ibu di seluruh dunia berhasil menyusui tanpa pernah membaca buku tentang ASI Suhardjo, 1989. Bahkan ibu buta huruf pun dapat menyusui anaknya dengan baik.
Walaupun demikian, dalam lingkungan kebudayaan kita saat ini melakukan hal yang alamiah tidaklah mudah.
Air susu ibu ASI merupakan makanan yang paling cocok bagi bayi serta mempunyai nilai yang tinggi dibandingkan dengan makanan bayi yang dibuat
manusia ataupun hewan seperti susu sapi, susu kerbau, dan susu lainnya Di kota besar, kita sering melihat bayi diberi susu botol daripada disusui oleh
ibunya. Sementara di pedesaan, kita melihat bayi yang berusia satu bulan sudah diberi pisang atau nasi lembek sebagai tambahan ASI Roesli, 2000.
Sebenarnya ASI merupakan bahan makanan yang terbaik untuk bayi walaupun ibu sedang sakit, hamil, haid atau dalam keadaan kurang gizi. ASI juga
menguntungkan bila ditinjau dari berbagai segi baik segi gizi, kesehatan, ekonomi, maupun sosial-psikologis Soetjiningsih, 1997.
2.6. Pola Pemberian ASI Secara Tepat dan Benar.
Pemberian ASI ekslusif yang hanya memberikan ASI selama 6 bulan tanpa makanan dan minuman lain, kecuali obat bila diperlukan. Diketahui bahwa ASI
mengandung air, sehingga tambahan cairan seperti air gula atau tajin tidak diperlukan lagi oleh bayi selama 6 bulan pertama kehidupannya. Roesli, 2000.
Hal-hal yang harus diperhatikan : a.
Menyusui bayi setelah lahir 30 menit, berikan kolostrum.
Elvi N Simanjuntak : Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Pola Pemberian ASI, MP-ASI Dan Pola Penyakit…, 2007 USU Repository © 2009
b. Berikan ASI dari kedua payudara , kiri dan kanan secara bergantian tiap kali
sampai payudara kosong. c.
Berikan ASI setiap kali bayi memintamenangis tanpa jadwal. Produksi ASI dalam sehari untuk bayi 0-6 bulan adalah 800 mililiter 155,5
liter atau sama dengan 600 kalori dan untuk bayi 7-12 bulan adalah 500 mililiter 91,5 liter atau sama dengan 385 kalori Alan Berg, 1986.
2.7. Makanan Pendamping ASI MP-ASI
MP-ASI adalah makanan yang diberikan kepada bayi selain ASI setelah untuk memenuhi kebutuhan gizinya Depkes, 1992. Biasanya MP-ASI diberikan setelah
berumur 6 bulan tapi ada kalanya sudah diberikan pada bayi ketika umur 4 bulan sampai 24 bulan, karena masa itu produksi ASI makin menurun sehingga suplai zat
gizi dan ASI tidak lagi memenuhi kebutuhan gizi anak yang semakin meningkat Soehardjo, 1989.
MP-ASI diberikan sebagai pelengkap ASI sangat membantu bayi dalam proses belajar makan dan kesempatan untuk menanamkan kebiasaan makan yang
baik. Pemberian makanan pelengkap bertahap dan bervariasi dari sari buah segar, makanan lumat, makanan lembek dan akhirnya makanan padat Husaini,1999.
Tujuan pemberian MP-ASI adalah RSCM dan Persagi, 1994 : 1.
melengkapi zat gizi yang kurang terdapat dalam ASI. 2.
mengembangkan kemampuan bayi untuk menerima bermacam makanan dengan berbagai tekstur dan rasa.
3. mengembangkan kemampuan bayi untuk mengunyah dan menelan.
Elvi N Simanjuntak : Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Pola Pemberian ASI, MP-ASI Dan Pola Penyakit…, 2007 USU Repository © 2009
4. melakukan adaptasi terhadap makanan yang mengandung kalor energi
yang tinggi.
2.7.1. Pola Pemberian MP-ASI
Depkes RI tahun 2002 telah membuat bagan pemberian MP-ASI menurut golongan umur, seperti yang tertera di bawah ini :
Tabel 2.1 Pola Pemberian MP-ASI Menurut Golongan Umur
Pola pemberian ASIMP-ASI MP-ASI
Golongan Umur
ASI Makanan lumat
Makanan lembik 0-6
6-9 9-12
Sumber : Departemen Kesehatan RI Tahun 1992
2.7.1.1. Pola pemberian ASIMP-ASI pada bayi 0-6 bulan
Dimulai dengan pemberian ASI sesegera mungkin setelah melahirkan apalagi kolostrum yang sangat bermanfaat untuk bayi. Kontak fisik dan hisapan bayi akan
merangsang produksi ASI. ASI diberikan pada kedua payudara, kiri dan kanan secara bergantian, tiap kali sampai payudara kosong. ASI diberikan setiap kali bayi
memintamenangis tanpa jadwal. Pemberian ASI 8-10 kali setiap hari termasuk pemberian pada malam hari sudah memenuhi gizi bayi Depkes, 2002.
2.7.2.2. Pola Pemberian ASIMP-ASI Pada Bayi 6-9 Bulan
Pemberian ASI diteruskan. Pemberian MP-ASI berbentuk lumat halus karena bayi sudah memiliki refleks mengunyah, antara lain bubur susu, biskuit, yang
ditambahkan dengan air atau susu, pisang dan pepaya yang dilumatkan. Bayi diperkenalkan dengan nadi tim saring dan dapat ditambahkan makanan lain yang
Elvi N Simanjuntak : Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Pola Pemberian ASI, MP-ASI Dan Pola Penyakit…, 2007 USU Repository © 2009
lebih bervariasi. Mulai usia 8-9 bulan tim tidak lagi disaring tetapi dibuat dalam tekstur yang lebih kasar sesuai dengan pertumbuhan gigi bayi. Setiap kali
memberikan MP-ASI perlu diberikan ASI terlebih dahulu agar ASI dimanfaatkan seoptimal mungkin. Dalam memperkenalkan makanan baru pada bayi jangan
dipaksakan, berilah pada saat bayi lapar sedikit demi sedikit agar bayi terbiasa dengan makanan tersebut Moehji, 1988.
2.7.1.3. Pola pemberian ASIMP-ASI pada bayi 9-12 bulan
Pemberian ASI diteruskan. Bayi mulai diperkenalkan dengan makanan padat dalam bentuk makanan lembik nasi tim bayi. Pada usia ini bayi sering memegang
makanan sendiri maka dapat diberikan biskuit atau pisang. Bayi dapat diberikan makanan selingan paling sedikit 1 kali sehari dan makanan lembik sedikitnya 3 kali
sehari.. Perlu diperkenalkan beragam makanan agar bayi terbiasa dengan makanan yang beraneka ragam Depkes, 2003.
2.7.2. Pola Pemberian Makanan pada Bayi 2.7.2.1. Jenis Makanan
Tabel 2.2 Pola Pemberian Makanan Bayi
Umur Jenis dan Frekuensi
0-6 bulan ASIPASI sekehendak
6-9 bulan ASIPASI sekehendak
Sari Buah 1-2x Makanan Lumat 2x
9-12 bulan ASIPASI 2x
Sari Buah 1-2x Makanan Lumat 1x
Makanan Lembik 2x
Sumber : Nadesul, 2000
Elvi N Simanjuntak : Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Pola Pemberian ASI, MP-ASI Dan Pola Penyakit…, 2007 USU Repository © 2009
2.7.2.2. Bentuk MP-ASI
Menurut Depkes, 2003 bentuk MP-ASI dapat berupa : a. Makanan Lumat
Adalah semua makanan yang dimasak atau disajikan secara halus, yang diberikan pertama kali kepada bayi disamping ASI. Beberapa contoh makanan lumat
:adalah bubur tepung, bubur beras encer, nasi pisang dilumatkan, ketupat dilumatkan dan sebagainya. Apabila makanan tersebut hanya terdiri dari 1 atau 2
macam bahan makanan, sebaiknya dianjurkan untuk menambah bahan makanan ketiga ke dalam makanan tersebut, sehingga lengkap. Misalnya : bubur tepung
ditambah tempe dilumatkan dan sayuran hijau, nasi pisang sebelum ditambah ikan asin atau tahu.
b. Makanan
Lembik Merupakan peralihan dari makanan lumat menjadi makanan orang dewasa.
Dapat berupa : bubur beras padat, nasi lembik, ketupat, dan lain-lain yang biasanya disertai dengan lauk-pauk tertentu tempe, tahu, dan lain-lain. Untuk makanan ini
sebaiknya dianjurkan dilengkapi dengan sayuran warna hijau.
2.7.2.3. Waktu pemberian MP-ASI Tabel 2.3. Jadwal Pemberian Makanan pada Bayi
Umur Jenis Makanan Waktu
0-6 bulan ASIPASI
Tanpa dijadwal 6-9 bulan
ASI ASI Makanan Lumat
Tanpa dijadwal Pagi, Siang, SoreMalam
9-12 bulan` ASIPASI
Makanan Lembik Tanpa dijadwal
Pagi, Siang, SoreMalam Sumber : Nadesul, 2005
Elvi N Simanjuntak : Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Pola Pemberian ASI, MP-ASI Dan Pola Penyakit…, 2007 USU Repository © 2009
2.7.3. Pengaturan MP-ASI Secara Tepat dan Benar.
ASI betapapun baik mutunya sebagai makanan bayi belumlah merupakan jaminan bahwa gizi bayi selalu baik, kecuali ASI tersebut diberikan secara benar dan
tepat. Baik makanan pendamping haruslah mendekati mutu ASI, dalam arti dapat memberikan semua unsur gizi essensial yang diperlukan oleh bayi. Mutu protein
makanan harus baik, dapat memenuhi kebutuhan akan berbagai asam amino essensial. Disamping mutu makanan yang diberikan harus sebanding dengan
kebutuhan kalori dan protein dan zat gizi lainnya untuk bayi dan anak sampai usia 6 tahun Krisnatuti dan Rina, 2002.
Dengan memperhatikan MP-ASI yang tepat dan benar maka kemungkinan bayi mendapat penyakit tidak akan terjadi. Makanan penggantipendamping ASI
mutu gizinya harus baik, seperti susu sapi atau bahan makanan sumber protein hewani dalam jumlah yang cukup. Penghentian pemberian ASI yang telalu awal
mungkin tidak akan membawa akibat berupa penurunan tingkat gizi. Makanan yang disiapkan sebagai MP-ASI adalah makanan yang sangat terbuka akan berbagai
kemungkinan kontaminasi, baik waktu membuatnya, maupun waktu menyimpannya. Ini berarti penyapihan akan diikuti oleh meningkatnya kemungkinan terjadi infeksi,
terutama infeksi pencernaan Moehji, 1988.
2.8. Risiko Pemberian MP-ASI yang Terlalu Dini
Menurut Pudjiadi 2000, bayi belum siap untuk menerima makanan semi padat kira-kira berumur 6 bulan, dan makanan itu belum dirasakan perlu sepanjang
bayi tersebut mendapatkan ASI yang cukup. Hal ini dapat mengakibatkan munculnya
Elvi N Simanjuntak : Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Pola Pemberian ASI, MP-ASI Dan Pola Penyakit…, 2007 USU Repository © 2009
berbagai penyakit seperti gangguan menyusui, beban ginjal yang terlalu berat dan mungkin gangguaan terhadap selera makan.
2.8.1. Risiko jangka Pendek
a. Gangguan Menyusui Pengenalan makanan selain ASI secara dini akan menurunkan frekuensi dan
intensitas pengisapan bayi, sehingga resiko untuk terjadinya penurunan ASI semakin besar.
b. Penurunan absorbsi besi dari ASI Pengenalan serealia dan sayur-sayuran tertentu dapat mempengaruhi penyerapan
zat besi dari ASI, walaupun konsentrasi zat besi dalam ASI rendah, tetapi lebih mudah.
c. Penyakit Diare Resiko jangka pendek pada bayi yang mendapat makanan pendamping ASI
terlalu dini adalah penyakit diare.
2.8.2. Risiko Jangka Panjang
Menurut Syarief 1993, beberapa risiko jangka panjang pemberian MP-ASI sejak dini adalah :
a. Obesitas
Pemberian makanan pada bayi sejak usia dini dapat mengakibatkan kegemukan pada bayi. Bayi yang mendapat ASI tampaknya dapat mengatur
masukan konsumsi sehingga konsumsi mereka dapat disesuaikan dengan kebutuhannya.
b. Beban ginjal yang berlebihan dan hiperosmolaris
Elvi N Simanjuntak : Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Pola Pemberian ASI, MP-ASI Dan Pola Penyakit…, 2007 USU Repository © 2009
Makanan padat, banyak mengandung kadar Natrium Khlorida NaCl tinggi yang akan menambah beban bagi ginjal. Beban tersebut masih ditambah oleh
makanan pendamping lainnya yang mengandung daging. c.
Arteriosklerosis Peranan faktor diit dalam patogenesis dan penyakit jantung ischemic tidak
dipungkiri lagi. Faktor nutrisi yang terlibat disini antara lain : diit yang mengandung tinggi energi atau kalori dan kaya akan kolesterol serta lemak-
lemak jenuh, sebaliknya kandungan lemak tak jenuh yang rendah. d.
Alergi terhadap makanan Belum matangnya sistem kekebalan usus pada umur yang dini, dapat
menyebabkan banyak terjadinya alergi terhadap makanan pada masa kanak- kanak. ASI kadang-kadang dapat menularkan penyebab-penyebab alergi
dalam jumlah yang cukup banyak untuk menyebabkan gejala-gejala klinis, tetapi pemberian susu sapi atau makanan pendamping yang dini menambah
terjadinya alergi terhadap makanan.
Elvi N Simanjuntak : Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Pola Pemberian ASI, MP-ASI Dan Pola Penyakit…, 2007 USU Repository © 2009
2.9. Kerangka Konsep
Adapun kerangka konsep penelitian tentang gambaran pengetahuan ibu dalam pola pemberian ASI, MP-ASI dan pola penyakit pada bayi usia 0-12 bulan di
Dusun III Desa Limau Manis Kecamatan Tanjung Morawa adaalah sebagai berikut:
Pola pemberian ASI
• Frekuensi
Pola pemberian MP-ASI •
Jenis •
Bentuk •
Waktu Pengetahuan Ibu
Pola Penyakit •
Frekuensi
Elvi N Simanjuntak : Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Pola Pemberian ASI, MP-ASI Dan Pola Penyakit…, 2007 USU Repository © 2009
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian survei yang bersifat deksriptif dengan desain cross sectional sekat silang yang bertujuan untuk mengetahui gambaran
pengetahuan ibu dalam pola pemberian ASI, MP-ASI dan pola penyakit pada bayi usia 0-12 bulan di Dusun III Desa Limau Manis Kecamatan Tanjung Morawa tahun
2007.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah di Dusun IIIA Desa Limau Manis Kecamatan Tanjung Morawa. Dengan alasan banyak ibu menyusui yang menghentikan
pemberian ASI ekslusif dengan pemberian MP-ASI sejak dini sehingga berbagai penyakit timbul pada bayi tersebut.
3.2.2. Waktu penelitian
Penelitian dilakukan bulan April 2007 sampai September 2007.
3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi
Yang menjadi populasi penelitian adalah seluruh ibu yang mempunyai bayi berumur 0-12 bulan yang ada di Dusun IIIA Desa Limau Manis Kecamatan Tanjung
Morawa tahun 2007 yakni sebanyak 30 orang sesuai dengan data pada bulan Juni 2007.
Elvi N Simanjuntak : Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Pola Pemberian ASI, MP-ASI Dan Pola Penyakit…, 2007 USU Repository © 2009