2. 1. 8 Masalah Keseimbangan Cairan
Secara garis besar masalah keseimbangan cairan dibagi menjadi dua yakni:
a. Hipovolemik
Adalah suatu kondisi akibat kekurangan volume cairan eksternal seluler CES dan dapat terjadi karena kehilangan melalui kulit,
ginjal, gastrointestinal, perdarahan sehingga menimbulkan syok hipovolemik.
b. Hipervolemi
Adalah penambahankelebihan volume CES dapat terjadi pada saat:
• Stimulasi kronis ginjal untuk menahan natrium dan air • Fungsi ginjal abnormal, dengan penurunan ekskresi natrium
dan air • Kelebihan pemberian cairan
• Perpindahan cairan interstisial ke plasma Tarwoto, 2006.
2.1.9 Ketidakseimbangan Asam Basa
1. Asidosis respiratorik
Disebabkan karena kegagalan sistem pernafasan dalam membuang CO
2
dari cairan tubuh. Kerusakan pernafasan, peningkatan PCO
2
arteri diatas 45 mmHg dengan penurunan PH 7, 35.
2. Alkalisis respiratorik
Disebabkan karena kehilangan CO
2
dari paru-paru pada kecepatan yang lebih tinggi dari produksi dalam jaringan. Hal ini menimbulkan
PCO
2
arteri 35 mmHg, PH 7, 45. 3.
Asidosis metabolik Terjadi akibat akumulasi abnormal fixed acid atau kehilangan basa. PH
7, 35 HCO
3
menurun di bawah 22 mEqlt.
Universitas Sumatera Utara
4. Alkalosis metabolic
Disebabkan oleh kehilangan ion hidrogen atau penambahan basa cairan tubuh. Bikarbonat plasma meningkat 26 mEqlt dan PH arteri
7, 45 Tarwoto, 2006.
2.1.10 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keseimbangan Cairan dan Elektrolit :
a. Usia
Variasi usia berkaitan dengan luas permukaan tubuh, metabolism yang di perlukan dan berat badan.
b. Temperatur lingkungan
Panas yang berlebihan menyebabkan berkeringat. Seseorang dapat kehilangan NACL melalui keringat sebanyak 15-30 ghari.
c. Diet
Pada saat tubuh kekurangan nutrisi, tubuh akan memecah cadangan energi, proses ini menimbulkan pergerakan cairan dari interstisial dan
intraseluler. d.
Stress Stress dapat menimbulkan peningkatan metabolisme sel, konsentrasi
darah dan glikolisis otot, mekanisme ini dapat menimbulkan retensi sodium dan air. Proses ini dapat meningkatkan produksi ADH dan
menurunkan produksi urin. e.
Sakit Keadaan pembedahan, trauma jaringan, kelainan ginjal dan jantung,
gangguan hormone akan mengganggu keseimbangan cairan Tarwoto, 2006
2.1.11 Konsep Asuhan Keperawatan Cairan dan Elektrolit
2.1.11.1 Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan
data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien Lyer et al, 1996.
Universitas Sumatera Utara
Pengumpulan data dapat dilakukan melalui wawancara dengan klien, pengamatan langsung dan pemeriksaan. Hal-hal yang
perlu di kaji meliputi : a.
Keluhan utama Keluhan utama yang di dapati biasanya berbeda, mulai dari
urine output sedikit sampai dapat BAK, gelisah sampai penurunan kesadaran, tidak selera makan aneoraksia,
mual, muntah, mulut terasa kering, rasa lelah, nafas berbau, dan gatal pada kulit.
b. Riwayat kesehatan sekarang
Kaji onset penurunan urine output, penurunan kesadaran, perubahan kesadaran, perubahan pola nafas, kelemahan
fisik, adanya perubahan kulit, adanya nafas berbau ammonia, dan perubahan pemenuhan nutrisi.
c. Riwayat kesehatan terdahulu
Kaji adanya riwayat gagal ginjal akut, infeksi saluran kemih, payah jantung penggunaan obat-obatan nefrotoksik. Kajian
adanya riwayat penyakit batu saluran kemih, infeksi sistem perkemihan berulang, penyakit diabetes mellitus, dan
penyakit hipertensi pada masa sebelumnya yang menjadi penyebab predisposisi penyebab. Penting untuk dikaji
mengenai riwayat pemakaian obat-obatan masa lalu dan adanya riwayat alergi obat.
d. Psikososial
Adanya perubahan fungsi struktur dan adanya tindakan dialisis akan menyebabkan penderita mengalami gangguan
pada gambaran diri. Lama perawatan, banyaknya biaya perawatan dan pengobatan menyebabkan pasien mengalami
kecemasan, gangguan konsep diri gambaran diri dan gangguan peran pada keluarga self esteem.
Universitas Sumatera Utara
e. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum dan TTV Keadaan umum klien lemah dan terlihat sakit berat. Tingkat
kesadaran menurun sesuai dengan tingkat uremia dimana dapat mempengaruhi sistem saraf. Pada TTV sering di
dapatkan adanya perubahan, RR meningkat. Tekanan darah terjadi perubahan dari hipertensi ringan sampai berat.
f. Pemeriksaan fisik IPPA
Pemeriksaan fisik IPPA melalui teknik : a.
Inspeksi : suatu proses observasi yang dilakukan secara sistematik
b. Palpasi : suatu teknik yang menggunakan indra
peraba. c.
Perkusi : sesuatu pemeriksaan dengan jalan mengetuk untuk membandingkan kiri-kanan pada
setiap daerah permukaan tubuh dengan tujuan menghasilkan suara.
d. Auskultasi:pemeriksaan dengan jalan mendengarkan
suatu yang dihasilkan oleh tubuh dengan menggunakan stetoskop.
g. Heat-to-toe kepala sampai kaki
Pemeriksaan ini dilakukan mulai dari : kepala, wajah, mata, telinga, hidung, mulut, tenggorokan, leher, dada, paru,
jantung, abdomen, ginjal, genitalia, rectum, ekstremitas, dan punggung.
h. Pola fungsi kesehatan
Pola fungsi kesehatan meliputi nutrisi, pola metabolism, pola eliminasi, pola tidur, kognitif- pola perseptual, aktivitas- pola
latihan, seksualitas-pola reproduksi, koping-pola stress, dan nilai-pola keyakinan Arif Mutaqqin, 2011.
Universitas Sumatera Utara
2.1.11.2 Analisa Data
Pengelompokkan analisa data dapat dilakukan melalui : 1.
Data subjektif Data subjektif ialah data yang didapatkan dari hasil
keluhan klien itu sendiri. a.
Klien mengatakan nyeri di bagian pinggang sebalah kanan
b. Klien mengatakan mengalami kesulitan saat buang air
kecil BAK c.
Klien mengatakan BAK dalam 1 harihanya 1 kali, dan urin yang dikeluarkan sebanyak 30 ml.
2. Data objektif
Data objektif ialah data yang didapatkan dari hasil pemeriksaan fisik, labdan hasil penglihatan perawat
terhadap klien. a.
Urine output sedikit b.
Sulit buang air kecil BAK c.
Rasa lelah d.
Mulut terasa kering e.
Nafas berbau ureumArif Mutaqqin, 2011 2.1.12.3
Rumusan Masalah Setelah analisa data dilakukan, dapat dirumuskan
beberapa masalah kesehatan. Masalah kesehatan itu yang dapat diintervensikan dengan asuhan keperawatan masalah
keperawatan tetapi ada jga yang memerlukan tindakan medis. Prioritas masalah di tentukan berdasarkan kriteria
penting dan segera. Prioritas masalah juga dapat di tentukan berdasarkan hirarki kebutuhan menurut Maslow: keadaan
yang mengancam kehidupan, keadaan yang mengancam kesehatan, persepsi tentang kesehatan dan keperawatan.
Universitas Sumatera Utara
Contohnya seperti perioritas masalah kelebihan volume cairan.
2.1.12.4 Perencanaan
Perencanaan meliputi pengembangan strategi desain untuk mencegah, mengurangi, atau mengoreksi
masalah-masalah yang diidentifikasikan pada diagnosa keperawatan Iyer, 1996.
1. Kaji adanya edema ekstremitas
Untuk mencurigai adanya gagal ginjal kongestif atau kelebihan volume cairan
2. Istirahatkan klien untuk tirah baring pada saat
edema masih terjadi Untuk menjaga klien dalam keadaan tirah baring
selama beberapa hari mungkin diperlukan untuk meningkatkan dieresis yang bertujuan
mengurangi edema. 3.
Beri oksigen tambahan dengan kanula nasal masker sesuai dengan indikasi.
Untuk membantu klien meningkatkan sediaan oksigen untuk kebutuhan miokard untuk melawan
efek hipoksiaiskemia Arif Mutaqqin, 2011.
Universitas Sumatera Utara
2. 2Asuhan Keperawatan Kasus 2. 2. 1. FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT