleh instansi pemerintah dan pemerintah daerah. b. Penggunaan listrik pada tempat-tempat yang digunakan oleh kedutaan, konsulat, dan perwakilan asing dengan asas timbal balik. c. Penggunaan tenaga listrik yang dihasilkan sendiri dengan kapasitas tertentu yang tidak memerlukan izin dari instansi teknis terkait. d. Penggunaan tenaga listrik lainnya yang diatur dengan Peraturan Daerah. Subjek Pajak dari Pajak Penerangan Jalan adalah orang pribadi atau badan yang dapat menggunakan tenaga listrik, sedangkan Wajib Pajaknya adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan tenaga listrik. Dalam hal tenaga listrik disediakan oleh sumber lain, maka wajib pajaknya adalah penyedia tenaga listrik. Yang menjadi Dasar Pengenaan dari Pajak Penerangan Jalan adalah Nilai Jual Tenaga Listrik yang ditetapkan sebagai berikut: a. Dalam hal tenaga listrik berasal dari sumber lain dengan pembayaran, Nilai Jual Tenaga Listrik adalah jumlah tagihan biaya bebantetap ditambah dengan biaya pemakaian kwhvariable yang ditagihkan dalam rekening listrik. Universitas Sumatera Utara b. Dalam hal tenaga listrik dihasilkan sendiri, Nilai Jual Tenaga Listrik dihitung berdasarkan kapasitas tersedia, tingkat penggunaan listrik, jangka waktu pemakaian listrik, dan harga satuan listrik yang berlaku di wilayah daerah yang bersangkutan. Tarif Pajak Penerangan Jalan ditetapkan dengan Peraturan Daerah paling tinggi sebesar 10 . Untuk penggunaan tenaga listrik dari sumber lain yang dilakukan oleh industri, pertambangan minyak bumi dan gas alam, tarif pajaknya ditetapkan paling tinggi sebesar 3 . Untuk penggunaan tenaga listrik yang dihasilkan sendiri, tarif Pajak Penerangan Jalan ditetapkan paling tinggi sebesar 1,5 . Besar pajak terutang adalah dengan mengalikan Dasar Pengenaan dengan Tarif yang berlaku. Darwin, 2010:125-126 Untuk Kabupaten Tapanuli Tengah aturan tentang Pajak Penerangan Jalan diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah Nomor 24 Tahun 2001 Tentang Pajak Penerangan Jalan. Menurut peraturan ini Pajak Penerangan Jalan adalah pungutan Daerah atas penggunaan tenaga listrik. Pajak Penerangan Jalan dipungut pajak atas setiap penggunaan tenaga listrik. Objek Pajak Penerangan Jalan adalah setiap penggunaan tenaga listrik yang berasal dari PLN maupun bukan PLN. Subjek pajak adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan tenaga listrik. Wajib pajak adalah orang pribadi atau badan yang menjadi pelanggan listrik dan atau pengguna tenaga listrik. Dasar Pengenaan Pajak adalah Nilai Jual Tenaga Listrik. Tarif dikenakan 10 yang berasal dari PLN. Tarif yang dikenakan yang berasal dari bukan PLN, bukan industri sebesar Universitas Sumatera Utara 10 . Tarif yang berasal dari bukan PLN untuk industri dikenakan sebesar 8 . Pajak yang terutang dipungut di Wilayah Kabupaten Tapanuli Tengah.

D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri PKLM