1. 3 Keseimbangan Cairan 1. 6 Cara Pengeluaran Cairan 1. 7 Pengaturan Elektrolit

2.1.2 Proporsi Cairan Tubuh

Total jumlah volume cairan tubuh total body water – TBW. Air merupakan presentase yang paling besar dari berat badan manusia. Pada bayi yang lahir cukup bulan kira-kira 80 dari berat badannya adalah air. Sedangkan pada bayi yang baru lahir cukup bulan kira-kira 70 dari berat badannya merupakan air Horne dan Swearingen, 2001. Seiring dengan bertambahnya usia, maka presentase air tubuh menurun. Pada orang dewasa laki-laki kira-kira 60 dari berat badannya adalah air, sedangkan wanita dewasa sekitar 50 Long, 1992. Kemudian, presentase tersebut menurun lagi pada orang yang lanjut usia. Presentase air dalam tubuh lansia kira-kira 45 sampai 55 dari berat badannya Horne dan Swearingen, 2001. Cairan dalam tubuh manusia tidaklah terkumpul di dalam satu tempat saja, melainkan didistribusikan ke dalam dua ruangan utama yakni cairan intraseluler dan cairan ekstaseluler. Cairan intarseluler adalah cairan yang terdapat di dalam sel dengan jumlah sekitar 40 dari berat badan dan merupakan bagian dari protoplasma. Pada intarseluler ini terjadi proses metabolisme. Cairan ekstraseluler adalah cairan yang terdapat di luar dengan jumlah sekitar 20 dari berat badan, dan berperan dalam memberi bahan makanan bagi sel dan mengeluarkan sampah sisa metabolisme. Cairan intraseluler terbagi dua yaitu cairan interstitial dan cairan intravaskuler. Cairan interstitial adalah cairan cairan yang terdapat pada celah intra sel disebut dengan jaringan, berjumlah sekitar 15 dari berat badan. Pada umumnya, cairan interstitial berfungsi sebagai pelumas agar tidak terjadi gesekan pada saat dua cairan pericardial, dan cairan peritoneal. Cairan intravaskuler merupakan cairan yang terdapat di dalam pembuluh darh dan merupakan plasma berjumlah sekitar 5 dari berat badan Asmadi, 2008.

2. 1. 3 Keseimbangan Cairan

Keseimbangan cairan di tentukan oleh intake masukan cairan dan output pengeluaran cairan. Pemasukan cairan berasal dari minuman dan makanan. Kebutuhan cairan setiap hari antar 1. 800-2. 500 mlhari. Sekitar 1. Universitas Sumatera Utara 200 ml berasal dari minuman dan 1. 000 ml dari makanan. Sedangkan pengeluaran cairan melalaui ginjal dalam bentuk urine 1. 200-1. 500 mlhari, feses 100 ml, paru-paru 300-500 ml, dan 600-800 ml Tarwoto, 2006.

2. 1. 4 Pergerakan Cairan Tubuh

Mekanisme pergerakan cairan tubuh melalui tiga proses yaitu : a. Difusi Difusi adalah pengaliran larutan dari daerah yang konsentrasinya tinggi ke daerah yang konsentranya lebih rendah dan hasil akhir dari proses difusi adalah konsentrasi di kedua kompartemen menjadi sama. b. Osmosis Osmosis adalah gerakan air melewati membran semipariabel dari area dengan konsentrasi zat terlarut rendah ke area dengan konsentrasi zat terlarut lebih tinggi Horne dan Swearingen, 2001. c. Filtrasi Tekanan filtrasi merupakan cara lain dimana air dan partikrl-partikel bergerak melewati membrane. Gerakan ini terjadi akibat bobot atau tekanan cairan lebih besar pada satu sisi membrane dibandingkan dengan sisi lain. d. Transfor aktif Pada trasfor aktif, zat-zat dapat bergerak melewati membrane sel dari larutan yang konsentrasinya rendah kekonsentrasinya yang tinggi dengan memakai energi. Ini berguna untuk keseimbangan elektrolit Asmadi, 2008.

2.1.5 Pengaturan Keseimbangan Cairan

Adapun pengaturan keseimbangan cairan sebagai berikut : 1. Rasa dahaga Mekanisme rasa dahaga : • Penurunan fungsi ginjal merangsang pelepasan rennin, yang pada akhirnya menimbulkan produksi angiotensin II yang dapat merangsang hipotalamus untuk melepaskan substrat neural yang bertanggung jawab terhadap sebsai haus. Universitas Sumatera Utara • Osmoreseptor di hipotalamus mendeteksi peningkatan tekanan osmotik dan mengaktivasi jaringan saraf yang dapat mengakibatkan sensasi rasa dahaga. 2. Anti diuretik hormon ADII ADH dibentuk di hipotalamus dan di simpan dalam neurohifofisis dari hifofisis posterior. Stimuli utama untuk sekresi ADH adalah peningkatan osmolaritas dan penurunan cairan eksternal. Hormon ini meningkatkan reabsorpsi air pada duktus koligentis, dengan demikian dapat menghemat air. 3. Hormon ini disekresi oleh kelenjar adrenal yang bekerja pada tubulus ginjal untuk meningkatkan absorpsi natrium. Pelepasan aldesteron dirangsang oleh perubahan konsentrasi kalium, natrium, dan sistem angiostensin rennin serta sangat efektif dalam mengendaliakn hiperkalimia. 4. Prostaglandin Prostaglandin adalah asam lemak alami yang terdapat yang terdapat dalam banyak jaringan dan berfungsi dalam merespon radang, pengendalian tekanan darah, kontraksi usus, dan mobilitas gastrointestinal. 5. Glukokortikoid Meningkatkan resorpsi natrium dan air, sehingga volume darah naik dan terjadi retensi urin natrium. Perubahan kadar glukokortikoid menyebabkan perubahan pada keseimbangan volume darah Tarwoto, 2006.

2. 1. 6 Cara Pengeluaran Cairan

Pengeluaran cairan terjadi melalui organ-organ seperti : a. Ginjal  Merupakan pengatur utama keseimbangan cairan yang menerima 170 liter darah untuk disaring setiap hari.  Produksi urin untuk semua usia 1 mlkgjam  Pada orang dewasa produksi urin sekitar 1, 5 literhari Universitas Sumatera Utara  Jumlah urin yang diproduksi oleh ginjal dipengaruhi oleh ADH dan aldesteron. b. Kulit  Hilangnya cairan melalui kulit diatur oleh saraf simpatis yang merangsang aktivitas kelenjar keringat.  Rangsangan kelenjar keringat dapat dihasilkan dari aktivitas otot, temperature lingkungan yang meningkat, dan demam.  Disebut jga isensible water loss IWL sekitar 15-20 ml24jam. c. Paru-paru  Menghasilkan IWL sekitar 400 mlhari  Meningkatkan cairan yang hilang sebagai respon terhadap perubahan kecepatan dan kedalaman nafas akibat pergerakan atau demam. d. Gastrointestinal  Dalam kondisi normal cairan yang hilang dari gastrointestinal setiap hari sekitar 100-200 ml  Perhitungan IWL secara keseluruhan adalah 10-15 cckg, BB24 jam, dengan kenaikan 10 dari IWL pada setiap kenaikan suhu 1 derajat celcius Tarwoto, 2006.

2. 1. 7 Pengaturan Elektrolit

Ada beberapa contoh pengaturan elektrolit yang sering ditemukan antara lain : a. Natrium sodium • Merupakan kation paling banyak yang terdapat pada cairan eksternal. • Na mempengaruhi keseimbangan air, hantaran impuls saraf dan kontraksi otot • Sodium diatur oleh intake garam, aldesteron, dan pengeluran urin. Normal sekitar 135-148 mEqlt. b. Kalium potassium • Merupakan kation utama cairan intrasel Universitas Sumatera Utara • Berfungsi sebagai excibility neuromuscular dan kontaksi otot. • Diperlukan untuk pembentukan glikogen, sintesa protein, pengaturan keseimbangan asam basa, karena ion k dapat diubah menjadi ion hydrogen. Nilai normalnya sekitar 3, 5-5, 5mEqlt. c. Kalsium • Berguna untuk integritas kulit dan struktur sel, konduksi jantung, pembekuan darah, serta pembentukan tulang dan gigi • Kalsium dalam cairan ekstrasel diatur oleh kalenjar paratiroid dan tiroid • Hormon paratiroid mengabsorbsi kalsium melalui gastrointestinal, sekreasi melalaui ginjal • Hormon thirocalcitonin menghambat penyerapan kalsium tulang. d. Magnesium • Merupakan kation terbanyak kedua pada cairan intrasel • Sangat penting untuk aktivitas enzim, neurochemi dan muscular excibility. Nilai normalnya sekitar 1, 5-2, 5 mEqlt. e. Klorida Terdapat pada cairan eksternal dan intrasel, normalnya sekitar 95-105 mEqlt. f. Bikarbonat • HCO 3 adalah buffer kimia utama dalam tubuh dan terdapat pada cairan eksternal dan intrasel • Biknat diatur oleh ginjal g. Fosfat • Merupakan anion buffer dalam bentuk cairan intrasel dan ekstrasel • Berfungsi untuk meningkatkan kegiatan neuromuscular, metabolism karbohidrat, pengaturan asam dan basa • Pengaturan oleh hormon paratiroid Tarwoto, 2006. Universitas Sumatera Utara

2. 1. 8 Masalah Keseimbangan Cairan