Analisis Spektrum Infra Merah FTIR Analisis Termal dengan Menggunakan Analisis Termal Deferensial DTA

Tarra Spektrima : Pemanfaatan Limbah Plastik Polietilena Tereftalat PET Sebagai Matrik Komposit Dengan Bahan Penguat Kaca Serat, 2009. USU Repository © 2009

4.3 Analisis Spektrum Infra Merah FTIR

Analisis ini bertujuan untuk mengetahui gugus fungsi komponen polimer PET dan gugus fungsi komponen polimer PET setelah dicampur dengan bahan penguat kaca serat dan orto klorofenol. Analisis ini juga memberikan informasi tentang perubahan gugus fungsi dan adanya interaksi secara kimia. Pada lampiran 4.7 merupakan spektrum hasil analisa untuk PET komersil. Puncak-puncak khas terlihat pada bilangan gelombang 1724 cm -1 untuk gugus C=O, 1400-1600 cm -1 untuk gugus C=C, 2967-2909 cm -1 untuk C-H alifatik dan 3060 cm -1 untuk C-H aromatik ulur. Pada lampiran 4.8 yang merupakan spektrum hasil analisa untuk limbah PET terlihat puncak dengan bilangan gelombang 2968.35 cm -1 yang merupakan puncak serapan C-H alifatik dan serapan gugus C-O untuk ester pada bilangan gelombang 1100.71 cm -1 dan serapan gugus C=O pada bilangan gelombang 1721.74 cm -1 yang merupakan serapan gugus karbonil. Ini membuktikan bahwa sampel yang digunakan adalah berjenis PET. Pada lampiran 4.8 yang merupakan spektrum hasil analisa untuk PET yang diberi bahan penguat kaca serat masih terlihat serapan C-H alifatik pada bilangan gelombang 2968.06 cm -1 dan serapan gugus C=O pada bilangan gelombang 1717.99 cm -1 yang masih memperlihatkan struktur PET. Pada lampiran 4.9 yang merupakan spektrum hasil analisa untuk campuran PET dan kaca serat setelah diberi bahan pembasah orto klorofenol, serapan gugus C-H aromatik pada 2966.43 cm -1 dan serapan gugus C=O pada bilangan gelombang 1721.48 cm -1 masih terlihat, dan serapan gugus OH pada bilangan gelombang 3431.52 cm -1 yang menunjukkan puncak khas gugus fenol dari orto klorofenol. Dari ketiga hasil spektrum analisa komposit PET dengan bahan penguat kaca serat memperlihatkan bahwa hasil pencampuran antara PET dan kaca serat hanya merupakan interaksi secara fisik.

4.4 Analisis Termal dengan Menggunakan Analisis Termal Deferensial DTA

Tarra Spektrima : Pemanfaatan Limbah Plastik Polietilena Tereftalat PET Sebagai Matrik Komposit Dengan Bahan Penguat Kaca Serat, 2009. USU Repository © 2009 Analisis ini bertujuan untuk mengetahui sifat-sifat termal komponen campuran PET. Analisa termal meliputi temperatur leleh, temperatur terurai dan temperatur terdekomposisi. Pada lampiran 4.10 yang merupakan termogram DTA PET tanpa bahan penguat kaca serat memperlihatkan adanya puncak endotermis pada suhu 220 o C. Puncak ini diidentifikasikan sebagai suhu transisi kaca. Sedangkan suhu terdekomposisi terlihat pada puncak eksotermis yang muncul pada suhu 480 o C. Pada lampiran 4.11 yang merupakan termogram DTA PET dengan bahan penguat kaca serat menunjukkan suhu transisi kaca pada suhu 240 o C yang ditandai dengan munculnya puncak endotermis pada suhu tsb dan suhu terdekomposisi terlihat pada puncak eksotermis pada suhu 480 o C. Sedangkan pada lampiran 4.12 yang merupakan termogram DTA PET dan kaca serat dengan bahan pembasah orto klorofenol memperlihatkan puncak endotermis sebagai suhu transisi kaca yaitu pada suhu 240 o C dan suhu terdekomposisi pada puncak eksotermis pada suhu 470 o C. Terjadinya perubahan suhu dari kedua komposit PET sebelum dan sesudah penambahan orto klorofenol bila dibandingkan dengan PET tanpa bahan penguat disebabkan oleh adanya interaksi antara bahan penguat dengan matrik PET. Terlihat bahwa kaca serat meningkatkan suhu transisi kaca pada puncak endotermis. Hal ini menunjukkan bahwa meningkatnya daya ketahanan termal komposit. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan