Sekolah Menengah Kejuruan SMK
                                                                                memberikan dampak besar bagi lembaga pendidikan yang ada di dunia. Menurutnya, materi  matematika  di  sekolah  saat  ini  tidak  hanya  menuntut  kemampuan  kalkulasi
atau  aritmatika  saja,  namun  lebih  jauh  pada  kemampuan  adaptasi  oleh  pengetahuan sebelumnya  terhadap  materi  baru  yang  ada  dan  fleksibilitas  dalam  berpikir.
Karenanya  tingkatan  masalah  dan  pemecahannya  telah  berkembang  hingga  saat  ini. Hal  ini  juga  mempengaruhi  fokus  pembelajaran  matematika  dalam  kurikulum
diberbagai negara didunia. Sekolah  Menengah  Kejuruan  SMK  adalah  salah  satu  bentuk  satuan
pendidikan  formal  yang  menyelenggarakan  pendidikan  kejuruan  pada  jenjang pendidikan  menengah  sebagai  lanjutan  dari  SMP,  MTs,  atau  bentuk  lain  yang
sederajat.  Sekolah  dijenjang  pendidikan  dan  jenis  kejuruan  dapat  bernama  Sekolah Menengah  Kejuruan  SMK,  atau  Madrasah  Aliyah  Kejuruan  MAK,  atau  bentuk
lain yang sederajat  Undang-Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003. Vocational  skill  adalah  adalah  konsep  pendidikan  yang  sampai  saat  ini
diterapkan  di  SMK.  Sebagai  konsep  pendidikan  egaliteral  yang  menekankan  pada pengembangan diri, konsep ini akan menjawab tantangan pendidikan yang menuntut
adanya peningkatan kualitas sumber daya manusia Ilahi, 2012:132-133. Vocational skill  biasa  disebut  kecakapan  kejuruan  karena  konsep  pendidikan  ini  tidak  hanya
membekali  siswa  dengan  keterampilan  dan  kreativitas  vokasi,  namun  juga kemampuan  mengatasi  dan  memecahkan  permasalahan  yang  ada  dengan  baik  dan
tepat Toharuddin, 2005:73 Adanya  lingkungan  kerja  praktek  sebagai  bagian  dari  konsep  Vocational
skill  ini  menjadi  salah  satu  faktor  kuat  yang  membuat  karakter  siswa  SMK  berbeda
dengan  karakter  siswa  di  sekolah  umum  Wakhinuddin,  2012.  Konsep  Vocational
Skill lebih fokus untuk melatih keterampilan psikomotorik siswa daripada kecakapan berpikir  ilmiah.  Pendidikan  Sistem  Ganda  atau  PSG  adalah  salah  satu  programnya.
Kegiatan  PSG  atau  yang  biasa  disebut  Prakerin  ini  adalah  program  magang  di perusahaan, pabrik, atau tempat kerja lain yang sesuai yang harus dijalani para siswa
selama  kurun  waktu  yang  ditentukan.  Kegiatan  ini  akan  memberikan  pengalaman
bagaimana  dunia  kerja  yang  sebenarnya  kepada  siswa  SMK.  Selain  itu  program  ini akan  melatih  siswa  untuk  berpikir  lebih  cepat  dan  lebih  tanggap  menghadapi
permasalahan yang muncul sehingga mereka lebih siap untuk menghadapi dunia kerja yang sebenarnya.
Program-program  kecakapan  vokasi  inilah  yang  membuat  siswa  SMK  harus memiliki  kemampuan  matematis  dan  logis  yang  baik.  Untuk  jurusan  teknik  elektro
misalnya,  mereka  dituntut  memiliki  kemampuan  analisa  yang  baik  agar  mampu mendeteksi  kerusakan  pada  sebuah  perangkat  listrik,  dan  harus  mampu  menentukan
dengan  tepat  langkah  apa  yang  harus  dilakukan  untuk  diperbaikinya.  Hal  ini diperlukan agar mereka tidak berada dalam posisi berbahaya karena adanya ancaman
kecelakaan  listrik  yang  mungkin  terjadi  karena  kesalahan.  Karenanya,  setidaknya mereka  memiliki  kemampuan  pemecahan  masalah  secara  teoritis  dan  konseptual
sebab  mereka  mampu  memecahkan  masalah  yang  lebih  sulit  tingkatannya  yaitu masalah nyata yang terjadi disekitarnya.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengkaji lebih dalam bagaimana metakognisi siswa  SMK  yang  dididik  dengan  konsep  vocational  skill  dalam  memecahkan
permasalahan  matematika  yang  disajikan  dalam  bentuk  tulisan,  apakah  mereka mampu menggunakan keterampilan berpikir yang didapatkan dari konsep pendidikan
yang diterapkan di  SMK dalam menyelesaikan masalah matematika  yang  diberikan, dan apakah mereka memiliki kesadaran atas kemungkinan diatas.
Ketika  mereka  memiliki  kemampuan  yang  baik,  matematis  dan  logis  dalam menghadapi  permasalahan  nyata,  tentunya  itu  didasari  oleh  latar  belakang  keilmuan
yang  dimilikinya  meskipun  kemampuan  dan  latar  belakang  keilmuan  ini  bersifat khusus  tergantung  bidang  jurusan  yang  mereka  pilih  Ilahi,2012:73.  Dengan
demikian  seharusnya  para  siswa  SMK  ini  mampu  memecahkan  masalah  secara teoritis  yang  terkait  konsep.  Sebab  dalam  menyelesaikan  masalah  kontekstual,
dibutuhkan  ingatan  yang  baik  tentang  fakta,konsep,  definisi,  prinsip,  dll  yang berhubungan  dengan  masalah  tersebut  serta  dibutuhkan  kemampuan  untuk
menemukan kaitan diantara semua ingatan tersebut agar solusi yang dibutuhkan bisa segera ditemukan.
                